Andien sampai di rumah larut malam, ponsel dia matikan semenjak jam 5 sore. Ia yang out dengan Arin dan bosnya. Mereka nongkrong di cafe di ruang roof top outdoor di kawasan elite.
Cafe yang sangat populer di kalangan muda dan para pekerja muda. Nyatanya mereka bertemu dengan Alexander dan teman-temannya.
Mereka minum dan makan bersama bertukar cerita dan mengenang masa lalu sewaktu masih di kampus. Alexander tak mensia-siakan momen indah itu dan Andien terlihat santai dan mengacuhkan waktu.
Klik. Lampu kamar menyala saat Andien melangkah perlahan di kamarnya yang gelap. Nampak Pandu berdiri di belakangnya dekat saklar lampu. "Nyonya Andien Wibisono ini sudah jam berapa ini ? Apakah pekerjaan lebih penting daripada keluarga? " Tanyanya.
"Aku tadi hangout bareng rekan kerja ku. Maaf tak memberi kabar. Ponsel ku mati. Apa kau keberatan? " Kilahnya langsung menatap Pandu cuek.
"Sayang. Aku akan jelaskan mengenai. " Pandu mendekati Andien dan bermaksud untuk memeluk nya namun ia mundur dan Pandu tertegun karena pergerakannya.
"Aku akan mandi. Badanku lengket karena tadi aku bekerja di lapangan seharian. Maaf. " Ia pun membalikkan badan seraya melemparkan tas ke kursi kecil depan meja rias nya.
Ia mengganti sepatu dengan sendalnya dan mengambil pakaian dan handuk. Berlalu menuju ke kamar mandi.
Pandu duduk mendengarkan suara shower di nyalakan, ia menunggu Andien. Dia iseng menelisik isi tasnya. Ada pounds kosmetik, alat tulis, agenda kerja.
Dan ponsel nya nyala namun mode silent. Dia melihat banyak pesan dan panggilan tak terjawab di acuhkan nya. Bergegas ia kembalikan semua seperti semula.
Tak lama Andien keluar dan mengeringkan rambutnya dan melakukan skincare routine. Lalu merebahkan diri di ranjang. Pandu duduk di sebelah nya menatap nya. "Aku letih. Aku ingin tidur tolong jangan ganggu aku apapun itu. " Katanya tampa melihat suaminya.
Pandu hanya menghela nafas panjangnya dan meringkuk tidur memeluk istrinya yang membelakangi nya. Kali pertama dia tidur dengan posisi yang seperti ini juga.
Sehabis sholat subuh Andien langsung mandi dan berganti pakaian kerja dia berpapasan dengan Arjuna yang bermaksud menyapa namun di acuhkan nya juga.
Wanita itu menghindari Pandu dan tak ingin berdebat hal remeh seperti itu. "Cukup tahu diri Andien. Kau tak sekelas dengan mereka. Itu semuanya palsu. " Hiburnya dalam hati.
Kali ini ia menggunakan motor besar milik Arjuna yang terparkir manis depan rumah besar itu. Sopir yang mengeluarkan dan memanaskan motor nya ingin berteriak namun tak sampai keluar suaranya. Hanya mematung menatap motor itu menghilang dari gerbang pagar gedung.
Pandu, Arifin dan Arjuna duduk manis di ruang makan. Terheran-heran melihat Asep sang sopir masuk dengan muka kebingungan. "Ada apa? " Tanya Arjuna. "Maaf, Tuan Arjuna. Motornya dibawa pergi sama Nyonya muda. " Lapor nya sedikit takut.
"Apa? Andien naik motor gede? " Teriak Pandu terkejut. Sedangkan Arifin dan Arjuna tersedak makanannya karenanya. "Memangnya Andien bisa naik motor itu? " Tanya Sari kebingungan saat datang membawa baki lauk ayam.
"Iya. Dia bisa Ma. Bahkan ia pernah ikut balap liar.. " Jawab Arjuna meringis menatap Pandu takut kakaknya marah. "Apa kau juga mengetahui jika dia bisa beladiri? " Tanya Pandu cepat.
Arjuna menganggukkan kepalanya. Pandu membanting serbet makan kesal. Arjuna garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Kedua orang tuanya saling berpandangan.
Arin bersiul menatap Andien turun dari motor itu. "Baru? " Tanyanya. "Iya, aku nemu di halaman rumah lalu aku bawa kesini. Malas diatur mulu. " Ucapnya sambil berlalu dan Arin tertawa kecil mengikutinya.
Andien mengenakan kemeja body slim dan jaket jeans serta celananya denim dan flatshoes. Rambut nya tergerai begitu saja. Dia juga mengenakan kacamata yang ditemukan di stir motor tadi.
Dia duduk di mejanya dan mengerjakan desain dan mengecek material dan menghitungnya. Karena mereka ada date line yang diberikan oleh investor.
Di ruangan nya Pandu kesal karena Andien berusaha menghindari nya dan anak buahnya menjadi sasaran kekecewaan nya. Wildan sudah mengirimkan pesan pada Andien namun tidak direspon juga olehnya.
Pandu memutuskan menghampiri Andien di kantornya. Namun ia salah prediksi istrinya sudah keluar dari jam dia siang dan sudah berpamitan tidak kembali.
Lagi-lagi Andien tak mengangkat ponselnya dan itu membuat Pandu bertambah geram. "Bos jangan lupa pertemuan di Star Seven Clubs jam Tujuh nanti."
Isi pesan dari Wildan yang membuat ia terpaksa mengemudi ke Club tersebut karena ia tak ada janjian Sampai di parkiran jam tujuh kurang dari janji temu.
Wildan juga baru sampai mereka bertemu di parkiran dan naik bersama ke ruang VVIP yang mereka pesan. Saat berjalan di lorong menuju ruangannya Wildan terkekeh kecil.
"Bos sepertinya aku melihat kembaran Nyonya Wibisono. Itu dikamar 209? Aneh kan?" Celetuk nya. Pandu berhenti dan membalikkan badan menuju ruangan yang dilaluinya tadi.
Matanya melebar saat melihat istrinya duduk bersama beberapa rekannya dan ada Alexander diantara mereka. Braak. Pintu dibuka dengan kasar olehnya.
"Bisa jelaskan kenapa kau tak mengangkat telpon ku? " Tanyanya dengan nada dingin. Suasana yang ramai bercanda dan nyanyian terhenti seketika menatap Pandu yang berdiri dengan wajah suramnya. Dan kalimat yang dia katakan membuat Andien gugup.
"Bisa kita bicarakan nanti? Aku sedang hangout dengan teman-teman. Jadi.. "
"Sampai kapan Andien? Berhentilah bertindak sesukamu! Kau istriku kapan kau menghargai nya? " Sela Pandu dengan nada tegas dan menatapnya tajam.
"Maaf teman. Aku balik duluan. Kapan-kapan aku kabari lagi. " Andien mengambil tasnya dan keluar dari tempatnya melaluinya dan Wildan yang tertegun menatap penampilan cantik Istri atasannya.
"Pantas saja banyak pria mengagungkan nya dia benar-benar cantik luar dalam. " Batinnya. "Jaga pandangan mu! " Hardik nya sambil lalu mengikuti istrinya. Wildan juga mengekor dibelakangnya.
"Kau pulang dengan aku. Wildan suruh orang mengantarkan motor nya. " Pandu merampas kunci yang dipegang Andien dan melemparkan ke arah Wildan. Lelaki itu tercengang karena tak menyangka istrinya si bos naik moge.
"Aku nanti kembali jadi temani mereka. " Titahnya sambil menyeret Andien ke mobilnya. Mereka berdiam diri didalamnya, Pandu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan Andien di depan rumah. "Masuklah! " Perintah nya.
Andien masuk ke gerbang dan penjaga menutupnya rapat Pandu pun mengendarai mobil kembali ke tempat janjiannya bersama Wildan dan para tamu investor nya.
Andien masuk ke kamar nya dan membersihkan diri dari peluh karena sudah bekerja seharian penuh. Mau bagaimana lagi ia juga tak nyaman karena peristiwa kemarin. "Jika benar mereka berkencan maka tamat hubungan mereka", itulah yang dipikirkan nya. Sementara Pandu memikirkan istrinya dan kedekatannya dengan Alexander , " Benarkah ada cinta tersembunyi diantara mereka dan aku menjadi pemisah nya?" Batin nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Shinichi x Kaito
next thor semangat terus
2022-06-19
0