"Tuan Muda ada apa malam-malam begini kesini?" Pak Hardian berusaha beramah tamah kepada Kenzo.b"Putrimu yang bodoh itu kabur dari rumah." Pak Hardian yang mendengar ucapan Kenzo melirik pada istrinya Eliza. "Masuk dulu, kita bisa bicara di dalam." "Berhenti basa basi, kalian berdua ikut sekarang juga." "Tuan muda kenapa harus kami berdua, anak yang tidak tau diri itu yang kabur." Eliza bicara dengan kerus, tanpa tahu dengan siapa dia berhadapan sekarang.
"Tutup mulutmu, wanita ular sebelum ku buat nyawa mu menghilang malam ini juga." Pak Hardian yang mendengar ancaman Kenzo menjadi begeridik ngeri. "Maaf kan istri saya Tuan muda, kami berdua akan bersiap-siap dulu sebentar." Kenzo masih beridiri di ambang pintu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
'Nomor yang Anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi'
"Jangan-jangan anak itu membodohi ku lagi." Tuan Herkules beberapa kali menelpon Kenzo namun, nomer ponsel nya tidak aktif juga.
"Kenzo, kamu benar-benar membuat Papa geram." Tuan Herkules yang melihat Jesi lalu memanggil nya. "Hai, kamu. Kesini!!" Jesi berjalan mendekati Taun Harkulas. "Ada yang bisa saya bantu Tuan?" "Apa benar Kenzo sudah menikah?" Jesi tidak bisa menjawab karna dia takut salah bicara. "Hem…Tuan saya ada urusan di luar." Tuan Herkukes melihat Jesi dengan tatapan curiga. "Berapa Kenzo mengaji mu, akan ku bayar kamu 10 kali lipat. Asal kamu memberi tahu saya." Jesi terlihat ragu dia juga tidak bisa berbohong kepada Tuan Hercules. "Tuan Kenzo sebenarnya memang sudah menikah Tuan." Jesi menunduk. "Dimana istinya sekarang kenapa dia tidak membawa nya pulang?"
"Nyonya Zizi, ka…"
"Istri Kenzo belum siap ketemu dengan Papa." Kenzo sudah memotong ucapan Jesi.
"Lebih baik Papa istirahat saja, Kenzo malam ini akan menginap di hotel."
Tuan Hardian menepuk-nepuk bahu Kenzo.
"Papa sudah tidak sabar ingin memiliki cucu dari kamu Nak, Papa mengerti kalian pengantin baru."
"Kenzo pulang ingin menjemput Jesi, karna Jesi asisten pribadi istri Kenzo Pa."
Jesi melihat raut wajah Kenzo dia tahu sebentar lagi akan mendapatkan hukuman.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mereka sudah pergi Zi ayo keluar!"
Zizi celingak celinguk. "Rel, ternyata mereka tidak mengenali kita sama sekali."
"Iya dong, ini kan rencana nya aku."
"Aku gerah Rel, aku buka aja perut silikon dan rambut palsu ini." Darel menggeleng tanda tidak setuju. "Jangan Zi, nanti kalau kita sampai di bandara Lombok baru kita bisa melepas semua penyamaran kita." Mereka berdua kembali duduk, karna senentar lagi pesawat akan segera berangkat. "Kamu ngantuk tidur disini!" Darel menepuk pundak nya. "Aku belum ngantuk Rel." Zizi tersenyum manis semakin membuat Darel ingin memiliki Zizi seutuh nya. "Apa kamu mencintai kak Kenzo?" Pertanyaan Darel membuat senyum Zizi memudar. "Hanya karna hutang, Ayah tega menjual ku kepada nya." Zizi terlihat berusaha tegar tapi apa daya hatinya begitu rapuh. "Aku ingin bercerai darinya Rel, aku tidak mau menjadi korban yang berikutnya."
"Zi, aku akan membantu mu." Darel setia mendengar setiap cerita Zizi mulai dari yang sedih hingga senang sampai Zizi terlelap. "Ternyata kamu gadis yang kuat Zi, dibalik ceria tawa mu kamu menyimpan kesedihan." Darel menjaga Zizi sepanjang perjalanan. Hinga pesawat sudah lepas landas di bandara. Darel menepuk-nepuk pipi Zizi dengan pelan. "Zi bangun kita sudah sampai." Zizi menggeliat. "Hoamz…sudah sampai ya."
"Sini aku gendong saja!"
Zizi merasa tidak enak. "Gak usah Rel, kaki ku sudah tidak terlalu sakit. Aku bisa jalan sendiri." "Ya sudah, aku mau menghubungi teman ku dulu, yang ada di sini untuk menjemput kita."
'Hallo, Rangga gua udah sampi bandara nih lu dimana?"
'Wah beneran nih Bro, gua segera kesana tunggu sebentar!"
'Lu gak usah lama-lama, gua paling anti namanya menunggu."
'Beres Bro'
Tutt…Panggilan terputus.
"Tunggu sebentar ya Zi, kita duduk disini dulu." "Aku haus Rel."
"Aku beli minum dulu, kamu diam disini."
"Rel, apa kamu yakin disini tidak akan ada mata-mata."
"Gak akan ada yang mengira kita kesini."
Zizi memutus kan untuk ikut bersma Darel.
"Bro, gua disini." Rangga teman nya Darel ternyata sudah berdiri di parkiran, sambil melambaikan tangan. Membuat Zizi dan Darel menoleh bersamaan. "Woi kemana aja lu, gua nunggu lu sudah hampir beku disini."
"Sorry tadi gua ada urusan mendadak."
"Alesan aja lu."
"Tumben-tumbenan lu ngajak cewek kesini, biasanya sendiri."
"Gua sampai lupa, kenalin ini Zizi."
Rangga adalah teman Darel yang berasal dari Lombok tapi sudah Darel anggap sebagi saudara. "Hai. Gua Rangga asli orang sini."
Zizi mengulurkan tangannya. "Saya Zifana Roselin bisa di panggil Zizi."
"Bening juga cewek lu Bro, kalian juga terlihat cocok." Darel tidak menanggapi ucapan Rangga ia takut Zizi akan risih. "Zi disini banyak sekali tempat wisata, besok pagi mau kan kita pergi ke pantai?"
"Boleh Rel, Asal jangan ketempat yang sepi-sepi."
Mereka bertiga masuk kedalam mobil yang Rangga bawa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Plak…Kenzo menampar Jesi di hadapan Niko. "Kamu sudah lupa Jesi, sipa Papa yang sebenarnya." Jesi memegang pipinya yang terasa panas. "Kamu menukar kepercayaan ku dengan uang?"
"Bukan begitu Tuan saya ha…"
"Jangan membela diri Jesi, apa sebagai gantinya mulut mu yang lancang ini."
Sambil memegang gunting Kenzo mondar mandir di depan Jesi. "Anda boleh memotong jari saya satu Tuan." Siapa sangka gadis yang satu ini malah menawarakan jarinya untuk di potong, dan tidak terlihat sedikit pun rasa takut. "Niko apa kamu dengar, turuti keinginan nya."
"Untuk kali ini biar jari saya tuan sebagai gantinya." Jesi melihat Niko dengan tatapan yang meminta penjelasan. "Tidak, ini salah saya maka yang berhak menerima hukuman adalah saya." Jesi tidak mau Niko berkorban.
"Saya saja Tuan." Niko yang tidak mau melihat kekasihnya akan kehilangan jari, masih berusaha menawarkan dirinya. "Silah kan Tuan saya sudah siap." Kenzo menatap Jesi dan Niko secara bergantian.b"Kalian berdua punya hubungan apa?" Niko melihat Jesi mengeleng. "Kami berdua adalah pasa…."
"Kita tidak memiliki hubungan apa-apa Tuan, sebatas rekan kerja." Jesi memotong ucapan Niko dengan cepat. "Bagus, kalau kalian pempunyai hubungan yang spesial enyah lah dari hadapan ku." Kenzo melihat mata Jesi dan Niko secara bergantian. "Apa kamu tahu Jesi dimana gadis bodoh itu?" Jesi sebenarnya tahu dimana Zizi karna dia sempat memasang penyedap suara di anting Zizi "Saya tidak tahu Tuan."
"Akan ku temukan sendiri gadis bodoh itu."
Kenzo tidak jadi memotong jari Jesi.
Karna selama ini Jesi lah yang selalu ada untuk merawat Kenzo waktu Kenzo sedang sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Jari manis kamu kemana Nik?" Jesi yang berusaha terlihat tegar dari tadi setelah melihat jari manis Niko tidak ada air mata nya menetes. "Sayang, aku tidak apa-apa." Jesi memeluk Niko. "Apa ini semua gara-gara nyonya Zizi?" "Aku gagal menemukan Nyonya Zizi ini sebagai hukuman." "Maaf kan aku Nik." Niko tidak mengerti karna Jesi minta maaf.bb"Kamu gak salah sayang." Niko membeli rambut Jesi. "Apa anak kita bail-baik saja di dalam sini." Sambil meraba perut Jesi yang masih datar. "Baik, usia nya baru saja memasuki 5 minggu." "Jaga dia ya sayang, Apa pipi kamu masih sakit?"
"Tidak sakit, lebih sakit melihat jari kamu yang sekarang tinggal 9." "Tidur jangan mikir yang tidak-tidak. Jaga calon buah hati kita bila nanti waktunya sudah tiba aku sendiri yang akan berterus terang kepada Tuan Kenzo."
Niko mencium perut Jesi yang masih datar kemudian keluar dari kamar Jesi dengan hati-hati takut ada yang melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Maaf ya thor sekadar utk masukan,Sebaiknya kalimat perkataan antara satu orang dengan satu orang yg lainnya itu di pisahkan,Jangan nyambung kayak gini,Jadi bingung bacanya,Yang mana satu kalimatnya Kenzo dan yg mana satu kalimatnya pak Hardian,Nyambung terus kayak kereta api..🙏🙏
2025-03-20
0
Qaisaa Nazarudin
Gak segampang itu kamu bisa lepas dari Kenzo Zi...Dan kamu Darrel pastikan setelah ini jangan pernah ketemu Kenzo lagi,Kalo tidak..kamu bisa tinggal nama...
2025-03-20
0
Qaisaa Nazarudin
Masih pacaran apa udah Nikah? Udah hamil aja?? 🤔🤔
2025-03-20
0