BAB 4

"Eh Da, setahumu Viska itu orangnya gimana ya?" tanyaku ingin tahu tentang Viska lebih jauh.

"Ya emang gitu orangnya kak"

"gitu gimana maksutmu Da"

"ya setahuku ya kak, dia orangnya baik, nyatanya mau jemput aku kalau kerja" jawabnya nyengir.

"Wah kalau itu mah namanya kamu nebeng dia, manfaatin dia, atau mungkin dia kasihan ma kamu ja, dasar tempolong obat" batinku pada Ida.

"Oh iya kak aku ingat, Viska dulu pernah juga berkelahi ma cowok ditempat kerja, cowoknya dihajar sampai babak belur lho!!" lanjut Ida sambil nyruput es teh yang tinggal sisa sedikit.

"Masalahnya apa Da??"

"ya awalnya kita kan mau pulang karna sudah waktunya pulang, pas kita jalan keparkiran motor, mau sampai tempat parkiran, tiba-tiba dihadang oleh dua orang cowok, kalau gak salah namanya Adi sama Karman,

kebetulan mereka teman kita satu pabrik dan satu gudang juga sama kita kak".

"Teruss, teruss gimana lanjutannya?",

"emang Adi dan Karman itu orangnya kuranga ajar kak, kami sering digodanya kalau dipabrik, tapi gak kami tanggapin, malahan temen- temen cewek kita banyak dilecehin sama mereka berdua,

waktu ditempat parkiran si Adi nyapa kita dengan nada ngrendahin gitu kak,

"hai cewek jalan yuk, nanti tak traktir makan bakso" kata Adi.

"Iya habis itu kita nonton bareng ya" timpal Karman sambil senyum- senyum,

Kami tetep diem dan cuek aja dengan ajakan mereka, tiba-tiba mereka menghadang jalan kami, ya kami berhenti sambil mandangin mereka berdua, aku takut banget waktu itu.

"Bisa minggir gak lu" kata Viska sudah mulai geram dengan tingkah mereka berdua.

"Widiiih, anak baru boleh juga nih" tangannya mau meraih dagu Viska, dengan cepat Viska menepisnya.

"Jangan kurang ajar ya lu ma gue" tangan Viska menunjuk Adi kesal.

"Wow anak baru, sombong amat si loe, jangan jual mahal ngapa neng, pasang harga berapa neng "kata Karman sambil nyolek pipi Viska, merasa di lecehkan

Viska tidak bisa nahan emosi, langsung,

PLAKK.. PLAAKK.. PLAAKK .. DUKK.

"ADUUUHHH AAAUUU" erang Karman tiba - tiba jatuh tersungkur setelah di tampar viska beberapa kali dengan kerasnya, langsung di tendang selangkangannya dengan kuatnya, remuk tuh telur puyuhnya.

Tak sampai disitu aja kak setelah Karman jatuh, langsung tuh dihujani tendangan dan di injak - injak ma viska sambil berkata "mampus lu, berani sama Gue, rasain nih!!, rasain nih!!" duh pasti sakit banget soalnya nendangnya pake sepatu kerja lho kak, darah segar mengalir dari mulut Karman, aku cuma bisa melihatnya dari jauh karna takut kak.

Setelah puas menghajar Karman, kembali Viska langsung menarik kerah baju Adi, karna sedari tadi cuma diam bengong lihatin Karman di hajar secara hansip oleh Viska.

" SINI LU BANGSATT!!",

"eh e ee ampun mbak, ja, jaangaan mbak" pinta Adi memelas dan kaget setengah mati.

Bagai kerasukan setan, di tariknya baju Adi dengan kasarnya hingga sobek dan lepas semua kancinganya, lalu rambut Adi yang agak gondrong di jambaknya sekencang mungkin.

"Ampun mbak, le lepaskan mbak"

"PERSETAN DENGAN KELEN BERDUA, GUE MATIIN LU, ANJInG"

DUENGGGG,

"AAAARRGGHH, ADUUHH" erangan Adi dengan kerasnya, sambil memegangi kepalanya yang habis di benturkan Viska ke tiang besi parkiran yang gak jauh didepan Viska, dia berjalan terhuyung -huyung dan akhirnya jatuh ketanah dekat Karman yang masih mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Masih macem- macem ma gue, gue bantai seluruh keluarga lu, JUHH" ancem Viska ke mereka terus meludahi mereka berdua.

Tak lama dua satpam lari -lari kearah kami dengan tergopoh- gopoh karna melihat kerumunan ditempat parkir, wuih jadi tontonan gratis satu pabrik.

"Ada apa ini, kenapa mereka berdua" tanya pak Bandowi satpam yang tinggi kurus,

"ah gak pa-pa pak, tadi mereka jatuh kepleset pak, mungkin jalannya licin pak, yuk Da pulang" jawab Viska enteng, dan aku berlari mengikutinya dari belakang mengambil motornya yang diparkiran.

Waktu itu aku sampai takut dan ngeri sendiri kak kalau Viska marah" kata Ida mengakhiri ceritanya.

*******

"Woi, bebyy kok bengong si, ada apa beb" tanya Viska mengagetkanku.

"Gak apa-apa beb"

perjalanan kami lanjutkan, ada pertigaan kecil kami belok kiri, gang kecil dan sempit berkelok- kelok menuju arah pegunungan.

Suasana pegunungan sudah terasa menyejukan, adem rasanya, kejadian dijalan tadi sudah kulupakan ah masa bodoh nanti kalo balik pulang lewat jalan alternatif ajalah, beress.

"Ini nih beb yang aku suka, pohon- pohon yang besar dan rindang, jalan kecil berkelok kelok menanjak indah di depan, udaranya juga sejuk banget, wow keren banget".

Tangan Viska ditelentangkan lebar, kepala didongakan keatas menghirup udara yang segar dan menghirupnya kedalam paru-parunya.

Kulirik kespion kayaknya riang banget nih bocah kayak anak kecil dapat mainan baru.

"Jangan gitu beb, nanti jatuh gimana?"

"gak donk cayang, kalau jatuh pasti dalam pelukanmu"

"bukan tu beb, aku takut aja kalo jatuh tu helmnya, kan sayang, masih baru lagi"

"wooohhh kirain perhatian ma aku ternyata lebih perhatian sama helm" sungut Viska, habis itu di peluk kencang lagi pinggangku, tak lupa nyosor pipi kananku, aku nyengir kuda saja biar macem.

Kita hampir sampai ketempat tujuan, jalanan bebatuan tertata apik menambah kesan asri alami, pohon- pohon beraneka bentuk dan jenis berjajar rapi menambah keindahan panorama pegunungan, sampailah kita ditempat tujuan, kuberhenti sejenak di pintu masuk.

"Berapa pak"

"lima ribu mas" kuambilkan uang dalam saku celana, sepuluh ribu ku kasihkan sama penjaganya, diulurkannya tiket masuk sekalian kembalian kemudian kusimpan di bagasi dek motor.

"Terima kasih mas"

"iya sama- sama pak"

Kulajukan motor meticku kearah parkiran yang sudah tersedia, setelah itu kami jalan kaki menuju puncak gunung, karna jalan menuju puncak tidak bisa dilalui sepeda motor.

"Ish beby kalau jalan kebiasaan, pasti aku ditinggalin"

"oh iya lupa beb, hehehe" kugandeng tangan sidoi melangkah jalan tangga menuju atas, lima belas menit kemudian kami sampai di atas.

"Wah! ternyata sudah ramai orang ya beb"

"hu'um beb, bagus ya pemandangannya" sahutnya senang, ada taman kecil disini, banyak spot-spot foto yang menakjubkan pula, tempatnya bersih dan rapi, kayaknya tempat ini dikelola Pemerintah Desa setempat untuk menambah aset Desa.

"Yuk cayang kita kesana" katanya sambil menunjuk gardu pandang.

"Pasti pemandangannya jauh lebih indah, kalau dilihat dari gardu pandang itu" lanjutnya.

"Hayukk, tapi jangan loncat ya beb" gurauku.

"Gak loncat beb, tapi mau terbang"

dan untungnya gardu pandang yang ini masih kosong belum ditempati orang.

"Naik beb, aku nyusul di bawahmu" kataku sambil megangin Viska naik, karna tangga gardu ini terbuat dari batang kayu yang kecil takutnya nanti bisa kepleset.

"Aku turun bentar ya beb, sekalian pesan makanan buat kamu, katanya lapar beb, kan seru nanti kita bisa makan diatas" pamitku pada Viska setelah mengantarkan Viska sampe diatas.

"Hu'um, jangan lupa minumnya fresstea ya beb?"

"iya beb" karna ku tahu itu minuman kesukaannya, apalagi yang aroma melati.

Tak lama aku kembali dengan beberapa cemilan, untuk makanan utama nanti di anterin pelayannya.

"Cayank, pemandangannya sungguh indah ya"

"hu'um beb, lihat mobil- mobil yang jalan menanjak itu, kelihatan kecil banget kayak semut berbaris" tunjuk ku jauh kearah jalanan gunung yang padat akan pengunjung.

"Bukain beb, aku gak bisa" disodorkannya fresstea padaku.

"Beb, dulu aku sms kamu kok sering gak di bales kenapa?" tanyaku biar suasana tidak garing, kusodorkan lagi freasteanya yang telah terbuka, setelah meneguknya sebentar di tutupnya kembali.

"Benci aja beb"

"benci kenapa, padahal di sms orang tampan, rupawan, serta wenawan bersifat dermawan sepanjang zaman lho" sambil kucubit pinggangnya, dia cuma menggeliat kegelian,

"ih, apaan sih beb, geli tau"

"jawab atuh neng geulis" ku rapatkan duduku terus kurengkuh bahunya, dia menyandarkan kepalanya di pundaku, sambil menikmati indahnya alam ciptaan Sang Maha Agung.

Angin semribit menyapu rambut indahnya terurai melayang- layang menutupi wajah cantiknya, kubelai rambutnya agar tak mengahalangi wajahnya.

"Beb mau tak ceritain sesuatu gak?"

"mau donk cerita apa beb" melihatku ingin tau.

"Dulu itu ada gadis songong, sombongnya minta ampun tapi tak bosan- bosan tiap hari aku selalu menantikannya walau hanya sedetik saja memandangnya, itu sudah membuatku bahagia, entah mengapa kurasa tak menentu semenjak aku mengenali dirinya "

"kok bisa gitu beb, cuma sedetik saja memandangnya" potongnya,

"aih, jangan dipotong dong, kalau aku sedang cerita, jadi lupa nih sampe mana tadi" protesku sambil kecup pipinya dan dia hanya tersipu malu.

"Hehehe iya maaf"

"tak lanjutin lagi ya ndoro, awas kalau di potong lagi dapat hukuman, hukumannya besok- besok kalau ngajak ceck in beby yang bayar hotelnya" dia hanya merengut sebel.

"Kenapa hanya sekejap mata," lanjutku bercerita,

"karna dia ada didepanku saat jam setengah delapan pagi dan jam setengah lima sore saat dia pulang kerja, setiap sapaanku dibiarkanya basi sampai berdebu tertiup angin seiring kencangnya laju motor yang ia naiki, jangankan membalas sapaanku, jangankan memandangku, meliriku aja lho tidak mau, kayak aku ini penyakit menular yang dia gak mau mendekati" kulirik Viska hanya tersenyum kecil menunduk malu.

"Dan setelah kenalan, kata manis atau sapaan lembut yang kuharapkan, tetapi cacian dan makian yang kudapatkan,

masih teringat jelas dalam ingatanku sebuah kata- kata mutiara penuh makna yaitu,

DASAR LELAKI HIDUNG BELANG, SUDAH JELEK, TUA, PUNYA ANAK BINI PULA, JIJIK GUE LIHAT LU, MASIH SUKA DAUN MUDA, NGACA DONG OM.

Sakit hatiku bagai teriris sembilu saat itu, namun demi cita- cita mulia demi orang yang dipuja dan di cinta aku tetap bertahan dalam tahta asmara yang merasuk di jiwa, mantaaapppp" tiba- tiba Viska mencium pipiku dengan lembut sebagai tanda maaf dan tanda sayangnya ke aku.

"Lanjutkan cayang" bisiknya.

"Meski aku tertipu dengan nama palsu, aku tetap teguh pada pendirianku bahwa kamu adalah pilihanku, hari berganti, bulan berlalu ,kutunggu jawabanmu meski kadang jawabanmu sering membuat hatiku pilu,

-JIJIK GW LIAT LU-

bagai gendang di tabuh bertalu- talu begitu pula nyeri dadaku saat kubuka isi smsmu, hiks..hiks ...hiks, sakitnya waktu itu" diciumnya lagi pipiku oleh viska,

ih dicium mulu, aduh senenge.

"Lanjutin lagi dong beb" kali ini berbisik sambil gigit telingaku nakal.

"Lama tak ada kabar, ku tunggu hp bergetar, smsmu hadir kesasar, membuat mulutku melongo lebar,

JANGAN MENTANG- MENTANG GUE CEWEK, GUE GAK TAKUT MA LU, AYO KETEMU DIMANA, GUE TEBAS LEHER LU, GUE MAMPUSIN LU,

nyali ciut takut tersiar, bukan kata sapaan bukan pula kata sayang melainkan ancaman bar-bar, badan lemas harapanpun pudar" kulirik Viska membuang mukanya jauh kedepan seolah menyembunyikan sesuatu.

"Beb!!"

"iya beb ada apa" jawabnya kaget,

"untuk sms bar- bar waktu itu balasan buat siapa?" penasaran dengan sms nyasarnya.

"Eh anu, beb itu" salah tingkah dan gugup Viska dengan pertanyaanku,

kayaknya dia bingung untuk menjawabnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!