"Kenapa? Ada apa?" tanyaku pada Diana.
Aku bingung karena tiba-tiba dia histeris. Diana memberikan ponselku dengan tatapan yang penuh dengan pertanyaan.
Aku menerima ponselku dan melihatnya. Dan benar saja Diana histeris karena yang mengirim pesan adalah Reni. Banyak sekali pesan yang dia kirim, dia mengatakan bahwa dia kangen dan sebagainya.
Dan yang terparah adalah pesan yang dikirim terakhir, dia mengatakan tentang pernikahan yang dia rencanakan.
Pantas saja Diana sangat histeris. Berani-beraninya dia mengatakan masalah pernikahan itu, pernikahan yang dia rencanakan sendiri dan pernikahan yang atas kemauannya sendiri.
"Sayang, ini... ini tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak merencanakan apa-apa dengan dia, apalagi pernikahan. Aku tidak pernah menjanjikan ataupun membicarakan masalah itu dengannya," aku mencoba membujuk dan merayu istriku agar dia percaya padaku.
"Berarti benar kamu kenal dengan Reni itu yang ngirim pesan tadi?" Diana menyebutkan nama Reni dengan emosi.
Aku sungguh bodoh, harusnya aku blokir saja nomer Reni agar dia tidak bisa menghubungiku karena aku di sini beberapa hari, bisa semingguan lebih aku baru balik ke kantor. Jadi sangat tidak mungkin jika Reni tidak menghubungiku.
See... aku baru sehari di sini saja dia sudah kebakaran jenggot. Benar-benar dia tidak bisa melepaskanku. Kenapa dia sampai seperti itu padaku? Apa dia tidak bisa mencari lelaki lain selain diriku?
"Dia memang temanku. Tapi aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Aku mohon percayalah padaku. Aku tidak akan mungkin melakukan itu, aku mempunyai Dave di sini, di dalam hatiku," aku menunjuk ke arah dadaku untuk meyakinkan istriku.
Segala bujuk rayu aku berikan pada istriku agar dia percaya padaku dan tidak mempermasalahkan masalah Reni lagi.
Namun tidak semudah perkiraanku. Diana tetap saja membicarakan tentang Reni. Aku harus berpikir keras agar Diana tidak lagi membicarakan dan mengungkit kembali nama Reni.
Akhirnya aku bisa membujuknya. Bukan membujuk Diana, tapi membujuk Reni. Aku menyuruhnya untuk menjelaskan pada Diana agar dia percaya bahwa aku dan Reni tidak ada hubungan apa-apa.
Awalnya Reni menolak, karena sudah pasti dengan sikapnya itu dia tidak akan mau mengalah. Untung saja aku bisa membujuknya dengan mengatakan bahwa aku tidak akan kembali ke sana jika semuanya ketahuan sekarang.
Reni menyetujuinya dengan syarat dia memintaku agar menikahinya segera. Aku iyakan saja agar masalahnya cepat selesai.
Beberapa menit kemudian, Reni menghubungi ponselku. Kuberikan ponselku pada Diana, namun aku aktifkan loud speaker ku agar aku juga mendengar apa yang dibicarakan Reni pada Diana.
Aku sedikit lega dan ku sembunyikan senyumanku agar Diana tidak mengetahuinya.
Ku akui, Reni memang pelakon yang handal. Dia mempunyai segudang alasan untuk meyakinkan istriku. Entah mantra apa yang digunakan oleh Reni sehingga dengan mudahnya Diana percaya padanya. Begitu juga denganku dulu yang tiba-tiba sudah menjadi bagian dari kepuasannya.
Diana memberikan ponselku dan berkata, "Untuk kali ini aku percaya. Entah jika ini terulang lagi, kemungkinan besar kita akan pisah."
Ada yang mengganjal dalam hatiku, aku tidak rela jika rumah tanggaku hancur karena kebodohanku yang terjebak oleh wanita yang bernama Reni Wijaya.
Kini aku benar-benar sudah terjebak jauh dalam permainan Reni. Aku mempunyai janji padanya. Demi membujuk istriku untuk percaya padaku, Reni membuatku berjanji untuk menikahinya.
"Aku tidak mencintainya, kamu harus percaya," hanya kalimat ini yang bisa aku ucapkan pada Diana, karena memang benar bahwasannya aku tidak mencintai Reni.
"Aku pegang janjimu," ucapnya sebelum Diana naik ke ranjang dan memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Veronica Maria
kalo janda gatel ya bgtu dah. sekali dapet batang, lsg ga mau lepas. apa segitu ga lakunya jdi janda ? jdilah janda yg bermartabat dan bkn jnda yg murahan sprtimu reni. inget karma. mgkn lo dulu dicerai jg krn lo gatel dan selingkuh
2022-09-09
0