"Yuk siap- siap balik, jadi lupa deh gara- gara brondong ganteng" ajak katrine semangat.
"Gi buruan mandi bis tu makan, atau ada yang pingin makan dulu juga gak pa- pa" timpalku.
"Gue mandi aja dulu ah, udah gerah nih badan juga bau asem ketularan sang manager" tambah Elvi segera menyambar handuk yang ditanganku.
"Gue ikut bareng mandi juga" tambah Lena.
"Gue sama ah, mandi dulu" Serly ikut nambahin.
Yups, semua sudah beres, kini saatnya kami ceck out, sepanjang jalan dikoridor hotel, kami selalu bercanda dan tertawa riuh, tak memperdulikan tamu lainnya yang terganggu dengan kegaduhan kami, kami cuek saja meski ada yang marah- marah dari dalam kamar hotel.
Dari jauh nampak pelayan membawa nampan berisi makanan, saat lihat kami berjalan dikoridor seketika terhenti dan berbalik,
"woi tunggu, lu pelayan cowok yang ganteng tadi kan!" teriak Lena.
Tanpa menoleh, pelayan cowok itu langsung lari ketakutan, kulihat dilehernya balutan syal, mungkin banyak bekas kecupan nakal dari anak-anak nakal ini.
"Yee,vmalah lari, emang kita ini setan apa ya, kok dia sampe ketakutan gitu" tambah Katrine, semua jadi tertawa riuh kembali.
"Mau ceck out ya mbak" sapa mbak resepsionis ramah sambil menyerahkan total bill, kemudian kami membayarnya.
"Eh siganteng ada disini juga ya!" Serly melihat sang manager yang disamping resepsionis, menunduk dengan muka merah padam.
"Oh kenal mbak, sama bapak manager hotel kami ini" tanya mbak resepsionis melirik managernya.
"Tanks ya pak manager atas pelayanannya, kami puas dengan pelayanan hotel anda, btw syalnya bagus sama kayak yang di pakai mas Hasan pelayan yang ganteng itu hahaha "
kata Lena sambil memegang dagu sang manager, kemudian menarik syal yang dipakainya dengan pelan, sang manager semakin menunduk dengan raut muka panik ketakutan, mbak resepsionis cuma bengong kebingungan.
Kami melaju pelan meninggalkan hotel, Lena sebagai driver handal kami yang sangat bisa di andalkan dalam setiap medan, dan setiap saat.
Dengan iringan musik Dj yang di stel cukup keras dalam audio city car, kami mengikuti irama musik dengan riang diselingi candaan- candaan yang membuat kami tertawa riuh didalamnya, ditambah sedikit arogan cara Lena menyetir mobilnya membuat perjalanan kami sangat menyenangkan, dan kami sudah terbiasa dengan hal itu.
Dalam perjalanan pulang kami singgah dulu di beberapa kota sebelum sampai di kota Jepara, seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal dan Semarang untuk membagikan sabu ke bandar dibawah kami kemudian mereka menyebarkannya ke bandar- bandar kecil di wilayah masing- masing, semua sudah paketin sesuai permintaan.
Kalau ada yang mencoba macam- macam berkhianat maka kami tak segan untuk menghabisinya secara militer.
Dulu ada salah satu bandar kecil kami yang ingin mencoba menggagalkan transaksi kami dengan mr.X sebelum itu terjadi, kami sudah bertindak cepat, melalui informan kami yang seorang anggota polisi kami dapat meringkusnya segera.
Kronologinya:
anggota aku kumpulkan di basecamp.
"Ok genks, orang ini sudah berani berkhianat pada kita, dan ini bisa membahayakan diri kita, dan gue sudah tau semua kegiatan tentang dia, maka dari itu kita harus bergerak cepat untuk memutus pergerakannya lebih lanjut." kuatur siasat untuk memberi pelajaran pada korban kami Barlama.
"Malam ini kita beraksi, semua harus berjalan sesuai rencana dan menjalankan tugasnya masing- masing sesuai intruksi gue tadi" kataku mengakhiri pertemuan, semua mengangguk paham.
Kutugaskan Anita, cewek centil berwajah babyfast, sangat imut dan manis, selain jadi anggota kami bagian pemikat korban cowok, dia juga model sampul majalah.
"Lu cowok brengsek, gue udah serahin semua apa yang lu minta, tega- teganya lu buang gue, gak mau, gue gak mau gugurin janin yang tak berdosa ini, inikah balasanmu terhadap gue? dasar bajingan lu!! gue benci lu hu hu hu" Anita terisak menangis sesenggukan dalam telponnya.
Memulai akting yang cukup mencuri perhatian pengunjung cafe disitu, termasuk ada Barlama dan kedua temennya yang sedang asyik mengobrol di belakang Anita, Anita sengaja mencari tempat yang dekat dengan korban.
"Kurang apa gue sama lu! okey kalo tu mau lu, gue juga ingin mati sekalian, brraaakk" Anita mengakhiri telpon dan menggeprak meja lumayan keras serta membanting hp nya, lanjut menangis meremas kepalanya frustasi, akting yang memukau sayang.
"Adik kenapa? semua bisa dibicarakan baik- baik kok, kalau adik mau aku akan bantu adik" kata Barlama dan satu temennya mendekati Anita, langsung duduk disamping Anita menghibur kesedihan Anita, yes, tikus sudah masuk perangkap.
Semua ku pantau dengan seksama.
"Angie, Fika, sekarang tugas kelen sayang!" perintahku.
"Okey bebyy" jawab mereka kompak.
Bag peragawati kesasar, mereka berjalan manja melanggak- lenggok diatas catwalk, hotspant jeans pendek hanya mampu menutupi body sintal dan sebagian paha mulusnya, dengan penuh percaya diri ditambah senyum manis, mereka mendekati korban.
"Tu tadi cowok culun banget yach, " kata Sngie sambil tertawa cekikikan dan memainkan tangannya yang menenteng tas warna hitam.
"Ho'o, matanya sampai melotot tak berkedip loh, liatin pantat gue ini"jawab Fika memamerkan pantaat yang bahenol dengan kaki panjangnya yang putih dan mulus, tak ayal karna sikapnya itu dia menyenggol Angie, merasa dirinya mau jatuh Angie mencari pegangan sekenanya dan,
"Aauhh" teman Barlama teriak kesakitan saat rambutnya ditarik tidak sengaja oleh Angie.
"Maaf mas, gue gak tau kalau itu rambut lu" buru- buru Angie minta maaf, Fika hanya tertawa cengengesan.
"Maaf ya mbak, tadi rambut pacarnya ketarik gak sengaja"kata Angie pula ke Anita, pura- pura tidak mengenal gitu.
"Oh dia bukan pacar saya mbak" balas Anita masih terisak sedih.
Teman Barlama terkesima dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Angie dan Fika.
"Oh ya gak apa- apa mbak" jawab teman Barlama sambil tersenyum takjub.
"Sebagai permintaan maaf, mau ya mas kami traktir minum" kata Fika menambahkan.
"Oohh boleh, boleh" jawab teman Barlama senang, dasar tempolong bekas.
"Kami duduk dimana ya mas"kata Angie melihat sekeliling,
"duh beruntung banget kita malam ini ya brow, ketemu bidadari- bidadari cantik" sela Barlama.
"Ajak duduk disitu aja bro bersama Ifan, kasihan tu daritadi dia duduk sendirian, biar aku temenin adik ini dulu" tambah Barlama dan temannya menyetujui idenya.
Dan beberapa saat kemudian Barlama berdiri.
"Eh bro aku duluan ya, mau nganter adik ini jalan- jalan cari udara segar" katanya pamit kepada teman- temannya dengan senyum tersungging penuh kemenangan dan kebanggaan.
"Wah kamu memang juara bro, baru sebentar aja sudah dapat cewek kece, ya udah met senang- senang ya brow" jawab Ifan sambil mengacungkan jempolnya, Barlama cuma tersenyum sambil membusungkan dada.
"Eh mas pakai mobil aku aja ya, dan masnya yang nyetir, karna pikiranku masih kacau, aku takut kalau terjadi apa- apa dijalan" kata Anita pada barlama saat diparkiran.
"Siap adik cantik, adik cantik mau dianter kemana nih, mas siap mengantar adik kemana aja asal adik senang" jawab Barlama semangat dan penuh ujar rayuan.
"Kepantai aja yuk mas, nanti berhenti sebentar ya mas, beli minuman kaleng yang seger dan dingin, aku aus kok tadi belum sempat minum dicafe" kata Anita merajuk manja.
"Kakanda akan menuruti semua permintaan Adinda"jawab Barlama merayu sambil membukakan pintu mobil buat Anita, Anita cuma tersenyum geli,
duh rayuannya basih banget, dasar bacem memble.
Setelah membeli minuman Anita dan Barlama melanjutkan kepantai,
Anita membuka minumannya dan langsung meneguknya.
"Mas, minumannya mau aku bukain sekalian?" tanya Anita menawarkan.
"Oh boleh dong adik cantik hahaha" kata barlama bahagia.
Mobil memasuki area pantai, suasana terlihat sepi hanya lampu perahu nelayan kelihatan kecil yang terombang ambing oleh ombak karna sedang melaut.
"Ini diminum dulu mas" Anita menyodorkan minuman, sambil menyandarkan kepala ke bahu Barlama.
Barlama meneguk minuman sesekali tangannya membelai rambut Anita yang panjang, Anita tersenyum sinis dan senang melihat Barlama beberapa kali meminum minuman kaleng itu, yang sebelumnya sudah dimasukin oleh Anita sebutir kapsul bulat.
"Tidurlah sayang, tak lama lagi kamu akan tertidur untuk selamanya" batin a
Anita dalam hati .
Semua berjalan mulus sesuai rencana dalam otakku.
"Elvi sekarang giliran lu" kataku terus duduk di atas peti kayu dengan kaki tersilang.
BYUURRR,
"bangun bangsat!!" teriak Elvi seraya menyiramkan air ke muka Barlama.
Seketika Barlama tersadar dan terpekik kaget, mengetahui dirinya bertelanjang dadaa dalam keadaan leher, perut dan kakinya terikat erat ketiang besar penyangga gudang, sedangkan tangan kanan diikat pada tiang gergaji kayu dan tangan kirinya terikat pada tiang besar disebelahnya.
Dibawah sinar lampu yang cukup terang, didalam gudang besar kosong bekas pabrik kayu, samar- samar Barlama melihatku, gemetarlah seluruh tubuhnya.
"Mbak, mbak Bella" katanya penuh ketakutan, keluarlah semua keringat dingin Barlama membasahi sekujur tubuhnya yang gemetaran.
Aku bangkit dan berjalan pelan mendekati Barlama,
"Adi Barlama usia 33 tahun, lu tau kenapa ada disini" kataku mendekati wajahnya yang pucat pasi.
"Ampuuuuun mbak, saya minta maaf, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, saya mohon ampun mbak, tolong lepasin saya, saya mohon ampun mbak" kata Berlama memohon sampai menangis.
"Yidak ada ampun buat sampah seperti lu, nyesel gue piara anjing yang gak setia ma juragannya, dan sebentar lagi gue akan menikmati lolongan panjang yang keluar dari mulut lu" kataku pelan ketelinganya, yang membuat dia menangis histeris dan terus memohon ampun.
Kuberjalan mendekati Elvi,
"lanjutkan bersenang- senangmu cantik" kataku pada Elvi, aku berjalan keluar gudang sambil menyalakan rokok mild kesukaanku, tak lama kudengar suara mesin yang dimain- mainkan Elvi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Imarin
Hello kak aku mampir baca lagi...
mampir juga yuk dinovelku
2022-07-17
1