"Pagi cantik...," sapa Zayn pada Caramel yang sedang berkutat dengan layar komputer.
Caramel menoleh ke samping, ternyata di sana sudah ada Zayn yang tersenyum manis padanya.
"Siang Kak," sapa Caramel dengan tersenyum.
"Kok manggilnya Kak sih?" Zayn merajuk.
"Hah? terus manggil apa dong?" tanya Caramel bingung.
"Emmm... sayang juga boleh," jawab Zayn masih dengan senyum manisnya.
"Hehehe... kan bukan pacar," Caramel menjawab dengan jujur.
"Hahaha... ya udah kalau gitu kita pacaran aja yuk," Zayn menggoda Caramel.
Caramel menggeleng.
"Gak mau ah, kan baru kenal."
"Nanti kita jalan yuk sepulang kerja, biar kita tambah kenal. Ok?" rayu Zayn pada Caramel.
"Jalan? Pulang kerja? Ngapain?" tanya Caramel dengan lugunya.
"Ya jalan cantik," rayu Zayn.
" Aku tiap hari jalan kok," jawab Caramel kembali.
"Oiya, kemana?" tanya Zayn.
"Ya pulanglah, jalan kaki," jawab Caramel jujur.
"Hahaha... bukan itu cantik, kita jalan-jalan, terus kita ke hotel yuk," Zayn melancarkan aksinya.
"Ngapain ke hotel? Males ah capek, mending bobok cantik di rumah," jawab Caramel.
"Kita senang-senang dong, mau ya..." rayu Zayn.
Tiba-tiba kerah baju Zayn terangkat, leher Zayn tercekik kerah bajunya.
"B***g**k, beraninya kamu ganggu dia," Raymond marah, dia emosi karena cemburu Caramel di rayu oleh Zayn.
"Santai Bro... lepasin dulu ini," pinta Zayn dengan memegang tangan Raymond tmyang mencengkeram kerah bajunya.
"Chef lepasin, jangan bikin ribut," pinta Caramel mengiba.
Caramel takut Raymond akan melampiaskan emosinya.
Melihat Caramel memohon dengan sangat mengiba padanya, membuat Raymond melepaskan kerah baju Zayn.
"Dia calon istriku, jangan kamu ganggu," Raymond memberitahu dengan wajah dinginnya layaknya dia memerintah.
"Calon istri? Sejak kapan?" tanya Zayn.
"Sejak aku datang ke tempat ini. Dan apa tadi maksud kamu mengajak dia jalan-jalan lalu ke hotel? Kamu pikir dia wanita rendahan?" Raymond memelototkan matanya.
"Hah? Jadi maksud kamu seperti itu Zayn?" tanya Caramel tidak percaya.
"Seperti kata orang-orang yang aku dengar begitu, gak salah kan aku juga merasakan?" seringai licik tampak di wajah Zayn.
"B****g*n, mau aku habisi disini?" Raymond kembali mencengkeram kerah baju Zayn.
"Aku gak nyangka Zayn kamu ternyata sama seperti yang lain," Caramel pergi dengan berlari dari situ.
"Urusan kita belum selesai, kita lanjutkan nanti," Raymond melepaskan kerah baju Zayn dan berlari mengejar Caramel.
Zayn tertawa dan melihat di luar pintu VIP sudah ada Daddy dan Mommy Raymond. Mereka tersenyum dan mengacungkan jempol pada Zayn, dan Zayn membalas senyum mereka sambil mengangguk.
Raymond mengejar Caramel dan mencarinya dimana-mana. Sepertinya gadis itu sekarang sudah berlatih lari dengan cepat. Sampai-sampai Raymond kehilangan jejaknya. Dicarinya keseluruh ruangan yang biasa dia kunjungi, kantor, kitchen, walk in chiller, bar, namun tak ada semuanya. Sampai di arena permainan pun yang segitu luasnya dia jelajahi demi mencari calon istrinya, namun hasilnya juga nihil. Raymond baru ingat tempat favorit Caramel jika beraedih dan menangis, toilet.
Raymond berlari menuju toilet, dan benar saja, ketika dia sampai di sana bersamaan dengan Caramel yang baru keluar dari toilet. Raymond langsung memeluk Caramel. Dia memeluk erat tidak memberi kesempatan pada Caramel untuk bergerak ataupun melepaskan diri dari pelukannya. Caramel sangat kaget karena dia keluar dengan kepala menunduk dan tiba-tiba saja ada lengan kekar dan dada bidang penuh otot yang memeluknya. Caramel meronta ingin melepaskan dirinya dari pelukan yang dia tidak tahu siapa orangnya. Namun dia tahu jika itu Raymond, karena dia mengenal bau parfum yang tercium di baju orang yang memeluknya. Caramel memukul-mukul dada orang yang memeluknya dengan erat. Dia takut jika orang itu bukan Raymond. Entah mengapa dia tenang jika yang memeluknya Raymond.
Pelukan Raymond mengendur dan wajah Raymond menghadap bawah melihat wajah cantik Caramel, calon istrinya.
"Kamu gapapa kan?" Raymond membelai pipi Caramel.
"Emm... emm... lepasin Chef nanti jadi masalah lagi," Caramel mencoba melepaskan tangan Raymond dari pinggangnya.
"Kenapa hmm?" Raymond tersenyum menggoda.
"Gak enak Chef, ini tempat kerja," jawab Caramel yang masih berusaha melepaskan tangan Raymond dari pinggangnya.
Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan mereka berdua.
"Kalian.. beraninya kalian bermesraan di wilayah tempat kerja?" ucap Pak Irfan berlagak marah karena kini di belakang Raymond sudah ada pemilik dan pemimpin dari perusahaan mereka bersama istrinya.
Raymond dan Caramel menoleh ke arah sumber suara. Caramel kaget dan takut jika dia akan dipecat. Dia memang ingin keluar dari tempat kerjanya, namun tidak dengan predikat jelek seperti itu, dia maunya keluar dari situ dengan menyerahkan surat pengunduran dirinya secara bangga. Berbeda dengan Caramel, Raymond tampak santai dan malah mengeratkan tangan kirinya ke pinggang Caramel. Tentu saja Caramel yang sungkan dan canggung dengan sikap Raymond yang seperti ini. Caramel lupa jika Daddy Nathan pernah bersalaman dengannya pada saat soft opening waktu itu. Dia tidak tahu jika Daddy dari Raymond ini adalah pemilik dan pemimpin perusahaan tempat dia bekerja. Dia takut dipecat karena Pak Irfan mendapatinya bersama Chef Raymond sedang berduaan dan bermesraan.
"Ck, ganggu aja sih," Raymond mendengus.
"Apa kamu bilang, tidak sopan sekali kamu pada kita," Pak Irfan meninggikan suaranya.
"Memangnya kenapa? Kita gak salah kok," jawab Raymond dengan entengnya.
"Gak salah kamu bilang? Kalian berduaan dam bermesraan di jam kerja dan di tempat kerja, dan status kalian yang seperti itu jangan diperlihatkan disini," jawab Pak Irfan dengan emosi, namun setelah itu dia tersenyum mengejek dan meremehkan.
"Status seperti apa maksud anda," Raymond terpancing emosinya.
"Ehemm... sebenarnya saya tidak mau menjelaskannya di depan tamu terhormat kita, tapi berhubung kamu memaksa, jadi... ok lah saya jelaskan, kalian sugar daddy dan sugar baby kan?" ucap Pak Irfan dengan sok tahunya.
Daddy dan Mommy Raymond sedikit kaget mendengar sebutan Raymond dan Caramel dari Pak Irfan. Mereka sudah tahu semua yang terjadi di tempat itu, termasuk tuduhan-tuduhan dan gosip-gosip yang beredar mengenai Caramel serta taruhan para karyawan cowok pada Caramel. Namun mereka tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut Pak Irfan, seorang manager tempat itu mengatakannya di depan mereka pemilik dan pemimpin perusahaan tempat mereka bekerja.
Sangat tidak sopan menurut mereka karena mengatakan pada mereka di suasana dan tempat yang tidak tepat. Memang Pak Irfan tidak tahu jika Raymond anak mereka, tapi paling tidak dia harus menghormati orang lain, bukannya sibuk mencari muka pada bos atau majikannya.
"Apa anda bilang? Sudah saya katakan berapa kali jika Caramel ini adalah calon istri saya. Dan anda berani-beraninya menggoda calon istri saya si depan mata saya padahal anda tau jika dia calon istri saya. Dan apa mengajak karyawannya untuk jalan-jalan, shoping dan ke hotel itu wajar untuk seorang manager?" Raymond sengaja mengatakannya agar Daddy-nya tahu kelakuan managernya dan agar sekalian dipecat sekarang juga.
"Apa maksudnya Pak?" tanya Daddy Nathan dengan dinginnya.
Daddy Nathan tahu jika Raymond mencoba meminta pada HRD pusat agar memecat Pak Irfan dan Nindi, namun mereka menolak. Daddy Nathan ingin melihat sendiri kesalahan yang diperbuat Pak Irfan.
"Emmm tidak ada Pak. Chef Raymond hanya mencoba memfitnah saya saja Pak," jawab Pak Irfan membela dirinya.
"Memfitnah? Apa gak salah dengar saya? Anda mengajak calon istri saya untuk jalan-jalan, shoping dan pergi ke hotel kan? Sayangnya itu tidak berlaku pada Caramel, dia tidak seperti karyawan anda yang lain yang mai anda ajak senang-senang di ranjang dan dibelikan barang mewah," sindir Raymond yang membuat apak Irfan tidak bisa berkutik.
"Benar itu Pak?" tanya Mommy Grace.
"Tidak Bu dia memfitnah saya," Pak Irfan membela dirinya.
"Hmm... mana ada maling yang ngaku," sindir Raymond.
Caramel yang menjadi bahan omongan hanya bisa menunduk malu. Matanya berkaca-kaca, dan ditambah mata sembabnya tadi setelah dihina oleh Zayn membuatnya seperti orang yang sedang menangis.
Mommy Grace memperhatikan Caramel yang sepertinya sedang bersedih. Mommy Grace berjalan mendekati Caramel dam dia memeluk tubuh Caramel dengan hangatnya, seperti pelukan Ibunya.
"Mom, jangan lama-lama, dia itu Caramel ku," ucap Raymond sambil merebut tubuh Carmel dan memeluknya.
Mommy tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lucu melihat putranya yang biasanya cool karena sikap cuek dan dinginnya itu kini menjadi bucin.
"Mom?" ucap Pak Irfan mengulangi panggilan Raymond pada Mommy Grace.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
mau kaget.. terlambatt Irfan... siap² aja ditendang dgn tdk hormat.. lagian jd lelaki mulutnya kok kek perempuan... 😏😏
2023-10-02
0
Nining Slalu
lnjut thor
2022-05-12
1
Putu Surini
semakin seru
2022-05-12
1