Brak
Darren tidak menyangka adiknya akan bangkrut akibat ulah asistennya sendiri. "Kurang ajar, berani-beraninya dia menusuk Devon dari belakang," ucap Darren dengan geram. Nafasnya naik turun karena emosi. Ia tidak terima adiknya disakiti.
Lalu Darren memanggil Bagas yang merupakan kakak dari Bayu sekaligus asisten Darren untuk menghadap.
"Bagas apa maksudnya ini?" tanya Darren sambil melempar koran ke arah Bagas.
"Pak saya tidak tahu kalau diam-diam Bayu mengkhianati Pak Devon," Bagas membela diri. Ia memang berkata jujur.
Dalam memuluskan rencananya Devon dan Bayu memang tidak melibatkan siapa pun termasuk kakak-kakak mereka. Wajar jika Darren dan Bagas dibuat salah paham dengan pemberitaan tersebut.
"Hmf apa kau akan mengkhianatiku seperti apa yang dilakukan Bayu pada Devon sekarang hah?" sungut Darren.
"Tidak pak, saya tidak mungkin berbuat sekeji itu," kata Bagas.
"Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi," perintah Darren pada asistennya. Bagas mengangguk patuh lalu ia pun meninggalkan ruangan Darren.
Celine tak kalah terkejutnya dari Darren. Ia pun menelepon suaminya untuk memastikan kebenaran berita tentang kebangkrutan perusahaan adik iparnya itu.
Di sisi lain Devon telah berhasil meyakinkan publik bahwa kini dirinya hanyalah seorang laki-laki biasa.
"Baiklah Cindy kita mulai permainannya," gumam Devon.
Sementara itu Cindy yang awalnya berniat menghubungi Devon akhirnya ia urungkan. "Ah mungkin sekarang dia perlu memenangkan diri, sebaiknya aku tak mengganggunya dulu," gumam Cindy.
Keesokan harinya Cindy sudah tidak sakit lagi. Ia bisa tidur dengan nyenyak setelah mengkonsumsi obat. Lalu Cindy datang ke kantor pagi-pagi.
"Wah mami kelihatannya sudah fresh," kata Alan yang datang lebih awal darinya.
"Iya Alhamdulillah aku sudah baikan, oh iya Irene mana?" tanya Cindy yang tak melihat salah satu asistennya itu.
"Ada apa mam?" sahut Irene.
"Kamu udah sebar brosur kan buat buka lowongan kerja?" Cindy mengingatkan.
"Sudah mam, aku udah sebarin lewat medsos soalnya jangkauannya lebih luas," jawab Irene.
"Good job," puji Cindy sambil mengangkat jempolnya.
Di tempat lain Devon sedang mengurus kepindahannya ke tempat tinggal yang baru. Semua kemungkinan sudah dipresiksi dari awal oleh Bayu. Laki-laki yang berperan sebagai asisten pribadi Devon itu memang sangat teliti. Ia juga sudah menyewa rumah kontrakan yang tak jauh dari kos-kosan Cindy.
"Apa anda sudah siap berpura-pura miskin Pak?" tanya Bayu memastikan.
"Tentu saja, aku sudah memulainya mana mungkin aku mengakhirinya sebelum berjuang," kata Devon.
"Baiklah sementara waktu anda akan tinggal di rumah yang telah saya sewa. Letaknya masih berdekatan dengan tempat tinggal nona Cindy," terang Bagus.
"Ingat Pak bertahanlah selama mungkin, ini semua demi menemukan jodoh anda," kata Bagus menperingatkan atasannya itu.
"Siapa disini yang jadi bosnya? Kenapa kamu lebih banyak memerintah dibanding aku?" protes Devon yang tidak terima.
"Sekarang anda bukan bos lagi Pak, selama berpura-pura nanti saya yang akan jadi bosnya," ledek Bayu diiringi tawa mengejek.
"Assisten sialan, jangan-jangan kamu benar-benar menusukku dari belakang?" tuduh Devon tapi itu hanyalah gurauan. Ia yakin Bayu tidak akan mengkhianati dirinya.
"Saya harap anda bisa mengandalkan diri sendiri," pesan Bayu untuk terakhir kalinya sebelum menurunkan Devon di rumah kontrakannya.
"Iya bawel," umpat Devon.
"Terima kasih sudah mengantarku," kata Devon. Bayu mengangguk lalu kemudian pergi meninggalkan Devon.
Devon pun mekangkahkan kakinya ke rumah tesebut. "Meski kecil tapi tidaklah buruk," Devon tampak mengomentari tempat tenggal barunya itu.
Sore harinya Cindy pulang sekitar pukul lima sore. Devon yang menunggu kepulangan Cindy ke kosannya akhirny bisa melihat gadis itu.
"Nona Cindy," panggil Devon.
"Eh mas Devon, ada apa anda kemari?" tanya Cindy.
"Anda pasti sudah mendengar berita tentang saya?" Cindy hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari teman dekatnya.
"Sekarang saya tinggal di sana," tunjuk Devon ke sebuah rumah bercat hijau tersebut.
"Apa anda mau mampir?" kata Devon sambil tersenyum. Cindy membalas senyum. "Bagaimana kalau lain kali saya harus menyelesaikan tugas kuliah saya," ucap Cindy yang menolak secara halus.
"Baiklah," ucap Devon yang merasa kecewa.
"Apa ini karena aku berubah jadi miskin, swhingga dia menolak ajakanku?" cibir Devon menyimpulkan penolakan Cindy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Nirwana Asri
enakan gitu kak hehe
2022-08-25
0
olive
devon sama agus kayak bukan bos-asisten lebih ke bestie yah 😂
2022-08-25
1