Bab. 12

Setelah pesta kesembuhan Nayora di rumah Anne.

Tiga hari setelah operasi berjalan. Masa kritis bapak Lisa telah usai. Namun kesehatan beliau masih belum stabil. Kepalanya masih di perban. Pulang sekolah Lisa langsung di jemput Giri dari sekolahnya lalu berangkat ke rumah sakit. Masih beriwet soal jaganya yang kudu di atur sedemikian rupa.

Lisa keluar kamar ingin menghirup udara segar sore ini, karena bapak sudah tidur. Berjalan-jalan terus sambil memikirkan banyak hal. Berulang kali menghela napas karena merasa lelah berpikir. Belakangan ini ada beberapa hal yang membuatnya perlu berpikir.

Saat berjalan tak tentu arah sambil berpikir, Lisa sampai di dekat area VIP rumah sakit. Disana dia melihat seorang kakek dengan kursi roda sendirian. Lisa merasa perlu mendekati karena khawatir.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Lisa bertanya. Kakek itu mendongak.

"Sepertinya Anda kesulitan. Saya bisa membantu mendorong kursi roda Anda, dan membawa Anda ke sana," tunjuk Lisa ke arah taman rumah sakit. Karena sedari tadi kakek itu melihat ke arah taman dengan wajah sedih. Kakek itu tersenyum.

"Benar. Terima kasih kalau kamu mau melakukannya," ujarnya ramah. Lisa tersenyum lalu meraih pegangan kursi roda dan mendorongnya menuju taman. "Kenapa kamu mau melakukannya? Bukankah aku yang membuat ayahmu tidak segera di tangani waktu itu ..." kata kakek itu dengan ramah.

Ternyata orang tua ini mengenali Lisa. Ya, sebenarnya Lisa juga tahu dia adalah orang yang membuatnya naik darah di lobi saat pertama datang ke rumah sakit ini.

"Bukankah Itu kejadian itu sudah berlalu, Kek. Eh, apa saya boleh menyebut Anda seperti itu?" Lisa takut orang tua ini akan tersinggung.

Kemarin dia protes memang di tujukan kepada kakek tua yang duduk di kursi roda ini. Bagaimanapun pasti dia bukan orang biasa. Datang dengan banyak pengawal seperti itu, mungkin dia bukan orang sembarangan.

"Tidak apa-apa. Aku ini memang seorang kakek tua," jawab kakek itu. Lisa manggut-manggut.

"Ayah saya selalu bilang, membenci orang lain itu mengurangi rasa bahagia kita. Jadi buat apa saya membenci Anda. Saya lebih suka bahagia. Dan lagi sekarang kan ayah saya sudah di tangani dengan baik. Saya tidak perlu merasa benci kepada Anda lagi bukan?" Lisa memang termasuk gadis yang berani.

Dengan lugas, tapi sopan dia menuturkan kalimat itu. Kakek tua itu tersenyum. Akhirnya mereka sampai di taman.

"Kenapa Anda ingin kesini?" tanya Lisa sambil melihat taman secara menyeluruh. Memang indah.

"Ini tempat pertama aku bertemu dengan isteriku," cerita orang tua itu sambil menerawang jauh. Lisa melihat kakek itu. Raut wajahnya terlihat senang, tapi juga sedih.

"Kapan-kapan Anda harus bisa datang kesini lagi dengan istri anda lain kali," ucap Lisa sambil tersenyum. Bukankah jadi semakin indah apabila tempat kenangan di datangi dengan orang yang bersangkutan.

"Tidak. Karena isteriku sudah meninggal." Lisa menutup mulutnya perlahan sambil menepuknya pelan. Maksudnya mau memberi komentar indah malah jadi begitu. Lisa merutuk dirinya yang sok tahu.

"Maafkan saya ..." Lisa merasa bersalah. Kakek itu tergelak.

"Tidak apa-apa ... Itu sudah lama." Orang tua ini tidak merasa terbebani. Ponsel Lisa berdering. Ternyata Ibu yang menelepon. "Kamu boleh meninggalkanku di sini sendiri. Mereka akan menjagaku..," kata kakek itu menunjuk ke arah para pengawal yang sudah muncul berjajar di belakang mereka.

Rupanya mereka sudah mengikuti sejak tadi. Lisa tahu itu. Seorang yang tidak biasa akan selalu terus di kawal. Mereka tentu tidak akan membiarkan tuannya berjalan sendiri tanpa kawalan.

"Baiklah. Dan terima kasih sudah membantu Saya meluapkan amarah. Maafkan kalau saya kemarin sudah bertindak sangat tidak terpuji." Lisa mengucapkannya sambil membungkuk hormat. Bagaimana pun beliau adalah orang tua yang memang harus di hormati. Tidak ada yang salah dalam menghormati orang yang lebih tua bukan?

Selang beberapa menit setelah kepergian Lisa, datang cucu kakek.

"Kakek sudah agak sehat?" tanya pria tinggi ini.

"Kakek ini tidak pernah sakit Aksa. Hanya lelah," sahut kakek.

Orang tua itu memang selalu begitu. Mereka tidak mau mengakui kalau dirinya sudah tidak pernah sesehat dulu lagi. Mungkin terlihat menyedihkan merasakan dirinya yang sudah tua dan tidak sehat. Jadi ia ingin orang bilang dia sehat.

"Apakah ada yang menyenangkan hari ini Kakek?" tanya dia curiga. Karena kakeknya terlihat sangat bahagia.

"Ya." Bibir kakek tersenyum.

"Sepertinya aku melihat kakek berbicara dengan seseorang barusan. Siapa dia?" tanya Aksa yang sempat melihat siluet tubuh seorang perempuan di taman ini.

"Seorang gadis yang berani dan sopan," kata kakek itu sambil tersenyum. "Aku seperti telah melihat nenekmu lagi, Aksa."

"Kakek rindu pada nenek ya?" Aksa mengerti.

"Aksa, kamu ingat kan bahwa kamu akan bertunangan dengan Yora?" Aksa menipiskan bibir saat kakek mengatakan nama gadis itu.

"Ya," sahut Aksa malas.

"Berhenti bermain-main. Kakek heran kamu selalu berkeliaran seperti itu. Padahal kamu sangat baik dalam mengelola perusahaan, tapi tidak tepat dalam memilih pasangan." Kakek memberi peringatan.

_____

TUNANGAN PALSU

Terpopuler

Comments

Raflesia

Raflesia

brti kakek gk melihat kemiripan Yora ma Lisa???atw karena kakek udah lama gk liat Yora maka nya lupa ma wajahnya...yg lain kan ktmu Lisa pada saat Lisa dah d make over jadi wajar klo gk ngeh....

2023-02-05

0

Raflesia

Raflesia

kakek Aksa ya

2023-02-05

0

Akha Masrokha Rezpectha

Akha Masrokha Rezpectha

Kakek tdk mengenali Lisa yg mirip Yora...

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Perjanjian
2 Bab. 2 Memulai misi
3 Bab. 3 Tunangan pria
4 Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5 Bab. 5 Lisa dan Giri
6 Bab. 6 Nyonya itu lagi
7 Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8 Bab. 8 Kecelakaan
9 Bab. 9 Kebetulan
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab 13 Aksa dan perempuannya
14 Bab. 14
15 Bab. 15 Meja makan
16 Bab. 16 Main basket
17 Bab. 17 Romeo dan Juliet
18 Bab. 18 Motor mati
19 Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20 Bab. 20 Drama komedi
21 Bab. 21 Teman kecil Sera
22 Bab. 22 Sepupu
23 Bab. 23 Teman Noah
24 Bab. 24 Arka dan Lisa
25 Bab. 25 Tamu untuk Yora
26 Bab. 26 Wanita itu datang
27 Bab. 27 Menghadapi Tiara
28 Bab. 28 Arka muncul
29 Bab. 29 Mereka bertemu
30 Bab. 30 Menghindar
31 Bab. 31 Mengaku
32 Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33 Bab. 33 Keadaan yang sama
34 Bab. 34 Panik
35 Bab. 35 Menjenguk kakek
36 Bab. 36 Salah bicara
37 Bab. 37 Bertamu
38 Bab. 38 Aneh
39 Bab. 39 Menggali informasi
40 Bab. 40 Nonton basket
41 Bab. 41 Ruang pemain
42 Bab 42 Alasan Arka
43 Bab. 43 Sikap yang lembut
44 Bab. 44 Bertemu denganmu
45 Bab. 45 Warung ramai
46 Bab. 46 Penasihat
47 Bab. 47 Pemikiran Aksa
48 Bab. 48 Gadis itu!
49 Bab. 49 Hanya ada satu
50 Bab. 50 Lisa sakit
51 Bab. 51 Aksa yang lupa
52 Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53 Bab. 53 Interogasi
54 Bab. 54 Curhat Allen
55 Bab. 55 Permintaan Allen
56 Bab. 56 Ungkapan hati
57 Bab. 57 Mengancam
58 Bab. 58 Ikut denganku
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Menjelaskan
62 Bab. 62 Tamu tidak di undang
63 Bab. 63 Menjemput Lisa
64 Bab. 64 Jumpa lawan
65 Bab. 65 Dalam satu ruangan
66 Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67 Bab. 67 Tamu Aksa
68 Bab. 68 Soal menikah
69 Bab. 69
70 Bab. 70 AKsa dan ARka
71 Bab. 71 Berharga
72 Bab. 72
73 Bab. 73 Perintah
74 Bab. 74 Mesum
75 Bab. 75 Salah paham
76 Bab. 76 Meluruskan
77 Bab. 77 Dunia Lisa
78 Bab. 78 Bocah yang baik
79 Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80 Bab. 80 Penolakan Arka
81 Bab. 81 Di sini menunggu
82 Bab. 82 Dengan Aksa
83 Bab. 83 Makan malam
84 Bab.84 Kita pernah bertemu
85 Bab. 85 Posisi kita sama
86 Bab. 86 Kemunculan Yora
87 Bab. 87 Kerja Sama
88 Bab. 88 Rival
89 Bab. 89 Nyonya bos
90 Bab. 90 Menguping
91 Bab. 91 Keputusan Lisa
92 Bab. 92 Setelah putus
93 Bab. 93 Pengakuan Arka
94 Bab.94 Menemukan Lisa
95 Bab. 95 Akhirnya bertemu
96 Bab. 96 Mereka bertiga
97 Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98 Bab. 98 Pengganti
99 Bab. 99 Aksa yang baik
100 Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101 Bab. 101 Ingin berterima kasih
102 Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106 Bab. 106 Lisa bersembunyi
107 Bab. 107 Bimbang
108 Bab. 108 Ingin menyerah
109 Bab. 109 Kenapa harus dia?
110 Bab. 110 Terserah
111 Bab. 111 Awasi dia
112 Bab. 112 Dia Lisa
113 Bab. 113 Curahan hati
114 Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115 Bab. 115 Mereka balikan?
116 Bab. 116 Kejutan
117 Bab. 117 Bapak bertanya
118 Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119 Bab. 119 Jujur
120 Bab. 120 Ada hubungan apa?
121 Bab. 121 Masih di interogasi
122 Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123 Bab. 123 Urutan-urutan
124 Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125 Bab. 125 Nikmati saja
126 Bab. 126 Masih terasa
127 Bab. 127 Mengejutkan
128 Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129 Bab. 129 Mereka berdua
130 Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131 Bab. 131 Undangan kakek
132 Bab. 132 Menambah personil
133 Bab. 133 Inilah ceritanya
134 Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135 Bab. 135 Bersama Kakek
136 Bab. 136 Dia adalah ...
137 Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138 Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139 Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140 Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141 Bab. 141 Munculnya mereka
142 Bab. 142 Ternyata
143 Bab. 143 Aku sudah berjuang
144 Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145 Bab. 145 Terungkap
146 Bab. 146 Sebuah alasan
147 Bab. 147 Nona cinderella
148 Bab. 148 Damai
149 Bab. 149 Tentang Lisa
150 Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151 Bab. 151 Harus tetap tenang
152 Bab. 152 Bincang dengan ibu
153 Bab. 153 Informasi soal Lisa
154 Bab. 154 Berjuang
155 Bab. 155 Titik lemah Aksa
156 Bab. 156 Bicaralah ...
157 Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158 Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159 Bab. 159 Damai
160 Bab. 160 Benarkah?!
161 Bab. 161 Akhirnya
162 Bab. 162 Lisa dan Aksa
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab. 1 Perjanjian
2
Bab. 2 Memulai misi
3
Bab. 3 Tunangan pria
4
Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5
Bab. 5 Lisa dan Giri
6
Bab. 6 Nyonya itu lagi
7
Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8
Bab. 8 Kecelakaan
9
Bab. 9 Kebetulan
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab 13 Aksa dan perempuannya
14
Bab. 14
15
Bab. 15 Meja makan
16
Bab. 16 Main basket
17
Bab. 17 Romeo dan Juliet
18
Bab. 18 Motor mati
19
Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20
Bab. 20 Drama komedi
21
Bab. 21 Teman kecil Sera
22
Bab. 22 Sepupu
23
Bab. 23 Teman Noah
24
Bab. 24 Arka dan Lisa
25
Bab. 25 Tamu untuk Yora
26
Bab. 26 Wanita itu datang
27
Bab. 27 Menghadapi Tiara
28
Bab. 28 Arka muncul
29
Bab. 29 Mereka bertemu
30
Bab. 30 Menghindar
31
Bab. 31 Mengaku
32
Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33
Bab. 33 Keadaan yang sama
34
Bab. 34 Panik
35
Bab. 35 Menjenguk kakek
36
Bab. 36 Salah bicara
37
Bab. 37 Bertamu
38
Bab. 38 Aneh
39
Bab. 39 Menggali informasi
40
Bab. 40 Nonton basket
41
Bab. 41 Ruang pemain
42
Bab 42 Alasan Arka
43
Bab. 43 Sikap yang lembut
44
Bab. 44 Bertemu denganmu
45
Bab. 45 Warung ramai
46
Bab. 46 Penasihat
47
Bab. 47 Pemikiran Aksa
48
Bab. 48 Gadis itu!
49
Bab. 49 Hanya ada satu
50
Bab. 50 Lisa sakit
51
Bab. 51 Aksa yang lupa
52
Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53
Bab. 53 Interogasi
54
Bab. 54 Curhat Allen
55
Bab. 55 Permintaan Allen
56
Bab. 56 Ungkapan hati
57
Bab. 57 Mengancam
58
Bab. 58 Ikut denganku
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Menjelaskan
62
Bab. 62 Tamu tidak di undang
63
Bab. 63 Menjemput Lisa
64
Bab. 64 Jumpa lawan
65
Bab. 65 Dalam satu ruangan
66
Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67
Bab. 67 Tamu Aksa
68
Bab. 68 Soal menikah
69
Bab. 69
70
Bab. 70 AKsa dan ARka
71
Bab. 71 Berharga
72
Bab. 72
73
Bab. 73 Perintah
74
Bab. 74 Mesum
75
Bab. 75 Salah paham
76
Bab. 76 Meluruskan
77
Bab. 77 Dunia Lisa
78
Bab. 78 Bocah yang baik
79
Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80
Bab. 80 Penolakan Arka
81
Bab. 81 Di sini menunggu
82
Bab. 82 Dengan Aksa
83
Bab. 83 Makan malam
84
Bab.84 Kita pernah bertemu
85
Bab. 85 Posisi kita sama
86
Bab. 86 Kemunculan Yora
87
Bab. 87 Kerja Sama
88
Bab. 88 Rival
89
Bab. 89 Nyonya bos
90
Bab. 90 Menguping
91
Bab. 91 Keputusan Lisa
92
Bab. 92 Setelah putus
93
Bab. 93 Pengakuan Arka
94
Bab.94 Menemukan Lisa
95
Bab. 95 Akhirnya bertemu
96
Bab. 96 Mereka bertiga
97
Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98
Bab. 98 Pengganti
99
Bab. 99 Aksa yang baik
100
Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101
Bab. 101 Ingin berterima kasih
102
Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106
Bab. 106 Lisa bersembunyi
107
Bab. 107 Bimbang
108
Bab. 108 Ingin menyerah
109
Bab. 109 Kenapa harus dia?
110
Bab. 110 Terserah
111
Bab. 111 Awasi dia
112
Bab. 112 Dia Lisa
113
Bab. 113 Curahan hati
114
Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115
Bab. 115 Mereka balikan?
116
Bab. 116 Kejutan
117
Bab. 117 Bapak bertanya
118
Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119
Bab. 119 Jujur
120
Bab. 120 Ada hubungan apa?
121
Bab. 121 Masih di interogasi
122
Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123
Bab. 123 Urutan-urutan
124
Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125
Bab. 125 Nikmati saja
126
Bab. 126 Masih terasa
127
Bab. 127 Mengejutkan
128
Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129
Bab. 129 Mereka berdua
130
Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131
Bab. 131 Undangan kakek
132
Bab. 132 Menambah personil
133
Bab. 133 Inilah ceritanya
134
Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135
Bab. 135 Bersama Kakek
136
Bab. 136 Dia adalah ...
137
Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138
Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139
Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140
Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141
Bab. 141 Munculnya mereka
142
Bab. 142 Ternyata
143
Bab. 143 Aku sudah berjuang
144
Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145
Bab. 145 Terungkap
146
Bab. 146 Sebuah alasan
147
Bab. 147 Nona cinderella
148
Bab. 148 Damai
149
Bab. 149 Tentang Lisa
150
Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151
Bab. 151 Harus tetap tenang
152
Bab. 152 Bincang dengan ibu
153
Bab. 153 Informasi soal Lisa
154
Bab. 154 Berjuang
155
Bab. 155 Titik lemah Aksa
156
Bab. 156 Bicaralah ...
157
Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158
Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159
Bab. 159 Damai
160
Bab. 160 Benarkah?!
161
Bab. 161 Akhirnya
162
Bab. 162 Lisa dan Aksa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!