"Cam aku merasa mereka yang terkena batu meteor itu hanya berakting? Mereka seperti menunggu komando," Amber mengungkapkan pendapatnya selama ini ia berkutat dan melihat keseharian mereka.
"Komando? Dari siapa?" Camy menanggapi. Druw sebenarnya memiliki kecurigaan yang sama dengan Amber.
"Jangan asal bicara" tegur Willow.
"Haaa... Ini kasus sulit" Amber menyenderkan tubuhnya pada kursi di ruangan Camy.
"Hari ini kita ke Hide Dome lagi Cam?"
"Iya kalian siap-siap"
"Aku juga?" Willow menunjuk dirinya sendiri.
"Tidak, maksudku Elle dan Amber kasih tahu dia"
"Baik Madam" Amber mengikuti jawaban para robot pun mencari Elle.
"Aku belum melihat anggota baru kita" Ucap Willow.
"Nanti juga kalian bertemu" Camy kembali pada layar komputernya.
"Okeh kalau kau sibuk aku akan menganggu Druw saja," Willow melenggang keluar ruangan Camy. Menganggu ibu singa.
*
*
*
Listrik Padam. Tak pernah terjadi di DarkHole Lab. Tapi siang ini. Hal itu terjadi. Dan langsung menyala walau perangkat dan alat yang ada di DarkHole lab memerlukan waktu 10 menit untuk kembali bekerja.
Ini dimanfaatkan oleh seseorang yang masuk diam-diam ke ruangan Camy dan mengambil data formula Nokturnal juga memanipulasi beberapa laporan.
Ia bergerak dengan cepat. Harus cepat. Ia berlomba dengan waktu. ia hanya memilik waktu 10 menit, Senyum puas tercetak, ia berhasil. Lalu keluar ruangan Camy perlahan.
*
*
*
Bharat berdiam dikamarnya. Ia mempelajari cara melepas kekuatan yang mengurungnya, dalam buku Rowena.
Ia melakukan seperti yang Rowena lakukan. Meminta potongan rambut Joana. Dan melakukan ritualnya.
Ia merasakan hal yang sama, aliran hangat menjalari tubuh Bharat. Setelah selesai, ternyata ia bisa melindungi dirinya sendiri dengan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari si pengurung kekuatannya.
Willow ada apa dengannya? pertanyaan yang selalu muncul pada benak Bharat.
Bharat ingin mencobanya sekali lagi, mencoba penglihatannya pada Willow yang sekarang sibuk memasak ini gilirannya memasak makan malam. Bharat mendekat.
"Sedap sekali, aku tahu pasti aku akan menemukan sup saat aku pulang dan yes thanks Willow"
"Mau" Bharat menyerahkan mangkuknya. Dan memakan sup tomat itu. "Dan Ini hehe" Willow datang dengan terkekeh setelah mengeluarkan seember ayam goreng dari toko cepat saji.
Willow memang tak begitu suka memasak tapi sekalinya masak, enaknya tak bisa kau bandingkan dengan restauran.
Ia pernah suka memasak, dulu, saat masih bodoh katanya.
Hidup pernikahan layaknya negeri dongeng berubah menjadi neraka sudah ia rasakan sebelum masuk menjadi anggota DarkHole, Juga obsesi terpendamnya, Camy tentu tahu.
Bharat dengan lahap menghabiskan makanannya. Ia sudah mencuci peralatannya, ia mendekat pada Willow dan memeluknya.
"Thanks for dinneeerrr... I... I have to go"
Kelebatan itu sekarang jelas. Kelebatan yang membuat Bharat mundur. Kelebatan yang seperti meremas hatinya. Kelebatan yang nyata.
Dengan terburu Bharat melangkah cepat, hingga tak melihat kanan, kiri , ia pun tersandung sofa kecil. terjatuh, lalu bangkit dan berjalan keluar dari tempat itu sebelum amarah menguasainya.
Willow menggeleng dengan senyum sumirnya, lalu dengan cepat mengganti eksperisinya menjadi datar.
*
*
*
Buntu.
Camy mengistirahatkan tubuhnya. Memejamkan matanya. Dan ia dibawa dalam mimpi.
Camy melihat perdebatan antara ayahnya dan pria yang tak begitu jelas. Ia tak bisa mendengar mereka mendebatkan apa.
Seperti sangat serius. Mr. Aldy mendorong pundak pria didepannya. Perdebatannya seakan alot. Pria itu mengepalkan tangan tak terima.
Ia mendorong tubuh Mr. Aldy hingga membentur meja labnya. Buku yang sedari tadi Mr. Aldy pegang terlempar di kaki Camy. Note itu terbuka. Menampakkan corat coret gambar anak kecil. Kertasnya sama seperti sobekan bertuliskan formula yang sedang ia dan timnya cari.
Pria itu menghajar Mr. Aldy hingga pingsan, Camy ingin berlari dan berteriak agar pria itu tak memukuli Ayahnya, tapi kakinya seperti terpaku dilantai juga mulutnya menempel tak bisa terbuka.
Pria itu mengambil Note yang tergeletak dilantai dan membawanya pergi.
Kling! Kling!
Kling!
Kling! Kling!
Camy terbangun dengan suara pesan bertubi itu, kepalanya masih merasa nyeri. Tangannya berubah dingin. Mencoba berdiam diri untuk meredakan nyerinya. Mengambil nafas dalam dan menghembuskan perlahan.
Membuka jam tangannya dengan layar hologram menampilkan pesan.
(Camy Nokturnal sudah mendapatkan formulanya dari pihak kita? Kau yang memberikannya?)
"Melvra... Melvra..." Panggil Camy pada komputernya,
"Melvra..." Aneh sekali, tak biasanya seperti ini. Pikir Camy.
"Melvra!" Camy menggunakan cara manual. dengan mengklik icon Melvra disana, kau akan tersambung dengan penjaga komputer utama itu.
"Ya Madam"
"Kau kamana saja, aku memanggilmu dari tadi."
"Tidak ada panggilan Madam" Aneh.
"Bisa kau hubungi Riby"
"Siap Madam"
"Cam kau gila! Kau berikan formula yang belum diuji! Mereka membuat formulanya dan mengujinya, dan gilanya langsung pada manusia! Manusia itu hampir tewas. Kita mempertaruhkan DarkHole disini!" Jo yang mengangkat panggilan Camy.
"Aku tak melakukannya! Kapan itu?" Tanya Camy, berondongan yang membuatnya terkejut.
"Kemarin, kami sekarang akan dipenjara, karena mereka merasa kita membohongi, mereka pikir itu formula darimu!" Jo menjelaskan.
"Mereka memfitnah kita?"
"Cam, boleh aku masuk" Bharat datang. Ia ingin menceritakan pengelihatannya.
"Cam, ini ulah Willow, ia bekerja sama dengan Mr. Ruler. Aku telah mendapatkan pengelihatkanku. Waktu di Nokturnal ada yang menghilangkan pengelihatanku."
"Aku berhasil bertemu tetuaku, tapi dia sudah di tewas dihabisi oleh orang yang mengeblok pengelihatanku dan itu Willow juga Mr. Ruler." jelas Bharat dengan mengepalkan tangan.
"Mr.Ruler?" Tanya Camy.
"Iya, aku juga melihat Willow menjadi bagian dari Foxes Side. Aku melihatnya, ia masuk jajaran atas Foxes Side."
"Kita tak ada buktinya"
"Ada, aku dan Amber segera mencarinya,"
"Aku serahkan pada kalian"
Bharat dan Amber dengan cekatan bekerja sama memulihkan sistem yang dirusak oleh Willow.
Juga kerja sama Riby dan Leon disana yang lebih berpihak pada DarkHole
Seharian mereka berkutat didepan komputernya. Dan berhasil.
*
*
*
Camy memanggil Willow dikantornya sudah ada Bharat dan Amber.
"Ada apa?" Willow menatap bingung dengan situasi aneh dalam ruangan Camy.
Brak!
Sebuah map Camy lempar di mejanya.
"Kau tahu ini?"
Willow mengambil map itu dan membacanya, Formula yang ia curi. Secepat ini ia ketahuan, bodohnya, pikir Willow.
"Bukan! Kalian menuduhku!" Willow berkelit.
"Aku tak akan pernah mengkhianati kalian!"
"Kalian keluarga"
"Bagaimana kau bisa menuduhku Camy?"
"Teganya kalian" Airmatanya turun dengan deras, ringkuh, sedih.
"Aku tak akan melakukan ini, kalian keluarga!" Rancuan Willow.
"Pasti anak baru itu Camy!" Tuduhnya.
"Kalian percayakan padaku?" Menggoyang bahu Bharat juga Amber.
"Aku tahu kalian pesti percaya denganku"
Tak ada reaksi dari Camy dan yang lain, Willow pun berdecak, ia berdiri dengan tegak, menghapus air matanya, senyum merendahkan mereka yang ada didepannya.
"Ah Kalian saja yang bodoh!" Ejeknya. Willow bersendekap dada,
"Lelah juga menjadi orang baik, aku lebih suka menjadi bagian mereka, kalian sendiri telah melihatkan semegah dan secanggih apa kan!"
Mereka hanya diam, melihat akting Willow mereka tak menyangka.
"Aku tak mengatakan kau pelakunya, aku hanya tanya "kau tahu ini?" Tapi ternyata kau membongkar dirimu sendiri Willow" gumanan yang terkekeh mengejek.
"Brenggseek kalian!" Maki Willow
"Panggil penjaga! bawa dia ke ruang Neraka"
"Serius?" Riby berteriak kesenangan di ujung sana, Tempat penjara untuk penyiksaan. Tak pernah ada seorang pun kesana. ini pertama kalinya mereka memakainya. Dan dikhususkan untuk anggota DarkHole yang "Diatas rata-rata"
Dua orang pasukan terlatih ini membawa Willow yang memberontak.
"Lepas!"
"Apa-apaan kau Camy!"
"Lepas tangan kotormu!"
"Kau akan kalah dengan mereka, kalian semua akan hancur! lihat saja!" Willow tertawa kencang.
"Kita akan kesana menjemput mereka dan menyudahi kerjasama ini." Ucapan Camy diangguki Bharat dan Amber.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments