Laki-laki ini mungkin tidak ada rasa spesial yang tulus. Namun melihat sikapnya yang tetap memperlakukan Yora sopan, kemungkinan dia orang baik. Pria tinggi, tampan dan berbadan bagus. Bahunya lebar selebar samudra paling lebar sedunia.
Pria itu mengulurkan tangan. Lisa menerima tangan itu. Ini pertama kalinya dia bersirobok dengan pria tampan yang tidak pernah bertemu sebelumnya.
"Kalian berdua saja dulu, kami akan membicarakan sesuatu," kata Nyonya Anne. Lisa paham, pasti itu soal pertunangan. Selain pesta soal kesembuhan gadis bernama Nayora, ini juga pesta pertunangan mereka.
Kini tinggal mereka berdua. Lisa terdiam sambil berpikir siapa nama lelaki ini? Kenapa aku tidak di beritahu siapa namanya. Bukankah aneh kalau aku bertanya siapa namanya? Lisa memilih diam sambil melihat beberapa orang datang.
"Selamat, kamu bisa sembuh," ucapnya dengan nada datar. Ucapan selamat itu terasa hambar. Seperti kamu sembuh atau tidak, terserah.
"Ya," jawab Lisa singkat.
"Ternyata bisa sembuh juga ya, setelah lama koma ..." Lisa menoleh dengan cepat. Itu senang atau kecewa? Matanya melihat ke arah lelaki di sampingnya dengan heran. "Kamu bukan gadis biasa yang tidak bisa mencari laki-laki yang lebih baik, tapi mengapa harus dengan perjodohan seperti ini, kamu mencari pasangan?" tanya dia lagi seraya melihat Lisa dengan tatapan iba.
Ternyata di tatap iba dengan seorang laki-laki yang tampan sekalipun tetap tidak menyenangkan. Lisa tidak suka tatapan yang menganggap dirinya sangat mengenaskan.
Lisa hanya menatap, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Masih bingung dengan keadaan barunya ini. Lisa berdecih kesal karena dia harus mempelajari banyak hal lagi. Padahal dia malas saat belajar di sekolah. Tapi ini demi sebuah perjanjian dengan sang penolong.
"Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" tanya Lisa polos ada akhirnya.
Apalah arti sebuah nama ... tapi tanpa tahu nama, kita juga pasti bingung mau memanggil apa pada seseorang.
Pertanyaan Lisa tentang nama calon tunangannya itu sungguh sangat mengejutkan. Lelaki yang katanya adalah CEO sebuah perusahaan itu syok. Mendengar itu dia diam. Lisa mengerjapkan mata dengan polosnya.
Menanyakan namaku? Sungguh gadis yang aneh atau bodoh? Bukankah dia sendiri yang setuju saat kakek ingin menjodohkanku dengannya.
Aksa mulai terganggu dengan pertanyaan itu. Pertanyaan paling aneh yang dia dengar dari gadis yang masih sekolah itu. Setelah sekian lama tidak muncul karena koma, pertanyaan pertama yang dia lontarkan adalah nama? Apakah saat koma semua ingatannya menjadi samar?
"Maaf kalau pertanyaan ini membingungkan," Lisa mulai tersadar saat lelaki di depannya diam sangat lama. Pasti dia masih mencoba mencerna pertanyaan itu. Jadi Lisa mencoba kembali menjadi Yora dengan tersenyum. Lelaki itu memandangnya dengan tatapan heran.
Lalu perlahan Lisa memalingkan wajah ke arah lain sambil meringis panik. Gawaaatttt!! Eits, aku harus minum sesuatu nih.. Aku butuh minuman. Lisa menemukan jus lemon. Lalu tangannya mengambil jus yang berada pada jus dispenser di meja. Glek, glek! menghilangkan kepanikan dengan meminum sesuatu itu lebih menenangkan.
"Kau tidak hilang ingatan bukan?" tanya lelaki itu masih belum menyebut nama. Lisa memutar kepalanya dan menghadap lelaki itu lagi. Kemudian memasang wajah dengan ekspresi sewajar mungkin.
Hilang ingatan ya. Hmmm ... bagus. Kamu memberiku ide, bung. Terima kasih atas partisipasinya dalam sandiwara ini.
"Mungkin." Lisa menjawabnya terdengar sangat asal sekali. Tidak. Sepertinya dia sengaja.
Bukankah itu lebih masuk akal kalau di jadikan alasan. Bilamana lelaki di hadapannya ini mempertanyakan kenapa Lisa menanyakan nama. Daripada bilang aku tidak tahu namamu. Bagaimana mungkin. Alasan ini lebih baik. Tangan lelaki itu mengambil minuman di meja yang tersedia untuk tamu. Menyeruputnya pelan.
"Dari sekian banyak kemunginan kau hilang ingatan, kenapa hanya namaku saja yang tidak kau ingat? Bukankah lebih baik kalau kau tidak mengingatku sekalian," ucapnya lambat-lambat tapi dengan nada kesal yang kentara.
Sepertinya ingin menegaskan lagi kalau dia tidak ingin pertunangan ini terjadi. Lisa sudah merasa gerah melihat lelaki di depannya berbicara seperti itu. Dia tidak menolak pertunangan ini tapi terus saja mengintimidasi Lisa dengan kalimat-kalimatnya.
Namun dia cukup lihai. Mengatakan semuanya itu dengan ucapan yang terdengar lebih baik. Tanpa emosi, tanpa sorot mata jengah atau pun tidak suka. Lisa sedang berhadapan dengan seorang CEO yang berjiwa aktor rupanya. Rasa persaingan Lisa muncul. Hmmm ... wajah polos palsu Lisa juga mulai memainkan perannya.
"Aku juga heran. Kenapa aku masih saja ingat tentang pertunangan ini. Mungkin saja karena aku lebih sayang kakekmu daripada seorang cucunya sendiri," balas Lisa puas dengan senyum menghiasi bibirnya.
Hahahaha ... Itu memang Lisa yang suka ceplas ceplos. Kalau enggak ya dia bakal cuek dan asli enggak dengerin orang sama sekali.
Dia dengar itu dari Maya tadi.
Terima kasih sudah memberi seklumit info yang berguna, Maya. Kamu memang TOP! I love you..
CEO itu tertegun. Tak disangka kalimatnya akan dibalas dengan sempurna oleh gadis ingusan ini. Wajahnya seperti di lempari telur.
Sejenak dia merasa panas. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya seorang Puteri keluarga Wijaya ini membalas perkataannya. Kening CEO muda ini berkerut. Merasa ada yang aneh dengan gadis yang biasa di kenalnya itu sebagai sosok pendiam dan penakut. Tapi dia mencoba menguasai keadaan.
"Aksa." Tiba-tiba dia menyebut sesuatu. Lisa yang sedang menyapa dan menyalami tamu akhirnya memandang ke arahnya. "Namaku Aksa," ucapnya lagi karena Lisa tidak terlalu mendengarkan.
"Oh, Aksa," balas Lisa dengan cara aneh lagi. Bagaimanapun miripnya dia dengan puteri keluarga Wijaya, dia tetap seorang Lisa Anugerah, bukan Nayora Wijaya. Siapa Lisa?
.......
.......
.......
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
.
lanjut
2022-10-07
3
🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢYᵃ🇭⃝⃟♡ ¹⁷᭄
my lady😘 semangat
2022-10-06
4
fifid dwi ariani
bahagiaselalu
2022-09-11
0