Mataku terbuka di saat tenggorokanku terasa kering. Ku lebarkan netraku ketika menoleh ke samping kananku. Ada sosok wanita yang aku kenal dan aku baru ingat ketika melihat tubuhnya yang hanya tertutup selimut sebatas dadanya.
Aaah... bodoh sekali diriku yang bisa terpancing hanya dengan sentuhannya. Akal sehatku menghilang entah kemana saat itu. Aku mengeram marah pada diriku sendiri. Aku merutuki kebodohan ku sendiri.
Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Dan aku baru ingat jika dia seorang janda. Lalu bagaimana selanjutnya? Aku sungguh tidak bisa berpikir jernih saat ini. Aku bingung harus bagaimana. Tidak mungkin aku meninggalkan istri dan anakku.
Aku menoleh kembali untuk melihat wajahnya. Sungguh aku tidak tega melihat seorang wanita diperlakukan seperti ini. Tapi bukan salahku juga, aku tidak memaksanya dan aku menolak ajakannya. Dia sendiri yang mengajakku dan merayuku, ralat dia bukan hanya merayuku tapi juga memaksaku.
Ku pejamkan kembali mataku ketika dirinya mulai bergerak. Sungguh tersiksa diriku, tiba-tiba saja tubuhnya bergerak dan dengan tubuh yang tidak berbalut sehelai benangpun dia merangkul ku dan menjadikan aku sebagai gulingnya.
Sungguh ini membuat jiwa pria ku meronta. Bisa apa aku jika setiap aku menghindar dia malah seperti ini? Apakah aku yang bersalah? Aku rasa aku tidak bersalah, bukan aku yang memulai.
Aku tidak bisa bergerak, dan aku juga tidak bisa lepas darinya. Lalu bagaimana aku bisa pergi dari sini? Tunggu, kenapa aku harus pergi? Ini kan apartemenku.
Sungguh aku ingin berteriak meluapkan segalanya. Kenapa harus dia? Kenapa harus Reni? Kenapa bukan Celine?
Ahh.. aku baru ingat, semalam aku patah hati karena dia. Pantas saja aku bisa larut dalam permainan Reni. Lalu bagaimana dengan pernikahan Celine?
"Lex, kamu udah bangun?" tanya Reni padaku ketika aku larut dalam pikiranku sendiri.
"Ren, sebaiknya kamu pakai baju dulu," ucapku untuk menetralkan kegugupanku.
"Oh iya, hehehe... sorry kelupaan," ucapnya.
Hah, kelupaan? Dia kan seorang wanita, kenapa bisa seperti itu?
Aku tidak mengalihkan pandanganku pada ponsel yang aku pegang agar aku tidak melihat Reni yang dengan santainya dengan tubuh polosnya memakai baju di depanku.
Setelah dia memakai bajunya, aku meraih selimut untuk menutupi badanku dan berganti pakaian di dalam kamar mandi.
"Ren, aku rasa kita harus bicara," aku membuka pembicaraan agar semua bisa selesai dengan jelas.
"Ngomong aja Lex, gak ada yang ngelarang," jawabnya.
"Em semalam kita...," aku tidak berani meneruskannya.
"Kamu menikmatinya kan? Aku juga, aku tidak menyesal melakukannya denganmu," ucapnya dengan tersenyum.
"Tapi Ren kamu... kamu kan.."
"Aku janda Lex, aku bebas. Anak-anakku tinggal bersama dengan kedua orang tuaku."
"Ren, aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk.... kamu sendiri kan yang memulainya, dan aku... aku..."
Belum selesai aku berbicara, Reni sudah berada di depanku dan meraup bibirku. Aku yang baru saja bangun di pagi hari merasakan sensasi gelenyar di tubuhku. Mungkin ini masih pagi dan inilah yang dinamakan serangan fajar.
Aaah... aku terjebak oleh tubuh Reni sekarang ini. Dengan lihainya dia mencumbuku dan sebagai seorang laki-laki yang normal aku menyambutnya.
Ciuman kami begitu dalam dan menuntut hingga dia duduk di pangkuanku. Dia begitu liar, aku dibuat kewalahan olehnya.
Hingga dering telepon menyadarkanku jika sekarang pasti anak dan istriku meneleponku. Hari ini memang hari minggu, biasanya aku akan pulang, namun karena kemarin aku ada janji dengan teman-teman, jadi aku menunda kepulanganku untuk sementara.
Ku paksa dia untuk menyudahi aktivitas kami. Aku katakan padanya jika anak dan istriku sedang meneleponku. Dan dia pun melepaskanku.
Namun apa yang dia lakukan kini, sungguh membuatku terlena dan aaaah... aku bisa gila dibuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Beruntung Celine berpisah dr Al, sbb dia lelaki tak pny sikapnya. Anak istri yg kasian...
2022-05-30
2