Bab 13 Aksa dan perempuannya

Aksa memicingkan mata dan menutupinya dengan tangan, saat cahaya matahari yang sangat menyilaukan menerobos masuk dari jendela. Seseorang sedang membuka tirai itu. Menunjukkan kepadanya bahwa mentari sudah sangat terang untuk terus saja berbaring di atas tempat tidur.

"Kau sudah bangun?" tanya sebuah suara lembut yang berasal dari seorang wanita bertubuh sintal dan menggairahkan. Aksa menggeliat dan memeluk gulingnya lagi. Kemudian menelusupkan kepalanya dalam balik selimut.

"Matahari sudah naik. Seharusnya kamu sudah beranjak ke kamar mandi."

"Kemarilah, aku ingin memelukmu sekali lagi." Aksa muncul lagi dari balik selimut dan melambai ke arah perempuan yang masih memakai baju handuk kimono berwarna merah maroon itu. Perempuan itu menurut. Dia mendekati Aksa yang berselimut di atas tempat tidur.

Tangan kokoh Aksa menarik lengan perempuan itu dan menangkap tubuh sintalnya dalam pelukan. Perempuan itu tersenyum. Rambut perempuan itu juga masih basah. Masih beraroma sampo.

"Sepertinya kau masih saja ingin menikmati tubuhku ..." bisik wanita itu di telinga Aksa. Dan tangan Aksa semakin gencar melanglang buana di atas tubuh indah itu. Semakin tangan itu menelusup kemana-kemana, semakin tubuh itu menggeliat dan memekik manja. Menikmati setiap sentuhan tangan kokoh milik Aksa.

Dialah perempuan bernama Tiara. Salah satu perempuan yang menjadi wanita Aksa Candika saat ini. Sebenarnya bukan hanya satu tapi banyak. Hanya saja kebetulan nama Tiara yang di pilih untuk menikmati kebersamaan bersama Aksa Candika tadi malam.

Tapi memang dari sekian banyak yang menemani Aksa Candika, dia yang paling sering bersama. Aksa sering terlihat bersama dengan wanita itu. Tiara adalah salah satu pemilik butik dan desainer ternama di kota ini. Barang barang branded high class yang sering di pakai para jutawan-jutawan itu berasal dari tangan seorang Aksa.

Tadi malam setelah berpesta di bar VIP, Real mengantarkan Aksa pulang ke rumahnya. Awalnya dia tidak ada rencana untuk tinggal lebih lama. Dia hanya ingin mengantarkan.

"Malam ini kau tidak menginap?" tanya Aksa seperti ingin mencegah kepulangan lelaki gagah dan tampan itu.

"Baiklah ...," jawab Aksa akhirnya. Memasukkan mobil dalam garasi dan bermalam disana.

Setelah puas memeluk tubuh Tiara, Aksa mulai bertanya.

"Jam berapa ini?"

Karena Aksa tidak melepaskan begitu saja tubuh Tiara, perempuan itu harus bersusah payah hanya untuk meraih ponsel itu.

"Jam tujuh lebih," kata Tiara setelah berhasil meraih ponsel di atas meja.

"Aku harus segera ke kantor ada rapat pagi ini." Aksa mulai mau melepaskan tubuh Tiara. Lalu beranjak dari tempat tidur setelah memakai celana boxer yang tergeletak di atas kursi.

Aksa membenahi tali baju handuk kimononya yang sudah terlepas, saat Aksa merengkuh tubuhnya tadi. Menutupi tubuh indahnya lagi yang sempat terkuak semua di hadapan Aksa. Karena ulah tangan lelaki tampan yang sibuk menelusup tadi. Aksa pun mulai beranjak menuju ke dalam kamar mandi.

"Bersihkan dirimu segera dan pergi ke dapur, aku akan membuatkanmu sarapan."

"Tidak perlu. Aku akan langsung berangkat saja." jawab Aksa dari balik kamar mandi dengan pintu kaca buram itu.

"Baju kerjamu ada di atas meja. Kalau begitu akan aku buatkan sereal."

"Baiklah." Lalu Tiara keluar tanpa mengganti baju. Dan membuatkan sereal instan untuk Aksa.

Setelah selesai berpakaian rapi, Aksa keluar kamar dan mendatangi Tiara yang sedang menyeruput cappucino hangat. Aksa mendekati dan memeluk tubuh itu lagi. Harum sampo dan sabun menyeruak dari tubuh dan rambut Aksa. Harum semerbak memenuhi indera penciuman Tiara.

Tiara meraih secangkir sereal di depannya dan memberikan ke Aksa. Sambil memeluk perempuan itu, Tiara menikmati sereal. Setelah selesai dengan serealnya Aksa segera pergi bekerja. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 8. Tak lupa kecupan manis untuk Tiara.

"Menginap dimana?" tanya Noah sepupunya yang jadi manager pemasaran saat rapat sudah selesai. Aksa muncul di ruangan Noah hanya untuk minta di buatkan kopi. Lalu menyeruput kopi dengan santai di ruang kerja Noah.

Lelaki ini tahu betul bagaimana sepupunya itu. Dia pasti tidak pulang ke rumah karena saat di lihatnya, jas yang di pakainya itu masih sama dengan kemarin. Hanya kemeja dalam saja yang berubah. Itu menandakan Aksa tidak tidur di kamar tidurnya sendiri.

Aksa hanya tersenyum. Dia teringat momen membahagiakan tadi malam.

"Pasti di rumah Tiara ...," tebak Noah benar. Dia tahu betul sepupunya ini sangat dekat pemilik butik itu. Aksa tidak menjawab. Hanya tersenyum.

"Lebih baik kau tinggalkan dia, bukannya kakek menjodohkanmu dengan seseorang." ingat Noah tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya. Noah memang dengar kalau kakek akan menjodohkan saudaranya dengan seseorang.

"Kau pikir aku menyukai di jodohkan seperti ini?" Tiba-tiba Aksa yang sejak tadi tersenyum menjadi sangat kesal karena mengingat tentang perjodohan yang tidak masuk akal baginya.

"Aku tidak tahu. Karena aku tidak pernah di jodohkan. Namun bukankah lebih baik daripada kau harus terus saja bersenang-senang dengan banyak wanita. Semakin banyak wanita di depanmu, semakin kamu tidak dapat memilih siapa yang terbaik diantara mereka. Karena kamu akan membandingkan wanita yang satu dengan wanita yang lainnya." Noah sepertinya adalah lelaki bijak.

"Tetap saja aku tidak suka. Bahkan sekalipun dia cantik kalau kita di paksa mencintainya bukankah itu aneh. Bukankah berpetualang mencari yang sempurna itu lebih baik daripada berdiam diri. Menerima saja hal apa yang akan di putuskan, " kata Aksa sambil menyeruput kopi karena dia merasa sangat mengantuk.

"Memang ... Cinta itu tidak dapat di paksakan. Tapi harusnya kau tolak saja pertunangan itu. Bukan menerimanya, tapi kau masih saja bersenang-senang dengan wanita lain," tuding Noah.

"Kau berkata seperti itu, seperti tidak tahu saja bagaimana kakek kalau sudah membuat keputusan." Aksa mendesah lelah. Noah mengangguk paham. Dia juga pernah merasakan tekanan dari kakek. Dan keputusan kakek adalah mutlak.

"Kalau begitu terima sajalah takdirmu," cibir Noah. Membuat Aksa semakin kesal.

"Benar. Karena aku harus mengikuti jalan takdir yang seperti ini, maka dari itu aku harus bisa meluangkan waktuku untuk mereka para wanitaku," ujar Aksa dengan sorot mata nakalnya. Noah melirik sebentar lalu geleng-geleng kepala dengan kelakuan sepupunya itu.

Itulah Aksa Candika. CEO tampan dan gagah. Dia juga seorang player yang sebenarnya sangat cerdas dalam menjalankan bisnis. Kakek menyukai kecerdasan Aksa walaupun kakek menyayangkan soal Aksa yang kerap gonta-ganti pasangan.

Aksa adalah pecinta dan penikmat perempuan. Tapi dia tidak akan berkhianat hanya karena soal perempuan. Dia tidak buta karena wanita, dia hanya pengelana yang menjadikan wanita hiasan di sisinya.

_____

T U N A N G A N P A L S U

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

beghh player ternyata

2023-03-27

0

fa_zhra

fa_zhra

yah...aksa tukang sariwangi

2023-02-14

0

Akha Masrokha Rezpectha

Akha Masrokha Rezpectha

akh...kecewa...Aksa spt itu..

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Perjanjian
2 Bab. 2 Memulai misi
3 Bab. 3 Tunangan pria
4 Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5 Bab. 5 Lisa dan Giri
6 Bab. 6 Nyonya itu lagi
7 Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8 Bab. 8 Kecelakaan
9 Bab. 9 Kebetulan
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab 13 Aksa dan perempuannya
14 Bab. 14
15 Bab. 15 Meja makan
16 Bab. 16 Main basket
17 Bab. 17 Romeo dan Juliet
18 Bab. 18 Motor mati
19 Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20 Bab. 20 Drama komedi
21 Bab. 21 Teman kecil Sera
22 Bab. 22 Sepupu
23 Bab. 23 Teman Noah
24 Bab. 24 Arka dan Lisa
25 Bab. 25 Tamu untuk Yora
26 Bab. 26 Wanita itu datang
27 Bab. 27 Menghadapi Tiara
28 Bab. 28 Arka muncul
29 Bab. 29 Mereka bertemu
30 Bab. 30 Menghindar
31 Bab. 31 Mengaku
32 Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33 Bab. 33 Keadaan yang sama
34 Bab. 34 Panik
35 Bab. 35 Menjenguk kakek
36 Bab. 36 Salah bicara
37 Bab. 37 Bertamu
38 Bab. 38 Aneh
39 Bab. 39 Menggali informasi
40 Bab. 40 Nonton basket
41 Bab. 41 Ruang pemain
42 Bab 42 Alasan Arka
43 Bab. 43 Sikap yang lembut
44 Bab. 44 Bertemu denganmu
45 Bab. 45 Warung ramai
46 Bab. 46 Penasihat
47 Bab. 47 Pemikiran Aksa
48 Bab. 48 Gadis itu!
49 Bab. 49 Hanya ada satu
50 Bab. 50 Lisa sakit
51 Bab. 51 Aksa yang lupa
52 Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53 Bab. 53 Interogasi
54 Bab. 54 Curhat Allen
55 Bab. 55 Permintaan Allen
56 Bab. 56 Ungkapan hati
57 Bab. 57 Mengancam
58 Bab. 58 Ikut denganku
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Menjelaskan
62 Bab. 62 Tamu tidak di undang
63 Bab. 63 Menjemput Lisa
64 Bab. 64 Jumpa lawan
65 Bab. 65 Dalam satu ruangan
66 Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67 Bab. 67 Tamu Aksa
68 Bab. 68 Soal menikah
69 Bab. 69
70 Bab. 70 AKsa dan ARka
71 Bab. 71 Berharga
72 Bab. 72
73 Bab. 73 Perintah
74 Bab. 74 Mesum
75 Bab. 75 Salah paham
76 Bab. 76 Meluruskan
77 Bab. 77 Dunia Lisa
78 Bab. 78 Bocah yang baik
79 Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80 Bab. 80 Penolakan Arka
81 Bab. 81 Di sini menunggu
82 Bab. 82 Dengan Aksa
83 Bab. 83 Makan malam
84 Bab.84 Kita pernah bertemu
85 Bab. 85 Posisi kita sama
86 Bab. 86 Kemunculan Yora
87 Bab. 87 Kerja Sama
88 Bab. 88 Rival
89 Bab. 89 Nyonya bos
90 Bab. 90 Menguping
91 Bab. 91 Keputusan Lisa
92 Bab. 92 Setelah putus
93 Bab. 93 Pengakuan Arka
94 Bab.94 Menemukan Lisa
95 Bab. 95 Akhirnya bertemu
96 Bab. 96 Mereka bertiga
97 Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98 Bab. 98 Pengganti
99 Bab. 99 Aksa yang baik
100 Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101 Bab. 101 Ingin berterima kasih
102 Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106 Bab. 106 Lisa bersembunyi
107 Bab. 107 Bimbang
108 Bab. 108 Ingin menyerah
109 Bab. 109 Kenapa harus dia?
110 Bab. 110 Terserah
111 Bab. 111 Awasi dia
112 Bab. 112 Dia Lisa
113 Bab. 113 Curahan hati
114 Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115 Bab. 115 Mereka balikan?
116 Bab. 116 Kejutan
117 Bab. 117 Bapak bertanya
118 Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119 Bab. 119 Jujur
120 Bab. 120 Ada hubungan apa?
121 Bab. 121 Masih di interogasi
122 Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123 Bab. 123 Urutan-urutan
124 Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125 Bab. 125 Nikmati saja
126 Bab. 126 Masih terasa
127 Bab. 127 Mengejutkan
128 Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129 Bab. 129 Mereka berdua
130 Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131 Bab. 131 Undangan kakek
132 Bab. 132 Menambah personil
133 Bab. 133 Inilah ceritanya
134 Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135 Bab. 135 Bersama Kakek
136 Bab. 136 Dia adalah ...
137 Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138 Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139 Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140 Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141 Bab. 141 Munculnya mereka
142 Bab. 142 Ternyata
143 Bab. 143 Aku sudah berjuang
144 Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145 Bab. 145 Terungkap
146 Bab. 146 Sebuah alasan
147 Bab. 147 Nona cinderella
148 Bab. 148 Damai
149 Bab. 149 Tentang Lisa
150 Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151 Bab. 151 Harus tetap tenang
152 Bab. 152 Bincang dengan ibu
153 Bab. 153 Informasi soal Lisa
154 Bab. 154 Berjuang
155 Bab. 155 Titik lemah Aksa
156 Bab. 156 Bicaralah ...
157 Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158 Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159 Bab. 159 Damai
160 Bab. 160 Benarkah?!
161 Bab. 161 Akhirnya
162 Bab. 162 Lisa dan Aksa
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab. 1 Perjanjian
2
Bab. 2 Memulai misi
3
Bab. 3 Tunangan pria
4
Bab. 4 Maukah menjadi putriku?
5
Bab. 5 Lisa dan Giri
6
Bab. 6 Nyonya itu lagi
7
Bab. 7 Aris, Sabo, Nero
8
Bab. 8 Kecelakaan
9
Bab. 9 Kebetulan
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab 13 Aksa dan perempuannya
14
Bab. 14
15
Bab. 15 Meja makan
16
Bab. 16 Main basket
17
Bab. 17 Romeo dan Juliet
18
Bab. 18 Motor mati
19
Bab. 19 Tidak sengaja bertemu
20
Bab. 20 Drama komedi
21
Bab. 21 Teman kecil Sera
22
Bab. 22 Sepupu
23
Bab. 23 Teman Noah
24
Bab. 24 Arka dan Lisa
25
Bab. 25 Tamu untuk Yora
26
Bab. 26 Wanita itu datang
27
Bab. 27 Menghadapi Tiara
28
Bab. 28 Arka muncul
29
Bab. 29 Mereka bertemu
30
Bab. 30 Menghindar
31
Bab. 31 Mengaku
32
Bab. 32 Rumah keluarga Candika
33
Bab. 33 Keadaan yang sama
34
Bab. 34 Panik
35
Bab. 35 Menjenguk kakek
36
Bab. 36 Salah bicara
37
Bab. 37 Bertamu
38
Bab. 38 Aneh
39
Bab. 39 Menggali informasi
40
Bab. 40 Nonton basket
41
Bab. 41 Ruang pemain
42
Bab 42 Alasan Arka
43
Bab. 43 Sikap yang lembut
44
Bab. 44 Bertemu denganmu
45
Bab. 45 Warung ramai
46
Bab. 46 Penasihat
47
Bab. 47 Pemikiran Aksa
48
Bab. 48 Gadis itu!
49
Bab. 49 Hanya ada satu
50
Bab. 50 Lisa sakit
51
Bab. 51 Aksa yang lupa
52
Bab. 52 Perjanjian tetap perjanjian
53
Bab. 53 Interogasi
54
Bab. 54 Curhat Allen
55
Bab. 55 Permintaan Allen
56
Bab. 56 Ungkapan hati
57
Bab. 57 Mengancam
58
Bab. 58 Ikut denganku
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Menjelaskan
62
Bab. 62 Tamu tidak di undang
63
Bab. 63 Menjemput Lisa
64
Bab. 64 Jumpa lawan
65
Bab. 65 Dalam satu ruangan
66
Bab. 66 Aku bukan bocah biasa
67
Bab. 67 Tamu Aksa
68
Bab. 68 Soal menikah
69
Bab. 69
70
Bab. 70 AKsa dan ARka
71
Bab. 71 Berharga
72
Bab. 72
73
Bab. 73 Perintah
74
Bab. 74 Mesum
75
Bab. 75 Salah paham
76
Bab. 76 Meluruskan
77
Bab. 77 Dunia Lisa
78
Bab. 78 Bocah yang baik
79
Bab. 79 Kejutan untuk Arka
80
Bab. 80 Penolakan Arka
81
Bab. 81 Di sini menunggu
82
Bab. 82 Dengan Aksa
83
Bab. 83 Makan malam
84
Bab.84 Kita pernah bertemu
85
Bab. 85 Posisi kita sama
86
Bab. 86 Kemunculan Yora
87
Bab. 87 Kerja Sama
88
Bab. 88 Rival
89
Bab. 89 Nyonya bos
90
Bab. 90 Menguping
91
Bab. 91 Keputusan Lisa
92
Bab. 92 Setelah putus
93
Bab. 93 Pengakuan Arka
94
Bab.94 Menemukan Lisa
95
Bab. 95 Akhirnya bertemu
96
Bab. 96 Mereka bertiga
97
Bab. 97 Ulang tahun perusahaan
98
Bab. 98 Pengganti
99
Bab. 99 Aksa yang baik
100
Bab. 100 Lisa tetaplah mirip Yora
101
Bab. 101 Ingin berterima kasih
102
Bab. 102 Ternyata ini ulah Noah
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Aku harus bersembunyi
106
Bab. 106 Lisa bersembunyi
107
Bab. 107 Bimbang
108
Bab. 108 Ingin menyerah
109
Bab. 109 Kenapa harus dia?
110
Bab. 110 Terserah
111
Bab. 111 Awasi dia
112
Bab. 112 Dia Lisa
113
Bab. 113 Curahan hati
114
Bab. 114 Enggak butuh menjadi baik
115
Bab. 115 Mereka balikan?
116
Bab. 116 Kejutan
117
Bab. 117 Bapak bertanya
118
Bab. 118 Berbincang dengan Bapak Lisa
119
Bab. 119 Jujur
120
Bab. 120 Ada hubungan apa?
121
Bab. 121 Masih di interogasi
122
Bab. 122 Repot, Ribet, Rumit
123
Bab. 123 Urutan-urutan
124
Bab. 124 Kalimat playboy pasti manis
125
Bab. 125 Nikmati saja
126
Bab. 126 Masih terasa
127
Bab. 127 Mengejutkan
128
Bab. 128 Suasana bahagia hancur
129
Bab. 129 Mereka berdua
130
Bab. 130 Ternyata aku jatuh cinta pada bocah
131
Bab. 131 Undangan kakek
132
Bab. 132 Menambah personil
133
Bab. 133 Inilah ceritanya
134
Bab. 134 Bertemu Nyonya Anne
135
Bab. 135 Bersama Kakek
136
Bab. 136 Dia adalah ...
137
Bab. 137 Pertemuan menegangkan
138
Bab. 138 Kabar yang mengejutkan
139
Bab. 139 Aksa mulai mengambil langkah
140
Bab. 140 Penjelasan yang panjang
141
Bab. 141 Munculnya mereka
142
Bab. 142 Ternyata
143
Bab. 143 Aku sudah berjuang
144
Bab. 144 Perbincangan di pagi hari
145
Bab. 145 Terungkap
146
Bab. 146 Sebuah alasan
147
Bab. 147 Nona cinderella
148
Bab. 148 Damai
149
Bab. 149 Tentang Lisa
150
Bab. 150 Kakek ke rumah Lisa
151
Bab. 151 Harus tetap tenang
152
Bab. 152 Bincang dengan ibu
153
Bab. 153 Informasi soal Lisa
154
Bab. 154 Berjuang
155
Bab. 155 Titik lemah Aksa
156
Bab. 156 Bicaralah ...
157
Bab. 157 Gadis pilihan Aksa
158
Bab. 158 Bersama keluarga Candika
159
Bab. 159 Damai
160
Bab. 160 Benarkah?!
161
Bab. 161 Akhirnya
162
Bab. 162 Lisa dan Aksa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!