Suatu sore Cindy baru pulang dari kerja. Devon kemudian tiba-tiba datang menghampirinya. "Annyeong," sapa Devon menggunakan bahasa Korea.
Cindy terkejut lalu menoleh. "Daebak, bisa bahasa Korea juga?" tanya Cindy yang penasaran.
"No, aku cuma ikut-ikutan trend anak muda zaman sekarang, gak cocok ya?" tanya Devon sedikit kurang percaya diri.
Cindy menggeleng. "Anda masih muda dan tampan masih sangat cocok," puji Cindy.
"Aku bawa minuman dingin kamu mau?" tanya Devon memperlihatkan plastik berisi minuman yang baru ia beli.
"Kita duduk di sana saja," Cindy mengajak Devon untuk duduk di depan kos-kosannya.
Devon memberikan sebuah minuman boba untuk Cindy. "Untuk kamu," kata Devon sambil menyodorkan minumannya.
"Terima kasih," ucap Cindy.
"Cindy kalau boleh tahu apa yang mendasari kamu mendirikan biro jodoh itu?" tanya Devon yang ingin tahu.
Cindy tersenyum sebelum menjawab. "Sebenarnya itu hanya tugas kampus tapi kebetulan aku melihat peluang usaha jadi aku teruskan saja," jawab Cindy dengan santainya.
"Tapi sejauh ini kamu berhasil," puji Devon.
"Tidak, aku gagal mencarikan seseorang pasangan," kata Cindy dengan wajah serius.
"Benarkah? Siapa?" tanya Devon.
"Kamu," tunjuk Cindy ke arah Devon. Devon tertawa mendengarnya.
"Kamu bisa saja," jawab Devon.
"Sekarang gantian aku yang tanya boleh?" Devon mengangguk.
"Kenapa orang setampan, dan sebaik mas Devon sulit mencari pasangan waktu itu?" tanya Cindy penasaran.
"Menurut kamu?" tanya Devon balik.
"Apa karena saking sibuknya hingga tidak ada waktu mencari pasangan?' tebak Cindy. Devon mengangguk. Tapi laki-laki itu tidak menceritakan kisah patah hatinya pada Cindy.
"Owh aku kira karena trauma habis patah hati," imbuhnya. Devon hanya tersenyum.
"Menurut kamu ada tidak yang mau sama aku di saat aku sudah tidak sekaya dulu?" tanya Devon dengan wajah serius. Ia menatap mata Cindy. Gadis itu menjadi salah tingkah karena malu.
"Bahagia tidak butuh materi, karena kebahagiaan cukup kamu ciptakan dengan kesederhanaan hatimu" jawabnya dengan bijak.
Devon kagum pada sikap Cindy yang dewasa. Selain cantik ia juga piawai dalam bersosialisasi.
...***...
Keesokan harinya Devon datang ke kantor Cindy. Dia memakai setelan rapi setelan kain dan kemeja ketika datang ke kantor biro jodoh.
Devon tidak datang bersama Cindy. Kebetulan Cindy sedang ada urusan di luar. "Permisi," sapa Devon pada Irene dan Alan.
Mereka tampak kaget ada apa mantan CEO perusahaan besar itu datang kesitu. "Pak, mami Cindy sedang ada urusan di luar," kata Alan.
"Saya disuruh datang oleh Bu Cindy kemari."
Alan dan Irene mengerutkan keningnya. "Bu Cindy??" Mereka saling melempar pandang.
"Sebaiknya kita tunggu dia datang," kata Irene.
Tak lama kemudian Cindy datang. "Eh sudah di sini?" tanya Cindy saat melihat Devon.
"Emm mas Devon yakin mau jadi OB di sini?" tanya Cindy memastikan.
"Hah OB??" Alan dan Irene yang mendengarnya tak kalah kaget. Devon mengangguk yakin.
"Baiklah mas Devon bisa mulai kerja sekarang, tapi nanti gajinya gak seberapa."
"Iya gak papa," jawabnya dengan suara yang amat lembut. Hati Cindy berasa melehoy mendengar suara Devon yang begitu merdu. Sungguh Laki-laki ini amatlah mengesankan.
Kelucuan-kelucuan yang diciptakan Devon membuat Cindy, Irene, dan Alan tertawa melihatnya. Benar-benar menjadi hiburan tersendiri.
Keseharian Devon yang selalu menjadi orang yang selalu dilayani membuatnya tidak bisa melakukan pekerjaan rumahan.
"Maaf, saya membuat kekacauan," ucapnya merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa mas Devon, nanti lama-kelamaan juga alan terbiasa," kata Cindy memberikan semangat.
Setelah usai jam kerja, Devon menawarkan tumpangan pada Cindy. "Mau bareng kebetulan saya membawa motor sendiri," kata Devon.
"Beli motor baru ya?" tanya Cindy. Setahunya ia tidak pernah melihat kendaraan di rumah kontrakan Devon.
"Ini cuma motor bekas yang aku beli dari sisa uang tabunganku, lumayan buat hemat ongkos," jawab Devon.
"Yuk!" Cindy meminta helm pada Devon. Laki-laki itu sengaja menyiapkan satu helm lagi buat Cindy.
"Terima kasih helmnya pas," kata Cindy.
Mereka pun melewatkan sore ini dengan berboncengan berdua. Rasanya begitu nyaman, baik itu Cindy ataupun Devon saling menyembunyikan rasa bahagianya.
"Rasanya sudah lama aku tak merasakan kebahagiaan seperti ini, sederhana tapi begitu mendalam," batin Devon.
"Andai dia jodohku miskin pun aku rela asal bersamanya," batin Cindy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
AdindaRa
Bahagia itu sederhana ya, cukup dengan boncengan motor ajaa rasanya udah kayak dunia milik kita berdua 🤭
2022-10-11
1
olive
true
2022-08-25
1