" Untuk mu. Nomor dan berkasnya sudah di transfer kau atur sendiri. Dan ini kartu belanja mu. Kode pin tanggal pernikahan kita. " Pandu menyerahkan kartu hitam dan ponsel apel di gigit berwarna putih.
"Phonselmu sudah di buang Wildan. Jangan menatap ku seperti itu! " Tegasnya menatap wajah Andien yang kesal. Wanita itu hanya mengambil barang tersebut dan menjauh ke balkon sisi timur ruang tamu. Dia duduk di sana sendiri dan sibuk dengan ponsel nya.
Dia mengatur kontak dan galeri fotonya. Dia melihat foto dan kontak utuh. Toh dia memang single dan tak banyak pergaulan. Hanya hubungan kerjaan. Foto juga hanya ada sahabatnya dan teman satu kelas saja juga anak-anak panti.
Dia menerima pesan masuk dari Naya dan Arin yang menanyakan soal kabarnya. "Kenapa kamu mengambil cuti. Ada masalah dengan Panti? " Tanya Naya.
"Tidak. Hanya ada keperluan mendadak. Maaf merepotkan mu beberapa hari ke depan. " Balasan Andien.
"Untung kau bikin copy data. Jadi aku dapat meneruskan kerjaan. " Balas Naya. Andien hanya membalas dengan emotnya ceria dan terimakasih.
Andien memperhatikan galeri fotonya juga sudah ada foto pernikahannya. Prosesi ijab kobul nya. Dia di duduk di kursi pelaminan dan Pandu sedang menjabat tangan mengucapkan sumpah pernikahannya.
Foto-foto yang hadir dan foto dirinya mengenakan kebaya tanpa kerudung. Wajahnya terlihat kecil dan cantik juga tubuhnya yang terbalut kebaya putih melekat pas di tubuhnya. "Kapan ini di ambil? Ia sungguh tak dapat mengingat itu. " Pikir nya menatap ke ponsel nya lekat.
"Apa kau menyukai foto ini? Mama juga menyukainya, sangat cantik. " Pandu berkata di samping nya, membuat ia tersentak dari lamunan sesaat.
"Aku tahu, kami sudah menyeretmu dalam keluarga Wibisono. Namun aku serius dalam pernikahan kita. Aku akan menganggap mu sebagai istriku. "
" Jadi kedepannya jangan pernah kau lupa akan ini. Dan aku ingin kau menjaganya nama baik keluarga kita. " Ucapnya sambil membelai rambutnya dan mengecup keningnya.
Dia pun berjalan ke pantry dan mengambil nasi dan makan sendirian. Lelaki itu sengaja melakukan hal itu karena ia mengerti istrinya sedang masa adaptasi dengan nya. Karena ia yang menyertakan dalam pernikahan paksa ini.
Andien Wiguna memilih naik dan membersihkan diri dan berganti baju tidurnya sebelum nya ia melakukan ritual perawatan kulit nya. Ia baru merebahkan tubuhnya saat Pandu membuka pintu.
Andien Wiguna mendadak kaku, " Apa dia akan meminta hak nya sebagai suaminya? " Batinnya. " Tidurlah. Aku tak akan memaksakan kehendak pada mu! Katakan jika kau sudah siap. " Katanya sambil menarik selimut mereka.
Mereka tidur bersama dan hanya tidur hingga lagi. Pandu hanya mengernyit saat melihat gadis itu bangun dan menjalankan sholat sepertiga malam.
Bahkan ia menirukan murottal dengan sama fasihnya. "Ternyata dia wanita yang taat dan patuh. " Gumamnya, ia berdiri dan pergi ke kamar mandi mengambil wudhu. Dan ia melakukan hal yang sama dengan Andien.
Wanita itu bergeser sedikit memberikan ruang pada Pandu.
Sesuai shalat Pandu di kagetkan dengan uluran tangan Andien yang melakukan takzim. Saat dia bangkit dari duduknya terdengar suaranya Pandu. "Ajari aku membaca surah. Aku tak pernah membacanya secara intens. "
"Kau tak sungkan belajar dari seorang wanita? " Tanyanya penasaran dengan mengernyitkan keningnya.
"Bukannya tugas istri menutupi kekurangan suami, dan menjadi pendamping hidup yang baik. " Suara Pandu serak mengingatkan dia. Andien hanya tersenyum. " Baiklah. Sekarang? " Pandu mengangguk pelan.
Maka di mulailah mereka membaca dari Surah terpendek dan paling mudah. Andien memberikan arahan cara membaca dengan benar. Hingga subuh berjamaah di kamar mereka.
Andien Wiguna menyiapkan sarapan seusai shalat subuh. Ia membuat bubur ayam dan menu ayam kecap, sambal dan soup. Sambal juga dia siapkan dan bakwan. Sesuai memasaknya ia ke kamar mandi membersihkan diri.
Pandu masih sibuk dengan macbook dan ponsel di sofa tanpa melirik istrinya yang melintasi dia. "Sarapan sudah tersedia. Kau mau sekarang atau nanti? " Tawar Andien sambil merapikan rambutnya yang diikatkan menjadi satu ke atas.
"Kau juga ikut sarapan? " Tanyanya sambil meletakkan macbook dan ponsel ia masukkan ke saku celananya pendek dengan t shirt putih. Laki-laki ini berpakaian santai dan bikin hati Andien berdebar jika di dekatnya.
"Mhkm." Wanita itu hanya berdehem sambil menyisiri rambutnya. "Tak usah mengenakan make up tebal. Aku tak suka. " Bisiknya sambil mengecup puncaknya dan berlalu. Andien menggenggam sisir dengan kuat.
"Ya, Allah aku bisa kena diabetes jika dia terus. " Gumamnya sambil berjalan menyusul nya. Dia sudah duduk manis menunggu Andien saat wanita itu sudah tiba di pantry.
"Silahkan. Maaf jika masakannya tak sesuai seleramu. " Ujar Andien. Pada saat wanita itu mengambil piring di depan Pandu lelaki itu menunjuk nasi.
Andien lebih suka makan bubur ayam nya. Lelaki itu hanya melirik nya. " Makan yang tepat waktu, jangan diet. Aku suka jika kau sedikit gemuk di bagian tertentu. " Katanya santai sambil mengunyah makanannya. Andien hampir tersedak mendengar kalimatnya.
"Lelaki memang sama saja memang suka bodi bohay dasar mesum. " Gerutunya dalam hati. Kening nya berkerut dan itu juga tak luput dari perhatian Pandu.
"Aku masih boleh kerja kan? Aku tak mau keluar. " Andien mencoba mengalihkan perhatian. "Boleh. Tapi tak ada lembur. Jadi jangan pernah mengeluh capek jika nanti aku minta jatah. " Selanya.
"Memang lelaki pikiran nya tak jauh dari selakangan. " Umpat nya lagi dalam hati. Dan lelaki itu masih melihat kerutan di kening wajah cantik Andien walaupun wanita itu selalu tersenyum.
"Kita jalan-jalan lagi ke pantai? " Tawarnya. Masih mengunyah makanan menatap Andien dan dijawab dengan anggukan kepala. Wanita itu hanya diam saja saat makan, juga saat mereka keluar ber jalan-jalan.
Pagi yang cerah dengan sinar mentari hatinya Andien menghangat mana kala melihat keluarga kecil bercanda membuat istana pasir. Wanita itu terdiam, karena jujur ia tak pernah merasakan kebahagiaan bersama keluarga.
Pandu melihat arah pandang nya dan merangkulnya dan mengajaknya berjalan lagi ke tempat gazebo.
"Kau kuberikan kebebasan, bekerja dan yang out dengan teman-teman mu. Namun jangan lupa kau istriku. Dan jika kau punya waktu luang kau harus mengakrabkan diri dengan keluarga. "
"Masakan mu lezat. Aku suka, aku ingin kau menyiapkan untuk aku. Jika merepotkan kau cukup sekali saja memasak nya. Aku tak mau kau keletihan dan kau juga harus dapat jaga kesehatan. " Andien hanya memandangi lelaki itu.
"Aku tak suka pilih-pilih makanan. Aku juga tak ada alergi terhadap apapun. Aku biasa olahraga sehabis subuh. Dan pekerjaan satu-satunya kegiatan ku. Aku jarang bersosialisasi, sahabat ku hanya satu dua. Wildan salah satunya, dia temanku saat sekolah hingga kini menjadi asisten ku. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments