Camy, Bharat dan Amber datang ke Nokturnal Corp. Mereka ingin menjemput Wina, Riby dan Jenny.
Dengan Mengendarai Perdo juga Nemon, mereka juga robot sejenis Sandos.
Mereka di sambut oleh Clara Era, "Kami telah menunggu kalian." Mereka mengikuti Clara yang berjalan bukan kearah yang sama seperti awal mereka pertama kali datang dulu, ruang Mr. Ruler.
Clara mengarahkan ke sebuah pintu kayu kokoh dengan banyak ornamen.
"Selamat siang, Miss Aldy kita bertemu lagi" Mr. White di mejanya menyapa mereka , saat pintu terbuka.
"Senang bertemu dengan anda lagi Mr. White." Camy membalas.
"Silahkan duduk" ajaknya kekursi kulit ditengah ruangan. Camy mengikuti.
Sama seperti saat diruangan Mr. Ruler, seorang maid robot meletakan cangkir-cangkir minuman. Tapi naas robot maid itu terlalu kaku hingga menjatuhkan cangkirnya.
"CEPAT HANCURKAN ROBOT TAK BERGUNA INI" perintah Mr. White keras. Beberapa orang datang dan membawa robot itu juga cangkir-cangkir yang pecah keluar ruangan.
"Ehemm... Maaf Miss Aldy, atas kejadian tak mengenakan barusan. Robot tak berguna hanya akan memenuhi tong sampah" Ucapnya Arogan.
"Saya tidak akan panjang lebar, Saya dan kuasa hukum saya ingin menjemput tim saya dan DarkHole tidak akan melanjutkan kontrak dengan Nokturnal Corp." Kejadian barusan itu menambah deretan alasan Camy memutuskan kerja sama mereka.
DarkHole memperlakukan robot mereka selayaknya keluarga bukan hanya alat. Amber dan Bharat tak kalah murkanya melihat sikap dari Mr. White.
Mr. White tertawa kencang.
"Bukan seperti begitu cara kerjanya, kalian tidak membaca kontrak, disana tertulis jika kalian keluar dari kesepakatan maka kalian akan didenda?"
"Kami mengerti, pihak anda yang memulainya, menyusupkan orang diantara kami, jadi kesepakatan batal, karena pihak anda yang berbohong"
"Kami sudah memecatnya, habis kan perkara" Entengnya, perkataan mengampangkan dari perusahaan besar ini ingin Amber hancurkan.
"Tidak bisa, saya ingin tim saya kembali! Dan tak ada lagi kerja sama."
"Kalau begitu kami akan menahan tim anda atas tindakan tidak menyenangkan saat awal anda datang" Mereka menggunakan cara seperti ini. Kalau begitu tak ada pilihan.
"Baiklah"
"Berapa yang harus kami bayar untuk memutuskan kontrak dan membawa tim kami kembali?" Camy tak akan mau berhubungan dengan sesuatu yang tidak bisa dipercaya.
"Clara!"
"Pemutusan kontrak secara sepihak, denda 10 Trilyun, untuk membuat keributan, 3 Trilyun, menggunakan fasilitas hiburan untuk main-main 2 Trilyun dan semua yang membuat kerugian dengan bolos jadwal 5 Trilyun, total 20 Trilyun" Selesai Clara menjabarkan.
Camy sudah menduganya. Perusahaan ini tak akan semudah itu melepaskannya. Tapi jangan harap Camy akan takut dengan gertakan murahan macam itu.
Amber menyalakan sebuah video, jika mereka bisa melakukan hal gila maka, Camy dan yang lain juga bisa melakukan hal yang lebih gila.
Di video itu terpampang semua kebobrok yang terjadi didalam perusahaan ini. Yang tak banyak masyarakat tahu.
Camy melihat wajah yang tadinya pongah dan merasa diatas angin itu terdiam, matanya menajam mulai memperlihatkan kemarahan.
Kring! Kring! Kring!
"Ya"
"Ya iya ... iya tuan... iya iya iya"
Mr. White menghela nafas panjang.
"Clara suruh mereka bawa tim DarkHole kemari" terlihat ketidakpuasan pada wajah Mr. White saat berkata itu.
Suara ketukan pintu,
"Masuk!"
"APA!" teriak garang Jenny terdengar saat memasuki ruangan Mr. White, Camy melihat penjaga itu mundur satu langkah takut pada Jenny. Mereka tak terlihat seperti orang yang baru saja keluar dari penjara.
"Kalian tak apa?" Mereka hanya mengangguk.
"Ayo pulang!" Ucap Camy lalu pergi dari tempat itu tanpa pamit. Baginya urusan disini telah selesai.
"Kalau begitu saya dan klien saya pamit." Bharat mengikuti Camy yang berjalan terlebih dahulu itu.
Camy berdiri di tengah ruangan. Matanya menatap cctv di atas kepala burung elang? Salah cctv sebenarnya berada diujung atas lemari.
Camy menunjukan senyuman miring meremehkan, berdecak juga menggelengkan kepalanya. Dan pergi.
Pria tua dengan topi fedora menghembuskan asap cerutunya perlahan. Menatap Camy dari layar besar di ruangan gelapnya.
"Bapak dan anak sangat menyusahkan."
*
*
*
Ditempat lain, seseorang menyelinap keatap gedung DarkHole lalu menekan tombol pada alat yang ada ditangannya.
Klik!
Dan pintu kamar gelap terbuka otomatis.
Lamorna melihat itu, ia mulai menyelinap. Inilah waktunya.
Bertemu beberapa anak buahnya yang setia, mengangguk hormat padanya. Mereka berjalan cepat, anak buahnya melindunginya, melewati jalur yang telah diatur untuknya melarikan diri. Diluar sudah ada mobil van hitam menunggu mereka.
Mobil van itu melaju kencang dengan Lamorna yang menatap gedung DarkHole dengan angkuh. Orang-orang bodoh pikirnya. Yang mudah tertipu dengan akting mereka.
Lamorna tiba di Nokturnal Corp. Ia disambut oleh tangan kanannya. Darius Wales.
"Selamat datang kembali di Bats Side, Ketua" Lamorna hanya mengangguk.
"Bawakan semua keperluanku, aku muak dengan baju pasien ini!" perintahnya dingin.
Lamorna menikmati air hangat yang menyelimuti tubuhnya. ia memilih berendam, setelah sekian lama bisa ia lakukan lagi. Karena setelah ia sadar, ia sudah berada di ruangan serba putih itu. Memuak kan!
"Seperti ruangan si Ruler tua itu, Cih!" Gumannya.
Lamorna ingin mendapatkan posisi tertinggi di dorm ini, posisi Gerald Ruler. Harusnya ia bisa mendapatkannya tapi sang Boss malah memilih tua bangka itu untuk menduduki posisi yang Lamorna inginkan, Mengingatnya saja membuat rasa kesalnya membumbung tinggi, ia rela tersisih karena si tua bangka Ruler lebih baik dalam hal menjilat sang Boss.
Ia tak sabar memimpin lagi. "Apa saja yang aku lewatkan?" Tanya Lamorna. Setelah ia menekan alat pada dindingnya yang langsung tersambung pada asistennya itu.
Darius menceritakan semuanya yang ia lewatkan. Cerita tentang Theo yang kalah dihajar hingga pingsan oleh mantan.
"Memalukan, bocah itu terlalu percaya diri melawan wanita sakit hati saja ia kalah. Memalukankanku yang sejajarnya, sekarang pasti ia ada di tempat yang sama. Bersembunyi, benar-benar pecundang."
"Jika nanti aku menggantikan Tua bangka itu, aku akan mengganti semua ketua The Side, kau dengar aku Darius"
"Yes Mam"
"Rasanya tak sabar kembali pada kursiku di Black Sea" Selama ini Lamorna lebih banyak menghabiskan waktu mengurus Black Sea. karena ia tak perlu bertemu dengan tua bangka, Gerald Ruler.
Ia sangat jijik dengan tua bangka yang dulu selalu menggoda para gadis dibawah umur itu. Sakit.
Pernah juga tua bangka itu menawarinya menjadi istri, saat Lamorna bukan siapa-siapa. Satu kenyataan si tua bangka itu lah yang membawanya dan mengenalkan pada dunia ini. Tapi siapa sangka, Lamorna sekarang menusuk dari belakang orang yang membawannya.
"Buat apa aku harus tunduk dengan orang macam kau ini, kalau aku sendiri bisa melampauimu" kata angkuh Lamorna muda.
Dengan kemampuan dan ambisinya, ia bisa mencapai kedudukannya sekarang ini. Tak ada yang mudah bagi penjahat sepertinya, ia harus menjual segala yang ada pada dirinya. sekalipun itu pada iblis.
Bats Side adalah kumpulan orang yang dianggap sampah oleh masyarakat, Lamorna sengaja mengumpulkan kelompok-kelompok kecil diluaran sana. Tapi dengan kemampuan besar. para pencompet, perampok, pencuri, penodong, perampas, pembulli, pembu nuh, pemer kosa pun ada.
Lamorna menekat tombol Foxes Side. Yang langsung tersambung pada ruangan petinggi Side itu. Dan berbicara lantang juga tertawa kencang,
"Ganti saja ketua banci kalian itu, Suka sekali kabur hanya karna wanita, Memalukan!"
Ia lalu tertawa kencang lagi. Ia lupa, ia juga berlaku bodoh saat ditawan oleh DarkHole. Tapi ia tak peduli.
Lamorna mengenakan pakaian kebanggaannya, mematut diri di cermin. Ia berjalan pongah menuju ruangan khususnya di Bats Side.
"Darius bagaimana dengan Black Sea?"
"Masih berjalan seperti sedia kala, produk akan segera dipasarkan."
"Bagus"
Tok. Tok. Tok.
Lamorna menghentakkan dagunya pada Darius untuk membuka pintu.
"Silahkan Tuan" Darius mempersilahkan pria itu masuk, senyuman miring tercetak pada bibirnya. Dengan bunga mawar hitam ditangannya. Bunga kesukaan Lamorna.
Lamorna menaikan pandangannya,
"Selamat datang kembali di Bats Side, Lamorna" Senyum Lamorna merekah, seperti gadis remaja yang senang bertemu pujaan hatinya.
"Terima kasih Leonidas"
*
*
*
Alarm berbunyi.
Semua orang keluar dari kamarnya,
"Beberapa tawanan ruang gelap, melarikan diri" Melvra memberitahukan.
"Cepat lock semua pintu" perintah Camy yang sudah berada didepan komputer lebar di tengah lab.
"Amber cek semua cctv"
"Tak ada apapun" Camy mengurut dahinya. Lagi-lagi ia kecolongan. Sialan Nokturnal!
"Yang hilang hanya para petinggi Black Sea" Amber memberitahukannya.
"Awasi Willow, Bharat ikut aku ke ruang gelap" Camy melangkah menuju ruang gelap, rahangnya mengerat. Apalagi yang diinginkan Nokturnal? Formula? Camy menghembuskan nafas keras.
Bharat berusaha memfokuskan penglihatannya. Tapi sepertinya orang ini tahu bagaimana cara kerja Bharat, berani bermain kucing- kucingan dengan Bharat.
Kemampuan Bharat adalah penolong Camy. Tapi seseorang ini dengan pintar menutupi dirinya dengan jubah. Walau Bharat mendapatkan wajahnya tapi tak terlihat jelas, karena tertutup tudung jubah itu.
"Aku melihat hanya seseorang dengan jubah dan tudung menutupi wajahnya"
Camy menatap pada cctv disana yang mati. dengan tatapan tajamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments