...Chapter 3 – Keajaiban Desa Shoyo (Rev I)...
Keesokan harinya, Eulalia memutuskan untuk menjalankan saran dari Exoma untuk menebang pohon Iblis.
Didekat pohon itu Eulalia, Kazuo dan Marsha berdiri menghadap pohon tersebut.
Kazuo pun yang merasa sungkan kepada Eulalia, dia mendekati Eulalia.
“Nona Eulalia, kamu yakin? Ini bukanlah pekerjaan kamu,” tanya Kazuo.
Eulalia melihat Kazuo dan tersenyum kepadanya, “Tidak apa-apa,” ucap Eulalia.
Setelah itu, Kazuo tidak bisa berkata apa-apa lagi dan dia mundur untuk melihat Eulalia dan Eulalia mengeluarkan tongkat sihirnya di tangan kanan dan membidik pohon tersebut.
Tidak lama kemudian, Eulalia merapalkan sihir sistem nya.
"System Call. Wind Blade."
Sesaat kemudian muncul tembakan pedang angin berukuran sekitar setengah meter secara terus ke arah pohon.
Bung ... Bung ... Bung.
Suara gemuruh terus terdengar.
Kazuo yang melihat tebasan dari pedang angin jauh dibandingkan dengan tebasan yang di lakukan nya.
Pedang angin terus dilesatkan dan tidak berhenti. Eulalia yang melihat kurangnya efektif dalam serangannya dia memodifikasinya.
"Sistem Call. Modification."
Sihir tebasan pedang angin yang awalnya seukuran setengah meter menjadi satu meter.
Setelah berjam-jam, Eulalia masih belum bisa puas dengan serangannya. Dia menambah ukuran pedang angin menjadi dua meter.
Bung ... Bung ... Bung.
Suara gemuruh semakin keras hingga warga di desa mendengar suara tersebut.
Setelah memakan waktu enam jam, pohon iblis itu terjatuh dan matahari selama ratusan tahun bisa menyinari desa.
“Lihat! Pohon Iblis sudah jatuh!” ujar senang warga desa.
“Horeeeeeee!” seru beberapa warga yang melihatnya.
Tidak hanya satu dua orang, seluruh warga desa bersorak sorai melihatnya.
Pohon yang setinggi 10 km berhasil di tebang oleh Eulalia, dia menghela nafasnya dan mengusap keringatnya.
“Kakak, berhasil!,” teriak Marsha yang berlari menghampiri Eulalia dan memeluknya.
“Hahaha, aku juga tidak menyangka,” jawab malu Eulalia.
Eulalia pun melihat Kazuo yang sedang menangis saat melihat tugas langit dari keturunannya telah berhasil dilaksanakan.
Eulalia yang melihat itu, dia menghampiri Kazuo.
“Kazuo, sekarang kamu bebas dari tugas ini,” ucap Eulalia dengan senyuman.
Kazuo mengusap air matanya dengan tangan dan membungkukan badannya.
“Terima kasih banyak, Nona Eulalia! Budimu tidak akan aku lupakan,” ucap Kazuo dengan tangisan.
Eulalia dan Marsha pun saling bertukar senyum.
Malam harinya, warga desa mengadakan pesta yang meriah karena keberhasilan Eulalia yang menebang pohon Iblis. Berbagai peralatan makan dan minum terbuat dari kayu pohon Iblis.
Tidak hanya itu makanan yang lezat pun sajikan di meja yang besar dengan iringan nyanyian dan tarian.
Eulalia yang sedang minum dengan santai dan memakan sedikit makanan hingga keanggunannya tidak hilang yang membuat para pria di desa itu terpesona.
Beberapa saat kemudian, Kepala Desa datang menghampiri Eulalia dan menodongkan gelas yang dipegangnya.
“Terima kasih, Nona Eulalia dan untuk itu mari kita bersulang!” ucap Kepala Desa.
“Oh, iya. Sama-sama,” jawab Eulalia yang mengadukan gelasnya untuk bersulang.
Mereka pun minum bersama.
Lalu, Exoma pun memberitahu hasilnya.
Kling!
[Selamat, Nona! Anda telah mendapatkan 500 poin dan kini jumlah poin 550.]
Mendengar itu, Eulalia hanya tersenyum senang dan kembali mengikuti pesta.
“Huaa ... Lezat nya!” ucap Kepala Desa.
“Ehm, iya sangat lezat,” jawab Eulalia.
Sesaat kemudian ayah dari Marsha pun datang menghampiri kepala desa dan Eulalia.
“Kepala Desa, Nona Eulalia. Apa anda melihat Marsha?” tanya Ayah Marsha.
“Tidak, aku tidak melihatnya,” jawab Kepala Desa.
Eulalia pun mengelengkan kepalanya.
“Memang apa yang terjadi?” tanya Eulalia.
“Marsha beberapa jam yang lalu mencari sesuatu di hutan tapi sampai sekarang belum kembali. Dia berjanji, saat perayaan sudah pulang,” ucap Ayah Marsha.
“Begitu kah, baiklah. Aku akan mencarinya,” ucap Eulalia yang berdiri dari kursinya dan bersiapan pergi.
“Tapi ...,” ujar kepala desa yang ingin menghentikan Eulalia.
“Tidak apa-apa, aku memiliki sihir untuk mencari seseorang jadi akan lebih cepat,” ucap Eulalia.
“Iya, aku mengerti,” jawab Kepala Desa dengan tersenyum.
Setelah itu, Eulalia menutup mata nya dan berbincang dengan Exoma.
"Exoma, kita buat sihir pencari!" batin Eulalia.
Kling!
[Dimengerti!]
Seusai itu, Eulalia pun membuat sihir pencarian atau Search yang mana memakan biaya 150 poin dan kini poin Eulalia tersisa 400 poin.
Sesudah itu, Eulalia membuka matanya dan merapalkan sihirnya.
"Sistem Call. Search," ucap Eulalia seraya membayangkan Marsha.
Lalu, pandangan Eulalia berubah seperti google map yang menelusuri desa dan hutan hingga akhirnya dia menemukan Marsha.
"Aku telah menemukan nya dan izinkan aku pergi?" ucap Eulalia seraya menundukkan kepalanya.
“Iya, Hati-hati!” ucap Ayah Marsha.
Sesudah itu, Eulalia pun menganggukan kepalanya dan pergi ke lokasi Marsha.
Setibanya di hutan, Eulalia disuguhi oleh Hutan yang gelap maka dari itu, dia pun membuat sihir penglihatan malam seharga 50 poin.
"Sistem Call. Night Vision."
Hutan yang gelap pun menjadi terang lantaran sihir penglihatan malam.
“Hebat juga Marsha! Melewati hutan segelap ini sendirian,” gumam Eulalia sambil berlari didalam hutan.
Tidak lama kemudian, Eulalia pun sampai di reruntuhan dan disana, Eulalia terlihat Marsha yang sedang memetik bunga dan menaruhnya di keranjang.
Lalu, Eulalia pun menghampirinya.
“Marsha, sedang apa kamu?” tanya Eulalia.
Marsha yang mendengar suara Eulalia, dia menoleh kebelakang dan terkejut.
“Kak Eulalia!” seru Marsha.
Marsha yang melihat Eulalia, dia berdiri menghadap Eulalia dan menyembunyikan keranjang bunga dibelakang punggung nya.
“Hayo ... Apa yang kamu sembunyikan?” tanya Eulalia yang menunjuk ke arah Marsha.
Marsha tidak menjawab dan hanya mengelengkan kepalanya disertai senyum malu.
Srek ... Srek...
Suara rumput yang dilalui oleh sesuatu.
Eulalia dan Marsha yang mendengar itu, mereka melihat kearah sumber suara tersebut. Eulalia mendekati dan membelakangi Marsha agar berlindung di belakangnya dan dia mengeluarkan tongkat sihirnya dan menunjukannya ke depan.
“Siapa itu? Tunjukan dirimu!” seru Eulalia.
Srek ... Srek ... Srek.
Suara rumput semakin kencang dan tidak lama kemudian, muncul beberapa sosok mahkluk berotot berwarna hijau dengan kepala yang seperti babi hutan serta memiliki tinggi lebih dari tiga meter.
“Itu Orc!” ucap Marsha yang ketakutan.
“Orc?” tanya Eulalia dengan penuh senyuman. “Aku tidak menyangka Orc akan seseram ini,” batin Eulalia.
Pada saat Orc melihat Eulalia dan Marsha, dia dengan cepat berlari dan menghajar Eulalia dengan kapaknya yang besar hingga membuat Eulalia terpental jauh dan terbentur tembok reruntuhan dan memuntahkan darah.
“Kak Eulalia!” teriak Marsha.
Sesaat kemudian, Orc itu melihat Marsha mengayunkan kapaknya kepada Marsha. Marsha yang melihat Orc membuat dirinya ketakutan hingga menangis.
Orc itu tidak mempedulikan tangisan Marsha dan tetap melancarkan serangannya.
Marsha yang ketakutan, dia menutup matanya.
GWUAAAA ....
Teriakan dari Orc membuat Marsha memberanikan membuka matanya dan dia terkejut saat melihat tangan Orc yang sudah terputus berada disampingnya serta teriakan dari Orc yang memegang lukanya dengan mundur beberapa langkah.
Marsha yakin bahwa serangan itu berasal dari Eulalia dan dia melihat kearah reruntuhan.
“Kak Eulalia!” seru Marsha.
Marsha melihat Eulalia yang sudah berdiri kembali dengan sedikit darah di sisi mulutnya dan tersenyum kepada nya.
"Kamu baik-baik saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
ɪᴍ᭄ꦿRIZAL_VAN_BRAMASTA
gw kira mas goblin warna ijo he ternyata pigi padahal pigi itu warna Pinki apakah piginya keracunan idon now
2022-07-24
0
John Singgih
kalau tidak keluar malam tentu tidak dapat masalah Khan ?
2022-07-17
0
MALES NGETIK
ini ngambil Referensi Majo No Tabi Tabi dan Sao aligizetion entah apa namanya
2022-05-20
2