Healing

Healing

1. Prolog

Namaku Raya, saat ini usiaku 26 tahun, aku bekerja sebagai salah satu pramusaji di restoran, selain bertugas menyajikan makanan dan melayani tamu yang datang, kadang aku juga mendapat pekerjaan lain untuk mengirimkan makanan jika ada delivery order.

Aku tinggal di sebuah kota kecil yang kini tak kalah maju dari kota-kota besar, karena jaman sudah berubah, semua hal dilakukan secara online, dari nenek-nenek sampai anak kecil semua memegang gadget. Semua mata bisa seharian hanya tertuju pada gadget mereka.

Bangun tidur langsung buka gadget, mandi sambil mendengarkan musik dari gadget, sarapan sambil membaca berita online, bahkan sampai belajarpun dilakukan secara online.

Perusahaan ponsel terus mengeluarkan fitur-fitur baru dan menarik, agar tak kalah dari produk saingan mereka. Orang kaya semakin kaya, karena hanya dengan membuat video tak jelas yang mereka upload di aplikasi online bisa membuat mereka mendapatkan penghasilan lumayan.

Berbeda denganku yang hanya seorang pramusaji, penghasilan tak seberapa, padahal kerja dari pagi sampai petang, aku memang hanya lulusan SMP, bahkan itu karena aku mengikuti kesetaraan paket B. Aku menyesali masa mudaku yang hidup semauku sendiri, tidak mendengarkan nasehat orang tua dan saudara-saudara ku dulu.

Semua karena aku jatuh cinta, sebenarnya aku masih ragu, entah itu cinta atau hanya nafsu dan kesenangan sesaat. Karena setahuku jika itu cinta, seharusnya kami berjuang bersama. Bukan hanya bersama saat senang dan bahagia saja, tapi seharusnya selalu bersama baik suka ataupun duka.

Dan itu tidak pernah terjadi, yang ada saat itu, dia yang sudah merenggut kesucian ku, meninggalkan aku saat aku mengatakan aku mengandung anak nya.

Usiaku baru menginjak 14 tahun saat itu, aku masih seorang pelajar di kelas 9. Aku mengenal laki-laki itu melalui sosial media, dia pria tampan seusiaku, tinggal di kecamatan sebelah, anak seorang TNI, dan ibunya seorang bidan.

Singkat cerita, saat itu kami bertemu dan saling tertarik satu sama lain. Dia memang tampan, berkulit putih dan berperawakan tinggi, sangat sesuai dengan kriteria cowok idaman. Apalagi dia anak orang dari keluarga terhormat. Tentu saja aku menyukainya.

Namanya Yoga, Steve Prayoga Setyawan. Kami bersekolah di SMP yang berbeda, aku yang bersekolah di SMP negeri, dan dia bersekolah di SMP favorit, dimana anak-anak orang kaya dan terhormat sekolah di sana.

Mama dan Papa ku tidak pernah melarang ku berpacaran, mereka menyadari anak-anak jaman sekarang jika di larang justru bisa berbuat nekad. Karena itulah saat Yoga memberanikan diri bermain ke rumahku dan memperkenalkan diri sebagai pacarku, Mama dan Papaku tidak mempermasalahkannya.

Kami sudah mulai berpacaran sejak dua bulan yang lalu, tapi baru hari ini aku mengajak Yoga ke rumah dan memperkenalkannya pada papa dan mamaku.

Papaku bernama Tono, seorang driver ojek online, dan mamaku Wina, bekerja sebagai salah satu buruh di pabrik tekstil. Aku anak pertama dari dua bersaudara, adikku bernama Juna, Arjuna Saputra, kami hanya berjarak usia 6 tahun. Saat itu Juna baru berusia 8 tahun.

Kedua orang tuaku selalu berpesan, " Jika mau berpacaran dirumah saja, jangan kelayapan ke mana-mana. Nggak baik juga dilihat tetangga kalau kalian suka pergi berduaan".

Dan ucapan itu seperti sebuah senjata makan tuan, posisi rumahku yang berada di barisan paling pinggir dekat dengan aliran sungai. Membuat rumahku sangat strategis untuk menghadirkan setan diantara kami berdua.

Tiap pagi papa dan mamaku harus berangkat untuk mengais rejeki, aku dan adikku sekolah, dan di siang hari di rumah hanya ada aku dan adikku saja.

Semenjak dikenalkan dengan Papa dan Mama, Yoga jadi sering sekali datang kerumah sepulang sekolah, dia begitu perhatian kepadaku, bahkan juga pada Juna, adikku. Tiap kali datang, Yoga selalu membawa buah tangan untukku dan adikku, tentu saja tidak seberapa, karena pasti itu bisa dibeli dari sisa uang sakunya, entah hanya sekotak martabak, atau satu buah es krim. Itu saja sudah cukup menunjukkan kalau dia perhatian kepadaku dan adikku.

Perhatian yang dicurahkan kepadaku makin lama membuatku semakin mencintainya. Hingga pada suatu siang, saat itu Yoga datang kerumah, dia selalu datang seorang diri, saat itu jam menunjukkan pukul 3, jadwal Juna pergi ke TPQ, untuk belajar mengaji.

Rumah sepi, sangat sepi, hanya ada kami berdua yang duduk di kursi kayu di ruang tamu rumahku. Papaku masih menerima orderan ngojek, dan mamaku hari ini lembur sampai jam 5. Anehnya.... cuaca yang awalnya terang mendadak mendung dan hujan.

Yoga keluar untuk memasukkan motornya ke teras rumahku yang minimalis, tentu saja agar tidak basah kehujanan, stelah itu dia kembali masuk dan duduk persis di sampingku. Bajunya yang sedikit basah menempel di lengan bajuku yang bersinggungan dengannya.

Siang itu awal pertama kali aku bersentuhan kulit dengannya lebih dari bersalaman tangan. Entah bagaimana mulanya. Yoga tiba-tiba menatap mataku begitu dalam, aku seperti tersihir oleh pesonanya. Kami melakukan ciuman pertama kami di ruang tamu rumahku.

Entah dorongan dari mana, aku yang baru pertama kali berciuman merasa sangat menikmatinya.

Awalnya dia mengecup pipiku dengan sangat cepat, lebih tepatnya seperti mencuri ciuman. Tapi aku menanggapinya hanya dengan tersenyum.

Aku mengira ciuman seperti itu sudah biasa dilakukan oleh anak remaja seusiaku, aku sering mendengar teman-teman ku bercerita, jika mereka bahkan sudah berciuman lebih dari itu, tepatnya dari mulut ke mulut.

Mungkin karena aku tersenyum saat Yoga mengecup pipiku, seolah seperti memberi lampu hijau padanya untuk melakukannya lagi. Tiba-tiba Yoga mengecup ku lagi, tapi kali ini bukan di pipiku, melainkan di bibir. Aku sedikit tersentak, tapi lagi-lagi aku hanya menanggapinya dengan tersenyum dan menepuk pahanya.

Hujan semakin deras, tidak ada orang yang berlalu lalang di depan rumahku, suasana semakin sepi dan gelap. Yoga tiba-tiba kembali mengecup bibirku pelan. Dan tangannya meraih tengkukku agar aku mendekat ke arahnya.

Aku awalnya ragu, ada rasa takut juga jika tiba-tiba papa pulang dan memergoki apa yang kami berdua lakukan. Tiba-tiba ada pesan masuk dari papa, membuatku sedikit mendorong tubuh Yoga agar menjauh.

Tapi alam seolah seperti mendukung kami untuk melanjutkan kesalahan yang sedang kami lakukan. Ku buka pesan dari Papa, ternyata Papa mengirim pesan kalau dia mendapat penumpang yang harus diantar ke stasiun, jaraknya lumayan jauh, bisa satu setengah jam untuk pulang pergi, dan papa menyuruhku untuk menjaga Juna adikku.

Yoga bisa membaca pesan yang kuterima dari papa, karena kami masih duduk dalam jarak yang sangat dekat, dan lengan tangan kami saling bersinggungan.

Aku tahu dia sedikit kecewa karena tadi aku mendorongnya saat dia merengkuh tubuhku. Bukan aku menolak, aku hanya khawatir ketahuan papaku, dan kekhawatiran itu kini sudah lenyap setelah membaca pesan dari papa. Setidaknya papa masih lama berada di jalan.

Yoga kembali merengkuh tubuh ku dan kami saling berciuman. Aku memang menyukainya, dan aku menikmati ciuman pertama kami. Meski kami masih sama-sama remaja, kami sudah melakukan french kiss yang entah bagaimana, aku sangat sangat menikmatinya.

Entah belajar dari mana, tapi aku bisa merasakan gerakan tangan Yoga yang menelusup ke dalam bajuku.

Aku mulai khawatir jika kami bisa berbuat lebih dari sekedar berciuman. Dan kekhawatiran ku pun terjadi. Yoga merangkul dan membimbingku masuk ke dalam rumah.

Dia menanyakan dimana kamarku, dan aku tunjukkan kamar dengan pintu bercat pink. Kami berdua masuk kedalam, dan terjadilah sebuah adegan yang seharusnya tidak pernah kami lakukan. Sebuah kesalahan dan kebodohan dua insan remaja yang saling dimabuk asmara.

Kami berdua melakukan hubungan terlarang, di kamarku. Dengan mudahnya aku menuruti keinginannya untuk menonton sebuah film dewasa dengan adegan panas seperti yang dilakukan oleh sepasang suami istri.

Yoga membimbingku untuk mempraktekkan semua yang baru saja kami lihat. Video berdurasi 15 menit yang berhasil membuat suhu tubuhku dan suhu tubuh Yoga seketika memanas.

Untuk pertama kalinya aku melihat adegan film panas, dan melakukan hubungan **** seperti yang baru saja kulihat di video di ponsel Yoga.

Aku terkejut ketika menjumpai noda merah di bagian inti ku, aku sudah tidak suci lagi. Dan itu semua karena kebodohan ku mengikuti keinginan Yoga.

Apa aku menyesal?, jawabannya tentu saja iya. Tapi apakah kami berdua kapok setelah melakukan permainan panas itu sekali?, jawabannya adalah tidak.

Karena Yoga berjanji akan bertanggung jawab jika sampai terjadi apa-apa padaku. Bahkan sejak kejadian siang itu, Yoga jadi semakin sering mengajakku bertemu, dan semakin sering datang kerumah.

Satu kalipun aku tidak pernah memikirkan resikonya, aku mencintai Yoga, begitu juga sebaliknya. Saat itu aku belum berpikir jauh tentang masa depan. Yang aku tahu Yoga sudah berjanji akan bertanggung jawab apapun yang terjadi.

Satu kali tidak ketahuan, kami melakukannya lagi untuk kedua kalinya, masih sama di kamarku. Kali ini Yoga datang tak membawa apa-apa, tapi dia memberi uang saku untuk jajan Juna saat di TPQ nanti. Yoga yang sudah tau rutinitas semua orang di rumahku, selalu datang di jam saat tidak ada seorangpun di rumah.

Seperti sebuah candu, tiap kali datang, yoga meminta padaku untuk melakukannya lagi, dan lagi. Kami berdua bahkan melakukan sampai dua kali saat di pertemuan yang kedua.

Ku lihat, sudah banyak video dewasa yang Yoga download di ponselnya. Dan aku masih tetap menuruti keinginannya, karena Yoga selalu memintaku untuk membuktikan jika aku mencintainya, maka aku harus menuruti keinginannya itu. Keinginan untuk melakukan hubungan terlarang.

Bodohnya saat itu aku mengira Yoga juga benar-benar mencintaiku, dan akan tetap disisi ku apapun yang terjadi. Seperti katanya yang selalu mengatakan akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padaku.

Terpopuler

Comments

hitamanis

hitamanis

bapkku banget

2022-10-30

1

ig : Ruina_Kun

ig : Ruina_Kun

aku mampir thorr

2022-05-16

2

Teteh Lia

Teteh Lia

kesini begitu dapat info dari Kaka author na.🤭

2022-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Positif
3 3. Dua Butir Pil
4 4. Ketahuan
5 5. Menyesal
6 6. Sejarah Singkat
7 7. Baby Boy
8 8. Permintaan Maaf
9 9. Was Born
10 10. Super Mom
11 11. Insecure
12 12. Mas Bos
13 13. Lunch
14 14. Pernyataan Cinta
15 15. Pengakuan 1
16 16. Pengakuan 2
17 17. Tamu Malam Minggu
18 18. Emosi Mama
19 19. In Memory Of
20 20. Mencari Alasan
21 21. Budget
22 22. Tukar Tempat
23 23. Cerita Serem
24 24. Meet
25 25. Tukang Tipu
26 26. Kisah Cinta Yang Mirip
27 27. Gerak Cepat
28 28. Malu
29 29. Jalan Hidup Masing-masing
30 30. Dunia Yang Berbeda
31 31. Bertemu Lagi
32 32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33 33. Menunggu
34 34. Naik Kelas
35 35. Sudut Pandang
36 36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37 37. Servis Pertama
38 38. Tamu Pagi Hari
39 39. Memulai Perjalanan
40 40. Debat
41 41. Perjalanan Menuju Puncak
42 42. Bermalam di Gunung
43 43. Melihat Bintang Bersamamu
44 44. Tersesat
45 45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46 46. Cerita Masa Lalu
47 47. Ketahuan
48 48. Menghapus Tanda
49 49. Tanggung Jawab
50 50. Mba Bos
51 51. Fitting Baju Pengantin
52 52. Double Date
53 53. Menyibukkan Diri
54 54. Transferan Masuk
55 56. Dilema
56 57. Dengan Caramu
57 58. Tulang Punggung
58 59. Pesan Panjang
59 60. Hobi Gosip
60 61. Suntik Vaksin
61 62. Tamu Pengganggu
62 63. Bakat Turunan
63 64. Masak di Perkemahan
64 65. Perubahan Sikap
65 66. Kabur
66 67. Adu Akting
67 68. Tamu Mencurigakan
68 69. Api Unggun
69 70. Mengesampingkan Ego
70 71. Dimana Aku?
71 72. Daerah Pesisir
72 73. Mimpi
73 74. Motivasi
74 75. Mimpi 2
75 76. Adik yang Baik
76 77. Di Butik
77 78. Kebetulan yang Direncanakan
78 79. Perubahan Sikap
79 80. MKKB
80 81. Sandiwara 1
81 82. Sandiwara 2
82 83. Tak Ingin Usai
83 84. Habis Kesabaran
84 85. Kado Istimewa
85 86. Mengungkap Rahasia
86 87. Mantan Teman
87 88. Karma
88 89. Dimana Shaka?
89 90. Menemukanmu
90 91. Ungkapan Perasaan Shaka
91 92. Opname
92 93. Hari H
93 94. Pesan Masuk
94 95. Mengambil Keputusan
95 96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96 97. Rapuh
97 98. Suasana Baru
98 99. Big Mouth
99 100. Kuat Mental
100 101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101 102. Keadaan Tak Terduga
102 102. Kejadian Tak Terduga
103 102. Kejadian Tak Terduga
104 103. Syarat
105 104. Pro & Kontra
106 105. Negosiasi
107 106. Keputusan Raya
108 107. Ijab qobul
109 108. Pesta Pernikahan
110 109. Cincin di Jari Manis
111 110. Sudah Ada Yang Punya
112 111. Asalkan Bersamamu
113 112. Sosok Pria Idaman
114 113. Belajar Membuka Hati
115 114. Orang Spesial
116 115. Tiba Saatnya
117 116. Hamil
118 117. Rumah Baru
119 118. Dilema
120 119. Wali Murid
121 120. Mangga Muda
122 121. Kompak
123 122. Belanja
124 123. Mendekati HPL
125 124. Kontraksi
126 125. ' IBU '
127 126. Khawatir
128 127. Tinggal Kenangan
129 128. Puncak
130 129. Mantan Calon
131 130. Kelewat Baik
132 131. Berkenalan dengan ART
133 132. Kisah Rahasia
134 133. Kejutan Ulang Tahun
135 134. Kolaborasi Memasak
136 135. Salah Kira
137 136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138 137. Curhat 1
139 138. Mantan
140 139. Mencari Alasan
141 140. Curhat 2
142 141. Sikap Yoga
143 142. Kesungguhan
144 143. Orang Beruntung
145 144. Gagal Camping
146 145. Berbanding Terbalik
147 146. Apa Adanya
148 147. Bangga
149 148. Shopping
150 149. Merajuk
151 150. Saatnya Pergi
152 151. Bonus Bab
153 152. Bonus Bab
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Positif
3
3. Dua Butir Pil
4
4. Ketahuan
5
5. Menyesal
6
6. Sejarah Singkat
7
7. Baby Boy
8
8. Permintaan Maaf
9
9. Was Born
10
10. Super Mom
11
11. Insecure
12
12. Mas Bos
13
13. Lunch
14
14. Pernyataan Cinta
15
15. Pengakuan 1
16
16. Pengakuan 2
17
17. Tamu Malam Minggu
18
18. Emosi Mama
19
19. In Memory Of
20
20. Mencari Alasan
21
21. Budget
22
22. Tukar Tempat
23
23. Cerita Serem
24
24. Meet
25
25. Tukang Tipu
26
26. Kisah Cinta Yang Mirip
27
27. Gerak Cepat
28
28. Malu
29
29. Jalan Hidup Masing-masing
30
30. Dunia Yang Berbeda
31
31. Bertemu Lagi
32
32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33
33. Menunggu
34
34. Naik Kelas
35
35. Sudut Pandang
36
36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37
37. Servis Pertama
38
38. Tamu Pagi Hari
39
39. Memulai Perjalanan
40
40. Debat
41
41. Perjalanan Menuju Puncak
42
42. Bermalam di Gunung
43
43. Melihat Bintang Bersamamu
44
44. Tersesat
45
45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46
46. Cerita Masa Lalu
47
47. Ketahuan
48
48. Menghapus Tanda
49
49. Tanggung Jawab
50
50. Mba Bos
51
51. Fitting Baju Pengantin
52
52. Double Date
53
53. Menyibukkan Diri
54
54. Transferan Masuk
55
56. Dilema
56
57. Dengan Caramu
57
58. Tulang Punggung
58
59. Pesan Panjang
59
60. Hobi Gosip
60
61. Suntik Vaksin
61
62. Tamu Pengganggu
62
63. Bakat Turunan
63
64. Masak di Perkemahan
64
65. Perubahan Sikap
65
66. Kabur
66
67. Adu Akting
67
68. Tamu Mencurigakan
68
69. Api Unggun
69
70. Mengesampingkan Ego
70
71. Dimana Aku?
71
72. Daerah Pesisir
72
73. Mimpi
73
74. Motivasi
74
75. Mimpi 2
75
76. Adik yang Baik
76
77. Di Butik
77
78. Kebetulan yang Direncanakan
78
79. Perubahan Sikap
79
80. MKKB
80
81. Sandiwara 1
81
82. Sandiwara 2
82
83. Tak Ingin Usai
83
84. Habis Kesabaran
84
85. Kado Istimewa
85
86. Mengungkap Rahasia
86
87. Mantan Teman
87
88. Karma
88
89. Dimana Shaka?
89
90. Menemukanmu
90
91. Ungkapan Perasaan Shaka
91
92. Opname
92
93. Hari H
93
94. Pesan Masuk
94
95. Mengambil Keputusan
95
96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96
97. Rapuh
97
98. Suasana Baru
98
99. Big Mouth
99
100. Kuat Mental
100
101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101
102. Keadaan Tak Terduga
102
102. Kejadian Tak Terduga
103
102. Kejadian Tak Terduga
104
103. Syarat
105
104. Pro & Kontra
106
105. Negosiasi
107
106. Keputusan Raya
108
107. Ijab qobul
109
108. Pesta Pernikahan
110
109. Cincin di Jari Manis
111
110. Sudah Ada Yang Punya
112
111. Asalkan Bersamamu
113
112. Sosok Pria Idaman
114
113. Belajar Membuka Hati
115
114. Orang Spesial
116
115. Tiba Saatnya
117
116. Hamil
118
117. Rumah Baru
119
118. Dilema
120
119. Wali Murid
121
120. Mangga Muda
122
121. Kompak
123
122. Belanja
124
123. Mendekati HPL
125
124. Kontraksi
126
125. ' IBU '
127
126. Khawatir
128
127. Tinggal Kenangan
129
128. Puncak
130
129. Mantan Calon
131
130. Kelewat Baik
132
131. Berkenalan dengan ART
133
132. Kisah Rahasia
134
133. Kejutan Ulang Tahun
135
134. Kolaborasi Memasak
136
135. Salah Kira
137
136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138
137. Curhat 1
139
138. Mantan
140
139. Mencari Alasan
141
140. Curhat 2
142
141. Sikap Yoga
143
142. Kesungguhan
144
143. Orang Beruntung
145
144. Gagal Camping
146
145. Berbanding Terbalik
147
146. Apa Adanya
148
147. Bangga
149
148. Shopping
150
149. Merajuk
151
150. Saatnya Pergi
152
151. Bonus Bab
153
152. Bonus Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!