" Maaf Ra, aku kurang hati-hati" ucap Heera bersalah, hampir saja penyamaran mereka akan terbongkar karena kecerobohan nya.
" Berlatihlah kembali" ucap Arsya singkat
Arsya dapat mengendalikan elemen utama atau elemen pendukung yang akan Heera keluarkan karena elemen utama nya adalah elemen alam.
Elemen alam adalah elemen terlemah juga elemen terkuat, karena elemen alam memiliki kekuatan untuk memelihara namun dapat pula menghancurkan, elemen alam dapat mengendalikan semua elemen entah elemen utama atau elemen pendukung, Karena alam adalah elemen dasar juga elemen inti.
" Hei apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Elvira penasaran.
" Oh ya... Keysa kamu hebat sekali memiliki kemampuan yang dapat membaca pikiran orang lain, kalau begitu coba katakan apa yang sedang ku pikirkan" ujar Elvira semangat
" jika ada nasi goreng, mie goreng pasti enak" batin Elvira
" kamu sedang memikirkan makanan" jawab Keysa gugup
" Tidak perlu takut dan gugup begitu, aku tidak akan memakan mu kok, kemampuan ku hebat sekali! lalu apa yang mereka pikirkan" tanya Elvira sekali lagi dengan sangat antusias sambil menunjuk Arsya dan Heera dengan antusias.
" Tidak ada!" jawab Keysa jujur
" Hah tidak ada... Bagaimana mungkin!" Elvira sangat bingung dengan jawaban Keysa
" Vira diamlah, kita sudah sampai di tempat tujuan kita" ujar Heera membuat Elvira langsung terdiam dan melihat ke tempat tujuan mereka.
" Oh... Benarkah, waahhh indah sekali gedung ini" seru Elvira sangat antusias melihat gedung besar di hadapan nya
" Benar, sangat indah" sahut Keysa
" Kalian dapat mencari tahu tempat tinggal kalian melalui tanda pengenal yang kalian miliki" seru petugas itu sebelum ia pergi dari tempat itu.
" Baiklah ayo kita cari kamar kita" semangat Elvira
" tunggu... Ba-bagaimana cara nya" ucap Keysa bingung, dia tidak tahu cara menggunakan tanda pengenal tersebut.
" Benar juga, aku pun tidak tahu bagaimana cara kita menemukan kamar kita" ujar Heera lesu
Gedung itu terdiri dari tiga puluh lantai, masing-masing lantai memiliki lima ruangan, dalam satu ruangan terdapat tujuh kamar satu ruang tengah, tiga kamar mandi, satu dapur.
Sebagian orang saling menatap sinis dan penuh permusuhan pada yang lain nya.
" bagaimana kita menemukan tempat tinggal kita, jika kita saja tidak tahu kita tinggal di lantai berapa.."
" benar yang ada saat masuk lift kita bisa saja salah lantai!"
" sebenarnya bagaimana menggunakan kartu ini?"
" Clara bukankah kamu jenius, apa kamu tahu bagaimana cara kita menemukan kamar kita" tanya Elvira menatap Heera dengan penuh harap.
" i-ya, kamu jugakan yang membuka pintu bus waktu itu!" ucap Keysa gugup
" Hmm aku pun tidak tahu" jawab Heera benar benar tidak tahu.
" Ra bagaimana dengan mu?" Tanya Heera pada orang yang ternyata sudah tidak ada di samping nya.
" Hei tunggu aku" Heera menyusul Arsya yang sudah berjalan duluan tanpa dia ketahui.
Di belakang nya di ikuti oleh Elvira juga Keysa, ada beberapa orang yang juga memilih mengikuti nya.
Arsya dengan tenang berdiri di sebuah lift dan mengeluarkan kartu identitas nya di depan sebuah layar yang berada di samping lift.
Ting
" hei lihat gadis itu! seperti nya dia tahu cara nya."
" jangan bercanda, palingan dia hanya sok saja"
" lihat dia berhasil membuka pintu lift!"
" benar, ayo kita ikuti cara nya."
Tiba-tiba lift itu menunjukkan lantai 16, setelah Arsya memasuki lift, Heera pun melakukan hal sama seperti Arsya di ikuti yang lain nya.
Ada yang menuju lantai 16 seperti Arsya, ada pula yang menuju lantai 7, 10, dan lain nya.
Setelah sampai di lantai 16 Arsya dan yang lain nya pun keluar, mencari kamar mereka, kebetulan yang berhenti di lantai 16 hanya Arsya, Heera, Keysa, Elvira, serta satu orang gadis yang tadi mengikuti mereka.
Arsya berhenti di sebuah pintu kamar yang paling pojok, entah mereka sadar atau tidak sedari tadi mereka terus mengikuti langkah Arsya.
Pintu ruangan itu terlihat sangat unik, dimana terdapat ukiran tanaman yang merambat, air yang mengalir, gunung yang menjulang tinggi, api yang membara, dan angin yang berhembus, juga beberapa gambar binatang yang menghiasi pinggiran pintu.
" Lihatlah ukiran ini seperti melambangkan lima unsur elemen yaitu kayu, air, tanah, api, angin" seru seorang gadis
" Ah maaf.."
" Tidak perlu meminta maaf kamu memang benar, oh ya kalau tidak salah nama mu adalah Valencia bukan" ujar Heera
" Benar"
Arsya dengan mudah membuka pintu ruangan itu dengan kartu identitas nya, setelah itu mereka pun melakukan hal yang sama, ternyata ruangan itu tidak menolak satupun di antara mereka.
Karena jika ruangan itu menolak pintu ruangan akan langsung tertutup jika tanpa menunjukkan identitas nya, dan hanya mereka yang memang tinggal di ruangan itu yang diijinkan masuk.
Meski di luar terlihat hanya sebuah gedung biasa nyata nya gedung ini di beri mantra sihir, sehingga hanya pemilik ruangan dan kamar saja yang bisa masuk.
Setelah masuk ke ruangan ternyata di dalam tidak lah kosong ada dua orang gadis yang sedang makan mie.
" Hai apakah kalian teman sekamar kami yang baru... Baguslah kami tidak tinggal berdua saja sekarang" ujar seorang gadis dengan semangat
" Bukan begitu Kyra" lanjut nya meminta persetujuan teman nya
" Hmm" dehem teman nya yang masih fokus pada makanan nya.
" Abaikan dia, dia orang nya memang sudah seperti itu... Oh ya kalian bisa memilih kamar sesuai tanda pengenal kalian" jelas nya
" Baiklah, Terima kasih" ucap Elvira
" Oh ya setelah kalian menemukan kamar kalian, kalian Kemarilah... Kita belum berkenalan" teriak gadis itu.
" Baiklah" sahut Elvira
Heera masuk ke sebuah kamar dengan ukiran angin di pintu nya, Arsya dengan ukiran Air, Valencia air bergelombang, Keysa bentuk hewan kelinci, dan Elvira gunung.
Setelah memasuki kamar ternyata di sana telah tersedia seragam serta alat-alat yang di perlukan selama pembelajaran di academy.
Mereka semua kembali ke ruang tengah setelah menaruh barang barang mereka, yang terakhir keluar adalah Arsya.
" Baiklah karena semua nya sudah berkumpul, mari kita saling memperkenalkan diri masing-masing... Perkenalkan nama ku Naura, Umur 21, elemen utama api, elemen pendukung tidak ada" ujar Naura
" Kyra, Umur 22, elemen Kayu, elemen pendukung Telekinetic" ujar Kyra singkat
" Maaf yah dia memang bicara nya irit" seru Naura
" Tidak apa, aku sudah biasa kok, bahkan berbicara dengan orang yang lebih irit dari nya pun aku sudah sangat terbiasa" sinis Heera sambil melirik Arsya, yang di lirik hanya acuh dan tidak peduli sama sekali.
" Wahh Telekinetic, kemampuan menggerakkan benda, hebat sekali" seru Elvira heboh
" Perkenalkan nama ku Elvira, Umur ku 21 tahun, elemen utama ku tanah, Elemen pendukung ku Sound of nature"
" Nama ku Keysa, Umur 20, elemen utama tidak punya, elemen pen-dukung Animal heart, dan membaca pikiran" ujar nya gugup
" Tidak perlu gugup... Perkenalkan nama ku Valencia Olina, Umur 21, Elemen utama Suara, Air, Elemen pendukung Telepathy"
" Nama ku Clara Qiana Kalian bisa memanggil ku Clara, umur 20, elemen utama angin, elemen pendukung psikokinesis"
Semua orang menatap Arsya menunggu nya memperkenalkan diri karena hanya dia yang masih belum memperkenalkan diri nya.
" Arsya, 19, Air" ucap Arsya singkat, padat, jelas
" Clar apa dia yang kamu katakan bicara nya lebih singkat dari Kyra?" tanya Naura
" Tentu saja, bukankah yang ku katakan itu benar!" jawab Heera yakin
" ya, kau benar... dia memang berbicara sangat irit" ucap Naura canggung
"Naura apakah ada makanan... Hehe aku laper nih" seru Elvira sambil memegangi perut nya yang terus berbunyi.
" Ada, tapi cuma ada mie instan tuh masak aja sendiri di dapur" tunjuk Naura ke arah dimana dapur berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments