Budi alias vino, ngangkat sepuluh karung dan peti sepuluh kedalam mobil yang akan dibawa ke pelanggan, Laras yang melihat Budi pijit tangannya langsung ledek Budi membuat Budi alias vino menahan kesal mendengar karyawan nya selalu ngeledek terus menerus.
" Baru ngangkat sebanyak itu sudah pegel, payah sekali sih jadi laki laki." Ucap Laras sambil taro karung kosong
"Saya duluan permisi" ucap vino pergi dari pada ladeni perempuan kurang ajar.
" Cih, diajak ngobrol pergi belagu sekali dia, dasar culun payah pula." Ledek Laras keluar gudang dan melanjutkan pekerjaannya
Dilain sisi, vino yang melihat Angel kerja sendirian, langsung menghampiri Angel. Kebetulan ada air mineral vino menawarkan buat Angel.
" Jangan sampai dehidrasi, sesibuk apapun jangan enggak minum." Ucap vino menawarkan minuman
" Terimakasih Budi, memang saya kalo lagi kerja suka males minum." Ucap Angel langsung ambil botol yang dipegang vino.
" Ada yang bisa saya bantu, bagian saya sudah selesai." Lanjut Vino melihat sekeliling Angel.
" Enggak usah Budi, lebih baik istirahat saja keliatan wajah kamu pucat, pasti kecapekan kan." Lanjut Angel yang melihat wajahnya Vino
" Enggak kok Angel, mana yang bisa saya bantu." Lanjut Vino semakin modus
" Ya sudah, tolong bantin hitungin Karung karung ini yah. Terus tolong masukin kedalam peti, supaya sore dimasukin kedalam gudang. Sebentar lagi hasil panen dibawa ke pasar pasar" penjelasan Angel
" Baik Angel, saya itung sekalian saya bawa ke gudang ya." Lanjut Vino bahagia ada saja kesempatan buat semakin deket sama Angel
Dilain sisi, Lukman yang mengerjakan pekerjaan kantor sesekali memantau keadaan nya Vino, Lukman melihat rekaman CCTV dari Vino bangun tidur. Lukman ketawa melihat kelakuan vino.
" Kasian sekali sih bos, lumayan jadi hiburan melihatnya. Hahahaha" ucap Lukman sambil ketawa-ketawa, melihat kondisi rumah yang berantakan.
Lukman melanjutkan pekerjaannya sambil melihat kegiatannya Vino.
Dilain sisi, vino merasa lega akhirnya makan siang dan istirahat, Jaka mendatangi Vino yang masih belum makan. Jaka yang melihatnya sedikit memaklumi, Jaka memberikan sendok untuk Vino.
" Terimakasih pak, maaf merepotkan. Saya.engga biasa makan pakai tangan." Ucap Vino merasa malu, nyamar tapi kebiasaan sepele saja enggak bisa dihilangkan.
" Santai saja Budi, pekerjaan kamu bagus juga, banyak barang yang kamu kerjakan. Saya puas sama hasil kerja kamu." Ucap Jaka melihat Vino makan, cara makan Vino sangat rapih dan terkesan sudah terbiasa makan rapih.
" Cara makan kamu sopan sekali Budi, enggak berantakan dan engga bunyi." Sambung Jaka, Jaka merasa heran tapi berusaha enggak peduli.
" Iyah pak, orang tua saya yang mengajarkan nya, walaupun orang susah makan nya jangan berantakan. Enggak enak dilihat katanya." Lanjut Vino bohong
" Eh Laras sama Angel, kalian bawa apa." Lanjut Vino melihat Angel bawa makanan
" Kita bawa gorengan Budi, tadi kita yang bikin." Ucap Angel menyimpan piring dimeja
" Gorengan apa?" Lanjut Vino yang enggak pernah makan aneka gorengan.
" Masa engga pernah makan gorengan? Terus kamu makan apa? Daging sapi?" Ledek Laras, ekspresi wajahnya Laras rasanya ingin dihajar.
" Makan tahu dan tempe. Saya engga pernah beli itu." Lanjut Vino semakin kesel sama tingkahnya Laras
" Laras jangan sombong, memangnya orang enggak makan gorengan memangnya ada yang aneh." Lanjut Angel kesel mendengar Laras, selalu menghina Budi.
" Kamu selalu membela Budi, memangnya kalian saling suka? Jangan cari muka kamu Angel." Bentak Laras kesal karena setiap ngeledek Budi selalu dibela Angel
" Kenal atau engga nya, enggak baik kita menghina orang lain." Lanjut Jaka yang akhirnya ikut campur
" Kamu memangnya lebih baik dari Budi, kamu sama sama orang sederhana jangan sombong Laras. Lebih baik sekarang kembali bekerja." Sambung Jaka, Jaka merasa engga enak dihari pertama Budi Bekerja sudah disindir begini.
" Dasar culun, kamu yang enggak pernah makan gorengan saya yang ditegur seperti ini. Banci" lanjut Laras kesal dan langsung pergi
" Sialan perempuan itu, tunggu saja waktu hancurnya hidup kamu. Ditampung disini saja belagu cih." Batin vino, Vino sudah menargetkan pemecatan Laras.
" Mari lanjut Bekerja, permisi pak Jaka dan yuk Angel." Lanjut Vino, langsung jalan Vino sengaja engga membahas obrolan enggak penting.
Vino melanjutkan pekerjaannya, tenaga Vino bener bener terkuras. Ternyata pekerjaan seperti ini enggak mudah, Vino selalu memarahi karyawan nya dianggap lama mengangkat barang barang hasil panen. Vino semakin enggak kuat untuk melanjutkan pekerjaannya, Vino memutuskan untuk istirahat hari pertama kerja membuat badan nya Vino semakin sakit. Laras yang ingin menyimpan barang barang ke gudang melihat vino duduk langsung menghampiri dan lagi lagi Laras menghina Vino.
" Manja sekali, baru segini saja sudah istirahat seperti perempuan saja." Ucap Laras menguji kesabaran Vino
Vino yang badannya semakin sakit dan amarahnya sudah memuncak, Vino jalan kearah Laras. Tangannya vino melingkar di lehernya Laras membuat Laras ketakutan melihat Vino yang keliatan marah
" Jangan karena kamu perempuan seenaknya menghina orang lain, jangan karena saya engga pernah mencoba makan atau apapun kamu seenaknya menghina, dan orang lain istirahat bukan berarti enggak bisa kerja. Setiap orang beda beda merasakan lelah dan butuh waktu istirahat walaupun enggak lama. Saya berusaha sabar mendengarkan ucapan sampah dari mulut kamu, sekali lagi kamu menghina saya. Kamu akan menyesal." Bentak Vino tepat didepan wajahnya Laras membuat Laras ketakutan dan gemetar
" Baru dibentak seperti ini sudah gemetar, jangan sombong jadi perempuan. Kamu disini cuma karyawan rendahan, jadi jangan belagu merendahkan orang lain sadar diri jadi perempuan." Sambung Vino melemparkan Laras ke samping, membuat Laras jatuh ke lantai. Laras meringis kesakitan
" Dasar culun sialan, jangan karena kamu dibawa sama pak Lukman seenaknya seperti ini." Bentak Laras kesal
" Kamu yang mulai dari tadi, saya tegaskan jangan mancing emosi orang lain, kalo engga mau menyesal ingat itu, saya muak nahan sabar seperti ini. Apa lagi sama karyawan rendahan seperti kamu." Bentak Vino membanting kursi ke pintu, vino langsung pergi meninggalkan Laras yang nangis nahan sakit dan bingung sama ucapan Vino.
Dilain sisi, Lukman yang melihat kondisi gudang dan memperhatikan amarahnya Vino ke Laras, membuat Lukman tahu apa yang difikirkan vino saat ini. Tapi Lukman enggak ingin ikut campur selama vino enggak minta bantuan.
" Perempuan itu mencari masalah, sekarang karirnya diujung tanduk. Salah ucap lagi akan kehilangan tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan." Ucap Lukman yang tahu Vino yang ngga terlalu suka sabar apa lagi nahan emosi dipermalukan didepan orang lain
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Sutikno 23
wah ternyata berat juga jadi orang miskin ya
2022-10-04
1