" Kalian akan ke kantor? " Sari Wibisono mengalihkan perhatian. "Iya ma. Lagi pula Andien banyak pekerjaan dan daripada aku diam dirumah lebih baik ke kantor. " Balas Pandu.
"Andien. Maaf tapi bajumu mama rasa harus ganti sayang. Itu terlalu suram untuk wanita bersuami. " Celetuk Sari Wibisono. Semua tertawa dibuat nya.
"Maafkan mama, adikku. Dia seperti ini juga saat aku belum menikah, lebih-lebih saat kencan, terus acara nikahan. Pusing. " Seru Wulan.
"Ayo. Ke atas kita cari baju kerja yang bagus. " Sari menarik mantunya dan hanya dilirik Pandu sambil menahan tawa.
"Selamat datang kakak ipar. Nikmati hukuman mu karena kau sudah masuk di Wibisono. " Seru Arjuna. Dan Pandu memelototinya, namun ia hanya cuek saja memakan makanannya.
Tak lama turunlah mereka. Andien memakai blus putih terusan dan rambut di sanggul kecil dan bros di blaser tipis biru.
"Liat ia cantik kan? Mama nambahin make up sedikit. " Sari Wibisono memamerkan hasil kerjanya. "Mama kenapa kau merias nya seperti ini? Banyak laki-laki buaya diluar sana. Apa kau ingin aku menjadi duda? " Protes Pandu kesal. Sari Wibisono berubah raut mukanya.
Andien duduk kembali disamping Pandu. Cup. Ciuman di pipinya Pandu membuat lelaki itu terpaku. Dan yang lainnya ikut tertegun.
"Untuk? " Tanya Pandu. "Agar kau berhenti mengomeli Mama. Kasian dia sudah kerja keras untuk ini. " Jawab Andien pelan. Yang lain terkekeh karena itu.
"Dasar bucin." Sungut Arjun kesal. "Jangan baperan, ga bagus buat kesehatan. Kita berangkat? " Andien menatap Pandu yang masih bengong padahal ia sudah selesai makan. Lelaki itu hanya mengangguk.
Andien pun takzim kepada kedua mertua nya dan menyapa kakak ipar nya diikuti Pandu.
"Wah. Benar-benar kakak sudah cinta mati pada-Nya. " Gumam Arjuna. "Kau iri padanya? " Sindir Sari Wibisono dan lelaki itu hanya berdecak kesal.
Di kantor Pandu berjalan dengan senyuman yang merekah, lelaki itu diberi kecupan dua kali di pagi hari. Sepanjang jalan dilalui nya banyak karyawan nya yang gagal fokus.
Pasalnya CEO nya harus nya masih dalam cuti namun sudah masuk kerja. Yang kedua ia tersenyum suatu hal yang mustahil bagi yang mengenal nya. Karena dia terkenal bermuka datar dan dingin.
Andien sendiri menjadi salting karena teman-teman nya banyak memuji gaya busananya hari ini. Dia berusaha untuk konsentrasi dalam pekerjaan nya.
"Kau kenapa sakit? " Wildan masuk keruangan nya sambil meletakkan berkas kasar di mejanya Pandu. "Ck. Cuma kamu bawahan yang kasar dengan bos. Sudah kaya? Tak butuh gaji? " Sakarse Pandu.
Wildan hanya terkekeh karena itu. "Siapkan posko darurat. Kau buat perusahaan kita lumpuh hari ini karena senyuman aneh mu! " Umpat Wildan.
"Tsk." Pandu hanya mencebikkan mulut nya. Sambil memeriksa berkasnya. Wildan memainkan ponselnya. "Nanti abis kerja ke Paramore Club. Kita kumpul. Ajak istrimu juga. Dan mutlak. " Kata Wildan begitu berkasnya selesai diperiksa Pandu.
"Ok. Hanya sebentar dan aku tak lama. Dia masih kurang sehat. " Sahut Pandu. Dan hanya dijawab Wildan anggukan kepala. Dan rencana mereka dilakukan. Pandu membimbing istrinya ke Paramore club, langsung ke ruang VVIP.
Dalam ruangan sudah ada tiga orang lelaki dan empat wanita. "Eits. Pengantin baru selamat datang. " Seru yang mengenakan jas biru navy. Tak lama Wildan muncul. Mereka para lelaki saling bertos ria ala cowok.
"Mereka teman sekampus aku dan teman berkumpul. Andre, Wildan, Tommy dan Hazel." Pandu mengenalkan.
" Andien Wiguna? Wah kebetulan sekali! Kenapa nasibmu beruntung sekali dikelilingi sang pewaris? Bagaimana nasibnya Alexander? Thomas Jefferson? Apa kau masih ingat aku bunga Kampus? " Seru seorang wanita berpakaian seksi hitam ketat tanpa lengan memperlihatkan dadanya terekspos seolah hendak keluar dari tempat nya.
"Stela? Kau rupanya dunia sungguh sempit" Jawab Andien Wiguna dengan nada sinis. "Kalian sudah saling kenal? " Tanya Wildan sambil menyesap minuman nya yang dituang kan dari wanita pendamping nya.
"Tentu dia bunga Kampus kami, cerita dia melegenda yakni cinta segitiga sang pewaris? " Ucap Stela sinis.
"Tunggu. Kau bilang cinta segitiga sang pewaris? Maksudnya yang melibatkan anak dari grup Daehan dari Cina dan Putra dari pemilik Venus Antara? " Tanya Tommy.
"Kau tahu cerita nya?" Andien bertanya. "Ya sedikit dari Thomas karena dia sepupuku." Jawab nya linglung menatap Andien Wiguna
"Alexander adalah putra sahabat Papaku dan hubungan nya dengan Arjuna juga renggang. " Sahut Pandu sambil memberikan minuman jus pada Andien.
"Terimakasih sayang. " Kata Andien menatap suaminya. "Ikh. Merinding aku bisanya mereka tergoda padamu." Sakarse Stela menatap jijik pada Andien Wiguna.
"Apa? Kau masih saja tak puas yang kau miliki? Jangan tamak apa kau lupa nasehat ku dulu? " Sindir Andien Wiguna melirik nya sinis.
"Aku bukan munafik seperti kamu! " Teriaknya. "Munafik? Aku? Yang benar saja. Kau bisa lihat dan cek orang disekitar aku. Apa aku seperti itu? Dan jelasnya aku tak melakukan triknya yang murah. " Balas Andien Wiguna dengan tenang meminum jusnya.
"Kamu! " Stela melotot marah. "Kau lupa yang kau lakukan pada Thomas sehingga sahabat aku menjadi canggung karena ulah mu? " Andien balas menatap dengan tatapan sengit dengan wajahnya yang datar dan tersenyum.
"Paling tidak mereka menghargai aku karena kepintaran ku bukan tubuhku. " Sindir nya pedas.
"Stela keluar! Atau aku batalkan kontrak mu! " Andre membentak tanpa melirik sama sekali hanya menatap Andien tak berkedip.
Wanita itu keluar dan menghentak kan kakinya tempat itu. "Well Andien Wiguna berapa harganya jika berkencan dengan mu? " Andre bertanya tanpa berkedip duduk dengan bersandar pinggiran sofa terlihat seperti mabuk berat.
"Apa kau mempunyai kualifikasi untuk menjadi teman kencan ku? " Balik Andien bertanya dengan memeluk suami nya dan bersandar di dada nya. Namun hanya dijawab suara tertawa Andre yang memenuhi ruangan.
"Dia sudah mabuk dan gila. " Sungut Hazel yang cuek dan menjadi pendengar setia. " Lidah mu masih saja setajam pisau. Andien Wiguna bagaimana dia bisa menaklukkan mu? " Omel Andre.
"Kalian saling kenal? " Tanya Wildan penasaran. " Mhn. " Andre hanya menggumam. "Kami pernah kerja sama dalam proyek resort di pulau T. Dan ia beberapa kali merayu mengajak kencan." Andien menatap suaminya lembut.
"Kenapa kau tak cerita. " Seru Wildan dan Hazel bersamaan. "Sudah. Dialah si kucing yang ku maksud. Strategi ku kalah dia terlalu gesit. " Sungut nya.
"Selamat bergabung di kelompok bachelor. " Thomas mengulur kan minuman dan ketiganya bersulang. Pandu hanya geleng-geleng kepala dan menatap istrinya.
"Kau tak ikut minum? " Tanya Andien pada suaminya. "Dia paling anti minum dan rokok. Dia juga jago negosiasi dan selamat kalian pasangan serasi. " Wildan mengangkat gelasnya bersulang diikuti yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments