Kayaknya baru beberapa menit mata ini terpejam, pintu sudah diketuk oleh orang.
tok.. tok.. tok.
"mbak Viska, mbak bangun" salah seorang asisten MUA membangunkanku.
"Iya mbak bentar"
aku bangun dengan malas, kuregangkan badan sebentar biar sedikit hilang rasa capekku, lalu beranjak turun dari ranjang.
Aku berjalan gontai kearah pintu, separuh tubuhku masih terbungkus selimut tebal yang hangat, ku putar gagang pintu pelan.
"Iya kak ada apa?" kataku sambil garuk- garuk kepala meski tidak gatal.
"cepetan siap- siap ya mbak Viska, karna pemotretannya dimulai sebentar lagi"
"iya kak, tak mandi dulu ya"
"eh mbak Viska bangun tidur kok ya tetep cantik ya"celutuknya sambil tersenyum dan berlalu pergi meninggalkanku.
Aku cuma tersenyum kecil mendengar pujiannya,
"kalau gak cantik mana laku jadi model atuh kak" batinku sombong.
jadi teringat seorang pujangga dari arab nih, kalo gak salah bunyinya:
alqabih alqabih la yazal qbyhan alaa alraghm min airtida' malabisik kula yawm,
jamilat jamilat la tazal jamilatan raghm 'anak astayqazt liltaw.
(jelek- jelek tetap jelek walau berdandan setiap hari,
cantik- cantik tetap cantik walau baru bangun tidur)
Hihihi jadi geli sendiri kok ya pas sama syairnya, terasa segar setelah mandi dan semangat 45 berkobar kembali, setelah poles sana poles sini akhirnya selesai juga aku di make up oleh asisten bagian rias.
Kini dilanjutkan pemotretan dialam terbuka, dengan tema keindahan alam dipagi hari.
"Wow, cantik sekali mbak Viska, pas banget dengan temanya dan busana yang dipakainya tampak anggun dan indah banget, bag Bidadari nyasar kebumi" seloroh fotograpernya,
"jadi semangat ini ambil gambarnya" tambahnya senang.
Kutersenyum manis penuh riang, wajah berseri tiada henti.
kurentangkan tanganku lebar, kepala mendongak keatas kuhirup sebanyak mungkin udara yang bersih masuk dalam paru- paruku.
Dengan busana brokat warna putih dengan kombinasi bordir dan payet diamond yang indah menambah kesan gemerlap serta mewahnya baju yang aku kenakan, ditambah mahkota kecil nan cantik sebagai penghias dikepala dengan rambut terurai panjang lurus.
Aku berputar pelan mengikuti intruksi dari sang fotograper, mengayunkan pelan selendang sutra putih yang aku gantungkan di kedua lenganku, diterpa mentari pagi yang hangat menambah kilauan busana yang kukenakan, kuberlari manja diantara rerumputan yang berembun bening berkilauan.
Sesekali tanganku membelai lembut bunga- bunga ditaman, gerak gemulai tanganku berayun- ayun menggoda kupu- kupu yang asyik bercanda dengan kawannya. kupetik setangkai bunga mawar pink, bunga yang paling indah di dunia ini, ku usapkan pada pipi turun keleher dengan lembut seolah merindukan sang kekasih rindu dicumbu.
Kuselipkan mawar pink di daun telinga kananku, berputar dan memandang kamera dengan pandangan menggoda.
Sekelibatan ekor mataku menangkap ada seseorang yang memperhatikanku.
aku tetap fokus pada pemotretan hingga akhirnya selesai juga.
"Ishh, cowok gila itu lagi, rupanya dari tadi dia memperhatikanku"
Dari balkon atas rumahnya yang besar dan mewah, tak sengaja tadi ku lihat dia sedang asyik menikmati semua sesion pemotretan dari awal hingga selesai.
"Syukurlah.. kalau dia lihat, jadi aku gak susah- susah mencari dia, toh dia juga bagian dari rencanaku".
Aku memandangnya cukup lama, dia melambaikan tangannya dan tersenyum, aku membalas lambaiannya dan melemparinya dengan senyum manisku pula.
kluthuk kluthuk kluthuk, ponselku berdering, kulihat dan kukernyitkan dahi,
"mm, nomor baru, dari siapa sih?"
hai cantik, kalau sudah selesai mampir ke kamar gue ya.
Anjiiirrr, ini dari cowok gila itu, darimana dia tau nomorku, ah siall kayaknya dia tak akan membiarkanku hidup bebas.
"Tapi okelah, kayaknya dia juga orangnya menarik, siapa tau bisa menjadi obat kegalauanku," aku tersenyum sendiri.
Cewek mana sih yang gak terpikat, akan ketampanannya.
Vewek mana yang akan menolak ajakannya, meski harus tidur semalam dengannya.
Dudah ganteng, tinggi, penampilan yang menurutku modis n mbois, terlebih lagi dia tajir melintir, uhh perfect.
"Lu mo ngapain ngajak gue ke kamar, mau merkosa gue ya."
Kukirimkan pesan singkat sebagai balasan, tak lama dia membalasnya.
"hehehe, kalo lu mau ya gak pa2, sorry gue bukan type seperti itu, datang ja ya"
"ok"
Segera aku berganti dengan pakaian santaiku, kemudian beranjak keluar mau pamit pulang sama MUA dan yang lainnya.
"Kenapa buru- buru say, santai ajalah dulu kan masih capek" kata MUA ku seraya menyerahkan titipan dari penyelenggara, amplop putih berisi honorku.
"Iya mbak maaf, aku masih ada urusan, lain kali tak maen- maen kesini" kataku menolak halus.
Kubelokan motorku kerumah andreano, setelah didepan pintu gerbang, aku menekan bell, dua orang tinggi besar berpakaian seragam safari hitam membukakan pintu, kemudian memandangku dari atas sampai bawah.
Aku mengangguk dan tersenyum,
"permisi pak, saya mau cari mas Andre tadi sudah ada janji dengannya"
"oh gadis pesanan mas Andre ya, silahkan masuk neng cantik dan seksi gitu kok" kata security tersenyum merendahkan.
Mendengar perkataan security itu seketika merah mukaku karna geram dan,
PLAKK PLAK, BUK aaoowww,
"jaga bacot lu!! " kutunjuk muka security yang kesakitan akibat aku tampar dan ku tonjok perutnya. Kulihat beberapa security berseragam sama, lari kearahku kemudian memegangi tanganku.
"Apa- apaan ini, lepasin gue gak!!" bentaku pada mereka.
"Hallo mas, ada perempuan katanya mencari kamu mas, tapi malah bikin ulah di pos security" kata security memberi laporan ke Andreano dengan hate yang dipeganginya.
Kulihat Andreano dibalkon sambil megangi hate juga, kemudian tertawa ngakak,
" lepasin dia, kalau kalian gak bikin ulah dengannya gak mungkin dia ngamuk, dia teman specialku, cepat minta maaf semua" perintah Andre dibalik hate yang dipeganginya.
Seketika pegangan tangan security melepaskanku, dan ke enam security bersama membungkuk padaku meminta maaf,
"maafkan kami mbak, maaf kami tidak tahu"
aku masih bersungut- sungut emosi, kuinjak kaki security tadi dan kutendang kakinya "aoufff!!" mukanya merah padam menahan sakit, sedangkan security yang satunya aku tarik kumisnya yang panjang dan tebal.
"Auuh auh, maaf mbak lepasin" rengeknya sambil memegangi tanganku pelan.
"Siapa suruh tadi mencekal aku hah, ini kumis apa markas kecoa sih, besok di dibersihin"
"aduh aduh, iya mbak maaf"setelah kulepas di mengelus elus kumisny yang kesakitan, kukepalkan tangan ke Andreano yang dibalkon atas, dia cuma nyengir, awas lu!!
Kuparkirkan motorku didekat mobil sport milik andre yang berjejer dengan mobil- mobil lain miliknya, kulihat dihalaman rumahnya yang luas ada delman, dan becak sebagai pajangan.
Hadeeh orang kaya mah aneh- aneh pajangannya pikirku, sesampai di depan pintu aku sudah di sambut dua orang perempuan pelayan muda.
"Selamat datang nona, mari silahkan masuk kami antar keruangan mas andre, anda sudah ditunggu" sapanya sopan, aku mengikuti menuju kamar andre, kulihat ruang utama yang luas dan besar, berbagai hiasan dan lukisan mahal terpampang dengan apik dan teratur.
Rumah ini terasa sejuk dengan lantai marmer putih mutiara dan sangat bersih, desain rumah mewah yang elegan dan menarik di tambah lampu gantung yang besar dan sangat bagus di tengah ruangan.
Aku melewati tangga yang besar memutar menuju lantai dua, beberapa foto keluarga menghiasi dinding dan lukisan bunga- bunga yang indah berjejer rapi.
"Tok tok, permisi tuan, ini nona Viska sudah datang"
nampak senyum yang khas mekar dibibirnya saat membuka pintu, langsung kulempar tasku ke mukanya,tapi dengan sigap dia menangkapnya.
"Kurang ajar ya lu, masa' gue datang dikira pecun lu" aku ngambek sebel dan menyilangkan tangan di dada.
"Oe cantik, baru datang sudah sewot, masuk dulu gi"
aku merebut tas yang ada di tangannya, dengan langkah lebar dan cepat memasuki kamarnya yang luas dan mewah, ada ruang makan dengan dua kursi, aku duduk di sofa besar dan empuk yang didepannya sudah terpampang televisi LCD yang besar.
"Duh kamarnya aja lebih gede dari rumah gue nih" pikirku sambil menjelajah isi kamarnya.
"Mau minum apa cantik?" tawarnya lembut.
Duhh mata terangnya yang tajam tak sanggup aku pandang, menimbulkan getar- getar asmara dalam diriku.
"Air putih dingin ja, biar guw gak kegerahan disini"
"kurang dingin ya ac dalam kamar gue ini" jawabnya sambil menuangkan air dingin yang diambilnya dari kulkas.
"Ada apa lu ngundang gue kesini"
"karna lu adalah cewek yang menarik, lain dari gadis- gadis yang gue kenal" jawabnya menyodorkan minuman ke aku.
Kuterima gelas darinya,
"ni lu gak kasih obat tidur kan, biar lu bisa nikmatin tubuh gue" tanyaku sedikit curiga padanya.
Sett eh, secepat kilat dia menyambar, minuman yang ada di tanganku kemudian meneguknya sampai habis, aku hanya bisa terbengong melongo.
Dia menghentakan gelasnya di meja, menyeka sisa air di mulutnya.
"gue bisa membeli seribu cewek yang lebih cantik dan lebih seksi dari lu Vis" katanya sambil mendelik tajam menatapku, aku jadi sedikit takut.
"Tapi gue lebih tertarik sama lu, karna elu emang menarik" tambahnya kemudian.
"Jujur gue dari pertama lihat lu, ada perasaan lain yang gue rasakan, tapi gue belum tau apa artinya itu" kataku gugup dan menunduk malu, dia hanya tersenyum memandangku.
"Ini diminum dulu" dia menyodorkan gelas berisi air putih yang tadinya buat dia sendiri, aku menerima kemudian meminumnya.
"Sebetulnya gue mau minta bantuan ma lu Andreano"
"katakan saja sayang apa yang bisa gue bantu buat lu!?" sanggahnya cepat.
"Lu masih ingat kan, pertama kita ketemu di bar waktu itu?"
"iya ingat, lu mabuk dalam kesedihan"
"guw mau balas dendam sama orang yang telah membunuh pacar gue"
"lu butuh berapa orang, biar gue siapin anak buah gue untuk menghabisinya"
"gak, gue mau bunuh dengan tangan gue sendiri" kataku menjelaskan, lalu aku ceritakan semua siasatku ke Andreano dia mengangguk.
"Oke sekarang gue mau balik pulang dulu"
aku berdiri dan mau pergi keluar, dengan cepat Andreano mendekapku mencium bibirku dan **********.
Duh wajahku berubah kayak kepiting rebus dibuatnya, aku menatap matanya penuh rasa sayang, jantungku tak kuasa aku kontrol karna terlalu cepat berdetak dalam dada, aku larut dalam pelukannya, aku benamkan wajahku dalam dada bidangnya,getar getar cinta kembali menyusup dalam diriku dan memasuki relung-relung hatiku.
"Gue pingin lu jadi kekasihku Vis" katanya pelan di telingaku, aku tersenyum senang, terbuai aku dalam bisikannya.
Aku memandang wajah tampannya, dia menatapku penuh arti,
"iya, tapi awas jangan macam- macam ma gue" kataku tersenyum.
"Tapi kalau yang ini bolehkan" jawabnya sambil mengecup sayang keningku.
Aku mengangguk pelan dan memejamkan mata, meronalah wajahku dan kini perasaanku berbunga- bunga kembali.
"Sudah ah, lama- lama bisa berakhir ditempat tidur nanti, guw mau ke kantor polisi dulu" kataku melepas pelukannya, kemudian aku pergi keluar.
"Mo ngapain lu ke kantor polisi sayang" tanyanya bingung, aku cuma melambaikan tangan sambil ngeloyor pergi.
"Nanti juga lu bakal tau kok" jawabku tanpa menoleh padanya.
Kustarter motor meticku, dari jauh kulihat dua security berlari tergesa- gesa saat melihatku menaiki motor, dan buru- buru membuka pintu gerbang untukku, aku jadi tersenyum geli dan merasa bersalah karna telah menampar wajahnya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments