BAB 5

"Kok gak dijawab beb, buat siapa sms itu" ulangku gak sabar.

"Mas, ni pesananya sudah siap, mau makan di bawah atau di atas?".

Serempak kami menoleh, kulihat ibu warung membawa makanan yang ku pesan tadi.

"Di atas aja bu biar seru" balasku sedikit berteriak, karna posisiku masih di atas gardu, sejenak kemudian aku turun untuk mengambil makan yang di bawa ibu tadi.

"Beb bantuin ya"

ku ambil satu persatu dari nampan warna hijau muda yang diatasnya sudah ada pesananku.

Viska berangsut untuk mengambil makanan yang kuberikan, ada dua mie goreng telur ceplok, sepiring mendoan isinya cuma lima, kopi item kesukaanku dan dua snack pilus garuda.

Ku oper makanan yang dibawa ibu itu ke Viska satu- satu, karna tanganku yang kiri pegangan tangga bergelantungan.

Tidak mirip monyet kok, sumpah,

setelah semua kurasa sudah beres, aku naik lagi ke gardu untuk bersantap ria bersama sidoi.

Sembari menikmati hidangan ala kadarnya,

"eh beb dulu kamu kok sering gonta- ganti nomer hp sih"

"ya karna harga kartu perdana murah beb" jawabnya singkat.

"Cuma itu aje alasannya?"

"hu'um, kalau pulsanya dah habis tak buang" jelasnya sambil memasukan mie kedalam mulutnya.

"Owalah pantesan, dulu setiap tak sms gagal terkirim beberapa hari baru dapat nomer barumu lagi, setelah aku minta nomermu pada Ida, itupun harus kusogok pakai pulsa sepuluh ribu"

"habis nyogok pulsa ke hp nya, kamu sogok juga orangnya kan beb, hayo ngaku" balas Viska becanda.

"Ah nggak beb, suer !!"

"beneran juga gak apa- apa beb, toh dulu juga belum sama aku juga" meski begitu nada bicaranya ada kesan cemburu gitu.

"Ya habisnya ngajakin kamu kencan tu susah bingits" viska cuma tersenyum.

Jadi teringat waktu kencan pertama kali dengan viska.

Hari itu adalah hari special bagiku, tepatnya hari tahun baru 1 januari 2016. dengan berbagai upaya bujuk rayu akhirnya aku berhasil mengajak viska keluar meski cuma sebentar, hanya menemani menengok anak dari istri mudaku yang kini telah punya suami karna orang tuanya tidak mau anaknya dijadikan madu, padahal jadi madu kan enak ya, selain manis, bisa jadi obat harganya juga mahal.

Viska tak suruh pura- pura jadi pasanganku tujuannya biar bini mudaku cemburu terus minta balik lagi gitu, dasar sundel.

Namanya Rahma Agnesia, dia menjalin kisah asmara denganku dari kelas 1 SMA sampai dia lulus, empat tahun menjalin hubungan dengan Rahma sudah puas banget dong tentunya, berbagai gaya dan aksi sudah pernah kami coba, hm,pasti renyah banget usia segitu.

Sampailah kami didepan rumah Rahma, setelah mengucapkan salam, datanglah siempunya rumah menjawab salam kami dan mempersilahkan kami duduk.

Pandanganku menyapu ruang tamunya, ruang tamunya sedikit berantakan, kursi model betawian yang sudah divariasi pake busa empuk dibalut kain warna hijau motif bunga-bunga emas ukiran terlihat kusam, dan untuk lantainya keramik warna hijau tua pula yang belum disapu terlihat kotor berdebu, dinding rumah juga dicat hijau pandan,

ni rumah kok warnanya dominan hijau sih, piara Buto ijo ni pikirku.

Ada beberapa foto Rahma bersama teman- temannya yang tertempel didinding, foto zaman masih sekolah SMA terlihat di manis- manisin biar macem buat pajangan dinding mungkin.

"Maaf ya kak lama"

Rahma datang dari dalam membawa nampan 3 gelas teh hangat dan beberapa toples makanan ringan.

"Silahkan kak, mbak" tawarnya kepada kami.

"Iya mbak, gak usah repot- repot donk mbak" basa basinya Viska sok baik, padahal dijalan tadi sudah ngedumel bilang laperlah bilang hauslah, huuhhh dasar kadal gurun.

Kulihat Rahma agak kurusan, dan bodynya masih tipis kayak dulu, mungkin punya anak bayi jadi setiap hari harus begadang, biarpun begitu dulu dia pernah mengobrak- abrik kamar hotel sepanjang jalan lingkar, menerkam, menghajar secara liar dan brutal pusakaku.

"Gimana kabarnya dik" tanyaku memecah kesunyian.

"Baik kak, ni siapa kak" pandangannya beralih ke Viska.

"kenalin dik, ini Viska doi baru pengganti dirimu".

Ku kerlipkan mata ke Viska sembari tanganku mencolek dagunya yang lancip bak celurit orang madura, Viska tersenyum menyalami Rahma untuk kenalan, habis itu bergelayut manja ditanganku disenderkan kepalanya kepundaku, boleh juga nih aktingnya kutu burik.

"Cantik kak, penampilannya juga kekinian" puji Rahma.

"Hati- hati lho mbak, mas Pras ini orangnya bahaya, sukanya cari mangsa" canda rahma ke Viska mengingatkan.

"Tenang mbak, mas Pras sudah jinak kok" duileehhh, aku disamain sama hewan liar,

"anakmu mana dik" tanyaku kemudian.

"Lagi tidur kak, sama simbahnya di kamar belakang"

"kalau suamimu kemana, kok dari tadi gak kelihatan"lanjutku.

"Pergi kerja kak, pulangnya nanti jam 4 sore, maklum buruh bangunan walau hari minggu tetap kerja"

"oh ya udah gak apa- apa dik, ini sekedar buat beli susunya anakmu dik" kukasihkan amplop warna putih berisi uang yang sudah kusiapkan dari rumah buat jajan anak Rahma, ya anaku juga.

"Makasih ya kak"

Setelah basa- basi sebentar kami minta ijin untuk pamit pulang.

"Ya udah dik, karna kami ada acara lain, kami mau pamit dulu" kusalami Rahma untuk pamit pulang

"ya kak, maksih ya kak, mau tahun baruan ya"

"ya begitulah mbak "jawab Viska tersenyum manis.

Setelah dijalan, Viska melepaskan pelukannya dari pinggangku, padahal tadi waktu naik motor didepannya Rahma meluknya erat kelihatan mesra.

"Lha kok dilepas to?"

"ih ogah gie meluk lu, emang siapa gue lu" omelnya ngedumel, padahal aku sudah keenakan tadi.

"Tu tadi bini muda lu ya?".

"betul, kenapa emangnya?" tanyaku balik.

"Cewek lu emang modelnya gitu semua ya, jelek, kucel, gak modis, tapi gak apa- apa kok, sepadan ma lu"

asem tenan kata- katanya bikin panas telinga, sabar sabar.

"Habis ini kencan kemana cayang?" gurauku pada Viska.

"Cayang cayang, mata lu sowak!!, gue ada acara sendiri ma temen- temen gue, lagian gue juga ogah kencan ma cowok burik kayak lu"

"aku ikut ya?" pintaku.

"Gak ah, malu gue ma temen gue nanti, cowok dekil gak bonafit, dah jelek tua banyak anak, banyak bini ilfill gue sama lu"lanjutnya menghinaku tiada henti.

Kutarik napas panjang, duh Gusti seburuk itukah aku dimata Viska, padahal sebelum pergi aku sudah mandi besar, pakaian baru sudah kupakai, minyak satu drum sudah ku basuhkan ke seluruh tubuh, masih dikatai burik jua, paringi sabar Gusti.

"Terus kita kemana??"

"Ya balikin gue lagi dong, tadi lu jemput gue dimana, kan motor gie disitu kuyak" katanya judes.

Tak selang berapa lama, kami sudah sampai ditempat penitipan motor, Viska langsung buru-buru turun dengan cepat.

"Mana bayaran gue, cepetan!?" katanya menengadahkan tangannya padaku persis preman pasar.

Yaelah baru juga sampe langsung minta bayaran, aku keluarkan dua lembar ratusan ribu dari dompet, kukasihkan padanya.

"Tambahin dong, gie lagi bokek nih, tadikan sudah tak bonusin pelukan, nanti juga buat bayar parkir" katanya protes.

Aku hanya bisa garuk- garuk kepala,

"ya udah nih lima puluh ribu"

"nah gitu dong, jadi cowok tu jangan pelit"

"tapi kapan- kapan kencan ma aku ya Vis?'

"males kencan ma lu!!" sambil ngeloyor pergi ambil motornya yang dipenitipan.

Tak selang berapa lama dia sudah keluar lagi dengan motornya, tanpa ba bi bu langsung tancap gas pergi tanpa pamit, dasar jailangkung judes.

Aku hanya bisa memandangnya sampai dia menghilang di tikungan depan.

Hari berlalu kulalui dengan aktifitas seperti biasa, kejenuhan menghampiri, bosen, penyakit lama kumat kembali pingin cari variasi, biar hidup lebih berarti dan gak monoton.

Seiring asap rokok yang kuhisap,ku hembuskan pelan keudara, secangkir kopi menemaniku malam ini sebagai pelengkap dalam kesendirianku, mata ini enggan terpejam tak tau kenapa.

Anak istriku sudah terlelap terbuai dalam mimpi sedari tadi, pikiranku gusar kacau balau, kulihat langit, bulan, bintang seakan tersenyum mengejek,

terlintas bayangan Viska menari indah di ingatan. "oya Viska!!"

Berbagai cara dan upaya telah aku lakukan untuk menaklukan hati Viska sigadis sombong naudzibillah, rayuan maut sudah kuucapkan, hasilnya nihil.

Yess, sekarang pakai jurus selanjutnya

dengan cekatan tanganku meraih hp, lalu jemariku menari- nari indah diatas keyboard membentuk sebuah kalimat.

"Cayang, besok jalan yuk, sekalian shoping-shoping" secepat kilat pesan singkat kuterbangkan menuju Viska.

"Cayang cayang, jidat lu melepuh, gaya lu, kere ja belagu ngajak shoping, urusin tu anak bini lu" terhenyak, terdiam aku membaca balasannya.

Pake rayauan sudah, hasilnya dicibirin.

pake ajakan shoping sudah, hasilnya direndahin dan dimaki, sekarang tinggal pakai jurus pamungkas, awas kalau jurus ini kok gak mempan juga, aku beneran nyerah.

Kududuk bersila, kutarik napas panjang kutahan dalam dada kutengahdahkan tangan keatas seraya komat- kamit, ceritanya berdoa selanjutnya kupasrahkan semua sama Sang Pencipta Alam, jaminan mujarab nih.

Setelah beberapa bulan gak ada kabar tentang Viska, dia hilang bag ditelan Alam, ditelpon tidak nyambung, di kirimi pesan gagal terkirim.

"Mungkin dia ganti nomor lagi" pikirku.

Aku merasa putus asa dan lelah karna aku merasa selalu dicuekin dan dicampakan bak sampah yang tak berharga.

Tiit..tiit..titt..drrrtt..drrrt.

Tiba-tiba hpku bunyi dan bergetar, ada pesan masuk,

"masih mau kencan gak?"

Pesan singkat yang kubaca hampir saja aku tak percaya. kata lain dari "kencan" adalah olahraga bareng diatas ranjang.

Dengan cepat jemariku menari lincah dikeyboard hp.

"Ya mau dong, kapan?" balasku tidak sabar.

"Besok kita ketemu, di caffe coklat sebrang jalan dekat toko sport mania" selang beberapa menit muncul juga balasannya.

"Okey jam 9 kita ketemu" balasku cepat

"iya"

Singkat banget balasnya, tapi sudah membuatku melayang kegirangan,

akhirnya jatuh juga kamu dalam pelukanku, gadis sombong, judes, galak dan sexy abiiss.

Jam 9 tepat aku sudah nangkring duduk manis di salah satu kursi ditempat yang sudah di janjikan kemarin, ada rasa sedikit was-was takut aja kalau ternyata aku ditipunya.

Aku menunggu balasan pesan darinya tapi tak kunjung dibalas.

Minuman yang kupesan sudah di sajikan, tapi Viska belum datang jua.

"Brengsek, jangan jangan aku ditipu nih" batinku bergemuruh emosi.

Kucoba telpon, tapi lama tidak di angkat

aku telpon lagi, akhirnya diangkat juga.

"Jadi gak nih aku sudah ditempat"

"iya gie dah dijalan nih, tunggu bentar"

jawaban dari seberang telpon membuatku lega.

"Sorry gue telat"

"iya gak apa apa penting kamu sudah mau datang aku dah seneng banget kok" jawabku.

"Ni minuman lu ya"

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, dan tanpa ijinku juga dia langsung tenggak minumanku sampai hampir habis.

Wah ini bocah kayaknya habis nraktor sawah,

kulihat dia kayaknya kucel dan kecapekan banget, kemudian kupersilahkan duduk dan kupesankan minuman jus jeruk biar tambah seger lagi, tak lupa beberapa cemilan untuk pelengkap.

"Beneran kamu mau ajak kencan aku??" tanyaku mengulang sms kemarin yang dikirimkan padaku.

"Iya bener"jawabnya agak sedikit ragu, kulihat gelagatnya ada rasa takut pula,

tangannya di remas remas sendiri tak beraturan.

"Kok tumben ngajak kencan aku, tunanganmu dimana?"

"aku butuh duit" jawabnya sedikit gemetar, sambil gigit bibir bawahnya, sexynya bikin greget.

Yessss, hatiku bersorak kegirangan, mimpi apa aku semalam, tiba tiba diajak kencan cewek incaranku.

"Okey besok kita berangkat ceck in hotel jam 8 aku tunggu di pertigaan itu ya?" kataku sambil nunjuk pertigaaan tidak jauh dari kaffe.

Dia hanya mengangguk tanda setuju, sedaritadi tumben ngomongnya halus dan kepalanya nunduk terus kayak malu gitu liat aku.

Ah, bodoh amat yang penting besok bisa kencan dengan dia.

"Apa benar kamu belum pernah melakukan hubungan badan dengan siapapun termasuk tunangnmu??" tanyaku menyelidiki kebenarannya.

"Iya benar"

"berani sumpah kamu!!"

"iya sumpah, gue gak pernah nglakuin hubungan badan dengan cowok manapun, karna menurut gue *** itu menjijikan" jawabnya tegas.

"Berarti kamu masih perawan dong"

"he'em"

Bujur boneng, mantaapp mantaapp,

pucuk dicinta perawanpun tiba.

Pagi ini aku bangun lebih awal karna ada janji special, setelah mandi kupakai seragam dinas kerjaku, aku sisir rambutku serapi mungkin, kusemprotkan minyak wangi murahan yang kubeli kemarin dari warung sebelah rumah.

"Dik aku berangkat ngantor ya" aku pamit sama istriku yang lagi sibuk didapur.

"Tumben mas berangkat pagi-pagi"

"iya nih ada tugas dan nanti ada rapat di pendopo kabupaten, jadi nanti aku pulang agak sorean" jelasku bohong pada istri, untuk mencari alasan pulang sore karna biasanya siang aku sudah dirumah.

Tak lama aku sudah ditempat janjian dan ternyata viska sudah menunggu disana.

selang 30 menit kami sudah didepan hotel yang menurutku bagus, sepi dan murrah.

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

emang si kampret

2023-02-28

0

Adam Algibrani

Adam Algibrani

bikin greget

2022-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!