Mak comblang di zaman modern seperti ini, why not? Berbagai alasan seseorang yang membuat mereka belum menemukan pasangannya. Mulai dari rasa kurang percaya diri karena penampilannya seperti kasus Dio, masalah pekerjaan, kriteria jodoh yang selangit, hingga orang yang tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal selain pekerjaan seperti Devon.
Dalam kasus Devon, ia adalah pebisnis yang amat sibuk hingga tak ada waktu untuk mencari pasangan. Meski dari keluarga kaya tapi orang tuanya sudah meninggal jadi tidak ada kata perjodohan dalam keluarganya.
...Tak ada yang lebih indah selain dua orang bertemu karena saling menemukan. Sama-sama berhenti karena telah selesai mencari. Tak ada yang yang akan pergi sebab tahu bagaimana sulitnya mencari...
...***...
Hampir setiap hari Cindy dan dua karyawannya pulang malam semenjak biro jodohnya mulai ramai.
"Duh pinggangku, Ren kamu udah pasang iklan buat nambah karyawan belum sih, kalau gini caranya bisa remek nih badan," keluh Cindy sambil memegangi pinggangnya.
"Ya ampun aku lupa mam, nanti aku share di medsos ya," kata Irene.
"Hissh kebiasaan deh, ya udah pulang dulu ah," Cindy menyambar tasnya lalu keluar.
"Mam kita duluan ya," Alan dan Irene sudah berada di atas motor. Mereka memang selalu berangkat dan pulang bareng karena kebetulan kosan mereka searah.
Tak lama kemudian hujan tiba-tiba turun. Ingin pulang tapi dia tak mungkin menaiki ojek online di saat hujan lebat seperti ini. Namun, uangnya juga sayang kalau harus membayar ongkos taksi. Akhirnya Cindy pasrah menunggu hujan berhenti.
...***...
Devon baru selesai kerja jam tujuh malam. Entah kenapa yang ada di pikirannya saat ini adalah Cindy. Apakah benar gadis itu telah masuk ke dalam hatinya.
Devon pulang sendiri dengan mengendarai mobil mewahnya. Lalu Devon sengaja melewati kantor Cindy. Pucuk dicinta ulam pun tiba, seolah memang berjodoh Devon melihat Cindy sedang berdiri di depan kantornya yang sudah tutup. Tangannya tak berhenti mengusap-usap lengannya yang terasa dingin.
Tanpa menunggu perintah Devon menepikan mobilnya tepat di depan deretan ruko itu. Cindy mengerutkan keningnya saat melihat dengan jelas mobil yang ia kenali berhenti di depannya.
Devon keluar dari mobil, tak lupa ia membuka payungnya. Laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Cindy.
Jantung Cindy berdebar kencang saat melihat wajah Devon. Ia jadi mematung di tempatnya. Lalu Cindy menepuk pipinya untuk memastikan dia tidak sedang bermimpi. "Aw sakit," Cindy meringis kesakitan setelah merasakan panas di bagian pipinya.
"Kenapa kamu menepuk pipimu sendiri?" tanya Devon saat melihat Cindy menepuk pipinya.
"Apa ini mimpi?" Tanyanya pada Devon.Devon mengulas senyum di wajah tampannya. Senyuman yang membuat hati Cindy meleleh seperti es krim yang sedang mencair.
Devon mencubit pipi Cindy karena gemas. "Aw sakit," kata Cindy. "Kamu tidak mimpi kan?" tanya Devon.
Ia pun memegang bahu Cindy dengan satu tangannya sedangkan tangan lain memegang payung. Ia mengajak Cindy masuk ke dalam mobil. Setelah Devon memastikan Cindy benar-benar masuk, ia menutup pintunya perlahan. Devon memutari mobil kemudian masuk ke belakang kursi kendali.
"Maaf mobil anda menjadi basah," ucap Cindy yang merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa santai saja," kata Devon sambil tersenyum. Sungguh Devon adalah laki-laki yang sangat ramah dan murah senyum. Jarang sekali dia menemukan laki-laki sehangat ini. Kalau kebanyakan CEO itu bersikap dingin, arogan, dan keras kepala, tidak dengan Devon. Ia adalah orang yang paling ramah sedunia yang pernah ditemui oleh Cindy.
Devon melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah kosannya Cindy. Hujan berhenti saat mereka sudah sampai di depan kosan.
"Terima kasih banyak pak, em maksud saya mas Devon," ucap Cindy dengan ragu-ragu.
"Sama-sama Cindy, masuklah lalu mandilah dengan air hangat agar kamu tidak sakit," kata Devon dengan penuh perhatian. Wajah Cindy memerah mendapatkan perhatian dari Devon.
Tak mau sampai Devon melihat wajahnya yang memerah ia pun membuang mukanya. Lalu Cindy turun dengan terburu-buru. Devon mengangguk saat akan melajukan mobilnya.
Cindy masih berdiri di luar. Tapi setelah angin malam menerpanya ia pun masuk ke dalam kos-kosan.
"Kecebur dimana lo kok basah kuyup gitu badan lo?" Tanya Irma, teman kos yang tak pernah absen menyapa Cindy tiap kali sampai di kosannya.
"Elo molor apa gimana, di luar hujan tahu, gue gak bawa payung jadi gue kehujanan," jawab Cindy tak kalah ketus.
Lalu Cindy pun masuk ke dalam kamar dan mengambil handuknya. Ia segera mandi di kamar mandi umum yang berada di dalam area kos-kosan tersebut.
Gadis itu tidak mandi dengan air hangat seperti saran Devon. Ia mandi dengan air dingin. Badannya menggigil setelah selesai mandi. Cindy pun naik ke atas kasur dan menarik selimutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
AdindaRa
Alamaaaak..
So sweeeet 😘😘😘
Kapan diresmikan???
2022-09-05
1