Aksa memicingkan mata dan menutupinya dengan tangan, saat cahaya matahari yang sangat menyilaukan menerobos masuk dari jendela. Seseorang sedang membuka tirai itu. Menunjukkan kepadanya bahwa mentari sudah sangat terang untuk terus saja berbaring di atas tempat tidur.
"Kau sudah bangun?" tanya sebuah suara lembut yang berasal dari seorang wanita bertubuh sintal dan menggairahkan. Aksa menggeliat dan memeluk gulingnya lagi. Kemudian menelusupkan kepalanya dalam balik selimut.
"Matahari sudah naik. Seharusnya kamu sudah beranjak ke kamar mandi."
"Kemarilah, aku ingin memelukmu sekali lagi." Aksa muncul lagi dari balik selimut dan melambai ke arah perempuan yang masih memakai baju handuk kimono berwarna merah maroon itu. Perempuan itu menurut. Dia mendekati Aksa yang berselimut di atas tempat tidur.
Tangan kokoh Aksa menarik lengan perempuan itu dan menangkap tubuh sintalnya dalam pelukan. Perempuan itu tersenyum. Rambut perempuan itu juga masih basah. Masih beraroma sampo.
"Sepertinya kau masih saja ingin menikmati tubuhku ..." bisik wanita itu di telinga Aksa. Dan tangan Aksa semakin gencar melanglang buana di atas tubuh indah itu. Semakin tangan itu menelusup kemana-kemana, semakin tubuh itu menggeliat dan memekik manja. Menikmati setiap sentuhan tangan kokoh milik Aksa.
Dialah perempuan bernama Tiara. Salah satu perempuan yang menjadi wanita Aksa Candika saat ini. Sebenarnya bukan hanya satu tapi banyak. Hanya saja kebetulan nama Tiara yang di pilih untuk menikmati kebersamaan bersama Aksa Candika tadi malam.
Tapi memang dari sekian banyak yang menemani Aksa Candika, dia yang paling sering bersama. Aksa sering terlihat bersama dengan wanita itu. Tiara adalah salah satu pemilik butik dan desainer ternama di kota ini. Barang barang branded high class yang sering di pakai para jutawan-jutawan itu berasal dari tangan seorang Aksa.
Tadi malam setelah berpesta di bar VIP, Real mengantarkan Aksa pulang ke rumahnya. Awalnya dia tidak ada rencana untuk tinggal lebih lama. Dia hanya ingin mengantarkan.
"Malam ini kau tidak menginap?" tanya Aksa seperti ingin mencegah kepulangan lelaki gagah dan tampan itu.
"Baiklah ...," jawab Aksa akhirnya. Memasukkan mobil dalam garasi dan bermalam disana.
Setelah puas memeluk tubuh Tiara, Aksa mulai bertanya.
"Jam berapa ini?"
Karena Aksa tidak melepaskan begitu saja tubuh Tiara, perempuan itu harus bersusah payah hanya untuk meraih ponsel itu.
"Jam tujuh lebih," kata Tiara setelah berhasil meraih ponsel di atas meja.
"Aku harus segera ke kantor ada rapat pagi ini." Aksa mulai mau melepaskan tubuh Tiara. Lalu beranjak dari tempat tidur setelah memakai celana boxer yang tergeletak di atas kursi.
Aksa membenahi tali baju handuk kimononya yang sudah terlepas, saat Aksa merengkuh tubuhnya tadi. Menutupi tubuh indahnya lagi yang sempat terkuak semua di hadapan Aksa. Karena ulah tangan lelaki tampan yang sibuk menelusup tadi. Aksa pun mulai beranjak menuju ke dalam kamar mandi.
"Bersihkan dirimu segera dan pergi ke dapur, aku akan membuatkanmu sarapan."
"Tidak perlu. Aku akan langsung berangkat saja." jawab Aksa dari balik kamar mandi dengan pintu kaca buram itu.
"Baju kerjamu ada di atas meja. Kalau begitu akan aku buatkan sereal."
"Baiklah." Lalu Tiara keluar tanpa mengganti baju. Dan membuatkan sereal instan untuk Aksa.
Setelah selesai berpakaian rapi, Aksa keluar kamar dan mendatangi Tiara yang sedang menyeruput cappucino hangat. Aksa mendekati dan memeluk tubuh itu lagi. Harum sampo dan sabun menyeruak dari tubuh dan rambut Aksa. Harum semerbak memenuhi indera penciuman Tiara.
Tiara meraih secangkir sereal di depannya dan memberikan ke Aksa. Sambil memeluk perempuan itu, Tiara menikmati sereal. Setelah selesai dengan serealnya Aksa segera pergi bekerja. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 8. Tak lupa kecupan manis untuk Tiara.
"Menginap dimana?" tanya Noah sepupunya yang jadi manager pemasaran saat rapat sudah selesai. Aksa muncul di ruangan Noah hanya untuk minta di buatkan kopi. Lalu menyeruput kopi dengan santai di ruang kerja Noah.
Lelaki ini tahu betul bagaimana sepupunya itu. Dia pasti tidak pulang ke rumah karena saat di lihatnya, jas yang di pakainya itu masih sama dengan kemarin. Hanya kemeja dalam saja yang berubah. Itu menandakan Aksa tidak tidur di kamar tidurnya sendiri.
Aksa hanya tersenyum. Dia teringat momen membahagiakan tadi malam.
"Pasti di rumah Tiara ...," tebak Noah benar. Dia tahu betul sepupunya ini sangat dekat pemilik butik itu. Aksa tidak menjawab. Hanya tersenyum.
"Lebih baik kau tinggalkan dia, bukannya kakek menjodohkanmu dengan seseorang." ingat Noah tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya. Noah memang dengar kalau kakek akan menjodohkan saudaranya dengan seseorang.
"Kau pikir aku menyukai di jodohkan seperti ini?" Tiba-tiba Aksa yang sejak tadi tersenyum menjadi sangat kesal karena mengingat tentang perjodohan yang tidak masuk akal baginya.
"Aku tidak tahu. Karena aku tidak pernah di jodohkan. Namun bukankah lebih baik daripada kau harus terus saja bersenang-senang dengan banyak wanita. Semakin banyak wanita di depanmu, semakin kamu tidak dapat memilih siapa yang terbaik diantara mereka. Karena kamu akan membandingkan wanita yang satu dengan wanita yang lainnya." Noah sepertinya adalah lelaki bijak.
"Tetap saja aku tidak suka. Bahkan sekalipun dia cantik kalau kita di paksa mencintainya bukankah itu aneh. Bukankah berpetualang mencari yang sempurna itu lebih baik daripada berdiam diri. Menerima saja hal apa yang akan di putuskan, " kata Aksa sambil menyeruput kopi karena dia merasa sangat mengantuk.
"Memang ... Cinta itu tidak dapat di paksakan. Tapi harusnya kau tolak saja pertunangan itu. Bukan menerimanya, tapi kau masih saja bersenang-senang dengan wanita lain," tuding Noah.
"Kau berkata seperti itu, seperti tidak tahu saja bagaimana kakek kalau sudah membuat keputusan." Aksa mendesah lelah. Noah mengangguk paham. Dia juga pernah merasakan tekanan dari kakek. Dan keputusan kakek adalah mutlak.
"Kalau begitu terima sajalah takdirmu," cibir Noah. Membuat Aksa semakin kesal.
"Benar. Karena aku harus mengikuti jalan takdir yang seperti ini, maka dari itu aku harus bisa meluangkan waktuku untuk mereka para wanitaku," ujar Aksa dengan sorot mata nakalnya. Noah melirik sebentar lalu geleng-geleng kepala dengan kelakuan sepupunya itu.
Itulah Aksa Candika. CEO tampan dan gagah. Dia juga seorang player yang sebenarnya sangat cerdas dalam menjalankan bisnis. Kakek menyukai kecerdasan Aksa walaupun kakek menyayangkan soal Aksa yang kerap gonta-ganti pasangan.
Aksa adalah pecinta dan penikmat perempuan. Tapi dia tidak akan berkhianat hanya karena soal perempuan. Dia tidak buta karena wanita, dia hanya pengelana yang menjadikan wanita hiasan di sisinya.
_____
T U N A N G A N P A L S U
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
beghh player ternyata
2023-03-27
0
fa_zhra
yah...aksa tukang sariwangi
2023-02-14
0
Akha Masrokha Rezpectha
akh...kecewa...Aksa spt itu..
2022-10-22
0