11. Insecure

" Kak Bian, boleh nggak kapan-kapan Shaka mengajak mama dan papa makan di restoran kak Bian?, kemarin saat kelulusan sekolah, Kak Raya janji kalau Shaka dapat juara pertama Kak Raya mau ngajak kami sekeluarga untuk makan diluar, hanya saja Kak Raya belum dapat libur kerja sampai hari ini, karena itu Shaka pikir mungkin lebih baik makan-makannya di tempat kerja Kak Raya saja, biar nggak perlu nunggu dia libur".

Bian yang niatnya hanya mengantar aku pulang dan tidak mampir akhirnya harus berhenti sejenak dan keluar dari mobilnya karena saat mobil Bian berhenti dan aku keluar dari mobil itu, Shaka yang sedang bermain-main dengan teman-temannya langsung berlari menuju mobil yang kami naiki.

Shaka sengaja mengetuk kaca mobil agar Bian tidak buru-buru pergi.

" Shaka, kamu ini gimana sih, nggak boleh ganggu Kak Bian, dia capek baru selesai kerja, dan harus pulang kerumah buat istirahat, besok Kak Raya libur kok, kan besok hari Jum'at, jadi besok kakak bakalan tepatin janji kakak buat ajak kamu dan mama papa makan di luar".

Aku tidak tahu jika Shaka akan mengatakan hal seperti itu pada Bian, tadi saat ku lihat Shaka berlari ke arah mobil ku kira Shaka hanya ingin menghampiriku. Aku jadi merasa tak enak hati pada Bian.

Bian nampak menyandarkan tubuhnya ke mobil, sepertinya dia memang sudah sangat lelah karena seharian ini dia harus ikut turun tangan membantu kami melayani tamu dan pengunjung restoran yang tiada hentinya.

Sampai sekarang pun tamu dan pengunjung restoran masih banyak, hanya saja untuk shift malam ada karyawan lainnya lagi yang bertugas, dan Bian seringnya berangkat di shift dimana aku mendapatkan jatah berangkat. Entah apa alasannya mungkin agar dia punya teman ngobrol di restoran.

" Jadi Shaka dapat peringkat pertama pas kelulusan kemarin?, wah hebat, padahal dulu kak Raya biasa-biasa saja, nggak pinter-pinter banget, sukanya malah nyontek PR sama kak Bian".

" Shaka boleh kok datang ke restoran Kak Bian, nanti Kak Bian kasih menu spesial yang paling enak di restoran kakak, gratis. Gimana kalau waktunya besok seperti yang dikatakan Kak Raya tadi?".

Ku lihat Shaka langsung mengangguk setuju. " Oke, kalau begitu, Kak Bian janji sama Shaka mau kasih menu yang paling enak loh besok, gratis ya Kak !". Lagi-lagi Shaka bersikap seolah sangat akrab dengan Bian.

" Iya, Kak Bian janji, sebagai hadiah dari kak Bian karena Shaka sudah jadi juara kelas, sampai ketemu besok di restoran kakak, sekarang kakak pulang dulu ya".

Bian kembali masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan aku dan Shaka yang masih berdiri di pinggir jalan raya.

" Shaka kok begitu sih, siapa yang ajarin Shaka buat bersikap seperti itu, nggak bagus Shaka bersikap begitu sama orang lain. Shaka boleh minta sama Kak Raya atau sama mama dan papa saja".

" Kak Bian itu cuma teman kakak, dan Shaka harus bisa jaga sikap Shaka jika bicara dengan orang lain".

Akhirnya sepanjang jalan menuju rumah aku terus menceramahi Shaka yang bersikap kurang sopan dan terlalu sok kenal dengan Bian. Padahal Bian bukan kerabat atau saudara kami. Aku tidak mau jika Shaka terlalu dekat dengan orang lain, hanya merasa khawatir Shaka akan ketergantungan pada orang lain. Karena aku ingin membentuk Shaka menjadi pribadi yang mandiri dan sederhana.

" Kak Raya santai saja dong, jangan berlebihan begitu, kan Shaka nggak minta apa-apa, Kak Bian yang berinisiatif ngasih hadiah. Lagian kan kalau dapat gratisan makan enak di restoran terkenal itu lumayan banget, uang yang seharusnya kak Raya keluarkan jadi bisa di simpan, buat beliin Shaka sepatu baru, hehehehe", Shaka langsung berlari masuk kedalam rumah setelah berani menjawab ceramah dariku.

Ya... memang sikapnya padaku seperti halnya seorang adik pada kakaknya, itu karena Shaka tahunya aku adalah kakaknya, sama seperti Juna yang dianggap kakak olehnya, bukan sebagai pamannya.

Aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang, badan ini sudah lelah setelah seharian bekerja, dan aku malas untuk meladeni Shaka yang sekarang sudah sangat pandai mendebat apa yang aku katakan.

Kadang aku berpikir, Shaka sudah besar dan semakin lama wajahnya semakin mirip dengan ayahnya, mungkinkah Yoga akan mengenalinya saat mereka tidak sengaja bertemu di jalan. Entahlah...

Sudah 12 tahun kami tak pernah bertemu, mungkin saat ini Yoga sudah menjadi orang sukses dan mungkin juga sudah berkeluarga. Meskipun kami tinggal hanya beda kecamatan, tapi aku tidak pernah lagi melihatnya. Mungkin karena aku sibuk bekerja dan dunia kami yang berbeda membuat aku dan dia tidak pernah bertemu, meski hanya dalam sebuah kebetulan belaka.

Apalagi yang aku dengar dari salah satu temanku yang mengenal Yoga, keluarganya pindah saat Yoga hendak masuk SMA, karena ayahnya dipindah tugaskan di ibukota. Ku dengar Pak Priyo mendapatkan kenaikan jabatan dan menjadi orang yang pangkatnya lebih tinggi lagi.

Baguslah kalau seperti itu, setidaknya hidupku jadi lebih damai tanpa berurusan lagi dengan keluarga itu. Yang jelas saat ini aku sudah mulai bisa bahagia dengan kehidupanku yang sekarang.

" Kalian ini kenapa sih, setiap hari harus berantem begini, Shaka nggak boleh isengin kak Raya, kasihan... dia kan baru pulang kerja, lagi capek".

Ku dengar mama langsung menegur Shaka yang berlarian masuk ke dalam rumah. Mama keluar dari dapur sambil menyerahkan segelas air putih untuk ku.

" Shaka nggak iseng kok Ma, kak Raya saja yang sensi banget, mau datang bulan kali ma...".

Ku dengar teriakan Shaka dari kamarnya. Ya, Shaka sekarang tidur sendirian di kamar yang dulu ditempati Juna.

" Memangnya ngomong apa dia tadi?".

Mama bertanya sambil mendudukkan dirinya di sampingku yang sedang melepas sepatu kets yang ku pakai.

" Dia nagih janji ku buat ngajak makan di luar, sudah Raya bilang besok, tapi Shaka pakai bilang ke Bian, makanya sama Bian di janjikan mau di kasih menu terenak di restoran nya, gratis pula. Kan Raya jadi makin merasa nggak enak sama Bian ma".

Ku lihat mama tersenyum mendengar penjelasan ku.

" Jadi tadi kamu pulangnya di antar sama Bian lagi?, kenapa nggak disuruh mampir ke rumah?"

Mama malah jadi banyak nanya karena tahu tadi aku nebeng mobil Bian lagi.

" Ngapain nyuruh mampir, kan dia cuma nawarin tebengan pulang, ya sudah Raya ikut sampai jalan besar saja, kan mobil nggak muat masuk ke dalam gang kecil yang mau kesini. Lagian habis kerja, capek, pasti Bian mau istirahat di rumahnya. Jadi nggak Raya tawarin mampir".

" Shaka tuh ma, yang tadi tiba-tiba lari ke mobil, Raya kira cuma mau ngejar Raya, eh pakai ngobrol sama Bian segala, pake ijin mau makan di restoran dia".

Mama mengambil gelas yang isinya sudah ku minimum hingga tandas." Shaka nggak minta kan sama Bian?, dia cuma ngasih tahu saja?, kalau menurut mama sih Bian nya yang memang dasar baik sama kita".

" Ra.... apa Bian pernah ngomong suka sama kamu?".

Aku langsung menatap mama ketika mama tiba-tiba menanyakan hal itu kepadaku.

" Bukannya mama terlalu percaya diri, hanya saja setelah kalian saling bertemu dan bekerja di tempat yang sama, mama merasa Bian itu sangat perhatian sama kamu. Laki-laki itu kalau sudah sangat perhatian biasanya dia punya rasa lebih ke cewek yang diperhatiin nya".

Aku hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan mamaku. " Bian itu baik karena dia temanku, dia memang sudah sejak dulu baik seperti itu, mama kan tahu sendiri".

" Lagian untuk urusan berhubungan dengan laki-laki, Raya sepertinya tidak tertarik Ma, apalagi masa lalu Raya yang terlalu rumit, Raya nggak mau membohongi siapapun".

" Terlalu banyak rahasia yang kita simpan, dan jikalau aku berniat untuk berkomitmen dengan laki-laki, aku ingin laki-laki itu tahu semua kebenaran nya. Raya tidak ingin ada rahasia apapun dengan pasangan Raya nantinya".

Aku bisa melihat mama langsung terlihat muram, sepertinya mama juga ingin aku hidup normal seperti orang lain. Hanya saja apakah ada yang mau menerima aku yang penuh dengan kekurangan ini.

Statusku di KTP memang masih lajang, tapi pada kenyataannya aku sudah mempunyai seorang anak laki-laki.

Memang usiaku dibilang sudah sangat cukup umur untuk menikah, 26 tahun. Bahkan teman-temanku yang lain sudah banyak yang menikah dan punya anak. Mereka yang bisa menjalani kehidupan normal, sungguh sangat beruntung. Menikah diusia yang pas, punya suami baik, hamil dan melahirkan didampingi suami dan keluarga mereka.

Sedangkan aku, bahkan untuk menjalin hubungan lagi dengan laki-laki lain aku sudah takut terlebih dahulu, aku khawatir jika aku menceritakan kebenaran tentang diriku, laki-laki itu akan pergi dan menghindar dariku.

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

mungkin ini diangkat dari kisah nyata yah...bagus thor

2022-06-11

3

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Positif
3 3. Dua Butir Pil
4 4. Ketahuan
5 5. Menyesal
6 6. Sejarah Singkat
7 7. Baby Boy
8 8. Permintaan Maaf
9 9. Was Born
10 10. Super Mom
11 11. Insecure
12 12. Mas Bos
13 13. Lunch
14 14. Pernyataan Cinta
15 15. Pengakuan 1
16 16. Pengakuan 2
17 17. Tamu Malam Minggu
18 18. Emosi Mama
19 19. In Memory Of
20 20. Mencari Alasan
21 21. Budget
22 22. Tukar Tempat
23 23. Cerita Serem
24 24. Meet
25 25. Tukang Tipu
26 26. Kisah Cinta Yang Mirip
27 27. Gerak Cepat
28 28. Malu
29 29. Jalan Hidup Masing-masing
30 30. Dunia Yang Berbeda
31 31. Bertemu Lagi
32 32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33 33. Menunggu
34 34. Naik Kelas
35 35. Sudut Pandang
36 36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37 37. Servis Pertama
38 38. Tamu Pagi Hari
39 39. Memulai Perjalanan
40 40. Debat
41 41. Perjalanan Menuju Puncak
42 42. Bermalam di Gunung
43 43. Melihat Bintang Bersamamu
44 44. Tersesat
45 45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46 46. Cerita Masa Lalu
47 47. Ketahuan
48 48. Menghapus Tanda
49 49. Tanggung Jawab
50 50. Mba Bos
51 51. Fitting Baju Pengantin
52 52. Double Date
53 53. Menyibukkan Diri
54 54. Transferan Masuk
55 56. Dilema
56 57. Dengan Caramu
57 58. Tulang Punggung
58 59. Pesan Panjang
59 60. Hobi Gosip
60 61. Suntik Vaksin
61 62. Tamu Pengganggu
62 63. Bakat Turunan
63 64. Masak di Perkemahan
64 65. Perubahan Sikap
65 66. Kabur
66 67. Adu Akting
67 68. Tamu Mencurigakan
68 69. Api Unggun
69 70. Mengesampingkan Ego
70 71. Dimana Aku?
71 72. Daerah Pesisir
72 73. Mimpi
73 74. Motivasi
74 75. Mimpi 2
75 76. Adik yang Baik
76 77. Di Butik
77 78. Kebetulan yang Direncanakan
78 79. Perubahan Sikap
79 80. MKKB
80 81. Sandiwara 1
81 82. Sandiwara 2
82 83. Tak Ingin Usai
83 84. Habis Kesabaran
84 85. Kado Istimewa
85 86. Mengungkap Rahasia
86 87. Mantan Teman
87 88. Karma
88 89. Dimana Shaka?
89 90. Menemukanmu
90 91. Ungkapan Perasaan Shaka
91 92. Opname
92 93. Hari H
93 94. Pesan Masuk
94 95. Mengambil Keputusan
95 96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96 97. Rapuh
97 98. Suasana Baru
98 99. Big Mouth
99 100. Kuat Mental
100 101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101 102. Keadaan Tak Terduga
102 102. Kejadian Tak Terduga
103 102. Kejadian Tak Terduga
104 103. Syarat
105 104. Pro & Kontra
106 105. Negosiasi
107 106. Keputusan Raya
108 107. Ijab qobul
109 108. Pesta Pernikahan
110 109. Cincin di Jari Manis
111 110. Sudah Ada Yang Punya
112 111. Asalkan Bersamamu
113 112. Sosok Pria Idaman
114 113. Belajar Membuka Hati
115 114. Orang Spesial
116 115. Tiba Saatnya
117 116. Hamil
118 117. Rumah Baru
119 118. Dilema
120 119. Wali Murid
121 120. Mangga Muda
122 121. Kompak
123 122. Belanja
124 123. Mendekati HPL
125 124. Kontraksi
126 125. ' IBU '
127 126. Khawatir
128 127. Tinggal Kenangan
129 128. Puncak
130 129. Mantan Calon
131 130. Kelewat Baik
132 131. Berkenalan dengan ART
133 132. Kisah Rahasia
134 133. Kejutan Ulang Tahun
135 134. Kolaborasi Memasak
136 135. Salah Kira
137 136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138 137. Curhat 1
139 138. Mantan
140 139. Mencari Alasan
141 140. Curhat 2
142 141. Sikap Yoga
143 142. Kesungguhan
144 143. Orang Beruntung
145 144. Gagal Camping
146 145. Berbanding Terbalik
147 146. Apa Adanya
148 147. Bangga
149 148. Shopping
150 149. Merajuk
151 150. Saatnya Pergi
152 151. Bonus Bab
153 152. Bonus Bab
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Positif
3
3. Dua Butir Pil
4
4. Ketahuan
5
5. Menyesal
6
6. Sejarah Singkat
7
7. Baby Boy
8
8. Permintaan Maaf
9
9. Was Born
10
10. Super Mom
11
11. Insecure
12
12. Mas Bos
13
13. Lunch
14
14. Pernyataan Cinta
15
15. Pengakuan 1
16
16. Pengakuan 2
17
17. Tamu Malam Minggu
18
18. Emosi Mama
19
19. In Memory Of
20
20. Mencari Alasan
21
21. Budget
22
22. Tukar Tempat
23
23. Cerita Serem
24
24. Meet
25
25. Tukang Tipu
26
26. Kisah Cinta Yang Mirip
27
27. Gerak Cepat
28
28. Malu
29
29. Jalan Hidup Masing-masing
30
30. Dunia Yang Berbeda
31
31. Bertemu Lagi
32
32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33
33. Menunggu
34
34. Naik Kelas
35
35. Sudut Pandang
36
36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37
37. Servis Pertama
38
38. Tamu Pagi Hari
39
39. Memulai Perjalanan
40
40. Debat
41
41. Perjalanan Menuju Puncak
42
42. Bermalam di Gunung
43
43. Melihat Bintang Bersamamu
44
44. Tersesat
45
45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46
46. Cerita Masa Lalu
47
47. Ketahuan
48
48. Menghapus Tanda
49
49. Tanggung Jawab
50
50. Mba Bos
51
51. Fitting Baju Pengantin
52
52. Double Date
53
53. Menyibukkan Diri
54
54. Transferan Masuk
55
56. Dilema
56
57. Dengan Caramu
57
58. Tulang Punggung
58
59. Pesan Panjang
59
60. Hobi Gosip
60
61. Suntik Vaksin
61
62. Tamu Pengganggu
62
63. Bakat Turunan
63
64. Masak di Perkemahan
64
65. Perubahan Sikap
65
66. Kabur
66
67. Adu Akting
67
68. Tamu Mencurigakan
68
69. Api Unggun
69
70. Mengesampingkan Ego
70
71. Dimana Aku?
71
72. Daerah Pesisir
72
73. Mimpi
73
74. Motivasi
74
75. Mimpi 2
75
76. Adik yang Baik
76
77. Di Butik
77
78. Kebetulan yang Direncanakan
78
79. Perubahan Sikap
79
80. MKKB
80
81. Sandiwara 1
81
82. Sandiwara 2
82
83. Tak Ingin Usai
83
84. Habis Kesabaran
84
85. Kado Istimewa
85
86. Mengungkap Rahasia
86
87. Mantan Teman
87
88. Karma
88
89. Dimana Shaka?
89
90. Menemukanmu
90
91. Ungkapan Perasaan Shaka
91
92. Opname
92
93. Hari H
93
94. Pesan Masuk
94
95. Mengambil Keputusan
95
96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96
97. Rapuh
97
98. Suasana Baru
98
99. Big Mouth
99
100. Kuat Mental
100
101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101
102. Keadaan Tak Terduga
102
102. Kejadian Tak Terduga
103
102. Kejadian Tak Terduga
104
103. Syarat
105
104. Pro & Kontra
106
105. Negosiasi
107
106. Keputusan Raya
108
107. Ijab qobul
109
108. Pesta Pernikahan
110
109. Cincin di Jari Manis
111
110. Sudah Ada Yang Punya
112
111. Asalkan Bersamamu
113
112. Sosok Pria Idaman
114
113. Belajar Membuka Hati
115
114. Orang Spesial
116
115. Tiba Saatnya
117
116. Hamil
118
117. Rumah Baru
119
118. Dilema
120
119. Wali Murid
121
120. Mangga Muda
122
121. Kompak
123
122. Belanja
124
123. Mendekati HPL
125
124. Kontraksi
126
125. ' IBU '
127
126. Khawatir
128
127. Tinggal Kenangan
129
128. Puncak
130
129. Mantan Calon
131
130. Kelewat Baik
132
131. Berkenalan dengan ART
133
132. Kisah Rahasia
134
133. Kejutan Ulang Tahun
135
134. Kolaborasi Memasak
136
135. Salah Kira
137
136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138
137. Curhat 1
139
138. Mantan
140
139. Mencari Alasan
141
140. Curhat 2
142
141. Sikap Yoga
143
142. Kesungguhan
144
143. Orang Beruntung
145
144. Gagal Camping
146
145. Berbanding Terbalik
147
146. Apa Adanya
148
147. Bangga
149
148. Shopping
150
149. Merajuk
151
150. Saatnya Pergi
152
151. Bonus Bab
153
152. Bonus Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!