Selamat membaca ...
——————————
Tika POV.
Aku sengaja menanyakan tentang wanita tadi yang asyik mengobrol dengan Max, agar Lisa dapat mendengar jawaban dari Max secara langsung. Agar moodnya kembali ceria lagi, tidak seperti tadi. Tapi jujur saja, hal ini membuatku benar-benar penasaran, mengapa Lisa bisa menyukai Max? Apa yang istimewa dari diri Max?
Diam-diam aku memerhatikan mereka berdua dari posisiku duduk secara bergantian. Lalu secara tiba-tiba sebuah ide kembali terlintas, ide jahil untuk Lisa. Aku segera mengetikkan sesuatu pada sebuah pesan singkat, yang aku tujukan pada seseorang. Ya, seorang lelaki yang sedang mendekatiku dan sudah aku tolak cintanya.
Sebenarnya aku sengaja menghubunginya, sekalian ingin tahu saja, apakah lelaki ini tetap mau berteman denganku setelah aku menolaknya? Entahlah, kita lihat saja nanti. Jika lelaki ini membalas chatku, artinya dia masih mau dekat dengan wanita yang sudah menolaknya.
Aku bukan menolaknya tanpa alasan, hanya saja aku takut, jika harus menerimanya kemudian terlanjur jatuh hati. Sedangkan aku sudah bertekat untuk segera keluar dari kota ini dan kuliah di Malang. Masa iya harus long distance relationship? No! Aku tidak mau itu.
Sudah aku kirimkan beberapa pesan untuk lelaki itu sebagai pembuka, awal perbincangan dalam chat. Kemudian aku tekan tombol kunci layar pada ponselku dan mulai menjalankan rencanaku.
“Max! Kita ke mall dulu yuks. Aku mau beli jepit rambut,” rengekku sambil menggoyang-goyangkan bahunya.
Dia terkejut dengan seranganku itu lalu berdecak kesal. Aku tahu, Max tidak mungkin akan marah ataupun membentakku jika ada orang lain yang sedang bersama kami.
Max hanya menjawab ajakanku dengan menganggukkan kepalanya. Lalu segera memutar balikkan arah tujuan mobilnya menuju ke pusat kota. Dan aku kembali duduk dengan santai sambil melayangkan pandanganku untuk melihat-lihat sisi jalanan.
Setibanya mobil Max berbelok, memasuki wilayah parkir dari sebuah mall besar dan memarkirkannya ke halaman indoor. Kemudian kami memasuki mall bersama-sama, tentunya aku menggandeng tangan Lisa. Lalu Max yang mengikuti langkah kami di belakang, seperti layaknya seorang bodyguard.
Kami melangkah hingga memasuki sebuah store yang isinya menjual semua pernak-pernik tentang wanita. Tapi tiba-tiba saja Max mengatakan bahwa dia akan menunggu di luar saja, sebab dia malu jika harus masuk dan menemani kami berputar-putar di dalam sana.
“Trus duitnya?” ucapku manja sambil menegadahkan tangan ke depan wajahnya. Max memutarkan kedua bola matanya. “Kan aku gak bawa dompet,” timpalku.
Bukannya memberikan beberapa lembar uang, Max malah memberikan dompetnya padaku dan menyuruhku untuk tidak membeli hal yang tidak penting. Dengan senang aku meraih benda berlapis leather yang berlipat dua itu. Lalu masuk ke dalam store sambil menarik lengan Lisa.
Aku langsung menuju ke tempat jepitan rambut dan memilih-milih di sana sedangkan Lisa entah berjalan ke arah mana di dalam store ini. Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan dan tanpa melirik ke tempat lain, aku segera berjalan ke arah kasir lalu mengantri di sana.
Namun tiba-tiba saja ponselku berbunyi, sebuah notification dari pesan singkat. Aku segera melirik layar ponsel yang sedari tadi memang aku pegang. Ternyata sebuah balasan singkat dari lelaki yang memang aku kirimi pesan.
Dia menanyakan di mana keberadaanku sekarang. Dengan cepat jempolku menekan beberapa tombol pada layar benda tipis rata itu lalu menekan tanda send di sana.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nurul Istiqomah
seruan yg dulu thor
2021-01-15
1
Murni Syarifah
gampang amat..sama keduanya. murah
2020-06-01
1
Triyani Muafa
pantesan liar ternyata sudah pernah melakukan Tika tika
2020-04-12
1