17. Terduga Bersalah

Sementara itu Putra dan Valen baru sampai di depan kantor di mana Windi bekerja, saat kemudian mereka melihat kantor sudah sepi dan ditutup rapat.

Tak ada motor Dani, ataupun motor dan mobil karyawan lain.

"Kayaknya sepi Val."

Kata Putra begitu keduanya turun, mereka celingak-celinguk.

Putra lantas berjalan ke arah pintu kantor yang sudah ditutup rolling door.

Berbeda dengan Putra, tampak Valen justeru memantau sekeliling, ia melihat setiap sudut di depan kantor tempat Windi bekerja.

Ada kamera pengawas yang dipasang tersembunyi di sudut kiri bangunan yang menghadap ke arah pintu, kemungkinan jika kamera itu bisa menangkap gambar di jalanan, pasti tidak maksimal.

Valen mengawasi kamera tersembunyi tersebut, ia seolah memikirkan sesuatu, sampai baru sadar begitu tangan Putra menabok bahunya dari belakang.

"Lihat apaan sih Val?"

Tanya Putra.

Valen lantas menunjuk kamera pengawas yang tersembunyi di sudut yang pasti tak banyak orang menyadari.

"Oh CCTV."

Kata Putra.

Valen mengangguk.

"Dani kemarin katanya sempat lihat rekamannya."

Kata Putra.

Valen menoleh ke arah Putra,

"Kapan cerita?"

Tanya Valen.

"Pas aku datang pertama ke rumah sakit, Paman Agus yang cerita."

Ujar Putra.

"Terus?"

Tanya Valen lagi,

Putra melepaskan tangannya dari bahu Valen.

"Entahlah, aku rasa tidak ada bukti apapun, tak ada laki-laki yang mencurigakan atau apalah, tidak jelas juga karena tidak dengar langsung dari Dani."

Ujar Putra yang kemudian berjalan ke arah motornya.

"Udahlah Val, balik aja yuk, paling Dani juga balik lagi ke rumah."

Ajak Putra akhirnya.

Valen kembali melihat ke arah kamera CCTV lagi, seolah dari tatapan matanya bertanya pada kamera pengawas itu, apa ia melihat sesuatu? Atau melihat sang pelaku?

Valen menghela nafas, ia meraih hp di saku jaketnya dan mencoba menghubungi Dani tapi tak ada jawaban, bahkan panggilan lewat aplikasi chat sama sekali tak terhubung.

"Dia berusaha tidak bisa dihubungi, dia memang bodoh."

Kata Valen kesal menyusul Putra yang telah bertengger di atas motornya.

"Sudahlah, kay harus mengerti bagaimana hancurnya perasaan dia."

Kata Putra.

"Aku juga sama, kau tahu betul bagaimana perasaanku pada Kak Windi."

Kata Valen seraya memakai helm fullface nya kembali.

Putra pun hanya tampak diam saja, ia jelas tahu soal perasaan Valen pada Kakak Dani sejak dulu.

Sejak Putra mengajak Valen bergabung di band nya bersama Dani, Valen yang playboy memang sangat terobsesi dengan Windi.

Buat Valen yang tampan dan keren, menggaet tiga gadis cantik dalam sehari saja rasanya mudah saja, tapi mendekati Kak Windi, lebih dari tiga tahun ia hanya berakhir dengan penolakan dan malah dinasehati untuk mencari gadis lain yang usianya lebih setara.

**--------------**

"Ini tempatnya?"

Tanya Dani.

Nania mengangguk.

Keduanya memakai motor sendiri-sendiri, dan kini keduanya berada di tempat parkir sebuah tempat makan yang cukup ternama di Jabodetabek.

Dani yang telah membuka helm fullface nya lantas berjalan mendahului Nania untuk masuk ke dalam tempat makan tersebut, namun cepat tangan Nania meraih lengan tangan Dani.

"Biar aku saja yang bicara."

Kata Nania, takut Dani tak bisa kontrol emosi, lalu belum apa-apa langsung membuat keributan.

Dani menghela nafas, nyatanya ia memang ingin mengamuk saja.

Nania berjalan seraya menggandeng Dani sebagaimana pada adiknya sendiri.

Dani mengikuti teman kakaknya saja, berusaha percaya jika Nania memang benar-benar berniat untuk membantunya menemukan laki-laki kepa**t itu.

Masuk ke dalam tempat makan tersebut, Nania lantas mengajak Dani untuk pura-pura akan makan, sambil menunggu seorang pelayan mendekat untuk menanyakan pesanan, Nania mencoba mencari sosok Tora yang bisa saja tiba-tiba terlihat.

Hingga...

"Selamat sore Kaka, mau pesan apa ya Ka?"

Tanya si pelayan ramah.

Nania lantas meminta Dani untuk pura-pura pilih menu yang akan mereka pesan.

"Biar adik saya pilih dulu."

Ujar Nania.

"Siap Kaka."

Kata si pelayan ramah.

Dani lantas meraih buku menu, dan seolah sibuk memilih, sementara itu, Nania menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada si pelayan.

"Mbak, boleh nanya kan?"

Tanya Nania.

Si pelayan tersebut mengangguk sambil tersenyum,

"Iya Ka, silahkan."

Kata si pelayan,

"Mbak, untuk bagian pengiriman pesanan, di sini ada sendiri ya?"

Tanya Nania.

Si pelayan tampak mengangguk, meskipun tak yakin juga ia benar apa tidak menjawab pertanyaan Nania karena itu harusnya urusan tempat dia bekerja.

Tapi...

Mungkin tidak masalah, karena hanya pertanyaan biasa. Pikir si pelayan.

"Kalau boleh tahu, ada yang namanya Tora kan untuk bagian pengiriman?"

Tanya Nania lagi.

Si pelayan tampak menatap Nania, agak ragu untuk menjawab.

Nania yang paham dari tatapan si pelayan seolah takut nanti akan bermasalah dengan tempat kerjanya, maka Nania pun segera bicara lagi,

"Tidak apa-apa kok Mba, teman saya langganan makan dari sini dan kita jadi pada kenal Mas Tora."

Ujar Nania berusaha semeyakinkan mungkin, jika memang ia mengenal baik sosok Tora.

Dan...

Berhasil. Si pelayan tampak kemudian akhirnya mengangguk. Lalu...

"Iya Ka, memang benar ada karyawan bagian antar pesanan namanya Mas Tora, tapi sudah tiga hari ini dia tidak masuk."

Ujar si pelayan.

Mendengarnya tentu saja langsung memancing Dani bereaksi.

"Tiga hari? Kenapa?!"

Tanya Dani, melihat wajah Dani yang kurang bersahabat membuat si pelayan jadi agak ketakutan.

Nania menghela nafas, ia sudah menduga Dani tak akan bisa menahan diri.

"Ti... tidak tahu Ka, saya anak baru di sini."

Ujar si pelayan.

Dani akan berdiri untuk mencari manager tempat makan itu, namun Nania tentu saja langsung menahannya.

"Kau bodoh? Kau mau dilempar ke jalanan karena membuat keributan di tempat umum?"

Nania mencengkram tangan Dani.

Si pelayan baru itu lari meninggalkan Nania dan Dani yang bukannya pesan malah nyaris mengamuk.

Satpam pun menghampiri mereka, dan tentu saja Nania malu setengah mati karena jadi tontonan pelanggan lain yang tengah makan di sana.

"Demi apa kamu bikin malu aku banget tau Dan!"

Kesal Nania.

Tapi Dani mana peduli.

"Tora, jelas dia pelakunya, akan aku cincang dia!!"

Kata Dani penuh amarah.

**------------**

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

baru 1 orsng ug masuk list orang yg mencurigakan

2023-08-22

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

gitu kok mau nyelidiki dan ngurus dirimu sendiri aja ga becus

2022-09-25

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

hmmmm

2022-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!