Bab. 8 Kecelakaan

Bel pulang berdentang. Semua berhamburan keluar dari kelasnya. Dari jam 7 pagi sampai sekarang, yang di tunggu-tunggu tidak lain tidak bukan adalah ini. Bel pulang sekolah. Lalu beberapa jam di dalam kelas tadi apa? Ya, selingan aja kali ...

"Kemana nih, kita bentar lagi? Kalau langsung pulang enggak asyiikk ...," kata Nero.

"Main ke sekolah lain aja. Yang di daerah kampus noh ...," sahut Aris kasih ide. Mereka sedang melewati kelas Lisa, ketika itu anak barusan keluar dari kelasnya.

"Sa!" Panggil Nero semangat. Lisa berhenti. Setengah berlari, Aris mendekati.

"Kata Bayu kalian di interogasi pak Andi di toilet. Kau sedang merokok?" tunjuk Lisa langsung menuduh ke Nero. Karena yang biasanya merokok itu si bule indonesia ini. Nero menggeleng kuat dengan menggoyangkan sepuluh jarinya di depan.

"Enggak. Aku gak merokok. Pak Andi aja yang parno. Kita disana kan lagi nungguin kamu buat bolos." Begitulah bantahan dan pembelaan Nero. Lisa menaikkan dagu sedikit tidak percaya.

"Benar kok, Sa. Dia absen merokok. Kita cuma disana buat nungguin kamu." Sabo membenarkan perkataan Nero.

"Malahan Sabo sempat menyirami wc yang enggak di siram sama anak-anak sambil mengomel gak karuan," ujar Aris yang langsung di sambung oleh kekehan bareng Nero. Sabo hanya menipiskan bibir. Jadi kesal ingat saat-saat dramatis dirinya menyirami WC. Menurutnya itu adalah perjuangan.

"O ... Sabo si baik hati ya ...." Lisa menepuk pundak Sabo bangga. Nih gadis mirip emaknya anak-anak, deh.

Mereka berencana nongkrong di sekolah yang letaknya di daerah kampus. Lisa juga ikut dengan di bonceng Sabo. Sementara Aris bareng Nero. Di perempatan ada kemacetan. Sabo menghentikan motornya. Dua orang yang di belakang ikut berhenti.

"Sepertinya ada kecelakaan," kata Sabo setelah berdiri mencoba mencari tahu. Nero dan Aris juga sepertinya mencari tahu sambil celingukan kanan kiri.

"Maju perlahan, tapi masih bisa, bro. Jalan terus aja," himbau Nero di belakang. Dengan laju motor yang pelan mereka meneruskan jalan.

Ambulan dan polisi sepertinya baru tiba di lokasi. Karena orang-orang masih berkerumun melihat korban. Sepertinya motor butut itu ringsek parah. Lisa mengerutkan kening. Berpikir. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Jantungnya berdetak kencang. Sesuatu membuatnya cemas.

"Sabo berhenti," pinta Lisa. Sabo menghentikan sepeda motornya.

"Ada apa?" tanya Sabo. Lisa turun dari jok motor tanpa menjawab. Tidak ada penjelasan sama sekali hingga gadis itu menghilang saat mendekati kerumunan orang. Sabo menepikan sepeda motornya dengan segera karena melihat raut wajah Lisa yang panik tadi. Nero dan Aris yang berada di depan juga berhenti menepi.

"Bapak ..." desisnya tertahan setelah berhasil melihat sendiri. Matanya nanar. Jantungnya bergemuruh panik saat mendekati korban yang tergeletak di atas aspal dengan bersimbah darah. Lisa tak kuasa menahan air mata. Dia menangis. Korban kecelakaan itu adalahnya Bapaknya.

**

Ayah Lisa di bawa ke rumah sakit. Sabo, Nero dan Aris ikut dengan naik sepeda motor. Pada saat itu muncul juga sebuah mobil mewah datang bersamaan dengan mereka. Beberapa orang berpakaian setelan jas hitam datang.

Sepertinya semua orang lebih fokus menyambut kedatangan mereka. Lobi rumah sakit seperti di blok oleh mereka. Demi menyambut datangnya seorang kakek tua yang di bawa dengan kursi dorong. Ayah Lisa terabaikan.

"Jangan berlebihan. Aku hanya pasien sakit yang tidak terlalu parah. Sudah. Jangan membuat semua orang menyingkir dengan tatapan aneh," kata Kakek tua yang duduk di atas kursi roda memberi himbauan.

Beliau mengibaskan tangannya, agar pengawal itu berpencar. Ini membuat semua laki-laki berpakaian hitam itu bingung. Sebagai pengawal, mereka harus menjaga tuannya seaman mungkin. Namun rupanya sikap melindungi itu justru tidak membuat nyaman tuannya.

"Tidak apa-apa. Berkumpul sewajarnya. Jangan membuat kita seperti geng mafia. Biarkan kita datang sebagai pasien pada umumnya," kata seorang lelaki muda memberi perintah. Tampan dan punya tubuh tegap yang mampu menyihir orang-orang di lobi terpana.

Akhirnya semua para pengawal itu berpencar dan mulai membaur dengan para pengunjung rumah sakit. Mereka menebar senyuman ke seluruh penjuru area lobi. Menetralkan suasana yang tadi menjadi tegang karena kedatangan mereka.

Mereka seperti orang penting. Pejabatkah? Atau pengusaha kaya? Atau seperti kata lelaki muda tampan tadi. Mungkin mereka adalah mafia.

"Selamat datang, Tuan.." sambut seorang dokter yang muncul bersama dengan orang penting lainnya dan juga beberapa asisten.

"Dan kamu, tidak perlu menyambutku seperti ini. Bukankah kamu punya banyak pekerjaan?" tanya kakek itu ke arah para dokter dan staff lainnya.

"Ini sudah sepantasnya tuan." dokter itu mempersilahkan kakek tadi dengan amat sangat sopan dan hormat.

Ponsel berdering dari saku jas lelaki tampan itu.

"Kakek, aku ada telpon penting. Aku keluar dulu. Pak Aknam tolong di urus semuanya dengan baik." perintah tuan muda ini ke salah satu lelaki yang lebih senior dari yang lain.

"Hei ... Aknam tahu apa yang akan di lakukan tanpa kau suruh. Sudahlah kau bisa pergi." kata kakek di atas kursi roda itu. Tuan muda mengangguk mengerti dan keluar dari rumah sakit. Berbarengan dengan suara Lisa yang protes karena mereka tidak segera menangani Ayahnya.

"Maaf, ada pasien penting," ujar petugas yang bertugas di lobi.

"Pasien penting?! Bukankah Ayahku juga penting. Justru lebih penting daripada pasien barusan. Ayahku terbaring tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Bukankah itu butuh penanganan cepat?!" Lisa mengeluarkan amarahnya karena merasa tidak adil. Sabo, Aris dan Nero yang sudah sampai duluan ikut berdiri di samping Lisa.

Semua orang yang awalnya sudah mulai tenang karena para pengawal bubar, sekarang merasa tegang lagi. Mereka melihat ke arah Lisa yang memarahi petugas. Security ikut mendekati karena keributan ini. Sabo, Nero dan Aris waspada. Kalau terpaksa, mereka akan melawan security itu demi Lisa.

"Iya. Ayah anda akan kami tangani. Sebentar ..." petugas tadi mencoba menenangkan Lisa. Keributan ini terdengar kakek tadi yang masih ada di lorong. Beliau melihat kearah pasien yang terbaring bersimbah darah lalu melihat ke arah Lisa yang masih berteriak di depan meja.

"Orang-orang memang berlebihan dalam menyambut kedatanganku. Kasihan gadis berseragam sekolah itu."

"Apa saya perlu mendatanginya?" tawar Pak Aknam.

"Tidak perlu kau sendiri. Keadaan akan reda. Kamu perlu ikut campur kalau keadaan menjadi sangat keterlaluan. Suruh anak buahmu saja memberitahu mereka untuk membiarkan gadis itu meluapkan amarahnya. Dan security itu, jangan sampai dia bertindak apa-apa. Sebaiknya aku harus segera masuk. Jadi mereka bisa fokus menangani pasien tadi."

"Baik." Pak Aknam memberi tahu dua pengawal untuk melaksanakan perintah tuan besar.

Benar juga. Kedatangan pengawal membuat security yang tadi hendak mengusir Lisa berhenti dan kembali ke pos jaganya. Karena petugas di lobi memberikan kode untuk jangan melakukan apa-apa, setelah pengawal tadi mendekatinya. Lisa tidak bisa mendengarkan jelas karena dia masih terbawa emosi. Hanya kata-kata 'biarkan saja' yang terdengar sangat jelas dari mulut lelaki berpakaian setelan hitam itu.

Setelah kakek tadi sudah tidak ada, semua kembali normal. Ayah Lisa juga mulai di tangani. Sabo, Nero dan Aris hanya bisa menemani Lisa. Tidak bisa bertindak apa-apa. Mau ikut protes juga tadi takut memperparah keadaan.

.......

.......

.......

......................

Terpopuler

Comments

✨rossy

✨rossy

maaf thor ga komen tiap bab yaaahhh... marathon ini

2022-09-30

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

sukses selalu

2022-09-11

0

Rose_Ni

Rose_Ni

kenyataannya memang begitu,yg kismin kalah

2022-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Perjanjian
2 Bab. 2 Memulai misi
3 Bab. 3 Tunangan pria
4 Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5 Bab. 5 Lisa dan Giri
6 Bab. 6 Nyonya itu lagi
7 Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8 Bab. 8 Kecelakaan
9 Bab. 9 Kebetulan
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab 13 Aksa dan perempuannya
14 Bab. 14
15 Bab. 15 Meja makan
16 Bab. 16 Main basket
17 Bab. 17 Romeo dan Juliet
18 Bab. 18 Motor mati
19 Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20 Bab. 20 Drama komedi
21 Bab. 21 Teman kecil Sera
22 Bab. 22 Sepupu
23 Bab. 23 Teman Noah
24 Bab. 24 Arka dan Lisa
25 Bab. 25 Tamu untuk Yora
26 Bab. 26 Wanita itu datang
27 Bab. 27 Menghadapi Tiara
28 Bab. 28 Arka muncul
29 Bab. 29 Mereka bertemu
30 Bab. 30 Menghindar
31 Bab. 31 Mengaku
32 Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33 Bab. 33 Keadaan yang sama
34 Bab. 34 Panik
35 Bab. 35 Menjenguk kakek
36 Bab. 36 Salah bicara
37 Bab. 37 Bertamu
38 Bab. 38 Aneh
39 Bab. 39 Menggali informasi
40 Bab. 40 Nonton basket
41 Bab. 41 Ruang pemain
42 Bab 42 Alasan Arka
43 Bab. 43 Sikap yang lembut
44 Bab. 44 Bertemu denganmu
45 Bab. 45 Warung ramai
46 Bab. 46 Penasihat
47 Bab. 47 Pemikiran Aksa
48 Bab. 48 Gadis itu!
49 Bab. 49 Hanya ada satu
50 Bab. 50 Lisa sakit
51 Bab. 51 Aksa yang lupa
52 Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53 Bab. 53 Interogasi
54 Bab. 54 Curhat Allen
55 Bab. 55 Permintaan Allen
56 Bab. 56 Ungkapan hati
57 Bab. 57 Mengancam
58 Bab. 58 Ikut denganku
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Menjelaskan
62 Bab. 62 Tamu tidak di undang
63 Bab. 63 Menjemput Lisa
64 Bab. 64 Jumpa lawan
65 Bab. 65 Dalam satu ruangan
66 Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67 Bab. 67 Tamu Aksa
68 Bab. 68 Soal menikah
69 Bab. 69
70 Bab. 70 AKsa dan ARka
71 Bab. 71 Berharga
72 Bab. 72
73 Bab. 73 Perintah
74 Bab. 74 Mesum
75 Bab. 75 Salah paham
76 Bab. 76 Meluruskan
77 Bab. 77 Dunia Lisa
78 Bab. 78 Bocah yang baik
79 Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80 Bab. 80 Penolakan Arka
81 Bab. 81 Di sini menunggu
82 Bab. 82 Dengan Aksa
83 Bab. 83 Makan malam
84 Bab.84 Kita pernah bertemu
85 Bab. 85 Posisi kita sama
86 Bab. 86 Kemunculan Yora
87 Bab. 87 Kerja Sama
88 Bab. 88 Rival
89 Bab. 89 Nyonya bos
90 Bab. 90 Menguping
91 Bab. 91 Keputusan Lisa
92 Bab. 92 Setelah putus
93 Bab. 93 Pengakuan Arka
94 Bab.94 Menemukan Lisa
95 Bab. 95 Akhirnya bertemu
96 Bab. 96 Mereka bertiga
97 Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98 Bab. 98 Pengganti
99 Bab. 99 Aksa yang baik
100 Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101 Bab. 101 Ingin berterima kasih
102 Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106 Bab. 106 Lisa bersembunyi
107 Bab. 107 Bimbang
108 Bab. 108 Ingin menyerah
109 Bab. 109 Kenapa harus dia?
110 Bab. 110 Terserah
111 Bab. 111 Awasi dia
112 Bab. 112 Dia Lisa
113 Bab. 113 Curahan hati
114 Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115 Bab. 115 Mereka balikan?
116 Bab. 116 Kejutan
117 Bab. 117 Bapak bertanya
118 Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119 Bab. 119 Jujur
120 Bab. 120 Ada hubungan apa?
121 Bab. 121 Masih di interogasi
122 Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123 Bab. 123 Urutan-urutan
124 Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125 Bab. 125 Nikmati saja
126 Bab. 126 Masih terasa
127 Bab. 127 Mengejutkan
128 Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129 Bab. 129 Mereka berdua
130 Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131 Bab. 131 Undangan kakek
132 Bab. 132 Menambah personil
133 Bab. 133 Inilah ceritanya
134 Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135 Bab. 135 Bersama Kakek
136 Bab. 136 Dia adalah ...
137 Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138 Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139 Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140 Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141 Bab. 141 Munculnya mereka
142 Bab. 142 Ternyata
143 Bab. 143 Aku sudah berjuang
144 Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145 Bab. 145 Terungkap
146 Bab. 146 Sebuah alasan
147 Bab. 147 Nona cinderella
148 Bab. 148 Damai
149 Bab. 149 Tentang Lisa
150 Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151 Bab. 151 Harus tetap tenang
152 Bab. 152 Bincang dengan ibu
153 Bab. 153 Informasi soal Lisa
154 Bab. 154 Berjuang
155 Bab. 155 Titik lemah Aksa
156 Bab. 156 Bicaralah ...
157 Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158 Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159 Bab. 159 Damai
160 Bab. 160 Benarkah?!
161 Bab. 161 Akhirnya
162 Bab. 162 Lisa dan Aksa
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab. 1 Perjanjian
2
Bab. 2 Memulai misi
3
Bab. 3 Tunangan pria
4
Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5
Bab. 5 Lisa dan Giri
6
Bab. 6 Nyonya itu lagi
7
Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8
Bab. 8 Kecelakaan
9
Bab. 9 Kebetulan
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab 13 Aksa dan perempuannya
14
Bab. 14
15
Bab. 15 Meja makan
16
Bab. 16 Main basket
17
Bab. 17 Romeo dan Juliet
18
Bab. 18 Motor mati
19
Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20
Bab. 20 Drama komedi
21
Bab. 21 Teman kecil Sera
22
Bab. 22 Sepupu
23
Bab. 23 Teman Noah
24
Bab. 24 Arka dan Lisa
25
Bab. 25 Tamu untuk Yora
26
Bab. 26 Wanita itu datang
27
Bab. 27 Menghadapi Tiara
28
Bab. 28 Arka muncul
29
Bab. 29 Mereka bertemu
30
Bab. 30 Menghindar
31
Bab. 31 Mengaku
32
Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33
Bab. 33 Keadaan yang sama
34
Bab. 34 Panik
35
Bab. 35 Menjenguk kakek
36
Bab. 36 Salah bicara
37
Bab. 37 Bertamu
38
Bab. 38 Aneh
39
Bab. 39 Menggali informasi
40
Bab. 40 Nonton basket
41
Bab. 41 Ruang pemain
42
Bab 42 Alasan Arka
43
Bab. 43 Sikap yang lembut
44
Bab. 44 Bertemu denganmu
45
Bab. 45 Warung ramai
46
Bab. 46 Penasihat
47
Bab. 47 Pemikiran Aksa
48
Bab. 48 Gadis itu!
49
Bab. 49 Hanya ada satu
50
Bab. 50 Lisa sakit
51
Bab. 51 Aksa yang lupa
52
Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53
Bab. 53 Interogasi
54
Bab. 54 Curhat Allen
55
Bab. 55 Permintaan Allen
56
Bab. 56 Ungkapan hati
57
Bab. 57 Mengancam
58
Bab. 58 Ikut denganku
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Menjelaskan
62
Bab. 62 Tamu tidak di undang
63
Bab. 63 Menjemput Lisa
64
Bab. 64 Jumpa lawan
65
Bab. 65 Dalam satu ruangan
66
Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67
Bab. 67 Tamu Aksa
68
Bab. 68 Soal menikah
69
Bab. 69
70
Bab. 70 AKsa dan ARka
71
Bab. 71 Berharga
72
Bab. 72
73
Bab. 73 Perintah
74
Bab. 74 Mesum
75
Bab. 75 Salah paham
76
Bab. 76 Meluruskan
77
Bab. 77 Dunia Lisa
78
Bab. 78 Bocah yang baik
79
Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80
Bab. 80 Penolakan Arka
81
Bab. 81 Di sini menunggu
82
Bab. 82 Dengan Aksa
83
Bab. 83 Makan malam
84
Bab.84 Kita pernah bertemu
85
Bab. 85 Posisi kita sama
86
Bab. 86 Kemunculan Yora
87
Bab. 87 Kerja Sama
88
Bab. 88 Rival
89
Bab. 89 Nyonya bos
90
Bab. 90 Menguping
91
Bab. 91 Keputusan Lisa
92
Bab. 92 Setelah putus
93
Bab. 93 Pengakuan Arka
94
Bab.94 Menemukan Lisa
95
Bab. 95 Akhirnya bertemu
96
Bab. 96 Mereka bertiga
97
Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98
Bab. 98 Pengganti
99
Bab. 99 Aksa yang baik
100
Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101
Bab. 101 Ingin berterima kasih
102
Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106
Bab. 106 Lisa bersembunyi
107
Bab. 107 Bimbang
108
Bab. 108 Ingin menyerah
109
Bab. 109 Kenapa harus dia?
110
Bab. 110 Terserah
111
Bab. 111 Awasi dia
112
Bab. 112 Dia Lisa
113
Bab. 113 Curahan hati
114
Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115
Bab. 115 Mereka balikan?
116
Bab. 116 Kejutan
117
Bab. 117 Bapak bertanya
118
Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119
Bab. 119 Jujur
120
Bab. 120 Ada hubungan apa?
121
Bab. 121 Masih di interogasi
122
Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123
Bab. 123 Urutan-urutan
124
Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125
Bab. 125 Nikmati saja
126
Bab. 126 Masih terasa
127
Bab. 127 Mengejutkan
128
Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129
Bab. 129 Mereka berdua
130
Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131
Bab. 131 Undangan kakek
132
Bab. 132 Menambah personil
133
Bab. 133 Inilah ceritanya
134
Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135
Bab. 135 Bersama Kakek
136
Bab. 136 Dia adalah ...
137
Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138
Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139
Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140
Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141
Bab. 141 Munculnya mereka
142
Bab. 142 Ternyata
143
Bab. 143 Aku sudah berjuang
144
Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145
Bab. 145 Terungkap
146
Bab. 146 Sebuah alasan
147
Bab. 147 Nona cinderella
148
Bab. 148 Damai
149
Bab. 149 Tentang Lisa
150
Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151
Bab. 151 Harus tetap tenang
152
Bab. 152 Bincang dengan ibu
153
Bab. 153 Informasi soal Lisa
154
Bab. 154 Berjuang
155
Bab. 155 Titik lemah Aksa
156
Bab. 156 Bicaralah ...
157
Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158
Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159
Bab. 159 Damai
160
Bab. 160 Benarkah?!
161
Bab. 161 Akhirnya
162
Bab. 162 Lisa dan Aksa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!