6. Sejarah Singkat

Sampai dirumah aku tak berani mengatakan sepatah katapun pada mama dan papaku, aku sadar aku memang bersalah. Dan aku malu dan tak berani untuk meminta maaf pada mereka, aku merasa kesalahanku kali ini sudah terlalu besar.

" Kalau mama dan papa mau aku pergi dari rumah ini, saat ini juga Raya akan pergi. Tenang saja, Raya tidak akan menggugurkan janin ini, tapi Raya juga tidak bisa tetap tinggal di rumah ini. Raya tidak mau mama dan papa ikut menanggung malu karena Raya hamil di luar nikah". Akhirnya mulutku yang sejak tadi tertutup rapat, berhasil mengeluarkan kalimat yang mungkin tidak pantas untuk aku katakan. Tapi aku harus mengatakannya, sebelum mama dan papa lebih dulu mengusirku dari rumah mereka.

Tapi ternyata pemikiran ku salah. Meski mama dan papa sangat kecewa padaku, mama dan papa tak pernah mengijinkan aku pergi dari rumah ini.

" Kamu tidak perlu pergi kemana-mana, ini rumah kamu juga, jika memang harus menanggung malu, itu sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua yang sudah gagal menjaga anak gadisnya".

Papa masih menginginkan aku tinggal di rumah ini, sementara mama tak berbicara sepatah katapun. Mama memilih masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamar dengan rapat.

Kamar kami memang bersebelahan, kamarku di samping ruang tamu, dan kamar orang tuaku yang tepat disebelah kamarku, hanya tersekat tembok.

" Masuk dan istirahat, mulai besok kamu tidak usah keluar rumah, tidak usah sekolah, dan kalau butuh apa-apa mintalah adikmu untuk mencarikan nya. Setelah usia 4 bulan perutmu akan lebih cepat membesar, jadi sebaiknya kamu tidak keluyuran kemana-mana".

Itulah pesan yang papa sampaikan padaku. Memang benar, semakin lama perutku semakin membesar, dan jika aku keluar rumah, sudah pasti akan ketahuan oleh tetangga jika aku sedang hamil.

Aku hanya menunduk dan masuk kedalam kamar. Tak lam kemudian aku mendengar suara mama dan papa yang terdengar sedang berdiskusi di kamar mereka.

Malam memang semakin larut, dan keadaan yang sunyi membuat pembicaraan mama dan papa di kamar sebelah bisa terdengar sampai ke kamarku.

" Mungkin ini sudah jadi jalan hidup kita harus menanggung karma dari kesalahan masa lalu orangtuaku. Maafkan aku karena tidak bisa menjaga Raya dengan baik", kudengar suara Papa yang meminta maaf pada mama.

Papa memang terlahir tanpa ayah, semua orang tahu akan hal itu, dulu nenekku menjadi seorang pembantu di Jakarta, dia menjadi pembantu dari majikan yang berasal dari negeri sakura, dan pulang dengan perut buncit, nenekku mengandung papaku yang sudah berusia 6 bulan dalam kandungan, yah... kakekku asli orang Jepang.

Kakek memang tidak menikahi nenekku, papaku adalah anak haram, mungkin karena itulah papa lebih menerima keadaanku yang hamil di luar nikah ketimbang mamaku yang berasal dari keluarga yang jelas asal usulnya.

Kata papa dulu waktu papa masih kecil, kakekku pernah datang ke rumah kami, hanya sekedar melihat papaku dan meninggalkan segepok uang untuk nenekku, guna mencukupi kebutuhan hidup keluarga disini.

Sejak saat itu, entah beberapa bulan sekali, nenek selalu menerima kiriman uang untuk biaya hidup papaku dari kakek. Bahkan tiap tahun, sebelum tanggal kelahiran papaku, kakek akan mengirimkan lagi banyak uang untuk biaya merayakan ulang tahun papa.

Semua itu berlangsung hingga papaku lulus SMA, dan kakek kembali pindah ke Jepang bersama keluarga aslinya. Sejak saat itu nenek sudah tidak lagi mendapatkan kiriman uang, beruntung papa sudah lulus SMA dan bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Namun sayangnya tak lama sejak saat itu nenek jadi sakit-sakitan, dan meninggal di usianya yang baru 50 tahun.

Nenek memang dulu sempat menikah lagi, tapi bercerai setelah tiga tahun pernikahan, dan dari pernikahan itu nenek memiliki seorang anak laki-laki, dia adalah pamanku, adik papaku. Mereka sama ibu tapi beda ayah. Paman sekarang tinggal di lain desa karena sejak menikah paman tinggal bersama istrinya.

Saat ini telingaku kembali ku pasang untuk mendengarkan percakapan mama dan papa di kamar sebelah.

" Ini semua salahku, karena aku terlalu sibuk bekerja, seharusnya sebagai ibu yang baik aku menjaga mereka dan tetap dirumah. Tapi justru aku sibuk bekerja hanya karena ingin punya motor sendiri seperti teman-teman ku yang punya motor".

Ya... mamaku memang membeli motor matiknya secara kredit, tiap bulan harus mengangsur 850.000, dan itu selama 3 tahun, baru jalan dua tahun sejak mama mengambil motor itu, dan sekarang masih harus mengangsur selama satu tahun lagi.

Kini yang aku dengar dari percakapan mama dan papa jika mereka saling berebut mengakui kesalahannya. Padahal justru yang benar-benar bersalah disini adalah aku. Aku biang kerok dari permasalahan yang menimpa keluarga kami.

Aku ingin sekali pergi dari rumah ini, tapi Papa sudah melarang ku pergi, aku jadi bingung sendiri, jika tetap disini, mama papaku akan malu. Tapi jika aku pergi, pasti papa dan mamaku akan cemas. Dan justru kehamilanku bisa diketahui banyak orang jika aku keluar dari rumah.

Lambat laun suara mama dan papa semakin terdengar samar, ternyata aku tertidur karena pikiran yang lelah dan tubuh yang juga lelah.

Mulai hari ini aku resmi dikurung di rumah, mama dan papa tetap menjalankan rutinitas mereka seperti biasa, Juna juga pergi ke sekolah seperti biasa. Hanya aku yang dirumah seorang diri. Menghabiskan waktu dengan nonton TV, dan sesekali berselancar di sosial media.

Tak banyak yang bisa ku lakukan di rumah yang kecil ini. Semua pekerjaan rumah sudah dikerjakan oleh mama dan papaku, mereka tidak membiarkan aku kecapekan, setelah tahu kalau aku sedang hamil.

Satu bulan berlalu dengan cepat. Mulai terdengar kabar-kabar tak enak di dengar yang sampai ke telingaku.

Mungkin gosip tentang kehamilanku belum tersebar karena sebulan ini aku tetap di dalam rumah. Tapi ketidak munculanku di luar rumah dan di sekolah membuat banyak orang bertanya-tanya. Apa yang terjadi padaku.

Beberapa teman sekolah yang satu desa denganku datang ke rumah dan menanyakan keadaanku. Saat ini usia kandunganku 5 bulan, tapi dengan memakai pakaian longgar, perutku bisa di samarkan. Tidak nampak buncit.

" Sebenarnya kamu kenapa sih Ra?, terakhir kamu berangkat, sepertinya semuanya baik-baik saja, kenapa sekarang kamu malah nggak pergi ke sekolah?, ini sudah sebulan loh Ra kamu bolos. Itu berarti kamu sudah di drop out dari sekolah".

Benar kata Kiki, teman yang sering berangkat dan pulang bareng aku ke sekolah. Aku pasti sudah di keluarkan oleh pihak sekolah karena sudah bolos tanpa keterangan selama satu bulan.

" Minggu besok sudah mulai try out Ra..., apa kamu tetap nggak mau pergi ke sekolah?, kamu ini sebenarnya kenapa sih Ra?, kalau sudah malas mikir, kita-kita juga sama, tapi kan nanggung Ra, kelas 9 itu tinggal beberapa bulan lagi masuk sekolahnya. Nggak lama lagi juga sudah ujian kelulusan. Sayang kan perjuangan yang sudah kita lalui di kelas 7 & 8".

Kini Kiki mulai mempengaruhiku, memang tidak lama lagi ujian kelulusan benar kata Kiki, tapi saat ujian perutku pasti sudah sangat besar. Dan jika ketahuan pihak sekolah, sama saja aku akan dikeluarkan dari sekolah dan tetap tidak bisa ikut ujian. Bahkan mungkin sekarang seragam sekolahku sudah tidak muat aku pakai.

" Ra... sebenarnya ada yang mau aku sampaikan ke kamu, sekitar satu minggu yang lalu, aku lihat Yoga di depan sekolahan kita, dia duduk di atas motornya cukup lama. Awalnya sih aku pengen nyapa dia, tapi khawatir dikira sok kenal, soalnya kan kita nggak pernah di kenalin secara resmi ke Yoga sama kamu".

Dian mengatakan hal yang membuat aku kaget. Untuk apa Yoga di depan sekolahku, apa dia masih ingin bertemu denganku?, memang sejak malam itu aku langsung memblokir nomornya. Aku sudah sangat malas berhubungan dengannya. Laki-laki pembohong dan penipu. Gara-gara mulut manisnya sekarang hidupku menjadi kacau balau.

" Aku sudah putus dengannya, sejak sebulan yang lalu, mungkin dia di depan sekolah kita lagi nunggu temannya yang lain", ujarku mencari alasan yang masuk akal.

" Serius Ra kalian sudah putus?, jangan bilang kamu jadi malas sekolah gara-gara putus sama Yoga?", Kiki mulai menebak-nebak.

Namun ku gelengkan kepalaku, karena memang bukan itu alasannya aku bolos sekolah.

" Nggak ada hubungannya. Aku bolos dan nggak ke sekolah karena malas berpikir saja, nunggu aku mood buat sekolah, aku akan sekolah lagi saat mood ku kembali", jawabku, tak ada yang membantah dan komplain lagi kali ini. Meski mereka masih tidak yakin dengan alasanku yang tidak masuk akal. Tapi Kiki dan Dian kini terdiam dan berusaha mempercayai alasan yang ku buat.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

cerita na keren kak.. 👍 ditunggu up selanjut na.. 🙏
vote na juga meluncur nih.

2022-05-10

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Positif
3 3. Dua Butir Pil
4 4. Ketahuan
5 5. Menyesal
6 6. Sejarah Singkat
7 7. Baby Boy
8 8. Permintaan Maaf
9 9. Was Born
10 10. Super Mom
11 11. Insecure
12 12. Mas Bos
13 13. Lunch
14 14. Pernyataan Cinta
15 15. Pengakuan 1
16 16. Pengakuan 2
17 17. Tamu Malam Minggu
18 18. Emosi Mama
19 19. In Memory Of
20 20. Mencari Alasan
21 21. Budget
22 22. Tukar Tempat
23 23. Cerita Serem
24 24. Meet
25 25. Tukang Tipu
26 26. Kisah Cinta Yang Mirip
27 27. Gerak Cepat
28 28. Malu
29 29. Jalan Hidup Masing-masing
30 30. Dunia Yang Berbeda
31 31. Bertemu Lagi
32 32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33 33. Menunggu
34 34. Naik Kelas
35 35. Sudut Pandang
36 36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37 37. Servis Pertama
38 38. Tamu Pagi Hari
39 39. Memulai Perjalanan
40 40. Debat
41 41. Perjalanan Menuju Puncak
42 42. Bermalam di Gunung
43 43. Melihat Bintang Bersamamu
44 44. Tersesat
45 45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46 46. Cerita Masa Lalu
47 47. Ketahuan
48 48. Menghapus Tanda
49 49. Tanggung Jawab
50 50. Mba Bos
51 51. Fitting Baju Pengantin
52 52. Double Date
53 53. Menyibukkan Diri
54 54. Transferan Masuk
55 56. Dilema
56 57. Dengan Caramu
57 58. Tulang Punggung
58 59. Pesan Panjang
59 60. Hobi Gosip
60 61. Suntik Vaksin
61 62. Tamu Pengganggu
62 63. Bakat Turunan
63 64. Masak di Perkemahan
64 65. Perubahan Sikap
65 66. Kabur
66 67. Adu Akting
67 68. Tamu Mencurigakan
68 69. Api Unggun
69 70. Mengesampingkan Ego
70 71. Dimana Aku?
71 72. Daerah Pesisir
72 73. Mimpi
73 74. Motivasi
74 75. Mimpi 2
75 76. Adik yang Baik
76 77. Di Butik
77 78. Kebetulan yang Direncanakan
78 79. Perubahan Sikap
79 80. MKKB
80 81. Sandiwara 1
81 82. Sandiwara 2
82 83. Tak Ingin Usai
83 84. Habis Kesabaran
84 85. Kado Istimewa
85 86. Mengungkap Rahasia
86 87. Mantan Teman
87 88. Karma
88 89. Dimana Shaka?
89 90. Menemukanmu
90 91. Ungkapan Perasaan Shaka
91 92. Opname
92 93. Hari H
93 94. Pesan Masuk
94 95. Mengambil Keputusan
95 96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96 97. Rapuh
97 98. Suasana Baru
98 99. Big Mouth
99 100. Kuat Mental
100 101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101 102. Keadaan Tak Terduga
102 102. Kejadian Tak Terduga
103 102. Kejadian Tak Terduga
104 103. Syarat
105 104. Pro & Kontra
106 105. Negosiasi
107 106. Keputusan Raya
108 107. Ijab qobul
109 108. Pesta Pernikahan
110 109. Cincin di Jari Manis
111 110. Sudah Ada Yang Punya
112 111. Asalkan Bersamamu
113 112. Sosok Pria Idaman
114 113. Belajar Membuka Hati
115 114. Orang Spesial
116 115. Tiba Saatnya
117 116. Hamil
118 117. Rumah Baru
119 118. Dilema
120 119. Wali Murid
121 120. Mangga Muda
122 121. Kompak
123 122. Belanja
124 123. Mendekati HPL
125 124. Kontraksi
126 125. ' IBU '
127 126. Khawatir
128 127. Tinggal Kenangan
129 128. Puncak
130 129. Mantan Calon
131 130. Kelewat Baik
132 131. Berkenalan dengan ART
133 132. Kisah Rahasia
134 133. Kejutan Ulang Tahun
135 134. Kolaborasi Memasak
136 135. Salah Kira
137 136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138 137. Curhat 1
139 138. Mantan
140 139. Mencari Alasan
141 140. Curhat 2
142 141. Sikap Yoga
143 142. Kesungguhan
144 143. Orang Beruntung
145 144. Gagal Camping
146 145. Berbanding Terbalik
147 146. Apa Adanya
148 147. Bangga
149 148. Shopping
150 149. Merajuk
151 150. Saatnya Pergi
152 151. Bonus Bab
153 152. Bonus Bab
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Positif
3
3. Dua Butir Pil
4
4. Ketahuan
5
5. Menyesal
6
6. Sejarah Singkat
7
7. Baby Boy
8
8. Permintaan Maaf
9
9. Was Born
10
10. Super Mom
11
11. Insecure
12
12. Mas Bos
13
13. Lunch
14
14. Pernyataan Cinta
15
15. Pengakuan 1
16
16. Pengakuan 2
17
17. Tamu Malam Minggu
18
18. Emosi Mama
19
19. In Memory Of
20
20. Mencari Alasan
21
21. Budget
22
22. Tukar Tempat
23
23. Cerita Serem
24
24. Meet
25
25. Tukang Tipu
26
26. Kisah Cinta Yang Mirip
27
27. Gerak Cepat
28
28. Malu
29
29. Jalan Hidup Masing-masing
30
30. Dunia Yang Berbeda
31
31. Bertemu Lagi
32
32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33
33. Menunggu
34
34. Naik Kelas
35
35. Sudut Pandang
36
36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37
37. Servis Pertama
38
38. Tamu Pagi Hari
39
39. Memulai Perjalanan
40
40. Debat
41
41. Perjalanan Menuju Puncak
42
42. Bermalam di Gunung
43
43. Melihat Bintang Bersamamu
44
44. Tersesat
45
45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46
46. Cerita Masa Lalu
47
47. Ketahuan
48
48. Menghapus Tanda
49
49. Tanggung Jawab
50
50. Mba Bos
51
51. Fitting Baju Pengantin
52
52. Double Date
53
53. Menyibukkan Diri
54
54. Transferan Masuk
55
56. Dilema
56
57. Dengan Caramu
57
58. Tulang Punggung
58
59. Pesan Panjang
59
60. Hobi Gosip
60
61. Suntik Vaksin
61
62. Tamu Pengganggu
62
63. Bakat Turunan
63
64. Masak di Perkemahan
64
65. Perubahan Sikap
65
66. Kabur
66
67. Adu Akting
67
68. Tamu Mencurigakan
68
69. Api Unggun
69
70. Mengesampingkan Ego
70
71. Dimana Aku?
71
72. Daerah Pesisir
72
73. Mimpi
73
74. Motivasi
74
75. Mimpi 2
75
76. Adik yang Baik
76
77. Di Butik
77
78. Kebetulan yang Direncanakan
78
79. Perubahan Sikap
79
80. MKKB
80
81. Sandiwara 1
81
82. Sandiwara 2
82
83. Tak Ingin Usai
83
84. Habis Kesabaran
84
85. Kado Istimewa
85
86. Mengungkap Rahasia
86
87. Mantan Teman
87
88. Karma
88
89. Dimana Shaka?
89
90. Menemukanmu
90
91. Ungkapan Perasaan Shaka
91
92. Opname
92
93. Hari H
93
94. Pesan Masuk
94
95. Mengambil Keputusan
95
96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96
97. Rapuh
97
98. Suasana Baru
98
99. Big Mouth
99
100. Kuat Mental
100
101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101
102. Keadaan Tak Terduga
102
102. Kejadian Tak Terduga
103
102. Kejadian Tak Terduga
104
103. Syarat
105
104. Pro & Kontra
106
105. Negosiasi
107
106. Keputusan Raya
108
107. Ijab qobul
109
108. Pesta Pernikahan
110
109. Cincin di Jari Manis
111
110. Sudah Ada Yang Punya
112
111. Asalkan Bersamamu
113
112. Sosok Pria Idaman
114
113. Belajar Membuka Hati
115
114. Orang Spesial
116
115. Tiba Saatnya
117
116. Hamil
118
117. Rumah Baru
119
118. Dilema
120
119. Wali Murid
121
120. Mangga Muda
122
121. Kompak
123
122. Belanja
124
123. Mendekati HPL
125
124. Kontraksi
126
125. ' IBU '
127
126. Khawatir
128
127. Tinggal Kenangan
129
128. Puncak
130
129. Mantan Calon
131
130. Kelewat Baik
132
131. Berkenalan dengan ART
133
132. Kisah Rahasia
134
133. Kejutan Ulang Tahun
135
134. Kolaborasi Memasak
136
135. Salah Kira
137
136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138
137. Curhat 1
139
138. Mantan
140
139. Mencari Alasan
141
140. Curhat 2
142
141. Sikap Yoga
143
142. Kesungguhan
144
143. Orang Beruntung
145
144. Gagal Camping
146
145. Berbanding Terbalik
147
146. Apa Adanya
148
147. Bangga
149
148. Shopping
150
149. Merajuk
151
150. Saatnya Pergi
152
151. Bonus Bab
153
152. Bonus Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!