"Astaga, untung nyampek kost gak kehujanan,"ucap Sandya melihat hujan turun di luar jendelanya.
"Tiap hari cuaca gak menentu, bisa-bisa aku sakit kalau hujan-hujanan terus,"keluh Sandya.
Sandya membuka laptopnya mencari informasi mengenai kampung halamannya. Beberapa artikel muncul memberitakan kejadian-kejadian naas yang ada di desa tersebut.
"Kebakaran, pembunuhan dan berbagai kasus kriminal ada di sana. Apakah aku benar akan tujuanku?"gumam Sandya.
Suara kucing bertengkar terdengar di luar kost. Sandya mendengar ibu kost melerai pertengkaran kucing tersebut. Sandya keluar dari dalam kost nya membuka pintu membuat ibu kost menyapanya.
"Eh mbak Sandya,"ucap ibu kost ramah.
"Ada apa buk?"tanya Sandya.
"Ini ada kucing bertengkar, gak elok kalau dibiarkan begitu saja,"jawab ibu kost.
"Aku kira ada apa buk,"ucap Sandya.
"Ibuk duluan ya,"ucap ibu kost.
"Iya buk,"jawab Sandya.
Sandya menoleh kesamping terkejut melihat salah satu penghuni kos baru.
"Maaf,"ucapnya kemudian pergi meninggalkan Sandya.
"Horror,"batin Sandya.
Sandya menutup pintu kost kembali memandang laptopnya mencari artikel yang berisi informasi cukup mengenai kampung halamannya. Sandya membuka salah satu artikel yang judulnya membuatnya tertarik.
"Misteri kebakaran puskesmas desa,"ucap Sandya membaca judul berita.
Sandya membaca paragraf demi paragraf hingga menemukan misteri yang dimaksud. Kebakaran yang aneh menimpa puskesmas desa yang baru dibangun. Semua orang yang berada di dalam puskesmas mati bersimbah darah dengan genangan darah yang mengalir pada suatu tempat di belakang puskesmas. Sandya membaca komentar pengguna lain yang mengatakan bahwa kebakaran tersebut disengaja oleh seseorang.
"Dibakar itu bukan kebakaran"
"Gak ada deh, itu pasti korsleting listrik dan dimanfaatkan oleh pembunuh untuk membunuh orang yang ada di dalamnya. Genangan darah yang mengalir itu pasti karena permukaan tanah yang tidak rata"
"Banaspati,"ucap salah satu pengguna dengan akun anonim.
Perhatian Sandya terfokuskan ketika melihat komentar yang menurutnya menarik.
"Banaspati?"batin Sandya.
Sandya mencari penjelasan mengenai banaspati di salah satu mesin pencarian. Sebuah artikel muncul menjelaskan apa itu banaspati.
"Brak!!"suara jendela tertutup secara tiba-tiba.
Semua ruangan mendadak menjadi gelap. Sandya panik antara dia terkejut dan takut. Sosok wujud tak kasat mata menampakkan dirinya yang berupa nenek-nenek sepuh memegang tongkat.
"Ora usah rono lek wakmu gah terlibat ndhuk...."ucap nenek tersebut melangkah maju.
"Tidak usah ke sana kalau kamu tidak mau terlibat ndhuk...."ucap nenek tersebut melangkah maju.
"Apa maksudnya?"tanya Sandya.
"Wakmu teko rono podo ae ngawali kedaden seng bakal terus ono nganti pungkasan keturunan e"
"Kamu datang ke sana sama saja mengawali kejadian yang bakal terus ada sampai akhir keturunannya"
"Kulo mboten ngerti maksud njenengan,"ucap Sandya.
"Saya tidak mengerti maksud anda,"ucap Sandya.
Nenek tersebut tertawa menampilkan gigi ompong nya. Berjalan dengan membungkuk mendekati Sandya.
"Lemah ora bisa di gon i wong loro, salah sijine kudu mati. Kui ws takdirmu. Musuhmu dilut engkas lahir, sok wakmu bakal eruh opo iku takdirmu"
"Tanah tidak bisa di tinggali dua orang, salah satunya harus mati. Itu sudah takdirmu. Musuhmu sebentar lagi lahir, nanti kamu tahu apa itu takdirmu"
Nenek tersebut berada di depan Sandya menodongkan wajahnya yang perlahan-lahan berubah menjadi mengerikan. Gigi ompong nya mengeluarkan darah, kuku-kuku tajam dan keriput mencengkeram wajah Sandya.
"Kowe bakal dadi korban e termasuk musuhmu dewe. Loro keluarga dadi tumbal e geni ireng kawit kutukan seng terucap"
"Kamu nanti akan jadi korbannya termasuk musuhmu sendiri. Dua keluarga jadi tumbalnya 'geni ireng' semenjak kutukan yang terucap"
Nenek tersebut mencengkeram erat wajah Sandya yang perlahan-lahan turun mencekik lehernya.
"Brakkk!!!"pintu terbuka lebar.
Ibu kost bersama dengan penghuni kost baru melemparkan jimat membuat nenek tersebut pergi. Ibu kost menghampiri Sandya yang hampir mati kehabisan nafas. Penghuni kost baru memberikan segelas air putih kepada Sandya.
"Terimakasih,"ucap Sandya.
Ibu kost mengelus-elus punggung Sandya sembari mengucapkan syukur atas selamatnya Sandya.
"Kamu kok bisa diganggu sama setan kuat kayak dia, seumur-umur ibu bisa lihat baru kali ini ibuk merasa takut,"ucap ibu kost.
"Buk Wati gak usha khawatir aku gak papa,"ucap Sandya.
Sandya menatap penghuni kost baru disampingnya.
"Kamu yang lewat tadi kan?"tanya Sandya.
"Iya kak, aku Rini salam kenal,"ucap Rini memperkenalkan diri.
"Sandya"
Bu Wati mengambil jimat nya yang ia lemparkan sebelumnya dan menyimpannya di saku.
"Jimat ya buk?"tanya Sandya.
"Iya, sebenarnya ini ibuk pakek kalau keadaan mendesak. Pemberian dari ayah ibuk dulu yang tahu kalau ibuk bisa lihat begituan,"ucap Ibu Wati.
"Gimana ibuk bisa tahu kalau setan itu disini?"tanya Sandya.
"Rini yang memberitahu, sebenarnya ibuk juga udah ngerasain waktu di dapur kayak ada yang lewat sekelebat, tapi ibuk abaikan karena biasa ada yang lewat,"ucap Ibu Wati menjelaskan.
"Kamu bisa lihat?"tanya Sandya.
"Iya kak, aku bisa lihat dari semenjak kecil,"jawab Rini.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan hingga membuat setan kuat itu datang?"tanya ibu Wati.
"Sebenarnya aku cuma cari informasi mengenai desa kampung halaman ku yang ada kasus kebakaran puskesmas itu loh buk. Terus aku baca komen ada yang menarik, aku baca di dalam hati kata yang ada di kolom komentar,"ucap Sandya.
"Apa komentarnya,"tanya ibu Wati.
"Banaspati,"jawab Sandya.
Ibu Wati terdiam begitupun dengan Rini. Sosok banaspati yang begitu melegenda Sandya sebutkan yang sekarang sudah jarang orang membahasnya.
"Kamu tahu apa tidak sejarah kampung halamanmu?"tanya Ibu Wati.
Sandya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak tahu apapun mengenai kampung halamannya.
"Dulu kakek ibuk pernah bercerita kalau dikampung halamanmu itu dulu tanah luas hutan lebat, seseorang membabat hutan untuk ditinggali. Lambat laun banyak penduduk disana hingga kejadian mengerikan terjadi yaitu kutukan yang dilayangkan oleh perempuan kepada keturunan dari pembabat desa tersebut,"ucap Ibu Wati.
"Kutukan lahir mati?"tanya Sandya.
Ibu Wati terkejut mendengar ucapan Sandya yang mengetahui ucapan selanjutnya.
"Temen Sandya pernah cerita tentang kutukan lahir mati. Sandya cari informasi di internet karena satu bulan lagi Sandya dan temen Sandya akan berangkat ke sana mencari tahu silsilah keluarga Sandya,"ucap Sandya kepada Ibu Wati.
Ibu Wati memegang tangan Sandya menunjukkan ekspresi khawatir.
"Jangan kesana bahaya,"pinta Ibu Wati.
"Ibuk tidak tahu kan asal usul dari kutukan lahir mati dan penyebabnya, maka Sandya akan ke sana mencari tahu sekalian mencari tahu silsilah keluarga,"ucap Sandya mengerti perasaan Ibu Wati.
"Kak!"panggil Rini.
"Boleh ikut?"tanya Rini.
Sandya menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju keinginan Rini untuk ikut dengannya.
"Kamu jaga ibu Wati, setan itu pasti akan datang mencari kesempatan untuk mencelakai ibu Wati.
"Baik, Rini akan membantu sebisa mungkin,"ucap Rini.
"Besok ibu akan menyuruh seseorang untuk memagari rumah ini biar lebih aman,"ucap Ibu Wati.
Sandya dan Rini menganggukkan kepalanya setuju sebab perkataan ibu Wati tidak ada salahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Triple.1
ini setannya baik, ngelarang jangan pergi. tapi jahat juga .. namanya juga setan ya Thor... suka2 dia aja laahhh
2022-06-22
2