Jesi sekarang sudah diperbolehkan untuk pulang. Kenzo sampai sekarang tidak tahu mengapa Jesi bisa jatuh sakit.
"Jesi mau istirahat?"
Zizi selalu bersikap baik kepada Jesi membuat Jesi jadi tidak enak.
"Nyonya saya sudah sehat segar bugar, jangan begini saya jadi gak enak."
"Jesi kita kan sekarang jadi bestie jadi gak usah sungkan."
Zizi melihat Kenzo akan berangkat ke kantor.
"Hati-hati Daddy di jalan."
Namun, Kenzo tetap berjalan santai.
"Suatu hari nanti ku pastikan, kamu yang akan berlutut meminta ku untuk mencintaimu."
Zizi memang sekarang menjadi jauh berbeda. Ia seperti memiliki sembilan nyawa.
"Mau kemana sekarang kita bestie??"
Jesi tidak tahu kenapa Zizi sekarang menjadi bertingkah aneh begini.
"Nyonya, bukannya hari ini jadwal Anda memeriksa kandungan?"
Zizi jadi sedih, padahal tadi dia terlihat begitu semangat.
"Aku mau sama Deddy aunty." Zizi menirukan suara balita.
Langkah Kenzo terhenti, ingin mendengar ucapan apa lagi yang ingin Zizi lontaran.
"Aku lapar, biarkan saja dia pergi dasar tidak punya perasaan."
Zizi berjalan menuju dapur. dengan perasaan yang tidak karuan.
[Zizi semakin berani sekarang, apa perlu aku memberinya sedikit pelajaran.]
......................
"Panggil OB itu keruangan ku sekarang!"
Niko tidak tahu, apa yang akan dilakukan Kenzo kepada Aleta. Setelah berani mengusik ketenangan Kenzo.
"Maaf Tuan, hari ini dia tidak bekerja."
Kenzo tidak butuh alasan apa pun itu.
"Seret dia kehadapan ku sekarang juga!!"
Niko mengotak atik komputer ingin mencari dimana alamat tempat tinggal Aleta.
"Saya akan segera membawanya ke hadapan Anda Tuan."
Setelah berhasil menemukannya Niko bergegas pergi.
.
.
Gadis yang sudah tidak perawan itu bangun, setelah mendengar ketukan pintu kamar kosannya.
"Sayang, siapa yang datang sih!"
Aleta memasang bajunya yang sudah tergeletak di sembarang tempat.
"Aku lihat dulu ya sayang, kamu tidur saja ini masih terlalu pagi."
Laki-laki yang berumur itu kemudian menautkan bibirnya pada Aleta. "Tadi malam sudah, udah ah."
Aleta berjalan menggunakan pakaian yang terlihat tipis menuju pintu.
"Ada apa pagi-pagi begi…." Aleta tidak percaya sekretaris sekaligus asisten Tuan Kenzo berdiri di depan pintunya.
"Maaf menunggu pagi kamu, Tuan Kenzo menyuruh mu untuk ke kantor sekarang juga!"
Niko menunduk tidak ingin melihat tubuh Aleta yang hanya berbalut pakaian tipis.
"Apa Tuan Kenzo serindu itu kepada ku!"
Niko ingin rasanya tertawa mendengar Aleta.
"Sayang siapa??"
Niko melihat sepintas laki-laki itu sama persis yang selalu Kenzo gambar tapi bedanya sekarang tubuhnya lebih berisi.
"Ini hanya dari kantor sayang."
Laki-laki paruh baya itu keluar. Bibir Niko terukir senyum simpul.
[Tidak salah lagi, ini penjahat yang selama ini Tuan Kenzo cari.]
Di perjalanan Aleta terus saja menebar senyuman ia merasa Kenzo sudah membuka hatinya. Sampai rela menyuruh asisten nya untuk menjemputnya.
"Apa aku sudah terlihat cantik Niko?"
Niko tidak menjawab sama sekali.
"Tuan Kenzo pasti sebentar lagi akan menjadikan aku istrinya."
[Tuan Kenzo akan mempermudah wanita sepertimu untuk pindah alam.]
Niko sudah geram melihat tingkah centil Aleta.
"Anda mencari saya Tuan muda?"
Tanpa basa basi Kenzo mencengkram dagu Aleta. Ia merasa ingin menguliti Aleta sekarang juga.
"Berani sekali kau mengatakan istri ku wanita murahan!!"
Suara Kenzo meninggi urat-urat pada tangannya terbentuk.
"Saya tidak mengerti maksud Anda Tuan muda."
Kenzo mengambil gunting, mengarahkan pada mata Aleta
"Masih belum mengerti??"
Aleta melihat Kenzo dengan keringat membanjiri wajahnya. Dia tidak berani melawan. Ternyata Kenzo bisa menjadi menyeramkan begini.
"A-apa maksud ada wanita murah…."
"Kau yang murahan, tidur dengan om-om hanya demi sejumlah uang."
Kenzo memukul leher Aleta hingga Aleta jatuh pingsan. Ia tidak mau membuang-buang hanya karna gadis murahan seperti Aleta.
"Ingin ku lihat wanita ini bermain dengan para bodyguard di ruang bawah tanah."
Niko memberi tahu Kenzo bahwa ia telah menemukan penjahat itu.
"Apa kamu sudah menyuruh anak buah mu untuk mengikutinya??"
"Sudah Tuan, ternyata selama ini dia bersembunyi di balik kekuasaan seorang mafia."
Kenzo merasa ini semakin menarik. Ia sudah tidak sabar ingin bermain-main.
"Malam ini aku harus bisa menghabisinya."
......................
Zizi sangat senang karena bisa melihat buah hatinya ternyata bukan satu tapi ada dua.
"Anda bisa melihat sendiri nyonya. Calon bayi Anda kembar mereka sangat sehat-sehat." Jesi keluar karena tidak sanggup, penyesalan tumbuh di benaknya.
Zizi memaklumi itu semua.
"Hallo…Mau dipanggil apa nih nyonya. Mama, Mami, Mommy??
Zizi dengan malu-malu untuk menjawab.
"Mommy."
Dokter obgyn itu tersenyum lebar.
"Hai Mommy, kami berdua sekarang sudah bisa mendengar mommy bicara."
Zizi terharu. Sampai sekarang Kenzo tidak pernah mau menemaninya untuk sekedar memeriksa perkembangan buah hati mereka.
"Sudah nyonya, Anda harus banyak-banyak makan. Tidak ada pantangan makanan apa pun jadi Anda tidak usah cemas."
"Baik Dok."
"Saya kasih resep obat ya nyonya. Anda bisa menebus nya di depan."
.
.
Setelah menebus obat, Zizi mengajak Jesi untuk mampir ke sebuah cafe dimana ia dulu sering bolos sekolah hanya untuk nongkrong di cafe itu.
"Mau pesan apa bestie?" Jesi menatap sekeliling cafe itu sekarang lagi ramai pengunjung.
"Saya terserah nyonya saja."
Zizi memanggil salah satu pelayan.
"Saya pesan semua menu spesial yang ada di sini!"
"Nyonya apa tidak terlalu berlebihan??"
"Tidak, kamu makan saja sepuasmu!"
Jesi melihat begitu banyak hidangan yang sekarang berada di atas meja.
"Nyonya, apa kita berdua bisa menghabiskan ini semua??"
"Tenang saja bestie, perut ku akan kuat menampung ini semua."
Sejak hamil porsi makan Zizi memang sangat banyak. Ia sekarang juga jadi jauh lebih berisi tapi tidak mengurangi Kecantikannya.
......................
"Katakan siapa namamu?"
Kenzo sedang mengintrogasi penjahat itu, yang bernama Baron.
"Baron Tuan, kenapa Anda menyekap saya?
Kenzo menunjuk wajahnya sendiri.
"Apa kamu sudah melupakan wajahku?"
Baron tidak mengingat sama sekali siapa pemuda yang tampan sedang berdiri di depannya.
"Setelah membunuh dengan cara sangat sadis, kau pura-pura lupa!!"
Kenzo yang tidak tahan mengambil tongkat bisbol untuk memukul lutut Baron.
Baron meringis kesakitan. "Aaakkhh."
"Saya tidak mengerti Tuan?"
Kenzo memutar rekaman CCTV yang masih disimpan sampai sekarang.
Baron berusaha menyembunyikan kebenaran itu dan pura-pura lupa.
"Siapa yang menyuruhmu. Katakan sebelum aku membunuhmu?"
Baron menatap Kenzo dengan remeh.
"Ada tidak cocok jadi psikopat Tuan."
Kenzo tertawa terbahak-bahak, tawa yang membuat orang disana merinding termasuk Niko. Karena sebentar lagi akan ada adengan penyiksaan.
"Katakan sebelum kamu menyesal."
Baron tersenyum licik.
"Sebentar lagi Bos ku akan datang untuk menyelamatkan ku."
Baraon tidak tahu saja alat yang di tanam di pahanya sudah Kenzo cabut sebelum membawanya ke ruang bawah tanah.
"Ternyata aku salah."
Kenzo menyobek celana Baron.
"Apa!!!"
Baron melotot alat pelacak yang Bosnya tanam sudah tidak ada.
"Mana air garam yang tadi ku minta Niko?"
Kenzo kemudian menarik bekas jahitan pada pangkal paha Baron ia malah menggores luka itu semakin lebar.
"Jika ku tahu akan membuka nya lagi, lebih baik aku tidak usah susah-susah menjahitnya tadi." Saat kulit Baron di siram dengan air garam ia menjerit kesakitan.
"Ini belum sebanding dengan apa yang pernah kamu lakukan."
Kenzo mengambil jarum dan benang. Entah apa yang akan dilakukan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ami!Ra@991
ngeri-ngeri sedaaap😒🤒😓
2023-03-14
1
Novi Wati
ngeri
2022-08-26
2
Sri Faujia
penjahat apa y penasaran
2022-07-15
1