Still Tika POV.
Aku menikmati perjalanan saat ini, walaupun hanya berputar-putar kota ini. Biasanya aku selalu ingin cepat-cepat sampai di tujuan, tidak betah lama-lama di jalan. Tapi tidak kali ini, apalagi saat bersama dengannya.
Aku hembuskan asap rokok yang aku hirup sebelumnya kemudian aku hirup kembali melalui lubang hidungku. Aku menikmati tiap hisapan rokokku. Tanpa aku sadari ternyata Jefri sedang memerhatikanku semenjak hisapan pertama aku lakukan. “Kenapa?” tanyaku mendadak sambil menatapnya.
“Aku boleh tanya sesuatu?”
“Apa?”
“Kamu kenapa ngerokok?” tanya Jefri membuyarkan pikiranku sekaligus membuatku bingung harus menjawab apa.
“Gak apa-apa, lagi kepingin aja, kenapa?” tanyaku balik.
“Orang rumah tahu?” tanyanya lagi.
“Enggak.”
“Udah lama?” tanyanya semakin penasaran, seperti sedang mengintrogasiku.
“Mm ... dari SMA udah bisa, trus kuliah dulu hampir tiap hari. Nah sekarang kalo lagi kepingin aja,” jelasku sambil menghisap kembali rokokku.
“Tapi sejak kita kenal, aku selalu ngeliat kamu ngerokok, di mana aja kita nongkrong,” kilahnya.
“Masa sih? Artinya kamu perhatiin aku banget dong,” godaku tersenyum sambil meliriknya.
“Apaan sih. Tapi bener 'kan?”
“Di kantor sama di rumah enggak kok.” Aku menjawab jujur.
“Ya kali aku lihat itu.”
Aku hanya tertawa, “Eh, emang anak-anak mau ngopi di mana?”
“Di tempat biasa, ikut 'kan?”
“Emang kalo aku gak ikut, kamu mau langsung nganter aku pulang?” Aku kembali menggodanya.
“Ya enggak juga sih, kita muter-muter dulu.”
“Ngapain?”
“Ya muter-muter aja, sambil ngobrol, ga boleh? Atau ada yang marah kalo kamu jalan kelamaan? Sama cowok lagi.” Sekarang gilirannya yang menggodaku.
Aku terkekeh. “No, bukan gitu. Anak-anak belum pada pergi ke tempat ngopi apa?” kelitku.
“Jangan ngalihin pembicaraan deh,” tawanya lepas.
Aku hanya memutarkan bola mataku sambil mengisap bagian akhir dari rokokku dan menghembuskannya dengan kasar. Setelah aku membuang putung rokok itu, aku langsung mengambil ponselku dan menggetikkan sesuatu di sana. Mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Alex untuk menanyakan keberadaannya.
Terkirim. Lama belum ada balasan. Tiba-tiba ponsel Jefri yang berbunyi.
🎶
Can't we just talk?
Talk about where we're goin'
Before we get lost
Let me out first
Can't get what we want without knowin'
🎶
Diambilnya ponsel itu, lalu begitu melihat layarnya, dia langsung menekan tanda mute di bagian samping ponselnya, sehingga ponsel itu tidak berbunyi lagi.
“Gak diangkat? Siapa tahu penting,” saranku.
“Gak penting, udah biarin aja. Kamu udah ngerokoknya? Jendelanya aku tutup ya?” tanyanya.
“Iya,” sahutku.
Ting!
Bunyi notif dari ponselku.
Setelah aku lihat, ternyata sebuah pesan balasan dari Alex yang mengatakan jika dia sudah sampai di tempat ngopi bersama anak-anak yang lainnya.
“Anak-anak udah di tempat ngopi tuh,” ujarku.
Jefri hanya menganggukan kepalanya kemudian langsung membelokkan setir, memutar arah menuju tempat kami akan menghabiskan waktu meneguk secangkir kopi hangat. Tiba-tiba ponselku yang kini kembali berbunyi.
🎶
You so fuckin' precious when you smile
Hit it from the back and drive you wild
Girl, I lose myself up in those eyes
I just had to let you know you're mine
🎶
Aku terkejut yang ternyata telepon itu dari Dodi yang kemudian tiba-tiba diputuskan sepihak. Rupanya Dodi hanya sedang melakukan missed call padaku. Mungkin.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Henny Zaelany
tika ny terlalu agresif" perokok pla
kesan ny kya cwe gampangan gtu"
2020-05-08
2
Kustri
tika agresif bgt...
2020-04-11
1
coffee vanilla
bangkee lu jeff
2020-02-12
5