Sebelum pulang kerja Nia berpamitan kepada teman-temannya yang bekerja di butik. Tadi pagi dia sudah mengatakan kepada managernya untuk mengundurkan diri.
Setelah dari butik, Nia pergi ke sebuah mall untuk membeli beberapa pasang baju dan sepatu yang akan dipakainya untuk bekerja. Mulai besok Nia akan mulai bekerja di kantor papanya. Meskipun Nia tidak begitu berminat bekerja di dunia bisnis tapi sebagai seorang anak sudah menjadi kewajibannya untuk membantu orang tuanya.
Pulang dari mall, Nia menahan sebuah taksi. Saat Nia sedang memasukkan barang-barang belanjaannya, sebuah sepeda motor melewatinya dan langsung merampas Sling bag yang dipakai Nia menyebabkan tubuhnya tertarik sehingga terjatuh ke aspal.
Nia hanya mengalami luka lecet di tangan dan lututnya. Beberapa orang yang ada di sana membantu Nia tapi sayangnya pencopet yang bersepeda motor itu melaju dengan kencang dan hilang dalam sekejap. Nia kehilangan tasnya yang berisi uang dan ponselnya.
"Ya ampun, sayang. Anak mama kenapa ?" Sila panik melihat keadaan Nia yang berantakan saat Nia baru sampai di rumah.
"Gak apa-apa, ma. Cuma lecet disini, sini dan sini." Nia menunjukkan lengan, siku dan lututnya.
"Memangnya apa yang terjadi ? kenapa jadi lecet begini ?" tanya Sila sambil memeriksa luka di tubuh anaknya. Nia pun menceritakan kejadian yang di alaminya tadi.
"Ya sudah kalau begitu. Besok kita beli ponsel baru. Nanti mama kasi tau papa biar di tunda dulu masuk kantornya sampai luka mu sembuh."
"Ini tidak begitu sakit, ma. Nia bisa pergi bekerja besok."
"Gak boleh. Sekarang memang belum sakit, besok pagi sakitnya baru terasa, sayang." Sila dengan telaten mengobati Nia.
"Minum obat ini untuk mengurangi rasa nyeri besok pagi." Sila menyerahkan dua strip obat kepada Nia lalu mengantarkan Nia ke kamarnya.
Di kamar, Nia memikirkan bagaimana caranya untuk menghubungi Abizar karena Nia tidak ingat berapa nomor telepon pria yang sudah menjadi suaminya selama enam bulan ini.
Sementara itu, Abizar yang baru saja pulang dari tempat kerjanya buru-buru mengambil ponselnya untuk menghubungi Nia. Tapi setelah beberapa kali menelpon, nomor Nia masih tidak aktif. Abizar berpikir mungkin saat ini Nia sudah tidur.
Beberapa hari kemudian, Nia sudah mulai bekerja di perusahaan Newtec milik papanya. Kesibukan barunya membuat pikiran Nia teralihkan dari mengingat Abizar.
Saat sedang bekerja Nia mendapatkan telpon dari papanya untuk segera datang ke ruangan CEO.
Nia mengetuk pintu sebelum masuk. "Ada apa, pa ?" Nia menunduk hormat kepada tamu yang sedang duduk bersama papanya kemudian berjalan mendekat ke arah mereka.
"Nia perkenalkan ini Hendrawan Putra, CEO dari Putra Corp." Adam mengenalkan Nia kepada temannya. Nia tersenyum mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Apa kabar paman ? nama saya Nia."
"Paman baik, nak. Kamu mirip sekali dengan ibumu saat masih muda, cantik." puji Hendrawan.
"Terimakasih, paman." Nia duduk di sebelah papanya.
"Nia, perusahaan kita akan bekerja sama dengan perusahaan Putra Corp. Papa ingin Nia yang mengurusnya."
"Tapi pa, Nia belum begitu mengerti." Nia merasa tidak percaya diri dengan tugas yang diberikan oleh papanya. Karena dia baru beberapa hari bekerja dan masih banyak yang harus dipelajarinya.
"Kamu bisa sekalian belajar. Nanti sekretaris papa yang akan membantu mu."
Hendrawan tersenyum penuh arti melihat interaksi kedua orang di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
YanS
Memang Nia naik taksi bukan di llingkungan mall? Ada pencopet pakai motordi lingkungan mall?
Bisa dilihat dari cctv nopol-nya dan dilacak
Ganti kartunya di provider, bisa dapat nomor yg sama, jadi jangan panik Nia...
2025-01-02
0
Yani
Aduh kasian Abizar
2024-10-26
0
Bzaa
aihhhh
2024-01-14
2