"Ya udah yuk jalan beb," balasku lemes karna masih ada rasa panik.
"Nah gitu dong cayang, GOOO!" sahutnya penuh semangat, tanpa lama dia langsung nangkring diatas motor dan langsung memeluku erat seperti semula.
Ini orang terbuat dari apa sih? tepung kanji atau tanah liat, kok enjoy banget. Kayak bawaannya semua masalah dibuat enteng tanpa memikirkan akibatnya kelak, dasar dedemit celamit, bhatinku.
Dengan kejadian tadi,aku jadi teringat sama Ida Khasanah, yang waktu itu aku ajak dia kencan kepemancingan ke kota dengan team sepak bolanya persiku. Yang menunya kebanyakan olahan dasar ikan tawar.
"Selamat datang mas, mbak,silahkan mau pesan apa?"sapa pelayan restonya ramah.
"Bisa lihat daftar menunya mbak" kataku.
"Silahkan dipilih mas,"kata pelayan sambil menyodorkan daftar menu.
"Yang ini ya mbak,ikan bakar nila dua porsi,minumnya escampur margaretha dua,es tehnya satu. Untuk cemilan kentang goreng dan soziz aja,"kataku memilih menu makanan.
"Iya mas, silahkan mau pilih tempat duduk yang mana mas?" tanya pelayannya lagi.
"Oya kami mau duduk di tempat gazebo atas ya mbak, dengan nomor 16 itu lho mbak,kosongkan mbak?"
"Iya mas kosong, silahkan mas mbak, menu akan segera siap dan saya antarkan."
Kami berdua melangkah anak tangga dari kayu menuju atas, karna rumah makan pemancingan ini terdiri dari dua lantai. Yang lantai bawah ukurannya lebih luas. kemungkinan untuk acara-acara rapat,atau kumpulan lainnya. Sedangkan lantai atas untuk makan keluarga dengan kisaran luas 2m persegi, yang dipetak petak. Hanya kayu papan setinggi 1,2Meter sebagai pembatas satu dengan lainnya,sehingga kalau ada orang didalamnya kita tidak tahu kalau tidak berdiri untuk melihatnya. Ya terbilang rumah makan ini lumayan luas,dengan desain ala-ala pedesaan, yang asri dan nyamanlah. Cocok buat kawula muda yang sedang kasmaran dan butuh tempat untuk bersosor ria, daripada di warnet.
Kami melangkah bergandengan tangan dengan mesra menuju tempat yang kami pilih tadi, dan kulihat ada beberapa pasangan yang sudah menempati gazebo-gazebo dengan nomor berbeda, ada yang peluk-peluk manja, ada yang sedang mimik susu, dan kaget gugup tak bergerak setelah tahu kalau ada kami jalan didepan gazebonya. Ada pula sicowok tiduran dipangkuan siceweknya, pura-pura lihat hape ketika tahu ada kami lewat. Aku hanya bisa tersenyum meledek dalam hati "tu retsleetingnya masih terbuka."
Aku si cuek pura pura tidak tahu, tapi Ida kayaknya risih lihat pemandangan yang barusan, tapi cuma diem saja. Diam-diam rakus.
Iseng-iseng kutanya pada Ida,
"eh Da kamu kenal Bella dimana?"
"eh iya apa kak? "jawab Ida gelagapan, mungkin mikirin hal hal yang baru dia lihat tadi,sehingga tidak dengar pertanyaanku, jadi aku ulangi lagi pertanyaanku.
"Kamu kenal Bella dimana?"
"oh dia temenku satu kampung kak, tapi beda dusun. Dulunya dia kerja dikota jadi biduan, dan cukup tenar dikalangan remaja kak, gak tau kenapa sekarang malah pindah kerja di garmen kayak aku. karna kita satu pabrik,satu jalan juga dengan rumahku. Dan dia yang punya motor, makanya aku nebeng ma dia"jelas Ida singkat.
"Ih kak Pras sekarang kok tanyain Bella, mulai suka ya?"tukasnya heran.
"ah gak kok, cuma tanya aja karna kulihat dia tu sombong banget.Ngapain juga aku suka ma cewek begituan. Sudah sombong, gak cantik, bawel, galak pula" jelasku.
"Sebenarnya nama aslinya tu Viska kak,Viska Aulia."
"Lha kenalan ma aku kok bilangnya Bella Octavia Da" tanyaku lagi.
"Tu nama samaran panggung kak, dia kan biduan. sudah lihat belum di you tube?"
"belum tu, tak cari-cari di you tube gak ada kok" balasku.
Dan akhirnya kami duduk agak mojok, setelah sampai digazebo No 16 yang kami pilih tadi.
"Selain biduan dia itu foto model kak, pinter rias ,dan pernah kerja di salon kecantikan, dan salon rambut juga"jelas Ida.
Hmm, okey juga nih cewek,multitalenta pikirku.
"Kalau kerja disalon berarti bisa di boking dong"tanyaku spontan.
"Maksutnya apaan kak?" tanya Ida ingin tau,
"maksutku,bisa diajak kencan gitu. eh maksutku biasa di ajak om-om kencan, kan katanya kalau orang salon itu begitu Da"jawabku sekenanya takut Ida cemburu.
"Kamu mau ajak Viska kencan kak, iya?!" tanya Ida cemberut.
"Gak dong Da, jangan manyun gitu ah, jelek tau."
"Lagian kan aku sudah punya kamu cayang, kamu tu baik,cantik dan imut" rayuku seraya mencubit pipinya.
Kudekap tubuhnya dari belakang, selanjutnya tak suruh tidur di pangkuanku. Kukecup keningya dengan mesra, lalu ku ***** bibirnya yg ramun dan tipis. Dia membalasnya dengan lembut. Kami saling perpanggutan, saling mematok bak ular berbisa, bergumul perang lidah. Menjijikan memang, tapi disinilah letak kenikmatannya.
Perlahan kubuka jilbabnya, dia tak menolaknya bahkan makin ganas gerakan bibirnya, bag permen karet bibirku dikulumnya, haduh bisa dower nih bibir pikirku.
Kusingkap rok gamis panjangnya. Sedikit demi sedikit keatas, sambil kuelus elus pahanya yang putih mulus tanpa cacat. Dia mendesah pelan penuh birahi.
Semakin erat dia memeluku, seakan tak mau lepas dari kenikmatan ini.
"Jangan kak, hentikan, aku sudah gak kuat lagi!" pintanya berusaha menepis tanganku dari nunuknya,seraya bangun dari pangkuanku. Tapi aku menahannya,karna aku sendiri sudah tegangan tinggi.
"Aku takut kak! nanti ketahuan orang lho" tambahnya.
"Gak usah takut cayang, kamu lihat gak tadi,semua pasangan yang datang makan disini, mereka bercuumbu sayhdu. Tenang aja, disini aman kok" kataku meyakinkannya.
Akhirnya dia menurut saja, kembali diam dan menerima seranganku yang brutal nan ganas.
Kembali lagi aku usik lubang nunuknya. Dia cuma merem melek keenakan, menikmati setiap sentuhan nakalku. Tapi kali ini tanganku mencari-cari cela untuk membukanya secara pelan, kupelorotkan celaana daalamnya,tanpa kuduga dia membantuku untuk menurunkannya sendiri.
Wuihhh mantaaappp, gayung bersambut nih.
Pusaka bedah bumiku sudah berontak sejak dari tadi, kalau tidak dilepas bahaya nih.
Kubuka sleetingku, kuturunkan cel ana dalamku dan, DULLL!!
pusakaku menyembul keluar dengan garang dari pertapaannya, meliuk- liuk indah minta dipuja.
"cayang, perkenalan dulu dong dengan ini" kataku sambil memainkan pusakaku naik turun, menantang.
"Maksutnya apa kak? kenalan gimana?" tanyanya bingung.
Wah tidak paham juga ini anak, dasar botol kecap asin.
"Caranya gimana kak?"tanyanya lagi.
"kamu duduk dipangkuanku, begini" jelasku.
Kubantu, kupapah serta kubimbing dirinya dengan sabar. Dia berdiri, terus tak suruh jongkok didepanku. Kusingkapkan rok gamisnya, kupegangi pusakaku pelan pelan. Dia menurunkan bokonngnya yang putih mulus, pas nempel mau masuk ke lubang unuknya, kutekankan pusakaku yang mengacung keatas dengan gagahnya.
SREKK SREKK SREKKK, BLUKK BLUK BLUKK.
Kudengar langkah kaki mendekat. Langsung kuangkat Ida dari pangkuanku, dan tak suruh duduk disampingku. Kurapikan sebisa mungkin dengan cepat. Pusaka yang siap menerjang mangsanya,dengan terpaksa hanya aku tutupin kerudung Ida yang tadi kutaruh disampingku.
"Permisi, mas, mbak maaf menunggu lama, ini menu pesanannya" kata seorang pelayan penuh ramah sambil meletakan makanan yang kami pesan tadi.
"Iya mbak gak apa-apa" kataku membalas sambil tersenyum kecut, pahit. Padahal dalam batinku berkecamuk semua rasa umpatan-umpatan menjengkelkan.
BRENGSIK, DIANCUOK BAJINGEN MIDAR SIAAA.
Kenapa nggak tadi pas waktu naik tangga terus kepleset, terus makanannya numpahin dia, kakinya patah, tangannya patah, matanya kena sambel biar buta sekalian. Sumpah serapahku dalam hati.
"Semua pesanannya sudah komplit ya mas, mbak, selamat makan dan selamat menikmati hidangan yang kami sajikan, permisii" pamit pelayan dengan sopan.
"Menikmati, menikmati, buatokmu ambrol" gumamku, Ida cuma cekikikan disampingku dan melirik lagi pusakaku yang tertutup kerudungnya.
"Lanjutin lagi yuk cayang, tanggung nih" pintaku pada Ida.
"Makan dulu aja kak, aku lapar kok" pintanya memelas.
"ya kak ya?" tambahnya memohon sambil memainkan mata indahnya padaku.
"Ya udah dech Da, aku juga lapar kok" balasku sedikit kecewa.
Kusingkirkan kerudung Ida yang menutupi pusakaku tadi, Ida malah tersenyum cekikian sambil mengelus pusakaku lembut dan mengecupnya penuh sayang.
"Sabar ya tong, nanti kita lanjutkan lagi" Ida mengelus-elus kepala senjataku, mencoba menghiburku karna dia tau aku pasti kecewa berat.
Dengan sangat terpaksa,dan kupaksa paksa pusakaku untuk masuk kembali kehabitatnya. Yaitu cela ana dalam warna blawuss kusam, serta bau apek-apek semriwing yang sudah jadi ciri khasnya. Setelah masuk dalam peraduannya, kututup lagi sleet ing cela ana yang terbuka mengangah agar rapat dan tak bisa berontak lagi. Kapokmu kapan tong tong.
Kuambil tisu didepanku, kuelap tangan dan mukaku. Lalu kuraih esteh segelas, langsung sekali tenggak, lenyap sudah air didalamnya. Tinggal gelas sama es batunya doang.
Kulihat Ida juga lagi sibuk memakai cela ana dalamnya kembali, terus melakukan hal yang sama kayak aku. Mengambil tisu dan mengelap tangannya yang habis buat main-main dengan sio tongku tadi.
"Makan yuk!"kataku memulai makan.
"He'em yuk kak, aku dah laper nih, dari tadi pagi belum diisi nih perutku." balas Ida semangat.
"Lha tadi mau tak isi gitu kok" candaku.
"Hehehehe, iya ya kak"jawabnya malu- malu siput.
Sambil komat-kamit aku baca doa sebelum makan, lalu hup nyam nyamm. Kukoyak daging nila bakarnya, kucocolkan kesambel kecapnya, kuperadukan dengan nasi liwet pulennya, kemudian kuhujamkan kemulutku hhmmmm sedaap betull.
Tidak lupa irisan mentimun sebagai lalapan aku sikat sekalian.
Kurang lebih 5 menit sudah ludes semua makanan yang didepanku. Termasuk kentang gorengnya dan sozis gorengnya. Tinggal kepala sama duri-duri ikan yang berserakan.
"Ni beneran laper atau rakus sih"gumamku sendiri.
"beneran laperlah kak hehehe" timpal Ida sambil tertawa terkekeh.
"Mau tamabah lagi Da?"
"gak ah kak, sudah kenyang" jawab ida menggelengkan kepalanya sambil memegangi perutnya.
"Syukur dech, ngirit" batinku.
"Eh kak besok tanggal berapa ya?" tanya Ida tiba-tiba.
"Hm, 25 juni 2015 Da,kenapa?" tanyaku balik.
"Wah masih lama gajianku" jawab Ida.
"emang kalau gajian mau nraktir aku?"
"ya gak lah, malah pinginnya aku ditraktir terus sama kamu kak" jawabnya jujur sambil bersandar kepalanya dipundaku.
Huh, maunya. Dasar rempeyek tengik.
Kuraih rokok kesayanganku, kuambil sebatang kuselipkan dibibir sexyku yang penuh kedustaan, kunyalakan ujungnya, kuhisap pelan, kuresapi setiap isapannya. Kuhembuskan perlahan.
Bersama krepulan asap rokok yang membumbung tinggi keudara, bersama itu pula anganku menerawang keangkasa. Mengingat gadis yang aduhai semok bodynya, Bella Octavia. Eh Viska Aulia ding.
Secepatnya harus kutaklukan dia, percuma dong aku belajar ilmu manteq disekolahan dulu, kalau tidak bisa menekuk lutut seorang Viska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kinan Rosa
bagus kak
2023-02-28
0
Adam Algibrani
bagus, semangat thor
2022-08-01
0
Emilia Vransiska
lanjut thor
2022-07-30
0