Joana mengetuk pintu ruangan Camy. Camy mengangkat kepalanya, Jo masuk dan menyeret kursi.
"Aku akan menyetujui kerjasama dengan Nokturnal." Camy memulai pembicaraan. Jo menganggunya.
"Aku merasa mereka sengaja" Camy meliriknya. Ia mengerti, ia juga curiga,
"Sengaja membawa Alan supaya kita menyetujui kerjasama ini, kau tahu Alan adalah umpan dan kita terjebak jika memakannya" Jo merasa memang ada sesuatu besar akan terjadi. Dan menakutkan.
"Bawa Bharat, semoga semua jelas, selain itu aku tertarik dengan formula mereka yang kemarin" menyerahkan lembaran formula yang ia tulis ulang, ingatan Camy sangat bagus, ia memiliki ingatan fotografis.
"Iya aku juga merasa, entah ada misteri yang mengikat kita pada Nokturnal"
Tok... tok... tok...
"Sori, kayaknya kalian harus melihat sesuatu" Amber masuk. Ia beralih pada keyboard Camy. Mengetik terus mengetik.
Layar besar Camy menampilkan rekaman cctv, seorang wanita bertemu dengan lelaki. Di Sebuah ruangan. Dan bercumbu dan berlanjut dengan panas.
Wajah Jo terlihat jijik. "Dapat dari mana?"
"Sandos, saat maintenance kemarin, terakhir dia bersama dengan Jenny"
Tok... Tok...
"Cam ak---" kepala Jenny muncul dari balik pintu. Ia melihat ada tiga rekannya. Lalu tatapannya berpindah pada layar besar Camy. Ia masuk,
"Ah kalian sudah tahu" Jenny mendekat pada layar. "Selain itu aku melihat ini," Jenny mengetikan sesuatu. Pria bertopi fedora keluar dari perusahaan Theo.
"Biarkan aku ikut dalam tim ke Nokturnal Crop" Jenny menatap lurus pada Camy.
"Tolong aku ingin tak ada lagi hubungan dengan bajiingan itu. Dan sebelum Nokturnal datang kesini. Bajiingan itu juga sempat menghubungiku"
*
*
*
Mereka sampai di Lobby Nokturnal Corp yang berkali lebih dan lebih besar dari yang mereka sangka. Perusahaan raksasa.
"Gila mega corporate, wow..." Jo melihat gedung dengan kagum. Apalagi setelah pintu lobby terbuka. Mereka seperti melihat dunia dalam sebuah gedung.
"Miss Aldy?" Seorang wanita cantik menyambutnya. Mengulurkan tangannya.
"Saya Clara Era, ketua Owls Side, silakan ikuti saya" Camy dan tim mengikuti.
Banyak yang menundukan wajah pada wanita ini. Sampai mereka ke tempat
Bersama Jo, Bharat juga Jenny.
Mereka berjalan lebih kedalam, mereka tercengang ternyata. Mereka menggunakan teknologi lebih canggih.
Tapi tetap ia tak memiliki pohon uang ku. Batin Jo walau takjub ia masih tak ingin terkalahkan.
"Silakan, Mr. Ruler sudah menunggu anda" Clara membuka pintu. Ruangan luas serba putih. Diujung ada seorang lelaki sekitaran usia 50an. Dengan rambut yang mulai memutih diikat. Berkulit coklat gelap.
Ia menatap tajam pada Camy. Camy menangkap kilatan tajam itu. Kemudian ia beralih menatap Jo.
"Menikmati ruangan ini nona Radha?" Mr. Ruler. Mempersilahkan mereka duduk di sofa besar di tengah ruangan.
"Saya Graham Ruler, suatu kehormatan saya bertemu dengan anak muda berbakat seperti kalian"
"Silakan, bagaimana perjalanan kalian?" Mr. Ruler. Berbicara santai.
"Menyenangkan tuan, kami terpukau dengan teknologi yang kalian gunakan" Mr. Ruler terkekeh ringan.
Sebuah robot dengan perawakan wanita menyuguhkan minuman pada mereka.
"Kita langsung saja kalau begitu, biar kalian semakin cepat bisa merasakan fasilitas yang perusahaan kami sediakan" Senyum bangga.
"Clara dokumennya?" Clara meletakkan dua dokumen. Dan meletakkan dua buah pena. Camy kembali membaca klausanya, dan sama seperri yang telah ia baca sebelumnya, Camy dan Mr. Ruler menandatangani bergantian.
"Senang bisa bekerja sama dengan kalian" Mr. Ruler menjabat tangan Camy,
"Nice to see you Mr. Ruler" Joana menjabat tangan itu. Entah ia merasa familiar pada Mr. Ruler.
"Semoga kerjasama kita lancar, Sir" giliran Bharat
"Semoga Nona Bharat" senyum miring tersungging. Sedangkan Jenny hanya mengangguk sekali saat bersalaman. Yang dibalas senyuman ramah yang tak luntur dari bibir Mr. Ruler.
"Clara antar mereka beristirahat" Clara menghadap Mr. Ruler.
"Baik Sir" Clara mengangguk.
"Mari ikuti saya" Mereka mengikuti Clara yang keluar dari ruangan serba putih itu.
Camy dan timnya terkagum. Robot berlalu lalang, dengan bentukan serupa manusia. Menyusuri berbagai tempat luas dengan berbagai bentuk juga manusia yang berpakaian serba putih kontras dengan mereka yang berpakaian serba gelap.
Mereka belum memilikinya. Mereka memasuki lift dan disambut oleh suara wanita.
"Silahkan, selamat datang di Mammals Dorm, pusat dari seluruh Side, mau kemana anda?" Muncul gambar pada dinding lift. Clara menempelkan jempolnya pada dinding pemindai.
"Owls Side, Siap Nona Clara"
Ting!
Lift terbuka mereka disambut hutan rimba. Berbeda dengan tadi, "Jangan kaget, kami para peneliti ingin suasana yang akan menyegarkan. Maka kami membuat Huge Garden untuk refreshing."
Lalu mereka melewati banyak ruangan, ruangan yang hanya dibatasi dinding kaca. Banyak peneliti sedang bereksperimen. Jo menyenggol Camy.
"Apa perlu kita membuat yang seperti itu? Aku akan segera mem budgeting nya, DarkHole tak boleh kalah" entah semangat dari mana, tumben Jo tak pusing dengan pengeluaran ekstra seperti ini hanya karena iri.
"Investornya siapa? Apa mereka memiliki Monika seperti kita?"
"Ah aku bersyukur memiliki Monika, Monika mami kangen" Jo dan dramanya.
"Jika mengajak Wina, anak itu pasti amat sangat bahagia, melihat sederetan robot berjalan, jangan, nanti yang ada membengkak uang bulanannya" Jo tetap Jo si irit.
"Silahkan naik" Sampai mereka masuk dalam kapsul yang tergantung. Bentuknya seperti kereta gantung. Dalamnya seperti bus tanpa kursi.
Pintu terbuka dan mereka melihat dunia baru, banyak lintasan, juga kereta gantung lain. Tempat ini sangat luar biasa, juga sangat mengerikan. Bagaimana bisa kabur jika masuk saja dibawanya kita ke beberapa lokasi. Camy dan pikirannya.
Jenny yang mawas sedari tadi melihat bagaimana cara Clara menggunakan semuannya. Sedangkan Bharat, diam sedari tadi konsentrasi dengan tugasnya.
"Cam aku tak tahu tapi ini agak berlebihan untuk DarkHole, tapi aku masih akan membuat yang versi sederhana" Jo mengonsep DarkHole bersama Willow. Ia tak sendiri. Dan Camy mempercayakan semuanya.
Clara sampai didepan pintu lalu membukanya, mereka masuk dan ruangan yang terlihat kecil dari luar itu ternyata sangat luas seperti bentukan apartemen 4 kamar. Ada lab kecil di tengah ruangan seperti akuarium besar dengan dinding kaca beningnya.
Lab kecil dibagi dua, satu penuh dengan komputer, sedangkan satu penuh dengan peralatan medis. Di Pojok terdapat dapur luas dan lengkap.
Jo yang langsung berkeliling meneliti semuannya. Clara masuk dalam lab, di ikuti Camy juga Bharat.
"Jika kau ingin tahu tentang Dorm kalian bisa bertanya pada Hera"
"Bantu mereka Hera" perintah Clara.
"Baik Madam" suara dari dalam komputer besar.
"Kalau ada apa-apa kalian bisa bertanya padaku atau pada Hera," Camy mengangguk. Clara melenggang keluar dengan Jenny mengikutinya diam-diam.
Ia menggunakan jam tangan yang dulu Camy berikan. Clara tak menggunakan kereta gantung. Ia menggunakan lift. Clara masuk dan Jenny mengikuti.
"Foxes Side" Clara berucap. Jenny menegang. Siaall!! Secepat ini dia ketahuan.
"Kau tak perlu mengikutiku. Kau tak akan mendapatkan apapun dariku, dan kau perlu berhati-hati, ternyata tak seperti yang ku dengar. Kau terlalu gegabah."
Lift terbuka.
"Foxes Side, Dia juga menunggumu sepertinya" Jenny keluar lift. Ia melihat Clara yang tersenyum ke arahnya.
"Jen kemana kau?" Bharat mereka panik saat tak menemukan Jenny di kamar mereka.
"Aku tak apa, aku akan segera kembali," Jenny mengambil ponselnya ia berdiri disudut, sepertinya ia jangan menggunakan kekuatan Hide pada jam ini.
"Aktifkan Pemindai"
"Hide" perintah Jenny lalu ia mematikan perintah pada jam tangannya.
"Oh siapa ini?" Suara berat khas pria yang membuat Jenny berbalik. Pria itu berdiri di belakang Jenny dengan tangan masuk pada saku celananya, senyum ramah dan jahilnya masih sama seperti kala itu.
*
*
*
Jo sedari tadi mencatat apa saja yang ia ingin merubah nanti di DarkHole. Ia telah menelusuri sudut-sudut ruangan. Decakan kagum mewarnai setiap hal baru yang ia temukan.
"Waah ini tak bisa, terlalu besar, bisa mengeruk tabungan DarkHole. Tenang akan aku sederhanakan, tidak bisa kita kalah, kita yang bisa menumbuhkan uang? Huh!" Entah sejak menginjakan kakinya di Nocturnal Corp. Iri dengki juga kagum ia rasakan.
"Menurutmu berapa yang mereka gelontorkan untuk membangun ini semua Cam?"
"Berapa yang dikeluarkan para investor itu?" Rancunya yang sedari tadi sibuk dengan ipad dan perbudgetan.
"Bharat bagaimana?" Tanya Camy. Bharat sedari tadi berkonsentrasi. Menggunakan kekuatan untuk mencoba mencari penglihatannya, tapi hanya samar, dan hilang setelah bertemu dengan Mr. Ruler. Tak ada lagi yang ia lihat. Bersih. Sedari tadi ia diam, mencoba memasuki dimensi lain, namun tak bisa.
"Sorry Cam, aku tak mendapatkan apapun, hanya samar namun itu lebih tak terlihat. Kekuatanku seperti menghilang saat ini, aku tak merasakan apapun" Bharat menyentuh beberapa benda yang ada disana dan tak menampakkan memori apapun. Sungguh aneh.
"Sejak kapan?" Camy kembali, ini aneh. Camy bisa juga merasakan seperti ada yang aneh memang. Tapi entah apa. Dan itu membuat ia semakin ingin menguak misteri ini. Apalagi. Sakit kepalanya mendadak menghilang. Setelah ia melihat Mr. Ruler.
"Sejak diruangan Mr. Ruler, maybe?" Camy tidak salah, apa mungkin ini berkaitan? Dan apa yang membuatnya berkaitan?
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
lazy
nganu apa kak? bisa milih kak, pake robot apa pake mutan persilangan biar lebih lentur eh eh eeehhh...🙈🙈🙈
2022-06-02
0
Ranran Miura
mantul ini, semua pekerjaan bisa digantiin sama robot, termasuk nganu.... 🙂
2022-06-02
1