Hiks...hikss..hikss
Terdengar tangisan banyak anak-anak di sebuah ruangan berukuran sedang, kotor, kumuh, dan tidak terawat. Ada lebih dari sepuluh orang anak anak yang ada di tempat itu, mereka ada yang menangis, menjerit, histeris, ketakutan semua bercampur satu.
Namun yang paling menarik perhatian di antara banyak nya anak-anak terdapat dua orang anak yang terlihat diam saja tanpa merasakan ketakutan di mata nya, ekspresi kedua anak itu terlihat datar dan dingin, mereka berdua bahkan tidak perduli dengan tangisan anak anak lain nya.
" Diamlah! kau berisik!" Seru seorang anak perempuan yang sangat kesal karena seorang anak perempuan yang berada di dekat nya sangat berisik karena tangisan nya.
" Hiks....hiks apa kamu tidak takut, aku saja sangat takut hiks kamu..." Ujar seorang anak kecil yang dekat dengan gadis kecil
" Diam!" mata kecil itu menatap tajam bocah perempuan yang ada di dekat nya, mata nya yang berwarna biru cerah seperti permata tiba-tiba berubah menjadi merah darah, hal itu tentu membuat bocah perempuan itu langsung terdiam dari tangisan nya.
Tanpa kedua anak perempuan itu sadari di pojok lain ruangan itu terdapat seorang anak laki-laki yang terus memperhatikan interaksi mereka berdua, lebih tepat nya memperhatikan anak perempuan yang terlihat begitu tenang tanpa rasa takut sedikitpun di wajah nya, ia tidak menyangka ada anak kecil yang sifat dan sikap nya hampir sama dengan nya.
Tanpa anak laki-laki itu sadari ekspresi nya yang sedari tadi datar dan dingin juga tidak begitu peduli dengan tangisan anak anak lain nya, dari bibir nya terdapat lengkungan yang begitu tipis, dia tersenyum karena melihat wajah dan cara anak perempuan itu berbicara sungguh dia seperti melihat diri nya sendiri pada anak perempuan itu.
Selama ini dia tidak pernah tersenyum setelah kejadian besar menimpa nya, ia dulu hanya tersenyum pada ibu nya namun senyum itu hilang setelah ibu nya tiada, tidak ada senyuman lagi dari diri nya hanya ada ekspresi datar, dingin dan acuh tak acuh. Kakek nya bahkan sangat khawatir dengan kondisi nya karena dia masih kecil namun telah memiliki banyak beban di pundak nya.
Sedari awal dia terus memperhatikan anak perempuan itu yang entah kenapa sampai membuat nya tertarik, untuk pertama kali nya ada yang dapat membuat nya tertarik selain latihan nya selama ini. Namun dia sempat tersentak kaget saat melihat mata biru yang terlihat indah dan cerah seperti permata tiba-tiba berubah menjadi berwarna merah darah sampai mata itu kembali berwarna biru.
" Mata mu hiks kamu baik baik saja kan, ak-aku takut... Kamu..."
" Diamlah.... Aaarrrggghhh" tiba-tiba anak perempuan itu menjerit kesakitan sambil memegang mata nya
Darah mulai keluar dari kedua bola mata nya, bukan hanya itu warna mata nya pun terus berubah-ubah setiap saat nya kadang biru, merah, hitam, hijau, ungu dan juga putih.
" Kamu... Kamu baik-baik saja, Bagaimana ini aku harus minta tolong pada siapa? Aku harus apa!" Anak kecil yang sedari tadi menangis sekarang tak ada lagi tangisan dari wajah nya, ia terlihat sangat panik dan khawatir akan keadaan teman nya yang terus menjerit kesakitan dan dari mata nya pun terus keluar darah tanpa henti, dia berjalan mondar-mandir tanpa tahu apa yang harus dia lakukan untuk membantu teman nya.
" Te-nang-lah" sambil menahan rasa sakit yang ada di mata nya, anak perempuan itu menenangkan teman nya yang terlihat begitu panik.
" Bagaimana aku bisa hiks tenang tidak ada yang bisa kita minta pertolongan, ini semua karena aku hiks jika aku tidak mengajak mu keluar mungkin sekarang kau tidak akan jadi seperti ini hiks...."
" Aku baik baik saja, kamu malah akan membuat ku tambah sakit dengan suara tangisan mu itu!" Ucap nya datar, ia mencoba menenangkan diri nya sendiri dan menahan rasa sakit yang terus menghantam mata nya, ia tidak ingin teman nya menjadi tambah ketakutan, namun rasa sakit itu tidak berhenti karena darah terus mengalir keluar dari kedua mata nya.
Bahkan keadaan nya sekarang tambah parah setiap warna matanya yang berubah berbeda dengan sebelah mata nya yang lain seperti jika sebelah mata nya berwarna merah sebelah lagi berwarna hitam, mata nya terus berubah bahkan darah yang keluar dari mata nya lebih banyak lagi, rasa sakit nya pun lebih besar dibandingkan yang tadi.
Namun dia terus menahan nya agar teman nya tidak merasa khawatir pada nya, ia bahkan menutup mata nya agar teman nya tidak melihat perubahan yang terjadi pada mata nya, ia juga menutupi mata nya dengan telapak tangan nya agar bocah perempuan itu tidak melihat darah yang keluar dari mata nya, namun darah itu semakin banyak dan memenuhi tangan nya hingga tangan nya telah berubah berwarna merah karena darah, hal itu menambah kepanikan pada teman nya.
" Bagaimana aku bisa tenang, mata mu terus mengeluarkan darah...."
" Aku baik baik saja" jawab nya santai sambil menahan rasa sakit yang di rasakan nya
Bagaimana dia tidak merasa takut, seorang bocah berusia 8-9 tahun berada di ruangan yang begitu kotor, kecil, pengap dengan anak anak lain nya yang kira kira ada yang berusia 9-11 tahun, mereka di kurung tanpa di beri makan dan hanya di beri minum secukupnya.
" Dari pada kau menangis lebih baik kau cari jalan keluar dari tempat ini" ucap nya mencoba tetap tenang.
" Kamu benar" bocah perempuan itu mengikuti apa yang di katakan teman nya, dia berkeliling melihat ke atas, ke bawah, ke samping dia terus berkeliling mengelilingi ruangan itu dengan kaki kecil nya.
Gadis kecil yang telah di tinggalkan teman nya pun menghela nafas lega, sebenarnya dia tahu tidak ada jalan keluar dari tempat ini, meski tempat ini terlihat kotor, kumuh dan tidak terawat nyatanya bangunan nya masih kokoh dan kuat, namun dia melakukan itu hanya untuk mengalihkan perhatian teman nya itu, agar tidak melihat keadaan nya sekarang.
Dia membuka telapak tangan nya, banyak darah yang ada di telapak tangan nya, penglihatan nya bahkan terlihat kabur akibat darah dan juga warna mata yang terus berganti.
" Gunakan ini" seseorang tiba-tiba menyodorkan sebuah sapu tangan pada nya.
Anak perempuan itu mengikuti arah dimana orang yang memberikan nya sapu tangan, meski kabur ia masih bisa melihat nya, terlihat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun sedang berdiri dan memberikan sapu tangan pada nya.
Ia kira tidak ada anak lain nya, maksud nya tidak ada anak yang begitu berani dalam situasi seperti ini, masih banyak anak anak lain nya di sana, namun tidak ada yang mempedulikan bahkan memperhatikan nya mereka hanya terus menangis dan menangis.
" Ambillah" ucap bocah laki-laki itu
Gadis kecil itu masih tidak bergeming sama sekali, melihat nya hanya diam saja membuat bocah laki-laki itu gemas namun melihat keadaan nya entah kenapa ia merasa sangat sakit.
Awal nya ia ingin sekali untuk tidak memperdulikan kondisi anak perempuan ini, namun saat ia melihat nya di pojok ruangan tempat nya tadi berada keadaan gadis kecil ini semakin parah. Namun yang lebih membuat nya tertarik bagaimana dia masih begitu tenang nya dengan darah yang memenuhi tangan nya, dia bahkan masih bisa menghibur teman nya itu.
Dan entah kenapa dia merasakan hati nya ingin sekali mendekati nya dan membantu bocah perempuan ini, dia seperti merasakan kekhawatiran dan takut bila sesuatu yang buruk sampai terjadi pada bocah perempuan ini. Rasa takut dan khawatir yang dulu sudah menghilang semenjak kematian ibu nya sekarang kembali terjadi ia rasakan saat melihat begitu menderita nya bocah perempuan ini.
Tanpa berpikir panjang dia pun mulai mendekati tempat di mana bocah ini berada bersamaan dengan teman nya itu yang pergi entah untuk apa ia pun tidak peduli, namun setelah ia mendekati gadis kecil ini hal lain nya membuat ia begitu terkejut, bagaimana tidak bola mata bocah perempuan ini kembali berubah warna, hal ini tidak pernah ia lihat dan dengar sebelum nya, namun meski begitu mata kecil itu membuat nya begitu terpesona.
" Arrgghhhh" anak perempuan itu kembali berteriak kesakitan meski masih ia tahan agar teman nya tidak mendekati nya setelah mendengar suara teriakan nya.
Suara teriakan dari gadis kecil itu mampu membangunkan nya dari lamunan nya, dengan segera tangan mungil nya menghapus setiap darah yang memenuhi wajah anak perempuan itu.
Terlihat anak perempuan itu tersentak kaget saat ada tangan kecil yang yang mengelap darah dari wajah nya menggunakan sapu tanga yang di miliki nya, saat ia melihat ternyata tangan itu milik anak laki-laki yang memberikan sapu tangan pada nya.
Anak perempuan itu dengan cepat menangkap tangan bocah laki-laki itu dengan tangan nya untuk menghentikan apa yang sedang bocah laki-laki itu lakukan.
Bocah laki-laki itu terlihat tersentak kaget saat dia memegang tangan nya, melihat itu dia melihat ke arah tangan nya di mana darah masih memenuhi tangan nya sampai membuat tangan bocah laki-laki itu juga terkena darah nya, dengan cepat ia melepaskan genggaman nya.
" Ah... Maaf maaf, aku tidak sengaja" ia pikir bocah laki-laki itu merasa jijik karena ia sentuh dengan tangannya yang berlumuran darah hingga mengotori tangan nya.
" Tidak apa-apa" sebenarnya bukan hal itu yang membuat nya terkejut, namun ia terkejut karena saat tangan mungil dari gadis kecil itu menggenggam tangan nya ia tidak merasakan perasaan jijik pada nya, ia pun tidak merasakan jijik sama sekali pada tangan yang telah gadis itu sentuh.
Bukan apa, hanya saja dia memiliki penyakit OCD akut dimana ia sangat gila akan kebersihan, bukan hanya itu dia sangat tidak suka ada yang memegang bahkan menyentuh nya walau seujung kuku pun entah itu oleh keluarga nya, atau orang lain perempuan maupun laki-laki, dia akan selalu menjaga jarak nya dari mereka atau tidak membiarkan mereka menyentuh nya sama sekali.
ia akan langsung mengelap jejak di mana anggota tubuh nya yang di sentuh dengan cara yang begitu kasar agar tidak ada sedikitpun jejak yang tertinggal dari orang yang baru saja menyentuh nya.
Dulu bahkan kulit di tangan nya langsung mengelupas dan mengeluarkan darah akibat dia menggosok nya terlalu keras, dan hal itu membuat ibu nya khawatir, ia langsung di larikan ke rumah sakit karena kejadian itu, dan saat itu ia mulai menjauhi dunia luar dan tidak membiarkan satupun orang menyentuh nya.
Namun sekarang gadis kecil itu telah memegang tangan nya, tapi tidak ada reaksi apapun yang terjadi pada diri nya, rasa jijik, tidak nyaman tidak ada hal yang seperti itu, ia malah merasakan perasaan nyaman dan tenang saat dia menggenggam tangan nya. Hal ini sangat aneh ia berpikir apa penyakit nya telah sembuh, namun hal itu tidak mungkin sebelum kejadian ini terjadi anak buah kakek nya pernah menyentuh nya sedikit dan hal itu membuat reaksi besar pada diri nya.
" Aku akan membantu mu membersihkan wajah mu" ujar bocah laki-laki itu dingin, namun bola mata nya menatap gadis kecil itu dengan lembut.
" Terima kasih"
Setelah membersihkan wajah dan tangan gadis kecil di hadapan nya, gadis kecil ini sekarang terlihat sangat cantik dengan wajah nya yang terlihat begitu lucu, imut membuat semua orang yang melihat nya ingin mencubit pipi nya karena gemas.
" Boleh aku melihat mata mu?" Tanya bocah laki-laki itu, ia melihat meski ia membersihkan wajahnya, Namun darah tidak berhenti keluar dari kedua mata nya hal ini membuat nya khawatir.
Sejenak gadis kecil itu menatap bola mata bocah laki-laki itu, sebelum dia menganggukkan kepala nya, entah mengapa dia memiliki kepercayaan pada bocah laki-laki itu.
Tangan kecil dari anak laki-laki itu mengusap pelan kelopak mata miliki gadis kecil itu, sambil terus memperhatikan perubahan yang terjadi pada nya. entah mengapa rasa sakit yang di rasakan nya berangsur angsur membaik setelah tangan anak laki-laki itu menyentuh wajah nya, ia juga mulai bisa mengendalikan warna mata yang di miliki hingga kembali ke warna nya yang berwarna biru cerah, dia juga merasakan ada sebuah energi yang halus dan hangat mengalir di dalam tubuh nya.
Melihat setiap perubahan yang terjadi pada gadis kecil di hadapan nya tanpa sadar dia menghela nafas lega saat melihat kondisi nya berangsur angsur membaik, sebenarnya dia memberikan sedikit energi spiritual miliki nya dan ia sangat lega saat tahu tidak ada pertentangan dari tubuh gadis kecil ini saat dia memberikan energi nya.
" Ahkk.. gak ada satupun jalan keluar dari tempat ini!" keluh seorang anak perempuan yang baru saja tiba, dia tidak menyadari ada orang lain di sana.
" Aku tahu" ketus gadis kecil itu menanggapi keluhan dari teman nya itu.
" Kamu tahu, lalu mengapa.... Ahk siapa kamu?" Awal nya ia kesal karena teman nya membodohi nya, namun ia terkejut saat melihat di sana ada orang lain, tetapi seperti nya bocah laki-laki yang ia ajak bicara tidak mempedulikan nya sama sekali, terbukti saat mata nya hanya menatap pada gadis kecil di hadapan nya saja.
" Ouh ya... Bagaimana keadaan mu?" Tanya nya saat mengingat kondisi teman nya yang sangat menghawatirkan
" Aku baik baik saja"
" Syukurlah"
" Terima kasih" ujar gadis kecil itu pada bocah laki-laki itu, yang di balas anggukan kepala dari nya.
" Hei hei ada apa ini, apa ada sesuatu yang terjadi yang tidak ku ketahui, atau...."
BRAAKK
Sebelum dia menyelesaikan ucapan nya terdengar suara pintu yang di buka begitu keras, ada tiga orang pria dewasa yang masuk ke dalam ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments