"Apa-apaan sih kami Ren? Gak perlu tarik-tarik kayak gitu, malu tau gak? Lagian aku kesini bareng Celine, masa' iya aku ninggalin dia di sana?" aku terbawa emosi.
Entah apa yang membuat Reni begitu kuat. Dia menarik ku hingga keluar dari restoran. Kami seperti pasangan kekasih yang sedang bertengkar.
"Kamu yang apa-apaan berduaan sama cewek lain. Pantes aja telepon aku gak kamu angkat. Ternyata... mau selingkuh kamu?" Reni mengomel membuatku malu.
Cih, gak ngaca, kamu yang mengajakku dan menjebak ku selingkuh denganmu! dalam hati kukatakan demikian.
Bukannya aku tidak berani mengatakannya, namun aku menghindari amukannya yang membuatku malu jika dia benar-benar mengamuk di tempat umum seperti ini.
Reni seorang wanita yang ceplas-ceplos dan suka berhura-hura. Ku akui dia sering mengajakku pergi ke klub malam dan gaya hidupnya sangat mewah. Setiap dia berbelanja, dia selalu membeli barang-barang mewah. Ya memang dia dari keluarga kaya, mungkin karena itulah suaminya memutuskan berpisah dengannya.
Banyak orang yang memandang heran pada kami. Sekitar lima menit kami berdebat di parkiran depan restoran tersebut, Celine berjalan melintasi kami.
"Ren, Al, aku duluan ya. Bye...," Celine berpamitan pada kami dengan senyumnya yang masih terekam jelas oleh mataku.
"Woiii kedip! Dasar lelaki buaya!" Reni memukuli ku dengan tas jinjingnya.
Sungguh sangat malu aku dibuatnya. Ku tinggalkan dia di sana. Aku berlari menuju mobilku dan segera menyalakan mesinnya.
Aku melihat Celine di pinggir jalan, sepertinya dia sedang menunggu taksi. Ku hampiri dia, mobilku berhenti tepat di depannya dan ku turunkan kaca mobilku.
"Cel, aku antar pulang ya. Buruan masuk, macet," seruku dari dalam mobil.
"Gak usah Al, makasih, aku nunggu taksi aja,"
"Buruan Cel, dimarahin orang entar bikin macet," seruku kembali.
Tin... tin... tin...
Bunyi klakson mobil di belakangku bersahut-sahutan.
"Yuk, cepetan masuk," teriak ku.
Celine berlari menuju mobilku. Sepertinya dia malu karena banyak mobil yang membunyikan klakson untuknya.
Mobil segera ku lajukan menyusuri jalan menuju rumahnya. Sepertinya jalan ini sudah menjadi jalan kenangan untukku.
"Cel, maaf ya. Aku sangat malu sekali, terutama sama kamu," ku lihat sekilas wajah cantiknya, kemudian perhatianku kembali pada jalanan di depanku.
"It's okay Al, gak masalah buat aku. Eh tapi kamu beneran sama Reni? Al, maaf bukannya aku ikut canpur, tapi...."
"Tapi kenapa Cel?"
"Tapi... apa kamu gak bisa berhenti berhubungan dengannya? Eh maaf bukannya aku ikut campur, aku cuma-"
"Aku tau Cel. Dari awal aku tidak berniat sama sekali untuk dekat dengannya. Bahkan memimpikannya saja tidak pernah. Aku terjebak olehnya, dan kini.... aku bingung bagaimana aku bisa lepas darinya."
"Kenapa tidak bisa? Aku... maaf Al, aku cuma tidak tega sama anak dan istri mu. Dan kamu tau kan, aku batal nikah karena calon suamiku selingkuh. Wooow... bisa dibayangin kan rasanya gimana? Pernikahan yang kurang satu minggu batal," mata Celine berkaca-kaca dan bibirnya bergetar menceritakan kisahnya.
Perkataan Celine sungguh menyentilku. Seandainya dia tahu jika yang ku inginkan adalah dia, apakah dia akan menghindariku?
"Aku sudah mencobanya Cel, tapi kamu lihat kan? Bahkan di depan umum saja dia nekat seperti itu."
"Lalu bagaimana dengan anak dan istrimu Al? Apa kamu akan terus seperti ini?"
Pertanyaan Celine tidak bisa aku jawab, karena aku sendiri bingung, bagaimana aku bisa menghindarinya?
"Cel, apa kamu bisa membantuku?"
"Bantu apa Al?"
"Bantu aku lepas dari Reni."
"Tapi bagaimana caranya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments