Aku menatapnya lekat- lekat mengagumi setiap lekukakan tubuh indahnya, luar biasa dia memalingkan wajahnya menyembunyikan rasa malu, kuamati seluruh keindahan yang terpampang didepan mata tak berkedip, alamak mantap pisan euyy.
Tak kusangka ternyata masih ada bidadari yang ketinggalan dibumi, yang disisakan satu untukku.
yang sekarang sedang rebahan dengan moleknya dihadapanku,
kalau saja Joko Tarub tau, bisa diminta nih.
" mau tak angetin lagi cayank..??" dia hanya memejamkan mata pelan tanda pasrah setuju, kurasakan debaran jantungnya berdegup kencang menantikan sesuatu yang belum pernah dirasakannya.
Kami seperti film India, perpelukan dalam buaian asmara, berlari diantara bunga- bunga yang indah di taman, diringi musik romantic yang mengalun merdu di gendang telinga.
Aku hanya menari- narikan jemari tanganku menyusuri setiap keindahan yang dimiliki, yang membuat dirinya melayang jauh keatas awan, menikmati setiap tarian jariku menyentuh pelan melewati batas logika,
siapa bilang bibir cuma bisa berkata, tapi nyatanya bibir juga mengambil peranan penting dalam kisah asmara ini, bibir ini berjingkat pelan dari ujung sampai pangkal tak terlewat meski sejengkal.
Bibirku, bibirnya bertemu sebagai lawan, tapi hati ini bertemu sebagai pasangan.
bibirku menyerang garang, tak mau kalah, bibirnya tak ingin hanya bertahan menerima serangan, karna pertahanan yang baik dalam perang adalah melawan.
akhirnya bertarunglah bibir kami dalam pergumulan yang sengit, saling menjatuhkan saling mematuk dan memberi dorongan lembut.
Pertarungan bibir kami kalau dinilai sepertinya imbang, karna bibir dia sudah berani menyerang ku dengan brutal, kini aku butuh tentara bantuan yang berupa jari jemari, kukerahkan jari jemariku menyusuri dan menyapu bersih bagian- bagian penting dalam wilayah pertahanannya, dengan pelan dan pasti jemariku membabat habis memasuki wilayah pertahanan yang paling penting.
bergetar, sapuan jemariku yang garang menggetarkan seluruh area pertahanannya.
Tak sampai disitu, selain pasukan jemariku yang menyapuh bersih wilayah penting yang menggetarkan seluruh wilayahnya, kini kukerahkan pasukan terbaikku silidah asmara, aku gerakan pasukan lidahku dari atas, menuju bukit- bukit tinggi yang menjulang, menyapu sisa- sisa pasukannya yang tak berkutik oleh ganasnya pasukan lidahku, setelah puas bergerilya menyusuri perbukitan kini pasukan lidahku menuruni lembah luas, yang ditengahnya ada kawah kecil berbahaya, tak butuh waktu lama, lembah luas dan kawah kecil diwilayahnya sudah aku kuasai sepenuhnya.
Kini saatnya pasukanku silidah asmara bersiap menuruni lembah yang curam untuk membantu pasukan jemariku, serangan besar- besaran kugencarkan untuk membobol pertahan di pusat wilayah pertahanan terakhirnya.
untuk memasuki lembah yang curam ini, pasukan lidahku terhenti karna terhadang oleh rerimbunan tonggak- tonggak halus yang berjajar rapi, dengan gigih dan pantang menyerah akhirnya pasukan lidahku berhasil memasuki lembah curam yang sebagi titik pertahahanan.
Dengan serangan lidahku dibantu pasukan jemariku akhirnya berhasil memporak porandakan pertahanannya, getaran hebat melanda kurasakan, tanda pertahanan dia mulai kewalahan mengahadapi pasukan tempurku, getaran panjang di susul dengan suara lenguhan dan berkibarnya bendera putih tandah dia sudah tunduk dan menyerah.
Ini hanya serangan luar saja, aku belum tuntas untuk menyerang lebih dalam, karna untuk menyerang bagian dalam perlu senjata khusus yang sudah aku siapkan sedari tadi.
"Ah biarlah pasukanku istirahat sejenak, tidak mungkin musuh yang sudah menyerah aku habisin seketika" pikirku dalam hati.
kulihat lawanku sudah sangat kelelahan, nafasnya memburu, keringat bercucuran mengalir pelan membasahi peraduan, dalam keadaannya yang tak berdaya terselip senyum lega kepuasaan.
istirahatlah sayang, pertempuran yang sebenarnya akan segera dimulai.
Tak lama kami sudah terbuai di alam mimpi, dengkuran halus saling bersahutan, menghilangkan sekejap beban yang sedang dialaminya.
Setelah beberapa saat.
"woi.. woi.. bangun.. ni minum" kusodorkan air mineral sisa minumnya tadi.
"hm.. iya"
Dia beringsut bangun dan bersandar pada bantal yang telah kusediakan untuknya, tubuhnya masih lemas nafasnya sudah teratur kembali.. diraihnya minuman dariku sekali teguk langsung habis hampir satu botol.. itu perut pa celengan semar ya.
"masih lemes ya"
dia hanya mengangguk pelan.
"tapi puaskan?"
dia meliriku dan tersenyum malu,
"aku juga butuh serangan yang membuatku tak berdaya, kamu maukan melakukannya untukku"pintaku merengek manja.
Dia mendekat dan bersandar pada dadaku, mengusap dadaku lalu turun kebawah.
"gila keras banget punya lu" ia terpekik kaget.
"lha iya makanya kelarin cepat, biar gak salah urat, kalau tegang terus lama- lama sakit juga tau"
" masak iya gitu"
"lha iyalah dodol.. garut"
"ya udah lepasin celana lu, gue ingin tau bentuk punya lu"
Aku beranjak turun dari kasur, kulepas celanaku dan kugantung didekat bajuku.
"hwahahaha.. eh lu pake lap darimana tu" tuding celana dalamku yang tampak kedodoran, sobek bagian pinggang dan kelihatan tali karetnya pula.
"enak aja lap.." gerutuku. saat kuberbalik malah makin terpingkal pingkal dia.
"woi lu yang bener ngapa, tu semvak lu kok bisa bolong bagian pantat, emang lu kentutnya keluar api ya hwahahahaha.
"jangan liat cassingnya, liat isinya donk"
"coba lihatin sini",
aku naik ke kasur dan bersandar di sebelahnya, dia lihatin punyaku terus,
kemudian kubuka celana dalamku.
"Lha... bentuknya kok cuma begini ya" dipegangnya punyaku digenggamnya di putar- putar terasa nikmat disentuh tangan lembutnya.
"ni kayak helm ya, terus ini mirip bibir tapi gak ada giginya hihihi... lucu" malah dibuat mainan baru ni punyaku... aku hanya bisa diam garuk- garuk kepala, aseeem tenan ni cewek.
"emang kamu belum tau bentuk kerennya cowok ya",
"iya baru pertama kali nih punya lu, eh ini telurnya ya..? ih kenyal lho"
Duh gusti.. ni manusia purba dari jenis apaan sih.. diremas, di ayun- ayunkan terus ditarik- tarik telur puyuhku sambil senyum- senyum gemas gitu.
Pertempuran ganas siap dimulai, genderang perang ditabuh, suaranya bergema dimana- mana.
semua pasukan sudah dalam kondisi segar bugar.
sibibir pesona siap menerjang dengan liar, silidah asmara siap memporak porandakan pertahanan lawan,
sijari-jari lentik siap menggemparkan dengan brutal, dan tambahan senjata andalan yang sudah aku siapkan untuk menghujam seluruh wilayah lembah curam yang belum berhasil sepenuhnya aku kuasai, senjata nuklir semlohai.
semua maju serentak pelan dan pasti, semua sudah mengetahui tugasnya masing- masing, tak perlu komando yang berarti membuat lawan terkapar tak berdaya.
Sekarang saatnya serangan pamungkas, serangan yang akan membuat lawan membumbung tinggi dan akan mengingatnya seumur hidup.
senjata nuklir kulepaskan dan langsung menghujam ketitik kordinat sesuai sasaran yang kuinginkan, jeritan- jeritan kecil namun enak didengar membuat terbang jauh ke awan.
meledak dengan dahsyat, bergemuruh menciptakan suasana semakin riuh.
Sepuluh menit berlalu, peluh keringat kami jatuh satu persatu mengalir menyusuri kulit kami yang sedang dimabuk kepayang, ku tak ingin kenikmatan ini cepat berlalu.. tapi apa daya, kenyataan tak seindah harapan, ada sesuatu yang ingin dikeluarkan yang tak sanggup aku tahan.
Seiring meledaknya senjata nuklir yang kuhujamkan kelawan, semua bergetar hebat, mengejang tak terhenti, semburan dahsyat meleburkan tulang- tulang persendian yang membuat kami terkapar tak berdaya.
Kudekati wajahnya kemudian kukecup sayang keningnya, kemudian pipi kanan kirinya sebagai ucapan terima kasih sudah memberikan kepuasan untuku,
viska hanya diam tak bergerak terlihat air matanya mengalir lagi dari mata besarnya yang indah, kuseka dengan lembut. aku gak tau apa yang sedang dipikirkannya.
" gak usah disesali cayank, semua sudah terjadi",
kemudian kupeluk tubuhya yang masih bugil dari samping, tak selang berapa lama aku sudah terlelap tidur dengan posisi bibirku mencium pipinya.. sebentar kemudian viska juga tertidur pulas, kecapekan habis bergerilya nikmat bersamaku.
"ihhhhh apaan ini.. ??" tiba- tiba viska mendorong tubuhku dengan kasar, aku digoncang- goncang di bangunkannya,
"woi bangun lu... bangun..!!?"
Aku sontak kaget, mendengar teriakan viska, ku kucek- kucek mataku, kulihat viska berlari berjingkat sambil membawa handuk untuk menutupi tubuhnya sekenanya ke kamar mandi.. sambil mengibas- ibaskan tangannya.
Aku kemudian berlari menyusulnya kekamar mandi.
"ada apa.. ada apa.. " tanyaku kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments