***
Kami jalan menurun tangga dari taman wisata gardu pandang, tangan kami bergandengan dengan mesranya, sehingga membuat iri muda mudi yang sedang jalan berpas- pasan dengan kami.
"Beb nanti pulangnya lewat jalan alternatif ya"
"kenapa beb, kan enakan lewat jalan utama, lebih cepat dan jalannya juga enak"
"aku takut ja beb soal kejadian tadi pagi yang kamu bikin ulah" kataku menjelaskan. takut kalau ada temenya yang tidak terima dengan kejadian tadi pagi terus dicegat dijalan kan bisa berabe.
"Hehehe santai ja beb, tapi ya terserah beby ajalah" jawabnya santai sambil senyum- senyum.
Setelah mengambil motor diparkiran, kami langsung meluncur pulang dan mengambil jalan alternatif, jalannya kecil kayak jalan pematang sawah penuh lika- liku dan berdebu, setelah melewati lahan tebu yang luas akhirnya kami kejalan utama lagi.
"Makasih ya beb sudah mau nemenin aku jalan- jalan" kata Viska sembari mengecup pipi kananku,
"ih beby apaan sih, ni dijalan raya lho, malu atuh dilihat orrang" kutersipu rakus.
"Ah peduli amat ma orang lain beb, toh gak kenal juga ma aku kan, lagian siapa suruh lihatin kita" jawabnya santai kayak biasanya.
Kami berhenti pelan saat dilampu merah, ada pengamen mendekati kami, dengan tampilan anak punk, tubuh banyak tatto, muka penuh tindik jaket dan celana penuh aksesoris yang menempel kayak toko bross berjalan, rambut acak gondrong dengan warna yang rame.
"Woi lu nyanyi apaan sih, gak jelas banget"kata Viska sedikit berteriak.
"Ish, beby ngapain sih!!, biarin aja ngapa, suka- suka dialah, udah kasih aja dua ribu biar dia pergi" potongku pada Viska.
"Ah ogah beb, mending buat bayar parkiran motorku nanti" katanya ketus.
Akhirnya kurogohkan uang dua ribu dari saku celanaku kemudian kukasihkan pada pengamen itu, setelah mengucapkan terimakasih pindah ke motor dibelakangku,
"ihhh kok dikasih sih beb, udah nyanyinya gak jelas, tampilannya juga gak menarik, dia tu gak menghibur malah bikin takut orang hii!" aku hanya diam membiarkan dia mengoceh.
Lampu menunjukan warna hijau, kami melaju pelan menuju tempat penitipan motornya Viska, setelah sampai Viska langsung turun dari boncengan dan salim pamit ma aku dengan mengecup punggung tanganku dengan khidmat, duh rasanya adem banget dihati.
"Aku pulang duluan ya beb" kataku pada Viska.
"Iya beb, buru pulang beb, nanti kalau kesorean malah kena omelan mbak Fatimah" jawabnya agak berat pisah denganku.
Meski jalan pulang satu arah denganku, tapi aku yang pergi duluan, aku tancap gas lumayan kenceng biar cepat sampai rumah.
Aku standarkan motorku dibawah pohon pisang depan rumahku, mendengar suara motorku, anaku yang pertama Ghibran yang usianya baru lima tahun berlari menyusulku.
"Ayaaaahhhh " dia kelihatan seneng banget, terus menghambur dan memeluku. Kuciumi pipinya yang gembul kemudian ku bopong dia kedalam rumah.
"Udah maem belum tadi Ghibran?" tanyaku pada ghibran.
"Cudah yah "jawabnya manja.
"Dari mana saja sih mas, jam segini baru pulang, ngluyur ja gak ngurusin anak!!" belum juga masuk rumah, sudah kena semprot Fatimah, sambil menggendong sikecil yang imut, aini, anaku yang kedua.
Aku turunkan Ghibran kemudian ia lari bermain sendiri.
"Ya kan sudah kubilang dik, aku ada rapat dikecamatan" kataku menjelaskan seraya melepaskan seragam kerjaku kemudian kugantung dikamar.
"Alah alasan aja, rapat juga biasanya jam satu sudah pulang kan, atau jangan- jangan kamu kencan dengan Viska??" katanya menebak.
Duh suka bener banget tebakan si kuntilanak ini, aku cuma diam saja, toh kalau diladenin malah nanti tambah semrawut dan tambah nglantur kemana- mana. Aku kekamar mandi untuk cuci tangan dan cuci muka biar seger.
"Viska siapa sih dik, kamu itu kalau ngomong jangan asal dong" jawabku seraya mengambil sikecil Aini dari pangkuannya, kemudian kuciumi pipi gembulnya, sikecil tertawa senang.
"Viska anaknya pak Dullah yang pernah jadi tukang batu dirumah ini, desas- desus tetangga katanya kamu sering boncengin dia, sering jalan- jalan sama dia" katanya lanjut mengomeliku.
"Jangan percaya kata tetangga to dik, mana mungkin seorang Viska mau sama aku yang punya anak istri, lagian aku juga bukan orang kaya" kataku meyakinkan Fatimah.
"Dari pada marah terus mending bikinin aku kopi dik"lanjutku menyudahi omelan Fatimah.
Sambil ngedumel tidak jelas, Fatimah beranjak dari duduknya dan membikinkan kopi kesukaanku.
Aku menimang -nimang sikecil sampai tertidur pulas dalam gendonganku, kuletakan sikecil ketempat tidurnya.
"Nih kopinya mas, sudah makan belum? pasti sudah jajan diluarkan, lha tadi kemana kok pulang sampai sore" diletakannya kopi didepanku, tanya sendiri di jawab sendiri, persis Dalang Wayang.
"Maen kerumah temen dik, sekedar ngobrol, cari info siapa tau ada bisnisan baru, biar cepat bisa renovasi rumah" kataku berbohong, kan cowok itu 90% pendusta.
"Heleh bisnis apa?, palingan juga pergi kencan" celutuk Fatimah sambil bawa pakaian kotor untuk dicuci.
Aku diam tidak mau menanggapi lagi omongannya, memang bener kalau orang sudah berumah tangga antara suami istri terjalin ikatan batin yang kuat dan otomatis saling merasa, kepekaan istri akan meningkat tajam kalau suaminya ada apa- apa atau terjadi sesuatu.
Hal ini sudah kualami berulang kali, setiap aku berulah pasti istriku sudah ada firasat tidak enak, merasa risau secara tiba- tiba ataupun dikasih pertanda lewat mimpi, kayak punya indra ke enam saja.
Seperti halnya waktu aku menjalin hubungan dengan Rahma, sebelumnya aku diceritain Fatimah kalau dia pernah bermimpi baju koko punyaku yang dijemur hilang dicuri orang.
Terus waktu lagi ehem- ehem dengan cewek baru di hotel, tiba- tiba Fatimah kirim pesan "mas lagi dimana dan lagi ngapain?, pikiranku gak enak kok"
semua cewek yang menjalin hubungan denganku berakhir dengan omelan Fatimah, caci maki dan hinaan yang makin terhina, sehingga memilih kabur dariku daripada menerima caci maki yang pedas luar biasa dari Fatimah.
Bukan cewek- ceweku saja yang kena omelan Fatimah, aku juga kena damprat yang bikin bulu kuduk merinding, kalau damprat doang sih tidak masalah, masalahnya dia juga melakukan KDRT padaku, di jambaklah, digigit lah, dicubitlah sampai bekas cubitannya tu sebulan tidak hilang, ditendang dan diguyur pakai air bekas cucian piring. Aku tetap sabar dan sangat tabah, ya iyalah orang aku yang salah.
Diantara KDRT yang dilakukan Fatimah padaku, yang paling menyakitkan buatku dan bikin aku tidak kapok adalah aku tidak dapat kelon, tragis nggak tuh.
Kunikmati kopiku sesekali kuselingi hisapan rokok kesukaanku, kulihat sekeliling rumahku masih sangat berantakan maklum rumah baru dua bulan yang lalu aku bangun, hanya tumpukan bata merah belum plesteran, beralaskan tanah belum ada kursi tamu, alat dapur juga seadanya, rumah dibangun hasil dari omelan Fatimah. Ah tidak apa- apa, yang penting bisa buat berteduh dari teriknya matahari dan derasnya hujan.
"Eh mas tadi malam aku bermimpi" tiba- tiba Fatimah datang dari belakang mengagetkanku.
"Mimpi apa dik?"
"sebenarnya aku mau bilang tadi pagi tapi lupa, aku mimpi sandalku di curi orang"
"lho siapa yang nyuri dik, bilang padaku biar tak hajar secara hansip" jawabku langsung berdiri gagah sok jagoan.
"Berani macam- macam nyuri sandalmu, belum tau apa hah!! kalau kamu tu istri Prasetyo si guru silat di tlatah sini" tambahku sambil menepuk- nepuk dada.
"Kan cuma mimpi mas, gak usah belagu sok- sok an"
"lha untung cuma mimpi ya dik, kalau beneran sudah tak gibeng tu yang nyuri" kataku berapi- api.
"Yapi awas ya mas, kalau kamu macem- macem lagi maen perempuan tak potong burungmu" timpalnya sambil memitak kepalaku pelan.
"Ssttt, pelan dik kalau ngomong, nanti Aini terbangun" kataku menghentikan ocehannya, tukan suka bener dech tebakannya.
"Tapi biasanya kan bener mas, setiap aku mimpi yang model gitu, kamu sedang selingkuh"
"mimpi kan cuma bunga tidur dik, makanya kalau sebelum tidur tu kamu berdoa biar gak mimpi yang aneh- aneh" nasehatku sok ustadz.
Selesai sholat magrib dan makan, aku bergegas buka outlet pulsaku karna seharian tutup tak tinggal jalan- jalan sama Viska. baru selesai buka konter hpku bergetar.
"cayank gi ngapain, dah makan belum"
" lagi buka konter beb, iya tadi sudah makan, kalau kamu gi ngapain beb" balasku segera ke viska.
"Lagi kangen kamu cayank" aku cuma tersenyum lihat balasannya.
"Lha tadi kan sudah ketemu dan jalan2 beb"
"gak tau cayank, sudah kangen lagi kok, kangen banget pingin dimanjain kamu"
akhirnya doaku terkabul, Viska masuk perangkapku dan tak akan bisa lepas,
aku tersenyum puas dan licik. Makanya jangan sombong sama Prasetyo sang pendekar cinta yang dipuja- puja para wanita baik perawan ataupun janda.
Kini viska 180° berubah dari dulu yang sangat membenciku dengan semua umpatan kasarnya, berbalik sangat menyayangiku sepenuh jiwa raganya. Dengan sedikit trik dan tipu daya serta umpan sedikit akhirnya masuk dalam perangkap asmaraku.
Ceritanya begini,dengerin!! eh bacain??.
Waktu itu setelah kencan pertama denganku, dua minggu tak ada kabar tentang Viska, tak kirimi pesan, tak telpon semua tidak bisa, kutanya pada Ida Khasanah juga tidak tahu, malah kena semprot Ida karna merasa tak campakan semenjak kenal Viska, asudahlah sama si Ida bleguk.
Klunting, klunting, hapeku bernyanyi merdu.
"Gue hamil gimana nih"
pesan singkat dari viska.
"Woi kemana aja kamu, kok gak da kabar, aku kangen tauuu"
balasku jauh dari pertanyaannya, karna aku seneng akhirnya Viska menghubungiku.
"Monyet lu, gue sedang hamil tau, gimana ni" balasnya panik.
Aku juga kaget, hadduh kalau Viska beneran hamil bagaimana? anaku masih kecil- kecil pula, baru juga kayaknya kemarin aku hamilin Rahma sampe sekarang punya anak, dan bikin berita terpanas diDesa, dan siFatimah istriku kena beban mental sampai ingin bunuh diri.
Aku putar sedikit otaku, meski sedang bingung dan kacau aku berusaha mencari jalan keluar.
"Lha kamu hamil ma siapa Vis?" balasku memastikan.
"Ya ama lu lah, monyet,anjing lu"
masih saja galak balasnya, padahal mau minta tolong sama aku.
"Gila kamu ya, masak monyet, anjiing bisa hamilin kamu sih"
balasku tidak mau kalah.
"Ya maaf, terus ini gimana? kalau bapak tau bisa dibunuh gue"
balasnya memelas.
"Baiklah nanti tak bantu, tapi ada syaratnya" balasku serius.
"Ah, ribet amat hidup lu, iya syaratnya apa??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Imarin
Jangan lupa feedback nya ya kak!
2022-07-02
0