Saat Zalfa dan teman nya ingin marah, sebuah suara menginterupsi mereka.
" Lima belas menit lagi bus ini akan berangkat, jika kalian tidak bisa membuka pintu bus terpaksa saya akan meninggalkan kalian, dan kalian akan dinyatakan gagal" ujar pria paruh baya itu dingin tanpa mempedulikan keributan apa yang telah dia sendiri buat.
Semua orang mendengar itu saling dorong dan mencoba membuka pintu bus dengan tergesa-gesa.
" Minggir" zalfa mendorong seorang gadis yang terlihat culun di lihat dari penampilan nya.
Gadis itu akan terjatuh sampai sebuah tangan menahan nya.
" Kamu tidak apa?" Tanya Arsya singkat yang baru saja menolong gadis itu
" Ti-tidak, terima-kasih telah menolong ku" ucap nya terbata
" Hmm"
Arsya menatap Heera yang sedang menatap kerumunan orang orang itu yang terlihat sangat kesal.
Tuk
Pria paruh baya itu kembali menghentakkan tongkat nya kembali hingga terjadi guncangan kecil yang membuat mereka berhenti dari aktivitas nya.
" Lakukan satu persatu, atau akan saya tinggalkan kalian disini" ucap nya dengan tajam
Semua orang pun mencoba satu persatu dengan diam dan tanpa bersuara, namun tidak ada satupun yang dapat membuka pintu itu, membuat semua orang menyerah.
" Heera" gumam Arsya, karena suasana yang sangat sepi dan sunyi, membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka.
Heera yang di panggil oleh Arsya pun menoleh, mengerti apa yang Arsya inginkan, dia hanya menjawab dengan acuh.
" CK, biarkan saja mereka melakukan cara mereka sendiri untuk membuka pintu itu, aku ingin lihat bagaimana mereka bisa membuka nya" cibir Heera dengan acuh
" Heera" seru Arsya sekali lagi namun penuh penekanan.
" Baiklah aku akan membuka pintu nya" ujar Heera lesu, sahabat nya ini tidak pernah bisa melihat nya senang.
Heera melihat ke pergelangan tangan nya, ternyata waktu yang di berikan oleh pria paruh baya itu tinggal dua menit lagi, ia jadi tahu alasan Arsya menegur nya untuk tidak terus bermain, Heera menatap Arsya sambil memperlihatkan gigi nya yang putih.
Heera mendekati pintu bus, banyak orang yang mencibir nya dan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa membuka nya, namun Heera tetap acuh dan tidak peduli dengan tatapan dan ejekan mereka. Heera mengambil sesuatu dari saku baju nya, terlihat sebuah giok berbentuk persegi empat seperti sebuah kartu terdapat ukiran sebuah bunga teratai yang berada di tengah nya.
Dengan tenang Heera mendekatkan giok itu pada pintu bus, awal nya semua orang mencibir apa yang sedang di lakukan nya, namun tidak lama terdengar sebuah suara.
" Ding.... Kartu anda telah terdaftar, silahkan masuk" ujar suara itu, bersamaan dengan pintu bus yang perlahan terbuka
Semua orang tercengang bahkan sampai ada beberapa orang yang mulut nya menganga saking tidak percaya nya.
Sebenarnya giok kartu itu bukan lah giok biasa melainkan sebuah tanda pengenal, semua orang yang telah terpilih pasti memiliki nya, namun otak mereka saja yang terlalu bodoh tidak tahu maksud pihak academy memberikan kartu pengenal itu.
Sebagian orang melirik Arsya, begitu pun pria paruh baya itu, semua orang mungkin kagum dengan Heera, namun orang yang pintar pasti akan merasa kagum pada Arsya yang dapat membuat gadis keras kepala itu langsung setuju dengan perkataan nya, hanya interaksi sebentar di antara mereka berdua, pria paruh baya itu tahu jika gadis yang terlihat culun itu tidak memberikan isyarat pada teman nya untuk membuka pintu itu, mungkin dia akan tetap diam.
" Heh hanya seperti itu saja aku pun bisa melakukan nya dengan mudah... Minggir" ujar zalfa masih saja bersikap sombong
Semua orang sekarang bisa memasuki bus, Heera ingin mendekati perempuan sombong tadi, namun sebuah tangan memegang pundak nya, di sana terlihat Arsya yang masih dengan ekspresi datar nya.
" Hah... Entah aku harus menangis atau tertawa melihat penampilan mu yang tidak sama dengan ekspresi wajah mu itu Ara" gumam Heera lirih
Arsya sama sekali tidak mempedulikan gumaman Heera, ia dengan tenang melangkahkan kaki nya memasuki bus, di ikuti Heera di samping nya.
Mereka pun duduk di kursi paling belakang, Arsya langsung duduk bersandar di kursi dan menutup mata nya tidak lagi peduli dengan hal di sekitar nya. Kursi paling belakang sangat panjang sehingga ada dua orang lain nya yang duduk di kursi itu, yang pertama gadis yang di tolong oleh Arsya dan yang kedua seorang gadis yang terlihat sangat ceria.
" Hai nama ku Elvira, senang bertemu kalian semoga kita bisa berteman dengan baik, nama kalian siapa?" ucap Elvira dengan ceria
" Salam kenal juga nama ku Clara, dan yang sedang tidur ini kalian bisa memanggil nya Arsya... Oh ya kau siapa?" Ucap Heera, setelah itu bertanya pada gadis culun itu.
" Na-nama ku Keysa, sa-lam kenal" ucap nya gugup
" Tidak perlu gugup begitu, kita sekarang teman. bukan begitu Clara" ucap Elvira
" Huum... Tidak buruk juga berteman dengan kalian" canda Heera
" Oh ya Clara apa Arsya selalu bersikap seperti itu?" Lirik Elvira
" Tidak usah pedulikan beruang kutub itu, tenang saja dia baik ko, aku jamin dia tidak akan menggigit kalian" ujar Heera dengan ekspresi serius nya.
" Lihatlah para rakyat jelata itu, sekarang mereka telah bersatu" cibir Zalfa yang duduk di kursi tidak jauh dengan kelompok Arsya.
" Hiiihhhh, aku ko jadi merinding yah, kalian dengar tidak ada suara Mak lampir" ucap Heera pura pura takut
" Fftt..." Ada beberapa orang yang ingin tertawa namun mereka langsung menutup mulut nya rapat rapat saat Zalfa memelototinya, mereka tidak ingin berurusan dengan para bangsawan yang ada mereka bisa dalam masalah.
" Clara lebih baik kita diam dan jangan membuat masalah dengan nya" bisik Elvira pada Heera
" Memang nya kenapa? kamu tidak perlu takut Vira, orang orang sombong seperti mereka akan merasakan akibat nya saat tiba di academy Blue Ocean nanti, di sana tidak ada yang nama nya bangsawan, yang ada hanyalah yang kuat dialah yang berkuasa" ujar Heera yakin sambil menatap orang-orang itu dengan sinis.
" Heh kamu sangat yakin, akan ku pastikan kamu dan teman mu tidak akan hidup mudah di sana!" ujar zalfa kesal
" Kita lihat saja!" tantang Heera dengan sikap santai nya.
Terdapat seringai di bibir Heera tanpa semua orang ketahui, Heera dengan santai melambaikan tangan nya pelan, tiba-tiba muncul sebuah pusaran angin yang mendorong Zalfa hingga terjatuh ke bawah.
Bruk
" Aahkk"
" Ffttt.... Hahaha" semua orang tertawa melihat cara Zalfa terjatuh. wajah wanita itu jatuh lebih dulu ke lantai bus di bandingkan tubuh nya, begitu lucu dan aneh membuat semua orang tidak tahan untuk tidak tertawa.
" Hahaha ada apa dengan mu, sudah di sediakan kursi namun kau memilih duduk di lantai, apa seperti ini cara duduk para bangsawan" cibir Heera senang
" Diam, berani kalian menertawakan ku, kalian akan tahu akibat nya.... Ini semua pasti ulah mu" tunjuk zalfa pada Heera
" Ulah ku, apa yang ku lakukan, tanyakan pada semua orang, apa aku berdiri dan mendorong mu, sedari tadi aku duduk di sini" kilah Heera polos
" Kamuu...."
" Apaa.."
" Jika kalian tidak bisa diam, saya akan menurunkan kalian di sini" sebuah suara menggema terdengar oleh mereka.
Mereka pun duduk kembali dengan tenang, Zalfa yang ingin membuat perhitungan pada Heera pun terpaksa harus duduk.
Heera sekali lagi ingin menggunakan kekuatan elemen angin nya, namun sebuah tangan menghentikan nya.
" Kita sedang di awasi" ujar Arsya pelan hanya mampu di dengar oleh Heera, Elvira, dan Keysa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Cilla
nggak bisa dobel up ya thor?
2022-06-01
0