Devon mengajak Pratiwi ke sebuah restoran mewah yang ada di seberang kantor milik Cindy. Ia akan mencoba bernegosiasi dengan wanita itu. "Mari bu," ajaknya masuk ke restoran tersebut.Sikap Devon yang sopan dan menghargai wanita membuat hati Pratiwi luluh.Ia bagai singa yang sudah mendapatkan daging dari tuannya, menjadi sangat penurut.
Devon memang laki-laki yang lembut,sikapnya hangat dan ramah pada siapa pun tak jarang dirinya sering membuat baper para perempuan.Banyak wanita yang salah mengartikan kebaikannya.Tidak jarang juga yang menggoda Devon untuk menjadikannya pasangan.Namun, Devon sepertinya tidak tertarik dengan mereka.Patah hati dua kali cukup membuat trauma seorang Devon Danz Smith.
Kisah cinta pertamanya dengan Celine yang sekarang menjadi kakak iparnya begitu menyisakan luka yang teramat dalam.Bertahun-tahun ia memendam perasaan pada Celine sejak zaman SMA, ternyata takdir berkata lain. Wanita yang ia cintai harus menikah dengan kakak kandungnya sendiri karena terlanjur mengandung anaknya.
Setelah Devon bisa membuka hati untuk wanita lain, Siska hadir di kehidupannya.Akan tetapi Siska menolak untuk dinikahi karena alasan dirinya yang sakit-sakitan.Janda kaya yang ditinggal mati oleh suaminya itu memang sejak lama mengidap penyakit parah yang sudah mencapai stadium akhir.
Dua pengalaman mencintai wanita yang sungguh membuat hatinya terkunci dan malas untuk mencari pasangan.Dia takut patah hati untuk yang ke tiga kali.
Meskipun ia tidak tertarik dengan wanita tapi sikapnya sama sekali tidak menujukkan kebencian pada wanita.Devon memang bukan tipe laki-laki yang dingin.Bahkan bawahannya sangat menghormatinya karena sikapnya yang sangat peduli pada siapa pun.
"Bagaimana perasaan anda saat ini bu?" tanya Devon pada Pratiwi.
"Jangan panggil saya bu,tuan.Mungkin kita seumuran," Pratiwi tersenyum malu-malu.Devon tersenyum menanggapinya.
"Sebenarnya anda orang yang baik kenapa harus marah-marah seperti tadi nyonya? kecantikan anda akan berkurang apabila anda sering marah-marah,"ucapan Devon membuat wajah Pratiwi memerah.
Laki-laki tampan itu mencondongkan badannya ke arah Pratiwi."Bagaimana kalau saya berikan voucher menginap di resort saya agar anda lebih relax, setidaknya anda bisa berlibur dengan suami anda untuk berbulan madu," bujuk Devon.
Mata Pratiwi langsung berbinar kala Devon memberikan voucher tersebut padanya."Terima kasih pak," dengan senang hati ia menerima tawaran Devon.
Devon tersenyum samar hingga tak ada orang yang bisa melihatnya."Tapi bisakah saya minta tolong pada anda untuk tidak mengganggu nona Cindy lagi," pinta Devon dengan nada bicara yang amat lembut.
Pratiwi berpikir sejenak."Baiklah pak, saya rasa saya sudah cukup memberi dia pelajaran,kalau begitu saya pamit," tukasnya.
"Mari saya antar," Devon pun berdiri dan mengantar Pratiwi sampai keluar.
"Hati-hati di jalan nyonya," ucap Devon memberi sedikit perhatian.Pratiwi tersenyum ke arahnya.
"Daebak, sebenarnya apa yang Devon bicarakan padanya sehingga singa betina itu jadi luluh," gumam Cindy yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Kemudian mendekat dan mengucapkan terima kasih pada Devon.Akan tetapi setelah kejadian itu Cindy tidak melihat Devon lagi.Ia pun tidak mendengar kabar darinya.
"Mam ngelamun aja sih," tegur Alan.
"Belum ada klien yang datang ya Lan?" tanya Cindy frustasi.Gara-gara Pratiwi mengacau di tempatnya tidak ada lagi yang percaya pada jasanya mencarikan pasangan.
"Belum ada mam," jawab Alan sambil memotong kukunya.Cindy hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gabut anak buahnya itu.
"Mam, ada pasien," kata Irene memberi tahu.
"Dih pasien, klien Irene, kesannya gue kaya cenayang aja terima pasien,lagian kenapa sih kalian seneng banget panggil gue mami,tua banget dengernya," gerutu Cindy.Bukannya marah tapi Alan dan Irene hanya tertawa mendengar ocehannya.
Cindy pun keluar lalu menemui kliennya.Cindy menahan tawa saat ia melihat seorang laki-laki culun dengan dandanan rambut klemis dan kacamata tebal.
"Ren, Irene," teriak Cindy memanggil Irene.Irene pun mendekat."Ya mam." jawab Irene.
"Dia kembaran lo?" tanya Cindy."Jangan ngeledek deh," protes Irene.
"Permisi saya mau menemui mami Cindy," kata pemuda itu.
"Ren, dia ko tahu nama gue?" tanya Cindy sambil bisik-bisik.
"Lah gimana sih,kan kita promo di sosmed jadi mereka tahulah kalau biro jodoh ini punya unya lo mam," kata Irene.
"Ehem,mari silakan duduk, emm nama anda siapa?" tanya Cindy kemudian.
"Dio," pemuda itu memperkenalkan diri.
"Oke Dio apakah anda kesini mau cari pasangan?" Dio mengangguk menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Cindy.
"Bagaimana kriteria anda?" Cindy sudah siap mengetik di depan laptopnya.
"Cantik,ramah dan tidak sombong," jawab Dio.
"Hanya itu?" Dio mengangguk.
"Baiklah mas Dio nanti kita hubungi lagi ya, silakan lakukan pembayaran di kasir terlebih dulu sebelum anda pulang,kami akan mengabari anda secepatnya," kata Cindy.
"Oh iya mas Dio, apa dia termasuk kriteria anda?" tunjuk Cindy pada asistennya.Irene jadi malu karena digoda Cindy.Ia pun keluar lebih dulu.
"Iya," jawaban ambigu Dio yang tidak bisa diartikan oleh Cindy.
"Eh dia suka lho sama Irene," Cindy tergelak bersama Alan.Gadis itu memang suka sekali mengerjai sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Nirwana Asri
haih yg kocak belum tentu laku dipasaran sayanb
2022-08-13
1
AdindaRa
Wkwkwkwk. Aku tambah ngakak sumpah setelah tau namanya Dio. Persis sama nama anak tetanggaku yang kalo habis mandi bedaknya penuh satu muka 😂🤣😅
2022-08-13
2
AdindaRa
Bukan mau body shaming yaaa. Tapi aku langsung ngakak baca ini. Karyamu kocaaaak kak.
2022-08-13
2