Sepuluh hari sebelum Lisa bertemu dengan pria itu.
Kata banyak orang, di dunia ini ada orang yang berwajah mirip dengan kita yang tidak sedarah. Terdengar seperti mustahil, tapi memang kenyataannya iya. Kita pasti pernah melihat orang lain yang mirip dengan teman atau saudara kita.
Nyonya Anne yang sedang duduk di cafe sendirian tanpa di temani siapa-siapa terperanjat kaget melihat gadis yang melintas barusan. Dengan tergesa-gesa Nyonya Anne keluar dari cafe. Kemudian mengikuti gadis yang memakai hoodie warna putih dengan strip hijau army di lengannya.
Nyonya Anne memperhatikan tubuh itu. Dari belakang gadis itu terlihat tangguh dan kuat. Rambut panjangnya terlihat indah. Mungkin tidak terlalu di rawat, tapi memang mempunyai jenis rambut yang sudah lurus dan tebal dari lahir.
Setelah beberapa menit mengikuti, gadis itu berhenti. Nyonya Anne terhenyak melihat gadis itu menghentikan langkahnya. Akhirnya beliau juga ikut menghentikan langkah kakinya
Setelah membuat nyonya Anne tersentak kaget karena dia berhenti. Sekarang justru tidak ada pergerakan penting dari gadis itu. Gadis itu hanya terdiam sejenak di tempat dia berdiri.
Menggerakkan kepalanya. Sepertinya berusaha memfokuskan indra pendengaran untuk mendengarkan suara-suara di sekitarnya. Lalu membalikkan tubuhnya dan melihat Nyonya Anne dengan tatapan penuh tanya.
"Maaf Nyonya. Anda mengikuti saya?" tanya gadis itu berani. Kedua retina Nyonya Anne melebar.
Beliau hanya diam mematung. Memandang wajah itu dengan takjub. Raut wajahnya menunjukkan rasa senang, rindu, dan juga sedih. Mengamati dengan seksama wajah gadis muda yang masih menatapnya bingung.
"Nyonya. Saya sedang bertanya pada Anda," kata gadis itu berusaha mengajak berbicara.
Tangan nyonya Anne tergerak perlahan kedepan. Seperti ingin menyentuh pipi gadis itu dan mengelus lembut rambutnya. Gadis itu mengerjapkan matanya karena respon nyonya Anne.
"Anda tidak apa-apa?" tanya gadis itu lagi. Kali ini dengan raut wajah lebih serius. Gadis itu masih disana mempertanyakan ada apa gerangan dengan nyonya cantik yang ada di depannya.
Nyonya Anne tersentak kaget. Dia seperti baru bangun dari alam mimpinya. Mengerjapkan mata lalu menggelengkan kepala. Menarik tangannya kembali karena sadar gadis di depannya ini tidak mengenalnya.
"Bisakah kamu ikut dengan ku?" pintanya dengan penuh keibuan. Kening gadis tersebut mengerut. Nyonya ini adalah orang asing yang baru di temuinya. Memberikan pertanyaan seperti itu jelas membuat otak gadis itu bertanya-tanya di penuhi banyak kecurigaan.
"Tidak. Saya tidak mengenal Anda. Jadi maaf, saya tidak mau ikut dengan Anda," jawabnya tegas tapi tetap sopan.
"Tapi ..." Nyonya Anne berusaha mencegah.
"Maaf, saya ada keperluan lain. Saya permisi." Pamit gadis itu ingin segera pergi.
"Maukah kamu menjadi puteriku?" tanya nyonya Anne membuat langkah gadis berambut panjang itu terhenti. Setiap orang asing yang di temui di tengah jalan kemungkinan besar akan bertanya arah dan alamat seseorang. Bukan pertanyaan sangat aneh seperti itu. Gadis itu meneruskan jalannya, tidak menghiraukan.
"Aku bersungguh-sungguh," pinta beliau membuat gadis itu terpaksa berhenti dan membalikkan tubuhnya lagi.
"Ini pertama kalinya saya bertemu dengan Anda, Nyonya. Dan saya yakin ini juga pertama kali bagi Anda bertemu dengan saya. Lalu, dengan tiba-tiba Anda mengatakan hal aneh barusan. Tentu saja dan jelas sekali membuat saya merasa bingung. Sebenarnya ada perlu apa Anda dengan saya?" tanya gadis itu masih dengan keberanian yang menyala hebat. Meskipun begitu, dia tetap sopan karena di ajak bicara oleh orang yang lebih tua.
"Ini memang pertama kali kita bertemu. Tapi aku sangat mengenal wajah itu," tunjuk nyonya Anne lemah ke arah wajah gadis itu.
"Saya tidak paham." Kening gadis itu berkerut lagi.
"Wajahmu sama dengan putriku," ujarnya membuat gadis itu mengangkat alisnya. Sedikit terpana dengan penuturan nyonya di depannya. Otaknya berpikir, apa benar wajah ini sama dengan puteri nyonya ini? "Bisakah kita berbicara sebentar?" pinta Nyonya Anne lagi.
"Maaf saya tidak bisa. Saya harus pulang sekarang." Nyonya itu tak bisa lagi menahan langkah gadis itu yang sudah pergi meninggalkannya. Nyonya Anne masih menatap punggung gadis itu dari belakang. Merasa tidak ingin melepaskan gadis itu pergi.
**
Di banding gadis-gadis yang lain, Lisa memang lebih kuat. Dia cukup tangkas dalam menggerakkan tangan, kaki, dan tubuhnya. Namun dia bukan preman atau berandalan. Dia hanya gadis biasa yang suka bermain dengan para berandalan di sekolahnya. Dia juga bukan petarung yang suka berkelahi untuk menunjukkan dia kuat.
Setelah berjalan kaki agak lama, akhirnya Lisa tiba di rumah. Sebuah rumah kecil bergaya kuno, tapi tetap kokoh. Mungkin kalau untuk rumah di perumahan seperti sekarang, rumah ini tipe 36. Dengan lebihan tanah belakang yang di jadikan dapur tentunya. Sepertinya bangunan dulu memang banyak yang kokoh di bandingkan bangunan sekarang. Rapuh dan mudah retak.
Inilah rumah keluarga Lisa. Dimana seorang ibu sekitar umur lima puluh tahun dan bapak berumur yang sama tinggal. Juga ada adik laki-lakinya yang setahun tepat berada di bawahnya.
Saat ini Ibu sedang duduk di ruang tamu. Ada seorang lagi sedang duduk disana. Seorang ibu-ibu dengan gelang emas melingkar di pergelangan tangannya lebih dari satu buah. Dan kalung emas besar menjuntai di lehernya. Riasan menor dan norak menghiasi wajah tuanya.
"Aku datang," ucap Lisa saat masuk ke dalam rumah. Ibu mendongak dan tersenyum. Dan wanita menor tadi juga ikut melihat ke arah Lisa. Karena di lihat, Lisa menganggukkan kepala sopan.
"Bagaimana?" tanya ibu menor itu. Lisa mendengarkan perbincangan tadi yang mulai terdengar samar-samar karena dia memasuki dapur. Walaupun samar, Lisa tahu itu pasti soal uang. Lisa hapal wanita tadi adalah rentenir terkenal di kampungnya. Dada Lisa berdetak kencang karena cemas.
Apa ibu punya masalah dengan rentenir itu?
.......
.......
........
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Ika Ratna🌼
Apakah Bu Anne punya anak kembar?
2022-11-22
0
🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢYᵃ🇭⃝⃟♡ᶜᶠ¹³
masih setia
2022-10-14
2
.
slalu menunggu
2022-10-07
3