DarkHole Laboratory
Dalam semalam banyak orang bergelimpangan tak bernyawa.
Entah virus apa yang mewabah itu, bukan hanya tenaga medis yang sibuk. Tapi seluruh manusia.
*****
Terbangun, gelap hanya terdengar tetesan air. Dingin lantainya terasa hingga ketulang.
Tertidur miring dengan tangan dan kaki yang terikat dengan plastik kencang. Mulutnya tersumpal dan terlakban.
Ingatannya mulai memutar kejadian sebelumnya. Dia sedang diburu, dan waktu sedang menyelinap ke tempat musuh, Dia tertangkap, ya disini lah Dia sekarang.
Mendudukan dirinya susah payah. Untung mereka tak melacak softlens bening yang Dia pakai.
Softlens canggih. Seperti layaknya otak yang mengendalikan tubuh agar bergerak, soflens ini juga tersambung dengan otak.
Penemuan yang membuatnya dikejar para bre ngs ek itu.
Tenang, Dia sudah mengirim datanya pada pusat.
"Hi Camy, lokasimu berada ditengah hutan belantara" Suara terdengar dari chip yang tertanam di telinga.
(Mulutku tersumpal bodoh!)
Aku mengirimkannya teks.
"Mulut kau disumpal? Manusia mana yang berani denganmu Camy? Lagian bisa-bisanya kau diculik!"
Tawa mengelegar, Wina Bronya, Psikopat cantik, julukannya, dia tak segan-segan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya.
(Tutup mulutmu sia lan! Cepat kirim Pedro padaku!)
"Tetap ya walau tersumpal pun, kau tetaplah kau, Cameroon Aldy. Pedro sudah sedari tadi meluncur, sebentar lagi mungkin ia sampai"
Cameroon Aldy, 25 tahun, ilmuwan gila yang menciptakan banyak penemuan incaran penguasa. Pendiri DrakHole Laboratory, a.ka DH Lab. Wanita yang biasa dipanggil Camy oleh para rekannya itu memutar bola mata malas.
Ada jendela seukuran telapak tangan berteralis.
(Aku mendengar decitan engsel robot bergerak. Itu pasti Pedro)
"Okey kabari aku kal... sia lan,wanita itu memutus panggilannya" Wina dengan kasar mengambil ramennya kemudian melanjutkan makan dengan kesal.
(Pedro kirim Bluster padaku)
(Baik Madam)
Masuk sebuah robot dengan ukuran lalat terbang menghampirinya.
Cklek!
(Diam ditempatmu Blus!)
Robot itu hinggap di lampu.
Seorang dengan baju serba hitam masuk. Dia membawa senjata laras panjang, juga membawa sebaki makanan.
"Ini makan!" Lelaki itu melemparkan bakinya pelan kearah Camy. Kemudian melepas sumpalan pada mulutnya, dan Dia memotong ikatan pada tangannya. Camy menatapnya tajam.
"Makan!" Perintahnya. Camy melihat roti isi dengan apel. Dia menggerutkan dahi.
si Hitam memandang Camy, "Apa? Kurang?"
Camy hanya menggeleng. "Makan!" Perintahnya lagi.
"Mana airnya" Tungkas Camy lemah. Ia melemparkan seplastik air didekannya, Camy mulai memakan makanan itu.
Si hitam meninggalkan Camy setelah Dia menghabiskan semuanya. Si hitam hanya mengikat tangan, tak menyumpal mulut Camy lagi.
Ia mengikat tangan Camy didepan.
(Aktifkan pemindai)
Softlens Camy memindai, menembus tembok ruangan. Dia bisa melihat ada beberapa penjaga disini dan bukan hanya Dia tawanan disini. Ada beberapa sepertinya dilantai ini.
(Blus, kembalilah ke Pedro)
Lalat itu melewati Camy dengan kencang. Setelah Dia membantunya membuka ikatan di tangannya.
Camy melepaskan ikatan kakinya dengan laser pada kuku palsu dijarinya.
"Navigasi active!" Perintahnya. Dengan begini Camy tak akan lagi repot.
Camy buat lubang seukuran tubuhnya menggunakan laser kuku itu, lalu berlalu, berjalan mendekat pada pintu.
(Pedro tunggu aku ditempat aman)
"Hide" seluruh tubuhnya menghilang. Camy tersenyum sumir. Jumawa. Penemuan barunya sungguh memuaskan. Untuk saat ini.
Klek klek klek klek
"No. 581 KABUR!" Teriakkannya saat tak melihat Camy dan malah menemukan lubang seukuran tubuh wanita, penjaga itu bergegas membuang nampan makanan yang isinya sebutir apel.
Ah mereka menamainya seperti nomor yang ada dibaju rumah sakit ini, apa tadi, 581. Ck! Camy berdecak.
Apel itu mengelinding kedekat kakinya. Dia mengambilnya. Menggosokkan ke bajunya, lalu mengigitnya. Haus.
Dengan santai Camy berjalan keluar. Banyak pasukan yang berlalu-lalang atas hilangnya Dia, sangat bertolak belakang dengannya yang masih menikmati apelnya.
Tepat dilorong depan, sebelah kiri. Ada jendela kaca besar yang mengusiknya, Camy mendekat, melihat, ada sebuah ruangan yang penuh alat medis. Dia buang sisa apel pada bak sampah disebelahnya.
Apa sebenarnya tempat ini? pertanyaan didadanya.
Disebelah kanannya, juga ada jendela dengan kaca besar. dia melongok kebawah, sebuah aula besar dengan banyak orang yang sibuk, entah sedang melakukan apa. Mereka berpakaian serba putih juga rapi. Puluhan ribu, mungkin. Apa mereka semua peneliti? sepertinya.
Bertolak belakang sekali dengan pasukan bersenjata yang serba hitam disini. Tempat apa ini sebenarnya?
Bukannya kata Amber Spaldin. si Putri Es, tempat ini mereka buat untuk menyekap beberapa ilmuwan, juga sebuah laboratorium. Lalu mereka mengerjakan apa? orang sebanyak itu. pikir Camy
"581, kau tak akan bisa kabur dari kami. Cepat! Serahkan dirimu"
Sial! Kenapa bisa mereka tahu? Suara itu mengalihkan fokus Camy, Dia berlari menuju pintu yang berada didepannya. Hanya ini satu-satunya pintu, mau tak mau Camy perlu Pedro.
"Mau kemana kau, itu bukan pintu keluar hei 581" Seseorang itu tersenyum licik penuh kemenangan dengan beberapa orang disana yang juga ikut memantau.
[Di dalam ruang pemantauan]
"Dia sangat jenius ternyata" salah seorang disana.
"Apa aku bilang dia harusnya tak kita biarkan keluar dari sini, Dia aset yang berharga juga berbahaya" Celetuk seorang paruh baya menuju uzur.
[Kembali ke Camy]
"Katakan dimana penawar itu" Suara dari speaker.
Camy menulis pada kertas yang dia ambil pada tempat sampah didekatnya.
"KALIAN YANG MENYEBARKAN VIRUSNYA, KALIAN SENDIRI YANG KELABAKAN, DAN SEKARANG, MEMINTA PENAWAR PADAKU, MENGELIKAN!"
Camy memperlihatkan tulisannya pada cctv.
Menuliskan lagi di kertas yang lain.
"KALAU AKU TAHU PUN, PENAWARNYA, AKU TAK AKAN MEMBERIKAN PADA KALIAN!"
(Pedro lubangi area yang aku kirimkan segera)
Sudut lirikannya, Camy melihat laser Pedro sedang bekerja. Dia hanya perlu mengulur waktu.
"581 Berani sekali bermain-main dengan kami" Suara geraman dari speaker.
"Camy kau lupa Hide the Heat, Sayang" Suara Wina mengintrupsinya.
Ah Bodoh. Hide the Heat Active! batin Camy.
(Thanks Win)
"Jangan belagak bodoh kau 581, kami tahu kau punya formula penawar itu"
"Berikan pada kami! Sekarang juga!" Bentaknya keras.
"Atau aku hanguskan saja, rumah mungilmu beserta keluargamu!" Ancamannya.
"OKAY, AKAN AKU BERIKAN!" Camy mendekatkan kertasnya, Ck! 50 persen lagi, gerutu Camy.
Camy berjalan kedekat pasukan yang sengaja ditempatkan disitu, untuk menjaganya.
Camy sengaja bersembunyi dibalik tubuhnya mencoba mengecoh si ketua brengs3k itu dengan menyamarkan panas tubuhnya dengan penjaga itu.
Perlu beberapa saat untuk menghilangkan suhu tubuhnya. Camy memantau pada jam di tangannya.
"Oh Ayolah 581 jangan mengulur waktu!"
"KAU TAK SABARAN SEKALI" pada kertas itu.
Camy menulis kan sesuatu di kertas. lalu meletakkannya lagi.
"SUDAH! SILAHKAN AMBIL" kertasnya.
[Didalam ruangan pemantauan]
"Kau kesanalah" merasa tak didengar.
Si ketua mengedikkan dagu pada bawahannya. Yang hanya menggangguk. Mematuhinya dan keluar dari ruangan itu.
[Kembali ke tempat Camy]
Tiba-tiba masuklah seorang pasukan hitam, mengambil kertas yang Camy tulis.
"Pergantian Shif. West 9. Silakan istirahat"
Pasukan itu meninggalkan tempatnya. Digantikan dengan seorang entah siapa. Meneliti apa yang Camy tulis pada kertasnya.
Sepertinya Hide the Heat sudah bekerja. Camy menyungging senyuman sombongnya.
[Di dalam ruang pemantauan]
"SIAL! 581 HILANG! CEPAT CARI!" Teriakkan perintah dari Lamorna. Ketua divisi Blueish yang terdengar juga dari speaker. Saat tak terlihat lagi panas tubuh Camy dari kamera infrarednya.
"Bagaimana?" Tanya Lamorna pada bawahannya yang mengambil secarik kertas tulis tangan Camy.
"Nyonya, yang ditulis disini, adalah campuran larutan isotonik" Terang bawahannya takut-takut.
"Sia lan! Beraninya dia macam-macam denganku! CEPAT CARI SAMPAI DAPAT!" Bawahannya tadi dengan segera berjalan cepat, memerintahkan anak buahnya untuk mencari 581 alias Camy.
Lamorna mengebrak mejanya. "Robet, lenyapkan keluarganya, bakar habis rumahnya, berani sekali wanita itu melawanku!" Robet mengangguk
"Siap Nyonya" kemudian beranjak dari tempatnya.
[Balik ke tempat Camy]
Sebelumnya Camy telah meletakkan penawar yang mereka inginkan dibeberapa titik, ia akan bekerja dengan sendirinya. Camy menyelinap masuk keruangan sebelah, tempat lubang yang dibuat oleh Pedro.
BRAK! KRAK!
Camy bersama Pedro, sekarang. Dia merasa aman. Camy memantau cctv gedung yang terlihat dari monitor mobil.
Pedro adalah kendaraan canggih dengan kepintaran tak perlu diragukan.
"Pedro bawa aku naik. Tapi tetap dalam mode Hide."
"Baik Madam"
Pedro membawanya naik. Camy menulis pada kertas. menempelkannya pada kaca jendela. Jendela yang ada pada ruangan pemantau.
"HAI LAMORNA! KAU PIKIR KAU BISA MENGENDALIKANKU!
"AKU SUDAH MENYEBARKAN VIRUS DALAM KERAJAAN KECILMU ITU"
"NIKMATI"
Camy mengintip sedikit sebelum menggedor kaca, lantai dimana Lamorna melakukan kendalinya.
Beberapa orang disana menoleh pada jendela, karena gedoran Camy, berapa saat mereka lemas, ternyata Virus yang Camy sebar telah bereaksi pada semua orang di gedung itu.
"Selamat Tidur manis. Mimpi indah"
Ia melihat semua orang tergeletak. Camy memastikan lagi apa virus penawar itu sudah menyeluruh tersebar.
Camy renggangkan tubuhnya,
"Ah lelahnya" kemudian duduk dikursi empuk yang Pedro sediakan.
"Hei Pedro selimuti bangunan ini dengan Awan Roksy"
"Baik Madam"
Pedro mengeluarkan asap tebal yamg menyelimuti bangunan yang ada disana.
"Ya selamat berjumpa setahun atau dua tahun lagi."
Didalam Pedro, Camy melihat banyaknya gedung berselimut Awan. Ini adalah gedung terakhirnya.
Camy adalah ilmuwan yang menciptakan virus mematikan itu. dan juga membuat penawarnya. Hidup itu selucu itu.
Kekacauan yang Camy timbulkan dengan menjual virus itu pada perusahan Black Sea. Yang ternyata berisi manusia serakah.
Membuatnya harus susah payah, menemukan penawarnya. Dan sekalian Camy tambahkan beberapa formula menghilangkan ingatan, bagi mereka para yang tamak.
Ya perlu satu hingga dua tahun prosesnya. Kerja Awan Roksy itu, menyelimuti gedung seperti lemari es. Ia akan mengatur suhu yang sesuai, agar tubuh dalam cangkupannya, hidup dan tak rusak.
"Selamat datang Camy" Wina menyambut. Saat Pedro mendarat di dalam gedung laboratorium DrakHole rancangannya.
"Bagaimana akhirnya bisa menyelesaikan kebodohanmu" Sarkas Wina.
"Membuat Pandemi menyebar luas dan membuat kiamat bagi dunia" Camy memijat pelipisnya. Sangat melelahkan.
Penyesalan. Terlihat pada matanya, Wina merangkulnya.
"Setidaknya kau bisa mengendalikannya" Ucapnya lagi. Wina membawa Camy masuk kedalam. Suara tepuk tangan bergemuruh diruangan yang dipenuhi dengan komputer-komputer canggih.
"Selamat Madam"
"Selamat Camy"
"Hei tukang bikin rusuh! Selamat"
Ternyata para sahabatnya berkumpul disana. merekalah yang membantu Camy memperbaiki keadaan karna kecerobohan yang dia lakukan.
Membuat dunia hancur dalam semalam, akibat apa yang Camy ciptakan dipergunakan dengan salah.
Ketamakan manusia yang membuatnya merasakan sepeti ini. Penyesalan.
"OKE GUYS, TERIMA KASIH! TAPI PERJALANAN KITA MASIH PANJANG, SETAHUN, DUA TAHUN KEDEPAN MOHON BANTUANNYA." Suara Camy keras dan lantang.
Ya Camy tak tahu kedepannya bagaimana. dia menggunakan penawar jangka panjang, Camy sebar keseluruh dunia.
Sedangkan jangka pendek Camy gunakan untuknya juga para rekannya di DH Lab. Masih uji coba. Dan doakan semua lancar.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Alpha Arietis
aku kira cwk, ternyata cwk😅
2022-07-18
0
Cerita Aveeii
semangatt lanjut 💪
2022-06-30
0
Siery Klein
kupikir Camy cewe, ternyata cowo, eh emang cewe wkwk maapkeun
2022-06-24
1