2 tahun setelah pembekuan.
Sedikit demi sedikit DarkHole melakukan pemulihan. Setelah menguji coba segala hal untuk menunjang keadaan agar secepatnya kembali seperti semula.
Dan akhirnya Camy mengerahkan beberapa tim dan memberikan tugas yang sebenarnya pada masing-masing tim untuk memulihkan kebekuan.
Tugas tim hanya melemparkan butiran obat dan melihat benda itu bekerja, obat itu akan menguap dan menghilangkan awan Roksi.
Membuat semua orang terbangun, walau awalnya akan linglung, tetapi beberapa menit setelahnya, mereka akan kembali normal dan melakukan aktifitas seperti semula.
Tim DarkHole mengawasi dan melihat jika ada manusia yang berkelakuan janggal maka ia akan menariknya ketempat khusus. Kamar gelap.
Camy meneliti, ia mengawasi siapa-siapa saja perlu penjagaan ketat.
"Pedro, bisa kau cari tahu tentang batu yang ia gengam ini"
Camy menangani beberapa orang yang berkelakuan aneh dan semuannya memiliki batu yang sama.
"Baik Madam" Pedro mulai memindai batu itu.
"Batu meteor langkah Madam, mangandung Stony-Besi sekitar 1,2%" Camy mengangguk mendengar penjelasan Pedro dan data lengkapnya telah ia baca pada soflens canggihnya.
Camy menatap beberapa orang dengan gejala serupa. Lamorna, salah satunya, ada juga diantara mereka beberapa petinggi Black Sea.
Apa yang luput dari semua yang ia temukan dulu. Gejalanya tak terlihat tapi pandangan mata mereka tajam dan memicing marah. Juga seketika tertawa tergelak. Tapi tak menyerang. Berdiri diam dengan menatap sekitarnya.
Bahkan sesaat ia merasa Lamorna menyeringai padanya.
"Masukan dia di kamar gelap" perintah Camy pada dua orang bersenjata. Mereka menyeret Lamorna pada ruangan putih terang kebalikan dari namanya.
*****
Riby merasa tangannya gatal ingin ia mengobrak-abrik tubuh yang dilihatnnya sekarang. Lelaki didepannya.
"Cam, aku menemukan seseorang disini yang bergejala sama dengan Lamorna" Salah satu gerombolan yang pernah membulinya itu. Riby mengamati gejalanya.
"Apa kau menemukan sesuatu seperti batu berwarna hitam kehijauan, bentuknnya seperti batu meteor?" Tanya Camy disebrang ia sedang meneliti batu yang ia bicarakan.
"Mmm... ada, ia mengenakan kalung dengan bandul seperti batu" Riby dengan jari telunjuk menyibak sedikit kerah baju lelaki itu.
"Sepertinya aku akan sibuk dengan batu ini, jadi teruskan saja rencana kita, dan masukan mereka ke kamar gelap" Perintah Camy. Riby mengangguk. Mematikan sambungannya.
"Nemon bawa dia" Riby menarik kalung lelaki itu. Dan penasaran pada kalung yang ia masukan dalam tabung kaca miliknya.
"Melvra sebarkan pada semua tim, Jika melihat ciri-ciri seperti yang aku rincikan bawa mereka ke kamar gelap, kumpulkan temuan batu itu dan bawa padaku juga Jo. Ah... suruh Jo kembali."
"Baik Madam" Melvra mulai mengirim pemberitahuan pada semua tim.
*****
"Benda apa itu Cam?" Tanya Jo yang telah tiba ke Lab.
"Entah, Bentuknya seperti gumpalan meteor, tapi tak terdeteksi jelas" Jo mengenakan Jas labnya dan ikut menekuni batu-batu itu.
Ia mulai mengenakan sarung tangan karet juga kacamata khususnya. Mengambil batu yang sudah dijadikan serbuk.
Setengah hari kemudian,
Jo terduduk di kursinya, lelah. Karena tak menghasilkan apapun, sedari tadi ia berkutat dengan gumpalan hitam didepannya, asli, batu meteor biasa.
"Jo bagaimana?" Tanya Amber yang kembali meletakan batu meteor temuannya. Meletakan satu nampan penuh tabung berisi berbagai bentuk batu meteor.
"Buntu" Jo menatap nampan itu. Dan takjub,
"Wow kau temukan ini dimana? mereka kreatif" melihat berbagai bentuk perhiasan juga pernak-pernik milik wanita dengan batu hitam sebagai maniknya.
"Rumah produksi pernik, Dan masih banyak di luar" Jo tercenggang melihat Beliv, robot seperti Pedro juga Nemon, mendorong berkotak-kotak kardus masuk dalam lab.
"Woah apa ini?" Tanya Alex, Camy yang sudah lebih dulu tahu hanya melihat dan berdiri, di otaknya terus berpikir tentang batu-batu yang merusak segala formula yang ia buat.
"Sama kayak di nampan ini" Jo mengeser nampan yang di bawa Amber ke arah Alex.
"Banyak sekali, berarti diluar sana banyak yang seperti Lamorna?" Alex mengangkat salah satu tabung.
"Aku mengambilnya di pabrik pernik" jelas Amber. Untuk sekilas Alex merasa ada yang aneh, melihat beberapa kali batu itu berpedar.
"Yang ini lebih canggih, bisa nyala" celetukan yang membuat Jo mengambil tabung yang ada ditangan Alex.
Sudut bibir Jo terangkat, ia segera mencium kepala Alex. "Thanks" Seru Jo lalu kembali menekuni batu itu.
"Dan semoga saja belum sempat dipasarkan" celetuk Camy yang diangguki timnya.
*****
"Camy, ada perusahaan yang ingin bekerja sama dengan kita, Aku mendapatkan suratnya, perusahaannya mendapatkan rekomendasi dari kementrian untuk menemui kita, Dan mereka ingin bertemu denganmu" Jelas Bharat.
Ia pengacara di DarkHole Lab yang juga mengurusi segala macam tentang klien DarkHole Lab.
"Perusahaan?" Camy masih menekuni batu meteor itu.
"Nokturnal Corp" Camy hanya mengangguk-angguk, melihat itu Bharat hanya menaikan alisnya kemudian berlalu dari lab Camy. Masih banyak urusan yang harus ia selesaikan.
"Melvra tolong cari jadwal kosongku dalam bulan ini"
"Baik Madam... Madam Camy jadwal kosong pada Mei 26" Jawab Melvra cepat.
"Okeh susun pertemuan pada 26 Mei, Melvra sampaikan juga pesan pada pihak Nokturnal Corp dan sekalian beri aku detail tentang perusahaan itu" Camy mencoreti sesuatu pada tumbukan laporan ditangannya
"Baik Madam" Melvra menampilkan detail informasi perusahaan itu, tak ada yang salah bagi Camy saat membacanya, hanya saja, perusahaan properti itu, ada urusan apa dengan labnya ini? Tatapan Camy menajam.
Ya kita lihat saja dipertemuan itu, Batin Camy.
*****
"Mr. Rudolf White?" Camy menghampiri gerombolan yang baru saja memasuki lobby DarkHole Lab. Camy menyambut mereka secara langsung.
"Nona Cameroon Aldy" lelaki tinggi, rambut hitam yang tercukur rapi klimis, dengan jasnya menyalami Camy, dibelakangnya ada beberapa anak buah juga penjaga. Ketat juga pikir Jo.
"Ini?" Mr. White mengarahkan pandangan pada Jo yang berada disamping Camy.
"Saya Joana Radha, asisten Nona Aldy, mari ikut saya keruangan rapat" Jo menyalami Mr. White, kemudian mempersilahkan para tamunya untuk mengikutinya.
Camy merasa ada yang mengawasi. Ia mempersilahkan gerombolan itu mendahuluinya masuk kedalam ruang rapat.
Memandangi satu per satu orang yang dibawa Mr. White, Matanya memicing pada salah seorang lelaki pada gerombolan yang mengenakan flat cap dikepalanya, dan berjas hitam itu.
Pandangan lelaki itu lurus kedepan, tatapannya tajam, ia sekilas melirik Camy. Tubuh Camy kaku seketika, Camy dengan susah payah meneguk ludahnya, benar, ia tak salah lihat. Matanya sedikit bergetar.
Jo keluar dari ruangan dengan tampang yang sama pias. Jalan perlahan, mendekat pada Camy, bibirnya membuka dan menutup, bingung, suaranya susah keluar.
"Cam itu... itu... Alan? Kan?"
Camy dan Jo saling menatap nanar.
Mereka tak tahu diluar, pria dengan fedora menghisap pipa rokoknya. Menghembuskan asapnya dan tersenyum miring.
"Hai anak manis" Matanya mengarah pada Camy.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Ryoka2
Susunan katanya rapi, hampir tak ada typo👍
2022-05-13
1
🦋⃟ℛ★KobeBlack★ᴬ∙ᴴ࿐ 🐍Hiatus🐍
aku mampir kk
2022-05-09
0
Bpearlpul
kak thor mampir juga yuk ke novel baruku 'My Arrogant Princess', ayo saling mndukung
2022-05-03
2