8. Permintaan Maaf

Aku terus mendengarkan percakapan mama dan papa yang terdengar sudah mulai bisa menerima keadaan ku, kebencian dan rasa marah yang kemarin-kemarin masih sangat terasa, malam ini sepertinya semuanya sudah mereda.

Saat mataku mulai terasa mengantuk, dan hendak terpejam, ku dengar suara ketukan dari jendela kamarku terdengar, sebenarnya siapa yang malam-malam begini iseng mengganggu istirahat ku. Ku buka sedikit tirai jendela kamarku dan ku intip keluar, tak ada apa-apa. Aku jadi merasa takut sendiri, jelas-jelas tadi ada yang mengetuk jendela kamarku.

Akhirnya ku tutup lagi tirai nya dan ku matikan lampu kamarku agar aku tidak terlihat dari luar. Khawatir ada orang iseng yang mengintip dari luar.

Pagi-pagi sekali aku terbangun dari tidur dan ku dengar suara kompor yang menyala. Mama memang selalu masak pagi-pagi sekali, agar saat berangkat kerja sudah ada makanan untuk aku dan adikku yang berada di rumah.

Mulai pagi ini aku diperbolehkan mama untuk keluar rumah, sekedar jalan-jalan di bebatuan halaman rumah menyambut matahari pagi. Karena semalam itulah yang disarankan dokter kandungan saat melihat kakiku yang sedikit membengkak.

Namun sebelum keluar biasanya mama akan memakaikan jaket longgar agar perut buncit ku tidak kelihatan.

Aku pun keluar rumah dan bolak-balik berjalan-jalan di bebatuan kerikil tanpa alas kaki seperti saran sang dokter. Ku lihat ada sesuatu yang janggal di depan jendela kamarku, ada satu pot tanaman yang terguling , sepertinya semalam memang ada seseorang yang berusaha mengintip ku dari luar jendela. Setelah mengetahui hal itu aku jadi berpikir harus lebih hati-hati dan waspada, jangan-jangan ada orang jahat yang sedang memata-matai aku.

Karena melihat hal itu aku bergegas masuk ke dalam rumah dan mengatakan semuanya pada mama dan papa yang sedang bekerja sama mencuci baju. Dulu memang biasanya aku yang membantu mama mencuci, namun sekarang papaku yang membantu mama, semenjak perutku semakin buncit dan susah untuk berjongkok.

" Kalau benar ada yang diam-diam mengintip mu, mulai saat ini sebaiknya kamu lebih berhati-hati, jangan sampai ada yang tahu tentang perutmu yang membesar".

" Banyak-banyak istirahat di rumah saja, nggak usah keluar-keluar rumah, mama nggak mau rencana kita berantakan".

Ucapan mama benar, dan aku harus lebih hati-hati lagi mulai saat ini.

Mama dan papa berangkat bekerja seperti biasanya, aku lagi-lagi sendirian di rumah, di temani televisi yang aku nyalakan terus menerus meski tak ku tonton acaranya.

Setidaknya aku tidak merasa kesepian jika ada suara dari televisi. Sekitar jam 9 ku dengar pintu rumah yang diketuk, sepertinya ada tamu, siapa gerangan orang yang bertamu pagi-pagi begini?.

Rumahku memang termasuk yang jarang ada tamu datang di pagi atau siang hari, karena biasanya mereka tahu rumah pasti sepi, karena pemilik rumah sedang bekerja.

Aku intip siapa yang datang melalui jendela, ku lihat Yoga sedang berdiri di depan pintu rumahku, masih mengenakan seragam sekolah, dan juga jaket kulit berwarna hitam yang biasa di pakainya.

Untuk apa dia datang kesini pagi-pagi begini?, apa dia tidak berangkat sekolah?, mana papa dan mama lagi nggak ada di rumah, aku bukakan pintu atau aku biarkan saja dia berdiri di depan sampai dia pulang sendiri. Toh aku tidak mengundangnya datang, bahkan mama dan papa melarang ku bertemu lagi dengannya. Dan aku juga malas untuk bertemu dengannya.

Ku biarkan saja Yoga terus mengetuk-ngetuk pintu rumahku, aku justru mengunci semua pintu dan jendela rumahku agar Yoga tidak bisa masuk ke dalam.

" Raya... Ra... aku mau ngomong sama kamu Ra...., aku mohon keluar sebentar, biarkan aku ketemu sama kamu sebentar saja !".

Ku dengar suara Yoga berteriak memanggil- manggilku dari teras rumah. Sengaja ku keraskan volume televisi agar aku tidak mendengar suaranya. Tapi sayangnya Yoga seolah pantang menyerah. Dia terus menggedor pintu rumahku dan terus berteriak memanggil- manggil namaku.

Sebenarnya aku khawatir justru tetangga rumahku yang akan keluar karena suara teriakan Yoga yang cukup keras sejak tadi tak berhenti-henti.

" Kalau kamu nggak mau keluar, maka dengarkan aku ngomong Ra..., aku nggak akan maksa kamu keluar rumah, tapi tolong dengarkan apa yang aku sampaikan!".

Yoga masih saja berteriak, akhirnya ku matikan televisi dan aku menuju ruang tamu, aku pun berdiri di balik pintu rumah.

" Apa kamu sudah di sana Ra ?, jadi kamu nggak mau keluar dan menemui ku lagi?, pasti kamu sangat sangat membenciku sekarang".

Ku dengar Yoga mulai berbicara dengan nada normal, seolah sedang bercakap-cakap saling berhadapan, meski sebenarnya kami tidak saling melihat karena terhalang pintu rumah.

" Raya, aku minta maaf, aku tahu kamu kecewa karena sikapku yang pengecut, tapi perlu kamu tahu, aku masih mencintaimu, aku akan tetap mencintaimu meski sekarang kamu membenciku Ra...!".

" Tapi maaf, aku tidak bisa menuruti keinginanmu untuk menikah saat ini, aku masih butuh orang tuaku, tapi aku janji sama kamu, kelak saat aku sudah sukses dengan kemampuanku sendiri, aku pasti akan datang lagi mencarimu".

" Terimakasih karena sudah mempertahankan anak kita, suatu hari nanti aku pasti akan kembali, dan kita akan kembali bersatu Ra...".

Aku bisa mendengar suara Yoga yang bercampur dengan isak tangisnya. Entahlah apa yang aku rasakan saat ini, aku sudah terlanjur kecewa dengan Yoga, dan semua ucapannya sudah tidak ada yang bisa aku percaya, sekali dia berbohong, maka aku sudah tidak bisa mempercayai ucapannya lagi.

Hatiku terasa sangat sakit saat Yoga kembali mengatakan janji-janji manisnya. Apa yang dia katakan?, masih mencintaiku?. Apa seperti ini cara nya mencintaiku?. Dengan membiarkan aku dan keluargaku menanggung semuanya sendiri. Sedangkan dia... dan keluarganya, justru angkat tangan, dan bahkan menginjak- injak harga diri keluargaku.

Seenaknya saja mengatakan anak kita, janin dalam perutku ini adalah anakku. Hanya anakku, karena hanya aku dan keluargaku saja yang menginginkan kehadirannya.

" Pergi kamu dari sini, sebelum aku telepon papa untuk mengusir mu !, aku sudah tidak lagi mencintaimu, saat ini justru aku sangat membencimu dan semua keluargamu yang jahat itu!".

" Dan jangan pernah menyebut anak ini anak kita, karena dia hanya anakku !. Kamu dan keluargamu tidak menginginkannya, bahkan memintaku untuk menggugurkannya. Itu sama saja kalian menyuruhku membunuhnya!. Karena itu, anggap saja bayi ini sudah mati seperti keinginan kalian, dan jangan pernah lagi datang ke rumah ini, karena aku sudah tidak sudi melihat wajahmu lagi !, kamu jahat !".

Aku sudah tidak bisa menahan tangis yang sejak tadi ku tahan, ku tinggalkan Yoga yang masih berdiri di depan pintu rumah ke dalam kamar. Dan ku tumpahkan air mata yang sejak tadi sudah ku tahan.

" Sebesar apapun kamu membenciku, suatu saat nanti aku akan datang lagi dan membuatmu kembali jatuh cinta kepadaku Raya. Karena aku sangat-sangat mencintaimu, aku pasti akan datang lagi !".

" Dan jika pada saat aku kembali ternyata kamu sudah bersama orang lain, maka akan aku pastikan, agar kamu kembali ke pelukanku, karena kamu hanya milikku Ra, sekarang dan untuk selamanya!".

Meski sudah ku tinggalkan, ternyata Yoga masih terus berteriak-teriak di teras rumahku. Beruntung tiba-tiba papaku pulang, dan menyuruhnya untuk pergi.

Ku dengar Yoga terus meminta maaf pada papaku, dan mengatakan semua hal yang dikatakannya padaku tadi kepada papa. Tapi sayangnya sepertinya papa sama sepertiku, yang sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata manis Yoga. Kami sudah terlanjur kecewa dan benci dengan Yoga dan keluarganya.

Yoga pun akhirnya pamit pergi karena papa mengancam akan menghubungi orang tua Yoga, dan memberi tahu mereka jika putranya masih tetap datang ke rumah kami meski sudah di larang.

Bisa ku dengar suara motor Yoga yang menjauh dari rumahku. Papa mengetuk pintu menyuruhku membuka kunci rumah, dan aku pun keluar dari kamar dan membukakan pintu untuk Papa.

" Kamu menangis?".

Itu pertanyaan pertama yang papa sampaikan saat melihat wajahku yang masih lembab, dan mataku yang sedikit lebam.

" Apa yang dikatakan Yoga sama kamu?".

Aku hanya menggelengkan kepalaku, " Tidak apa-apa Pa, dia mengatakan semua yang dikatakan nya sama papa tadi, sama".

Papa menghembuskan nafas panjang dan menepuk-nepuk punggung ku.

" Kamu yang sabar ya Ra... nggak usah dengerin lagi rayuan gombal nya. Sekali sudah berbohong maka kita tidak perlu lagi percaya dengan kata-katanya".

Aku langsung mengangguk paham dengan apa yang di ucapkan Papa.

" Raya mau tidur siang dulu Pa, Raya sudah sangat ngantuk, harus di pejamkan sebentar biar nggak pusing", ucapku pada Papa yang baru pulang kerja.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

semakin seru Kaka... makasih udah double up hari ini .🙏😘

2022-05-11

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Positif
3 3. Dua Butir Pil
4 4. Ketahuan
5 5. Menyesal
6 6. Sejarah Singkat
7 7. Baby Boy
8 8. Permintaan Maaf
9 9. Was Born
10 10. Super Mom
11 11. Insecure
12 12. Mas Bos
13 13. Lunch
14 14. Pernyataan Cinta
15 15. Pengakuan 1
16 16. Pengakuan 2
17 17. Tamu Malam Minggu
18 18. Emosi Mama
19 19. In Memory Of
20 20. Mencari Alasan
21 21. Budget
22 22. Tukar Tempat
23 23. Cerita Serem
24 24. Meet
25 25. Tukang Tipu
26 26. Kisah Cinta Yang Mirip
27 27. Gerak Cepat
28 28. Malu
29 29. Jalan Hidup Masing-masing
30 30. Dunia Yang Berbeda
31 31. Bertemu Lagi
32 32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33 33. Menunggu
34 34. Naik Kelas
35 35. Sudut Pandang
36 36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37 37. Servis Pertama
38 38. Tamu Pagi Hari
39 39. Memulai Perjalanan
40 40. Debat
41 41. Perjalanan Menuju Puncak
42 42. Bermalam di Gunung
43 43. Melihat Bintang Bersamamu
44 44. Tersesat
45 45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46 46. Cerita Masa Lalu
47 47. Ketahuan
48 48. Menghapus Tanda
49 49. Tanggung Jawab
50 50. Mba Bos
51 51. Fitting Baju Pengantin
52 52. Double Date
53 53. Menyibukkan Diri
54 54. Transferan Masuk
55 56. Dilema
56 57. Dengan Caramu
57 58. Tulang Punggung
58 59. Pesan Panjang
59 60. Hobi Gosip
60 61. Suntik Vaksin
61 62. Tamu Pengganggu
62 63. Bakat Turunan
63 64. Masak di Perkemahan
64 65. Perubahan Sikap
65 66. Kabur
66 67. Adu Akting
67 68. Tamu Mencurigakan
68 69. Api Unggun
69 70. Mengesampingkan Ego
70 71. Dimana Aku?
71 72. Daerah Pesisir
72 73. Mimpi
73 74. Motivasi
74 75. Mimpi 2
75 76. Adik yang Baik
76 77. Di Butik
77 78. Kebetulan yang Direncanakan
78 79. Perubahan Sikap
79 80. MKKB
80 81. Sandiwara 1
81 82. Sandiwara 2
82 83. Tak Ingin Usai
83 84. Habis Kesabaran
84 85. Kado Istimewa
85 86. Mengungkap Rahasia
86 87. Mantan Teman
87 88. Karma
88 89. Dimana Shaka?
89 90. Menemukanmu
90 91. Ungkapan Perasaan Shaka
91 92. Opname
92 93. Hari H
93 94. Pesan Masuk
94 95. Mengambil Keputusan
95 96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96 97. Rapuh
97 98. Suasana Baru
98 99. Big Mouth
99 100. Kuat Mental
100 101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101 102. Keadaan Tak Terduga
102 102. Kejadian Tak Terduga
103 102. Kejadian Tak Terduga
104 103. Syarat
105 104. Pro & Kontra
106 105. Negosiasi
107 106. Keputusan Raya
108 107. Ijab qobul
109 108. Pesta Pernikahan
110 109. Cincin di Jari Manis
111 110. Sudah Ada Yang Punya
112 111. Asalkan Bersamamu
113 112. Sosok Pria Idaman
114 113. Belajar Membuka Hati
115 114. Orang Spesial
116 115. Tiba Saatnya
117 116. Hamil
118 117. Rumah Baru
119 118. Dilema
120 119. Wali Murid
121 120. Mangga Muda
122 121. Kompak
123 122. Belanja
124 123. Mendekati HPL
125 124. Kontraksi
126 125. ' IBU '
127 126. Khawatir
128 127. Tinggal Kenangan
129 128. Puncak
130 129. Mantan Calon
131 130. Kelewat Baik
132 131. Berkenalan dengan ART
133 132. Kisah Rahasia
134 133. Kejutan Ulang Tahun
135 134. Kolaborasi Memasak
136 135. Salah Kira
137 136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138 137. Curhat 1
139 138. Mantan
140 139. Mencari Alasan
141 140. Curhat 2
142 141. Sikap Yoga
143 142. Kesungguhan
144 143. Orang Beruntung
145 144. Gagal Camping
146 145. Berbanding Terbalik
147 146. Apa Adanya
148 147. Bangga
149 148. Shopping
150 149. Merajuk
151 150. Saatnya Pergi
152 151. Bonus Bab
153 152. Bonus Bab
Episodes

Updated 153 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Positif
3
3. Dua Butir Pil
4
4. Ketahuan
5
5. Menyesal
6
6. Sejarah Singkat
7
7. Baby Boy
8
8. Permintaan Maaf
9
9. Was Born
10
10. Super Mom
11
11. Insecure
12
12. Mas Bos
13
13. Lunch
14
14. Pernyataan Cinta
15
15. Pengakuan 1
16
16. Pengakuan 2
17
17. Tamu Malam Minggu
18
18. Emosi Mama
19
19. In Memory Of
20
20. Mencari Alasan
21
21. Budget
22
22. Tukar Tempat
23
23. Cerita Serem
24
24. Meet
25
25. Tukang Tipu
26
26. Kisah Cinta Yang Mirip
27
27. Gerak Cepat
28
28. Malu
29
29. Jalan Hidup Masing-masing
30
30. Dunia Yang Berbeda
31
31. Bertemu Lagi
32
32. 1001 Alasan Aku Membencimu
33
33. Menunggu
34
34. Naik Kelas
35
35. Sudut Pandang
36
36. Belum Saatnya 'Mendaki Gunung'
37
37. Servis Pertama
38
38. Tamu Pagi Hari
39
39. Memulai Perjalanan
40
40. Debat
41
41. Perjalanan Menuju Puncak
42
42. Bermalam di Gunung
43
43. Melihat Bintang Bersamamu
44
44. Tersesat
45
45. Akhirnya Ku Menemukanmu
46
46. Cerita Masa Lalu
47
47. Ketahuan
48
48. Menghapus Tanda
49
49. Tanggung Jawab
50
50. Mba Bos
51
51. Fitting Baju Pengantin
52
52. Double Date
53
53. Menyibukkan Diri
54
54. Transferan Masuk
55
56. Dilema
56
57. Dengan Caramu
57
58. Tulang Punggung
58
59. Pesan Panjang
59
60. Hobi Gosip
60
61. Suntik Vaksin
61
62. Tamu Pengganggu
62
63. Bakat Turunan
63
64. Masak di Perkemahan
64
65. Perubahan Sikap
65
66. Kabur
66
67. Adu Akting
67
68. Tamu Mencurigakan
68
69. Api Unggun
69
70. Mengesampingkan Ego
70
71. Dimana Aku?
71
72. Daerah Pesisir
72
73. Mimpi
73
74. Motivasi
74
75. Mimpi 2
75
76. Adik yang Baik
76
77. Di Butik
77
78. Kebetulan yang Direncanakan
78
79. Perubahan Sikap
79
80. MKKB
80
81. Sandiwara 1
81
82. Sandiwara 2
82
83. Tak Ingin Usai
83
84. Habis Kesabaran
84
85. Kado Istimewa
85
86. Mengungkap Rahasia
86
87. Mantan Teman
87
88. Karma
88
89. Dimana Shaka?
89
90. Menemukanmu
90
91. Ungkapan Perasaan Shaka
91
92. Opname
92
93. Hari H
93
94. Pesan Masuk
94
95. Mengambil Keputusan
95
96. Selamat Tinggal Masa Lalu
96
97. Rapuh
97
98. Suasana Baru
98
99. Big Mouth
99
100. Kuat Mental
100
101. Tempat Baru Pembawa Keberuntungan
101
102. Keadaan Tak Terduga
102
102. Kejadian Tak Terduga
103
102. Kejadian Tak Terduga
104
103. Syarat
105
104. Pro & Kontra
106
105. Negosiasi
107
106. Keputusan Raya
108
107. Ijab qobul
109
108. Pesta Pernikahan
110
109. Cincin di Jari Manis
111
110. Sudah Ada Yang Punya
112
111. Asalkan Bersamamu
113
112. Sosok Pria Idaman
114
113. Belajar Membuka Hati
115
114. Orang Spesial
116
115. Tiba Saatnya
117
116. Hamil
118
117. Rumah Baru
119
118. Dilema
120
119. Wali Murid
121
120. Mangga Muda
122
121. Kompak
123
122. Belanja
124
123. Mendekati HPL
125
124. Kontraksi
126
125. ' IBU '
127
126. Khawatir
128
127. Tinggal Kenangan
129
128. Puncak
130
129. Mantan Calon
131
130. Kelewat Baik
132
131. Berkenalan dengan ART
133
132. Kisah Rahasia
134
133. Kejutan Ulang Tahun
135
134. Kolaborasi Memasak
136
135. Salah Kira
137
136. Level Tertinggi Dalam Mencintai
138
137. Curhat 1
139
138. Mantan
140
139. Mencari Alasan
141
140. Curhat 2
142
141. Sikap Yoga
143
142. Kesungguhan
144
143. Orang Beruntung
145
144. Gagal Camping
146
145. Berbanding Terbalik
147
146. Apa Adanya
148
147. Bangga
149
148. Shopping
150
149. Merajuk
151
150. Saatnya Pergi
152
151. Bonus Bab
153
152. Bonus Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!