"Buk, lihat!"ucap Dewi.
Ibu Sri mendengar panggilan anaknya segera menghampiri Dewi. Televisi menampilkan berita bus yang ber plat sama seperti yang dinaiki semalam mengalami kecelakaan.
"Ya Tuhan...,"ucap Ibu Sri.
Bus semalam yang dinaiki oleh Ibu Sri dan Dewi masuk ke dalam jurang. Bus meledak dengan tubuh sang sopir terlihat mengenaskan. Polisi melakukan olah TKP tempat kejadian mencari petunjuk penyebab kecelakaan terjadi.
"Ya Allah ndhuk, beruntung semalam bisa pulang selamat,"ucap ibu Sri.
"Alhamdulillah buk,"ucap Dewi merasa bersyukur musibah tidak menimpa keluarganya.
"Kucing hitam berada di dekat jenazah sopir di semak-semak,"ucap ibu Sri.
Dewi melihat kucing hitam yang menatap jenazah sopir terekam jelas oleh kamera. Kucing hitam pun pergi meninggalkan kejadian.
Sandya yang tengah berada di kampusnya terkejut melihat berita di ponselnya yang memberitakan sebuah kecelakaan tunggal bus.
"Sandya!"panggil seseorang.
Sandya menoleh melihat Risti membawa botol minuman menghampirinya.
"Beruntung kamu selamat, aku kira kamu menjadi korban kecelakaan,"ucap Risti.
"Alhamdulillah aku selamat,"ucap Sandya.
Sandya kepikiran dengan Ibu Sri dan Dewi yang berada di dalam bus yang sama dengan dirinya semalam.
"Sandya!"panggil Risti.
"Apa?"tanya Sandya.
"Jangan melamun, nanti kerasukan,"ucap Risti.
"Aku hanya kepikiran sesuatu,"ucap Sandya.
"Apa?"tanya Risti.
"Gak jadi,"jawab Sandya.
Risti terlihat kesal namun apa daya temannya tidak memberitahukannya sesuatu.
"Kita masih ada jam kuliah kan?"tanya Sandya.
"Ya benar jam 10"jawab Risti.
"Sebentar lagi jam 10, daripada terlambat lebih baik menunggu di kelas,"ucap Sandya.
Risti menyetujui perkataan Sandya. Mereka berjalan menuju kelas menunggu jam 10 dimulainya pembelajaran kuliah.
"Buk!"panggil Dewi.
"Iya sebentar,"jawab Ibu Sri menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan saat check up.
Ibu Sri menghampiri Dewi yang berada di ruang tengah menanyakan kendaraan apa yang akan dipakai untuk pergi ke rumah sakit.
"Pesen taxi online buk,"jawab Dewi.
"Kenapa gak angkot saja ndhuk, kan biasanya angkot,"ucap ibu Sri bertanya.
"Kehamilan ibuk sudah memasuki 8 bulan, tidak lama lagi akan lahiran. Tidak baik kalau berdesak-desakan di angkot,"jawab Dewi.
"Yasudah kalau begitu,"ucap Ibu Sri.
Terdengar suara klakson di luar rumah Dewi. Taxi online yang dia pesan telah datang.
"Ayo buk,"ucap Dewi menuntun ibunya ke depan rumah.
"Maaf pak kalau lama,"ucap Dewi.
"Tidak apa-apa mbak,"jawab sopir taxi.
Dewi bersama dengan ibu Sri duduk di dalam taxi online. Sopir taxi melakukan mobilnya ke arah rumah sakit sesuai tujuan Dewi.
"Hamil tua ya buk?"tanya sopir taxi.
"Iya pak,"jawab ibu Sri.
"Suaminya kerja ya buk?"tanya sopir taxi.
"Sudah meninggal pak,"jawab ibu Sri.
"Maaf, saya gak tahu"ucap sopir taxi.
"Tidak apa-apa pak,"ucap ibu Sri.
"Bapak asli sini atau dari daerah lain?"tanya ibu Sri.
"Dari daerah lain buk, saya asli kampung merantau ke kota mengadu nasib,"jawab sopir taxi menceritakan asal usulnya.
"Tinggal di kota susah pak, harus pintar-pintar cari uang,"ucap ibu Sri.
"Iya buk, kerja seadanya yang penting halal,"jawab sopir taxi.
Ibu Sri melihat Dewi yang tengah melamun menatap jendela mobil.
"Ndak apik ndhuk lek ngelamun wae,"ucap Ibu Sri.
"Tidak bagus nak kalau melamun terus,"ucap ibu Sri.
"Dewi hanya berpikir lamaran kerja yang Dewi kirimkan,"ucap Dewi.
"Tidak usah terlalu dipikirkan, nanti sakit malah repot semuanya,"ucap ibu Sri.
"Ibuk asal mana, logat jawanya kental,"ucap sopir taxi.
"Saya sebenarnya asli sini, tapi suami saya dari kampung dan kebetulan logat jawanya kental,"jawab ibu Sri.
"Kebetulan, saya juga sama dari kampung yang kebetulan logat jawanya kental,"ucap sopir taxi.
"Njenengan sampun 'nyambung tuwuh' nopo dereng buk?"tanya sopir taxi.
"Anda sudah tujuh bulanan apa belum buk?"tanya sopir taxi.
"Sudah pak, sudah 8 bulan usia kandungannya,"jawab ibu Sri.
"Semoga lancar persalinannya,"ucap sopir taxi.
Rumah sakit yang menjadi tempat check up Ibu Sri terlihat dan taxi sampai di pelataran rumah sakit. Ibu Sri keluar terlebih dahulu sedangkan Dewi membayar terlebih dahulu.
"Ndhuk, jaganen ibukmu sing tenanan,"ucap sopir taxi.
"Iya pak, terimakasih,"ucap Dewi.
Sopir taxi melajukan mobilnya setelah menerima pesanan dari aplikasinya. Sopir taxi melihat ibu Sri dan Dewi dari kaca spion mobil.
"Mesakne, bocah seng durung lahir ws nrimo kutukan,"ucap sopir taxi.
"Kasihan, anak yang belum lahir sudah menerima kutukan,"ucap sopir taxi.
Dewi berada di lobi rumah sakit bersama dengan Ibu Sri. Mengurus berkas-berkas sebelum menuju poliklinik spesialis. Dewi mengajak ibunya untuk antri terlebih dahulu di depan poliklinik spesialis.
"Dewi sudah daftarkan ibuk, sepertinya dokter yang biasanya tidak hadir digantikan oleh dokter baru,"ucap Dewi.
"Tidak apa-apa sama saja,"jawab ibu Sri.
Panggilan demi panggilan terdengar hingga waktunya naman ibu Sri dipanggil untuk masuk ke dalam ruang konsultasi.
"Selamat siang ibuk,"ucap dokter muda tersebut.
"Siang,"jawab ibu Sri.
Dokter mengecek tekanan darah dan segala pengecekan dilakukan sesuai prosedur.
"Semuanya bagus, sebentar lagi akan proses melahirkan. Apakah ibu akan melahirkan disini?"tanya dokter muda yang bernama Keyla sesuai name tag nya.
"Tidak dok, saya mau lahiran dikampung saja,"jawab ibu Sri.
"Kalau boleh tahu dimana buk kampungnya?"tanya dokter Keyla.
Ibu Sri menyebutkan kampung halaman suaminya membuat perubahan ekspresi terlihat di wajah dokter Keyla.
"Ibuk yakin? Disana hanya ada puskesmas yang dulu masih belum memadai fasilitasnya,"ucap dokter Keyla.
"Sekarang sudah lengkap dok fasilitasnya,"jawab ibu Sri.
Dewi tahu bahwa di kampung halaman ayahnya memang ada puskesmas namun dulu, sekarang sudah tidak terpakai dan terbengkalai. Demi menenangkan dokter Keyla, ibu Sri harus berbohong.
"Yasudah kalau begitu, semoga proses kelahirannya lancar,"ucap dokter Keyla.
"Terimakasih dok,"jawab ibu Sri.
Ibu Sri dan Dewi keluar dari ruangan konsultan dokter Keyla. Dewi mengurus berkas-berkas sedangkan ibu Sri duduk mengelus-elus perutnya.
Dokter Keyla berpikir mengingat sesuatu ketika mendengar nama kampung yang disebutkan oleh ibu Sri.
"Bukankah kampung yang ibu Sri sebutkan adalah kampung yang pernah masuk berita koran tentang pembakaran puskesmas beberapa tahun lalu? Apakah sekarang sudah dibangun kembali?"ucap dokter Keyla.
Seorang pasien datang membuat dokter Keyla mengabaikan pikirannya untuk saat ini. Pekerjaan sebagai dokter harus ia laksanakan dengan profesional.
Tidak salah apa yang dikatakan oleh dokter Keyla. Tempat kampung halaman yang dimaksud oleh ibu Sri pernah terjadi pembakaran pada puskesmas yang dibangun. Semua orang yang berada di dalam puskesmas meninggal tanpa satupun yang selamat.
Semua orang yang tahu akan berita tersebut berpikir akan kejadian sebenarnya. Apakah terbakar atau benar dibakar. Semua orang memiliki persepsi masing-masing.
Namun dalam berita koran dijelaskan bahwa korban yang meninggal mengeluarkan darah dari mulutnya yang menggenang dilantai mengalir ke tempat kosong di belakang puskesmas.
Semua orang yang tahu akan cerita tersebut berspekulasi bahwa ada campur tangan ghaib dalam kebakaran tersebut. Namun sebagian orang percaya bahwa bangunan puskesmas yang tidak rata menyebabkan genangan darah yang mengalir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
MY R⃟
puskesmas tinggal
2022-06-22
1
Triple.1
pasti misteri ini...makin penasaran .m
2022-06-22
1
Triple.1
jangan2 sopir taxinya juga bisa melihat hal2 tak kasat mata...
2022-06-22
2