2. Sakit

"Nggak jadi ikut Dan?"

Tanya Putra yang langsung tampak panik karena Dani tiba-tiba memutuskan pulang.

"Kakakku, ada sesuatu yang terjadi padanya."

Ujar Dani seraya cepat meraih ranselnya,

"Maksudnya Kak Windi? Kenapa dia? Sakit?"

Tanya Putra sambil mengikuti langkah lebar Dani yang keluar dari rumah megah Putra.

"Entah, Pamanku mengirimiku pesan, Kakak diantar sepasang suami isteri yang menolongnya di jalan semalam."

"Hah?"

Putra melongo.

Dani kini naik ke atas motornya, memakai helm nya dan mulai menstarter motornya,

"Sori Put, kali ini kamu coba cari drummer lain,"

Kata Dani.

Bersamaan dengan itu, teman-teman Band Dani juga keluar dari rumah Putra karena mendengar berisik suara motor Dani yang knalpotnya memang macam suara Ibu tirinya bawang putih.

"Lho, mau ke mana Dan?"

Tanya Valen, anggota band yang tubuhnya paling atletis dan berambut sedikit gondrong karena memang dia satu-satunya yang sudah jadi anak kuliahan di band mereka.

"Nanti aku ceritain, aku harus cepet pulang."

Sahut Dani pada Valen dan juga dua teman lainnya yang menatapnya heran.

"Kak Windi, ada yang terjadi padanya."

Ujar Putra akhirnya seperti mewakili Dani menjelaskan pada Valen dan teman yang lain.

"Kak Windi? Kenapa dia?"

Tanya Valen lagi,

Valen memang sempat menyatakan perasaannya pada Windi, kakaknya Dani, tapi Windi dengan halus menolak pernyataan cinta Valen karena Windi merasa selisih usia mereka yang sampai enam tahun itu terlalu jauh.

"Kita tunggu saja kabar dari Dani, semoga sih tidak kenapa-kenapa,"

Ujar Putra,

Valen dan dua teman lainnya mengangguk, lalu bersama mereka masuk lagi ke dalam rumah.

"Trus drummer kita gimana nih tidak ada Dani?"

Tanya Ridho si vokalis band,

Putra duduk di sofa sambil mengurut keningnya,

"Gimana Val, kamu deh coba cari, siang ini kita udah harus ada di tempat acara."

Kata Putra pada Valen.

"Kamu sajalah Roy."

Valen malah melempar lagi pada Roy sang keyboardis.

"Eh lah, malah aku."

Roy geleng-geleng kepala.

"Ya habis siapa lagi, masa nyuruh kucing."

Valen malah jadi kesal,

Tentu saja Valen perasaannya langsung ikut tidak tenang karena mendengar berita soal Windi yang kenapa-kenapa.

Sementara itu, Dani di jalan tampak melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Suara knalpotnya yang bising membuat sebagian orang di sepanjang jalan yang dilintasi Dani terdengar memaki dan mengucap sumpah sarapah.

Tapi...

Dani jelas tak peduli, ia hanya ingin cepat sampai ke rumahnya, di mana kini kakak perempuan satu-satunya berada.

Kakak sekaligus pengganti orangtuanya sejak mereka meninggal dunia.

Ya, kedua orangtua Dani adalah salah satu korban yang meninggal di saat tengah ramai pandemi dua tahun lalu.

Keduanya meninggal hanya selang satu Minggu saja, Ayah di hari Senin, sedangkan ibu di hari Minggu berikutnya.

Dan sejak saat itulah, Dani hanya tinggal bersama Windi sang kakak, yang bekerja di kantor pemasaran PT. Bumi Alam Residen, yang merupakan pengelola sebuah perumahan yang cukup besar.

Karena meninggalnya Ayah dan Ibu pulalah, semua kebutuhan di rumah maupun sekolah Dani juga otomatis jadi beban tanggungan Windi.

Dani memelankan motornya ketika akhirnya ia melihat rumahnya telah dekat, begitu sampai di depan rumah, Pamannya tampak keluar dari dalam untuk langsung menyambut Dani.

Dani menghentikan motornya, membuka helm dan menghampiri sang Paman.

"Kakak, ada apa dengan Kakak Paman?"

Tanya Dani.

Paman yang merupakan adik mendiang Ibunya Dani dan Windi merangkul Dani,

Tampak Paman menghela nafasnya yang terkesan berat, Dani jadi semakin tak tenang melihat Pamannya bersikap demikian.

Lalu...

"Dan,"

Panggil Paman.

Dani menatap sang Paman, tatapannya tajam dan tak sabar,

"Katakan Paman, kakak kenapa?"

Tanya Dani.

"Dan, Paman rasa, Kakakmu jadi korban pemer..."

Paman seolah tak sanggup mengatakannya, dadanya ikut sakit dan amarahnya terlalu menggunung,

Kedua mata Dani meremang,

"Tidak! Jangan katakan Kakak jadi korban laki-laki biadab Paman, jangan, jangan!!"

Teriak Dani, yang lantas melepaskan diri dari rangkulan tangan Pamannya dan langsung masuk ke dalam rumah.

Bibik, isteri pamannya tampak muncul dari dapur membawa mangkuk berisi bubur yang masih mengepul panas.

"Kak Windi, di mana dia?"

Suara Dani tergetar, langkahnya kasar menuju kamar Windi, dan begitu sampai di depan pintu kamar tubuh Dani bergetar hebat mendengar rintihan Kakaknya di dalam kamar.

"Aku mau mati... Aku mau mati... Aku sudah kotor, aku tak mau hidup..."

**-------------**

Terpopuler

Comments

Erni Sasa

Erni Sasa

ᥬ😭᭄ ᥬ😭᭄ ᥬ😭᭄ ka cila tumben bkn crta yg greget kegniᥬ😘᭄ ᥬ😘᭄ ᥬ😘᭄

2022-08-12

2

Rani Lee

Rani Lee

Aduh Windi kasihan kmu dek😭

2022-07-28

1

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

asli paling esmosi klo ada pelecehan.pingin motong2

2022-07-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!