Selamat membaca ...
——————————
Still Tika POV.
Aku berlari menuju ke mobil yang tadi membunyikan klaksonnya untukku. Ya, aku mengenali mobil itu lalu segera membuka pintunya dan duduk di kursi depan bagian penumpang. Dan tersenyum pada lelaki di balik setir kemudi itu. Lalu lelaki itu langsung kembali menginjakkan kakinya pada pedal gas agar segera melajukan mobilnya keluar dari gedung mall dan kembali ke jalan raya.
Di sepanjang perjalanan tak banyak yang kami berdua lakukan. Hanya sama-sama terhanyut dengan arah pandangan masing-masing, sambil mendengarkan alunan musik dari dvd audio yang mengalun dengan pelan. Hingga sebuah pertanyaan terlintas dalam benakku, untuk aku tanyakan pada lelaki di sampingku ini.
Aku menoleh menatapnya dan seketika ia pun membalas tatapan mataku beberapa detik sebelum pandangannya kembali ke arah jalanan yang ada di depannya. “Kenapa?” tanyanya dengan suaranya yang tergolong serak.
Beberapa detik aku mencoba menyusun kata-kata, bagaimana caranya agar pertanyaan yang akan aku tanyakan ini tidak menyinggung perasaannya. Tapi sepertinya dia bukanlah lelaki yang mudah tersinggung. Hanya saja aku mencoba mengantisipasi semua hal yang akan terjadi.
'Bukankah tidak lucu jika tiba-tiba saja mobilnya berhenti di pinggiran jalan, lalu ia memintaku untuk keluar dari mobilnya. Hanya karena sebuah pertanyaan konyol yang akan aku tanyakan padanya? Apalagi saat ini aku tidak membawa apa-apa,' pikirku dan beberapa detik kemudian aku mengingat sesuatu yang lebih penting lagi dari sekedar pertanyaan konyolku.
“Astaga!!!” seruku dengan telapak tangan kiri yang aku tepukkan pada keningku. Mungkin seruanku ini membuat lelaki di sampingku ini terpekik kaget. Dan benar saja saat aku menoleh ke arahnya, aku mendapati raut wajahnya yang kebingungan.
“Kenapa lagi?” sahutnya sambil sesekali menoleh padaku hingga ia menghentikan mobilnya pada saat lampu lalu lintas persimpangan jalan sesang berwarna merah. Lalu ia menatapiku, menunggu aku menjawab pertanyaannya dengan gerakkan kedua alisnya yang naik dan turun secara cepat.
“Gua gak bawa dompet trus tadi lupa minta duit sama kakak gua!” lirihku pelan, benar-benar pelan.
Bukannya bertanya balik, lelaki itu malah tertawa terbahak-bahak. Entah menertawakan kepikunanku atau menertawakan kebodohanku. Yang jelas saat ini aku benar-benar merasa sangat sial. Apa ini ganjarannya sudah mengerjai kakak dan sahabat sendiri?
Sialan!
Lelaki yang kini sedang kembali memacu kecepatan mobilnya di sampingku ini, terus saja tertawa tidak ada hentinya. Lelaki yang aku maksudkan ini adalah Alex. Ya, dia adalah lelaki yang tadi siang aku ceritakan pada Lisa. Lelaki yang sudah mengatakan isi hatinya padaku, beberapa hari yang lalu. Dan langsung aku tolak dengan mentah-mentah tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.
“Ketawa aja terus! Haha Lucu!” ucapku kesal dengan menirukan sebuah tawa terputus. Perlahan Alex mencoba menghentikan gelak tawanya, walaupun masih diikuti dengan suaranya yang terkekeh.
Aku memasang wajah cemberutku lalu menatapnya dengan mata yang sengaja aku sipit-sipitkan. Hingga akhirnya Alex benar-benar berhenti dari tawanya. "Lagian kenapa tiba-tiba mikirin dompet sih?" tanyanya sambil sesekali menoleh melihatku.
Aku berpikir sejenak, mencoba mencari jawaban dari pertanyaannya itu. Dengan kepalaku yang menoleh ke arahnya dan bola mataku yang sesekali menatapnya dan sesekali menatap ke arah lain.
“Kan perjanjiannya udah jelas, gua jemputin elu di mall trus lu temenin gua ke toko mainan anak-anak. Bantuin gua milih kado buat anak kakak gua. Iya 'kan?” Alex sekali lagi menjelaskan isi perjanjian yang kami buat dengan secepat kilat di telepon tadi. “Trus elu perlu duit buat apa?' Kan pulangnya juga gua yang anterin sampai rumah. Sampai depan pintu kamar lu kalo perlu!” ucapnya lagi.
“Iya juga ya?!” Aku baru menyadari semua kebodohanku yang terlihat sangat natural di depannya, sekaligus membuatku malu.
Dan lagi-lagi secara spontan, pertanyaan konyol sebelumnya yang ingin aku katakan padanya kembali terlintas. Aku menghela napasku, memantapkan hati untuk mengutarakan pertanyaan itu, lalu melipat kaki kananku ke atas tempat duduk dan menyampingkan posisi duduk dengan bahuku yang menyandar pada sandaran tempat duduk. Aku menatapnya dan bersiap melontarkan pertanyaan itu, setelah sebelumnya berkali-kali pula aku menghela napasku.
“Kenapa lu masih mau deket sama gua? 'Kan udah jelas-jelas gua nolak lu.” Aku mengatakannya dengan sekali tarikan napas lalu berakhir dengan embusan napasku dengan perlahan. Alex menoleh menatapku sekilas.
Untuk beberapa saat ia terdiam, lalu memutarkan setirnya. Membuat kepalaku kembali menoleh untuk melihat ke arah luar yang ternyata kami sudah sampai pada tempat tujuan kami. Sebuah toko mainan anak-anak.
Alex memarkirkan mobilnya, mematikan mesin. Lalu mengajakku untuk segera keluar dari mobil. Dia melangkah lebih dulu di depanku memasuki pintu toko itu. Sedangkan aku hanya mencoba berjalan mengikutinya di belakang dengan berbagai pemikiran yang muncul di kepalaku. Pasalnya, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya untuk menjawab pertanyaanku tadi. Dan aku pun tidak mencoba untuk menanyakannya lagi.
Aku sadar, pertanyaanku memang sedikit konyol atau bahkan terdengar sangat konyol di telinganya. Mana ada lelaki yang mau diakui jika dirinya sudah ditolak oleh seorang wanita. Dan bodohnya lagi, jawaban dari pertanyaan yang aku lontarkan tadi baru saja muncul di otakku.
Jelas saja dia masih mau dekat denganku, sebab dengan caraku menghubunginya tadi, itu adalah sebuah tanda atau bisa disebut dengan sebuah jalan lain untuk merebut hatiku. Benar 'kan? Apa aku salah?
Entahlah, mungkin aku hanya terlalu percaya diri. Perlahan aku menggelengkan kepalaku untuk membuang jauh-jauh pemikiranku tadi. Sambil berjalan mengikuti arah langkah kaki Alex.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Lina ciello
kok aq malah puseng bacane yaw .. pdhl awale bagus tadi 😣😣
2023-05-20
0
Anissa Primayudha
revisi abis ya thor...kyknya dlu g gini critanya🥺
2020-09-06
1
💞
Ceritanya dipotong potong yah ?
2020-06-25
3