Setelah menenangkan Jenny, Druw membawa Jenny keruangan Amber. Jenny tertegun menatap layar besar di ruangan Amber. Ia diberitahukan Melvra bahwa Amber sedang menyelidiki Alan.
Wina dan Willow sudah berada disana saat Jenny dan Druw baru datang. Menatap Jenny prihatin.
Jenny sedang menatap video cctv saat Alan Byron atau Theodor Rizel itu datang ke DarkHole.
"Kirimkan yang kau temukan padaku Amber" Akhirnya Jenny bersuara, Dingin.
Ia keluar ruangan tak menghiraukan panggilan Wina. Druw menepuk bahu Wina dan menggeleng. Membiarkan Jenny sendiri.
Jenny menatap ponselnya. Ia menerima panggilan dari Alan beberapa hari yang lalu. Ia mendial nomor Alan sekali lagi.
"Nomor yang anda tuju---" Jenny menatap datar ponselnya itu. Ia matikan sambungannya kemudian mendialnya ulang.
"Nomor yang anda---" Jenny kembali menatap kecewa pada ponselnya.
"Apa maksud semua ini..." lirihnya, ia terus melangkah menuju kamarnya, sepertinya harus menemui Alan Byron.
*
*
*
Camy masih pucat. Ia hanya mengaduk sarapannya. Hari ini giliran Joana yang bertugas memasak sarapan.
Ia menarik piring Camy dan menggantikan dengan segelas jus hijau.
"Minum! isi perutmu itu." Perintahnya seperti seorang ibu tiri kejam. Camy menatap malas Jo. Tapi tangannya meraih gelas berisi cairan hijau itu.
"Anak pintar" Jo menepuk kepala Camy melihat gelas Camy kosong.
"Pagi" Wina datang dengan handuk ditangannya, ia selesai jogging.
"Jo aku mau juga, enak juga, bikin nyenyak tidurku, kau masukan apa dalam jusnya? jangan bilang obat tidur." Jo mengisi gelas dengan jus hijau, lalu menyerahkan ke Wina.
"Hanya Kale, kangkung, lemon, grape fruit, nanas dan air rebusan kulit grape fruit dan rempah, macam kayu manis, cengkeh, pala, memang ini obat tidur, tapi alami, sayang" mengangkat juicernya.
"Pagi, Hoaaamm~" Riby yang masih acak-acak kan. Menatap gelas tinggi dengan cairan hijau yang di letakkan didepannya.
"Habiskan" Riby menatap Jo dengan cemberut. Ia tak menyukainya. Walau rasanya enak tapi ia mau makan besar. Bukan segelas cairan hikau kental ini yang akan masuk diperutnya.
Padahal ia ingin makan steak domba. Kebiasaan dari kecil ia sarapan dengan makanan berat. Seperti para asian, selalu sarapan dengan nasi.
"Mana kenyang, aku ingin Lamb Chop" meletakkan gelas kosongnya. Jo menepuk kepala Riby.
"Bagus cepat tumbuh ya adik kecil" Jo terkekeh melihat rengutan Riby.
"Makanya berikan aku Lamb Chop biar bertumbuh bukan cairan kental itu"
"Iya iya, nanti malam mintalah dimasakan Wina" Jadwal memasak setiap hari ada dua orang sarapan dan makan siang oleh orang yang sama sedangkan makan malam oleh orang berbeda.
"Tak ada Lamb Chop hari ini, aku akan membuat seafood boil, sorry Honey," Wina menepuk kepala Riby, ya Riby memang paling kecil diantara mereka, tapi juga berbahaya.
*
*
*
"Apa kau gila? Belum saatnya kau ikut!" Wanita dengan ponsel ditelinganya, Wajahnya nampak mengeras, memerah menahan amukan.
"Itu perintah ketua" dari sebrang suara acuh lelaki.
"Bagaimana reaksi si sayangku Jenny" Ya lelaki itu Alan Byron atau Theodor Rizel. ia meneguk bir dinginnya.
"Sepertinya Jennyku tak sabar ingin bertemu denganku, ia terus saja menghubungiku," Alan menatap ponselnya yang tak berhenti bersuara.
"Coba kalian pantau wanita bodoh itu, sepertinya sedang mencariku" Theodor menutup sambungan nya.
"Siaal Kau!" Maki wanita itu meremas ponselnya dengan kesal. Ponselnya kembali bergetar. Ia mengangkatnya.
"Urus tunangan theodor! Jangan membuat ulah dulu!" Panggilan terputus sepihak.
"Menyusahkan saja" Wanita itu bergegas mencari Jenny.
*
*
*
Jenny kembali ketempat yang sudah lama tak ia singgahi. Perusahaan Alan Byron.
"Nona Jenny, apa kabar?" Sapa resepsionis. Mereka tahu betul siapa Jenny. Kekasih bosnya yang menghilang bak ditelan bumi.
"Apa Kak Vony ada?" Jenny mencari kakak ipar Alan. Resepsionis mengangguk.
"Ada Nona, Nyonya ada diruangannya " Jawabnya.
"Terima kasih Hellen, aku akan menemuinya" Setelah mengangguk pada resepsionis, ia lalu melangkah menuju lift.
Sampai dilantai dimana tempat Vony berada. Ia melihat asisten Vony, Barbara.
"Siang Nona Jenny" Barbara menundukan kepala.
"Kak Vony ada?" Barbara dengan senyum mengantarkan Jenny keruangan Vony.
"Terima kasih Barbara" Jenny mendekat pada meja Vony yang sibuk dengan banyak berkas.
"Sepertinya kau sibuk Kak?" Vony menatap Jenny. Matanya melebar. Dengan cepat ia bangkit dari kursinya lalu memeluk Jenny.
"Kau kemana saja, gadis nakal?" Ada rasa haru juga sedih, pada wajah Vony.
"Kau baik-baik sajakan" mata Vony berkaca.
"Aku kira kau ikut menghilang dan tak kembali." Pelukan Vony mengerat.
"Aku baik kak" Setelah kesalahpahaman itu mereka berdua menjadi akrab. Tetapi ketika Alan menghilang. Beberapa bulan Vony masih menemani Jenny hingga Jenny pun ijin untuk menenangkan diri dan tak lagi menghubungi Vony selama dua tahun ini.
"Duduk" Vony menyapu air matanya.
"Kau tak memberiku kabar, tapi aku bersyukur kau kembali," Jenny menatap Vony datar. tangannya digenggam oleb Vony. agak risih.
"Kak apa kau sudah menemukannya?" 'nya' yang dimaksud ini tak lain adalah Alan.
Vony menggeleng. "Kami masih mencari, sebelum kami menemukan jasadnya, kami anggap dia masih hidup disuatu tempat" Vony kembali tersedu.
Iya dia masih hidup, kak, batin Jenny.
Tapi tanpa perasaan ia membuangku begitu saja, lanjut batinnya.
"Ayo kita makan siang" setelah banyak mereka bercerita. Lebih tepatnya Vony bertanya dan Jenny menjawab seadanya.
"Maaf kak hari ini aku sudah ada janji. Lain kali ya" tolak Jenny. Ia akan beranjak namun Vony menahannya.
"Kakak minta nomermu yang baru. Sebentar." Vony meninggalkan Jenny. Jenny menggelindingkan benda bulat kecil sebesar peluru ke bawa kursi.
Alat penyadap.
*
*
*
Jenny dimobil yang membawanya ke DarkHole. Melihat semua dari kaca mobil bagian depan.
Bodohnya ia yang terlalu terpuruk hingga otaknya tak bisa berfikir lurus. kepintaranya tak berguna selam ini.
Nyatanya selama ini ia dimanfaatkan. begitu menyakitkan sampai jadi kebas hatinya.
"Dia tak percaya denganku ternyata." Terlihat Vony yang menemukan alat penyadapnya lalu menghancurkannya. Vony mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Wanita bodohmu, tadi kemari." Dengan nada kesal.
"Telah sampai Madam" suara dari mobil menyadarkan Jenny.
"Terima kasih Sandos" Jenny keluar mobil masih fokus dengan ponselnya. Ia menjejalkan earphonenya.
"Sama-sama Madam" Sandos, Robot sejenis Pedro.
"Hei kau kemana saja, aku mencarimu kemana-mana" Joana yang nafasnya masih patah-patah itu terlihat lelah.
"Kau tak ada saat sarapan, aku mencarimu untuk makan siang" Alis Jenny terangkat. Tak biasanya.
"Aku keluar sebentar."
"Kalo gitu ayo kita makan" Jo telah mengandeng lengannya tak membiarkan Jenny menolak.
"Aku buat pasta. Tomato cream penne" Jo menghidangkan sepiring pasta hangan untuk Jenny.
"Makan... makan..." Jenny mengambil garpunya. Lalu menyendok. Setidaknya perutnya menghangat.
"Aku pulang" Wina datang dengan berkantong-kantong belanjaan. Dibelakangnya Beliv ikut membawa beberapa lagi kantong.
"Kau, borong?" Jo mendekat dan mengintip kantong-kantong itu.
"Iya, aku tadi pergi ke bazar Seafood. Diskonnya bikin gila. Aku lapar," Jo menyipitkan mata.
"Habis berapa semua ini gak lebih dari anggaran makan malam kan?" Si pecinta uang, mulai beraksi.
Wina hanya memutar malas matanya didepan lemari pendingin. Mengambil sekotak pasta yang memang telah ditempatkan masing-masing, lalu mesukannya ke microwave.
"Tenang, dibawah anggaran,"
"Bravo! Tak sabar pesta seafood boil nanti malam"
"Aku selesai" Jenny meletakan piringngnya pada rak cuci.
"Aku kekamar" Lalu melenggang tanpa menunggu jawaban kedua orang yang saling pandang itu.
Sepasang mata menatap punggung Jenny intens lalu berdecih samar.
*
*
*
Ponselnya berdering.
"Kau tak perlu cemas Vony telah menanganinya. Walau sekarang kecurigaannya akan terpaku pada Vony juga perusahaan." Sambungannya lalu terputus.
Wanita itu menyesap wine nya. Ia berdiri dijendela. Matanya terlihat dingin. Ia sesap kembali minuman merah itu. Seringaian licik terlihat dari bibirnya.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta mampir dan nyicil bscax y
2022-05-31
1
lazy
he'eh sip sip tak koreksi duls
2022-05-20
0
lazy
yuhuuuuu langsung teler🤧
2022-05-20
0