Abizar tersenyum setelah menghubungi Nia. Semoga ini berhasil. Batinnya.
"Pa, Nia boleh izin satu minggu tidak masuk kantor ?" tanya Nia sambil menggambil sarapan di piringnya.
"Kenapa ?" Adam menatap putrinya dengan serius.
"Nia mau ikut bakti sosial bersama teman-teman kuliah Nia dulu." Maafkan Nia ma, pa sudah bohong. Batin Nia.
"Bakti sosial seminggu ?" tanya Sila
"Iya, ma. Soalnya jauh di luar kota dan banyak kegiatan juga." jelas Nia. "Boleh ya, ma ?" Nia merayu mamanya dengan wajah yang memelas.
"Kenapa ke mama. Tanya sama papa. Kan papa bos Nia."
"Nia boleh pergi kan, pa ?" tanya Nia pada papanya.
Adam tampak berpikir sebelum menjawabnya. "Hemm." Adam mengangguk.
"Terimakasih, pa." Nia tersenyum karena mama dan papanya mengizinkannya pergi dan tidak banyak bertanya.
Hari minggu pagi Nia pergi ke bandara. Abizar sudah menunggunya di sana. Setelah ibu sampai, mereka langsung menuju ke apartemen.
"Ini kamar ibu." Abizar menunjukkan kamar yang dulu di tempati Nia, membuat wanita itu membelalakkan matanya. Barang-barangnya masih ada di dalam kamar itu.
Nia ingin memberitahukan kepada Abizar tapi sudah terlambat. Karena Abizar dan ibu sudah masuk kedalam.
"Abi pakaian ku masih ada di dalam." Nia berkata setengah berbisik ketika Abizar baru keluar dari kamar.
Abizar menutup mulut Nia dengan jari telunjuknya kemudian menarik tangan Nia menuju kamarnya. "Aku sudah memindahkan semuanya tadi malam." Abizar membuka lemari yang berisi pakaian milik Nia.
"Dan aku minta kita bersikap layaknya suami istri biasanya didepan Ibu ku." lanjut Abizar lagi.
Nia mengangguk tanda mengerti. Kemudian dia kembali menunduk karena malu mengingat Abizar pasti melihat pakaian dalamnya. Membuat Nia merasakan panas di wajahnya. Kemudian Nia segera keluar dari kamar itu karena tidak sanggup berhadapan dengan Abizar.
Nia melangkahkan kakinya menuju dapur yang sudah hampir dua bulan ditinggalkan. Dia membuka kulkas dan tersenyum. Ternyata Abizar sudah menyiapkan semuanya termasuk bahan-bahan makanan. Nia mulai menyibukkan dirinya di dapur.
Menjelang siang Abizar baru keluar dari kamarnya. Dia mendengar suara dari arah dapur. Ibu dan Nia terlihat akrab menyiapkan makan siang bersama.
"Abi sudah di sini. Nia baru saja akan memanggil kamu di kamar." Abizar melihat ke arah Nia mendengar kata ibunya. Nia menunduk, belum berani menatap Abizar.
"Mari, Bu. Kita makan sekarang." Nia mendudukkan tubuhnya di kursi di samping Abizar. Mereka makan sambil sesekali bercerita.
Saat malam hari setelah membereskan bekas makan malam, Nia merasa bingung ketika akan masuk kamar. Dengan ragu Nia membuka pintu kamar dan dia merasa lega saat tidak melihat Abizar di dalam kamar. Seketika Nia menjadi terkejut saat pintu kamar mandi terbuka. Nia membelalakkan matanya melihat Abizar yang hanya mengunakan handuk di pinggangnya dan menampilkan tubuh sixpack lelaki itu.
"Maaf." Nia membalikkan badannya dengan jantung berdebar dan wajah yang sudah memerah. Saat dia merasakan langkah Abizar semakin mendekat di belakangnya.
"Maaf untuk apa ?" suara Abizar berbisik terdengar menggoda tepat di belakangnya. Nia dengan cepat memutar badannya menuju lemari. Menyambar pakaiannya dengan asal dan segera berlari ke kamar mandi.
Awalnya Abizar juga terkejut ketika ia keluar dari kamar mandi melihat Nia di depannya. Tapi melihat reaksi wanita itu timbul ide Abizar untuk menggoda Nia. Ia berjalan dengan gaya sensual menuju ke arah Nia. Abizar menahan tawanya ketika Nia berlari ke kamar mandi seperti orang ketakutan.
Nia menghela napas lega ketika ia keluar dari kamar mandi Abizar tidak ada. Ia pun segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sudah hampir satu jam Nia memejamkan mata tapi ia tak juga tertidur. Nia menunggu Abizar untuk membicarakan hal ini. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi Abizar belum juga kembali ke kamarnya. Nia yang merasa sudah mengantuk akhirnya tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
YanS
Ibu si Abi orang aktif sampai ikut seminar segala, kalau memang ada kaitan dengan Hendrawan, kok susah mencarinya...
Pak Adam dan ibu Sila ini longgar banget terhadap anak perempuan yg mau baksos, tidak ditanya baksos apa saja, di mana tempat tepatnya, lihat proposalnya, siapa saja eks teman kuliah yg ikut...mereka masih di kota yg sama, ada kemungkinan ketemu keluarga apalagi kalau mertua ngajak jalan bareng, entak makan entah ke mall...
Sepertinya harus mulai baca saja tanpa ligika dan bayangkan kalau di kenyataan, namanya novel...wkwkwk
2025-01-02
0
Enung Samsiah
di setiap novel pasti laki-lakinya perutsispek roti sobek kotak-kotak,, jdi ngebayangin drakor keren-keren,,, Ok lah siip pokonya
2023-07-31
4
abdan syakura
aiisssshhh
kan udah suami istri
biasakan la ,Nia
jgn mndramatisir
2023-01-27
0