Setelah mereka selesai makan, mereka kembali ke tempat kerjanya. Tiba - tiba Caramel disambut Revan ketika baru turun dari mobil. "Kamu itu ngerjain tugas malah keluyuran, mana belum selesai lagi tugasnya", Revan membentak Caramel di tempat terbuka, tepatnya kini mereka berada di parkiran tempat kerjanya. Sontak saja semua mata yang ada di tempat itu menatap ke arahnya. Caramel begitu malu, baru saja mood nya agak membaik karena perutnya sudah terisi setelah banyak drama yang menyesakkan hatinya, lah kok sekarang dia dibentak oleh atasannya karena tugasnya belum selesai. Caramel begitu kesal, karena menurutnya itu bukan kesalahannya.
"Salahin noh Pak Anto. Aku tuh tadi lagi ngerjain laporan malah disuruh dealing party, kan harusnya dia yang berangkat, malah ngelempar tugasnya ke aku. Makan gaji buta dia disini gak ngapa - ngapain, malah enak - enakan pacaran, gak ingat sama anak bininya di rumah", mata Caramel berkaca - kaca menjawab pertanyaan Revan, dia melirik Pak Anto sebentar yang ada di tempat itu menyaksikan Revan sedang membentak Caramel, kemudian Caramel berlari kecil meninggalkan mereka yang diam di sana.
Pak Sarno memegang pundak Revan dan berkata, "Tadinya dia gak mau, tapi terpaksa, dan dari pagi dia uring - uringan terus, eh pas sampai sana tadi dia tambah kesal"
"Kesal kenapa Pak?" Revan penasaran dengan apa yang terjadi.
Kemudian Pak Sarno menceritakan Pak Sarno menceritakan kejadian di sana tadi pada saat bertemu dengan Pak Dani. Namun Pak Sarno tidak menceritakan pada Revan tentang Pak Anto yang memaksa Caramel untuk menggantikannya, karena Pak Anto malah ikut nimbrung menyimak cerita Pak Sarno.
Caramel menghentikan langkahnya di area dapur. Dia melihat walk in chiller yang pintunya terbuka, langsung saja dia masuk ke dalamnya. Di sana ada beberapa junior cook dan senior cook yang sedang mengambil bahan untuk prepare nanti. Mereka terkejut melihat Caramel masuk ke sana. Sedangkan Caramel hanya acuh saja, dia sudah terbiasa masuk ke sana jika ingin mendinginkan badan, tentunya juga pada saat ada mereka yang sedang berada di dalamnya. Kali ini Caramel masuk ke dalam hanya ingin mendinginkan badan, hati dan pikirannya di sana. Mereka semua tidak berani mengusir Caramel karena mereka tahu siapa Caramel, dan juga memang mereka sering bercanda dengannya jika Caramel sedang ngadem di dalam situ. Siapa yang tidak tahu sosok Caramel yang begitu viral dikalangan cowok yang dijadikan bahan taruhan mereka.
"Kenapa Ca? Eh tadi kamu dicariin Revan loh, kayaknya dia marah gitu", Rio si junior cook yang sedang berada di dalam situ menghampiri Caramel dan bertanya padanya.
"Gapapa cuma pengen ngadem aja. Panas banget diluar", Caramel menjawab singkat dan dengan senyum tipis yang dipaksakan.
"Kalau pengen ngadem, sana di kantor, jangan disini", suara itu terdengar dari arah pintu. Tiba - tiba seorang laki - laki berpakaian Chef masuk dan berkata seolah mengusir Caramel keluar dari tempat itu.
Mereka semua menatap ke arah pintu ketika mendengar suara tersebut. Kemudian mereka menatap Caramel, mereka ingin tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana Caramel keluar dari tempat itu. Bagaimana tidak mereka penasaran, secara si Chef ini baru masuk hari ini, dan Chef ini bertampang dingin dan tegas jika memberi perintah, maka dari itu nyali mereka ciut jika si Chef yang tampannya maksimal ini bersuara agak tinggi dan tegas.
Rio menghadap Caramel dengan menggerakkan dagunya ke arah pintu agar Caramel keluar dari sana.
"Maaf Chef, permisi", Caramel berjalan keluar, dan disaat berpapasan dengannya dia menundukkan kepalanya dan mengangguk sebagai tanda hormat.
"Kalian semua sudah selesai? Kalau sudah, cepat kembali ke tempat masing - masing, kerjakan tugas kalian dengan benar", suaranya menggema di sana, begitu tegas dan lantang membuat mereka semua segan kepadanya. Jiwa CEO nya keluar, auranya benar - benar mencerminkan seorang CEO, tidak ada yang bisa menolak ataupun membantah perintahnya.
Raymond POV
Kemudian mereka keluar dari tempat itu dan aku masuk ke dalam kantor untuk melihat reservasi yang masuk untuk beberapa hari ini. Di sana aku melihat gadis yang tadi di dalam walk in chiller, sekarang dia cemberut dengan muka ditekuk berada di samping Revan yang melihat hasil laporan yang dikerjakannya tadi.
"Ah dia lagi, sebenarnya siapa dia? Sepertinya wajahnya gak asing. Dan sedari tadi aku mencari gadis berkebaya yang semalam tapi gak ketemu. Caramelia... ya itu namanya. Aku akan bertanya pada Revan setelah gadis ini pergi", aku membatin namun tak kusadari bibirku tersenyum melihat wajah lucu yang menggemaskan dari gadis di samping Revan itu. Apa aku mulai tertarik dengannya? Lalu bagaimana dengan gadisku yang membuat jantungku berdebar semalam? Kenapa disini aku jadi gampang tertarik dengan lawan jenisku? Ah pikiranku terlalu jauh.
Raymond POV end
Revan bertanya pada Caramel tentang peristiwa yang terjadi tadi. Awalnya Caramel diam saja, namun akhirnya dia bercerita tentang semua yang dialaminya, mulai dari Pak Anto yang semena - mena memerintahkannya menggantikan tugasnya padahal dia sedang ada kerjaan, dan tentang kejadian di sana yang kurang nyaman karena perlakuan Pak Dani padanya hingga yang Revan marah padanya. Semuanya dia ceritakan, dan pada akhirnya Revan yang menjadi luapan amarah Caramel. Revan hanya tersenyum dan mengatakan, "Sabar Ca, orang sabar pantatnya lebar", Revan tertawa lepas , dan Chef yang berada disitu pun ikut tersenyum mendengar semuanya. Mata Caramel melotot pada Revan. Bukannya Revan berhenti tertawa malah dia semakin terbahak melihat tingkah Caramel.
"Ini aja udah lebar pantatku, kalau tambah lebar bisa lancar banget nanti kalau aku melahirkan. Mbrojal mbrojol ae terus ",seloroh Caramel yang disambut tawa mereka. Caramel tetaplah Caramel, seburuk apapun moodnya, sekesal apapun dia pada seseorang, tetap saja dia membawa keceriaan untuk sekitarnya.
Raymond POV
"Gadis ini unik dan apa adanya. Mana wajahnya cantik juga, body nya uuuuuh.... gak nahan, padahal umurnya masih sangat muda", pikiran dan batinku mengatakan seperti itu. Tapi memang benar, dia gadis yang spesial menurutku. Ah, apa aku benar - benar mulai tertarik padanya? Siapa nama gadis ini? Semua orang memanggilnya Ca, siapa nama lengkapnya? Lalu bagaimana dengan gadis kebaya ku yang semalam? Eh tunggu, tapi jika aku perhatikan, seperti ada kesamaan di wajah mereka. Apa mereka saudara? Apa cuma mirip? Atau memang dialah orangnya? Ah sepertinya bukan, Caramel seorang kasir, dan dia gadis yang dipanggil Ca itu dari tadi berada di kantor, jadi tidak mungkin dia orangnya.
Raymond POV end
Caramel semakin melotot pada Revan karena dia tidak berhenti tertawa sedari tadi.
"agak usah dipelotot - pelototin matanya, percuma matamu gak bisa belok", seru Revan yang masih terkekeh sambil tangannya mengusap seluruh wajah Caramel dengan menggunakan seluruh telapak tangannya hingga wajahnya tertutup telapak tangan Revan secara sempurna.
Memang Caramel seperti turunan orang Chinese, dengan mata indah yang tidak begitu sipit dan kulitnya yang putih mirip sekali seperti orang Chinese. Wajahnya yang begitu ayu dan manis jika tersenyum menjadikan banyak laki - laki menaruh hati padanya. Padahal Caramel turunan Indonesia asli, kedua orang tuanya asli orang Jawa. Entah bagaimana penampilan Caramel seolah - oleh menunjukkan bahwa dia adalah turunan orang Chinese. Orang yang baru kenal padanya dan tidak tahu asal - usulnya pasti mengiranya seperti itu.
"Aaah.... hiks... hiks... pipiku sudah ternoda, gak perawan lagi, masa' iya tadi aku di cipika cipiki sama Oak Dani diem aja, kalau bukan relasi bisnis, udah aku hajar itu orang", Tiba - tiba Caramel histeris mengingat kejadian tadi.
Revan tertawa lebar, "Emang kamu berani? Kamu bisa mukul dia? Kamu kan kecil."
Caramel menatap tajam Revan, " Ish kecil - kecil
gini udah bisa bikin anak kecil tau gak?"
Sontak saja Revan tertawa terbahak - bahak, sedangkan Raymond menahan tawanya, dia sungguh terhibur dengan gadis polos dan lugu ini.
"Terus mau kamu apain itu orang?" tanya Revan yang masih tertawa.
"Harusnya aku tendang aja juniornya, biar dia gak bisa bereproduksi lagi", kini Caramel tertawa dengan perkataannya sendiri.
Raymond POV
Aku begitu terhibur disini. Aku dibuat tertawa oleh gadis ini dengan celotehannya. Pilihan tepat aku masuk kantor ini ketika gadis ini berada disini. Dia begitu lucu, menarik dan sikap lugu dan polosnya ini loh yang bikin aku tertarik mendengar obrolannya. Apalagi dia benar - benar menjaga dirinya dari laki - laki. Aku bertambah salut padanya. Eits tunggu, aku salut dengannya? Aku tertarik? Apa aku jatuh cinta dengannya?
Lamunan Raymond terhenti ketika seseorang membuka pintu kantor.
Raymond POV end
Tiba - tiba pintu kantor terbuka, nampak Pak Anto masuk ke dalam kantor. Tiba - tiba mood Caramel kembali memburuk. Senyumnya tiba - tiba pudar, bibirnya kembali mengerucut. Dia diam saja dan malas menanggapi sosok yang menyebalkan menurutnya. Caramel kembali fokus pada layar komputer dan mengerjakan laporannya yang sempat tertunda tadi. Semua itu tidak luput dari penglihatan Raymond. Chef ini memperhatikan tiap gerak - gerik Caramel, karena dia sudah mulai tertarik dengannya.
Tiba - tiba saja Pak Anton sudah ada di dekat Caramel dan Revan, "Eh Caramel, gimana tadi? Enak kan bisa jalan - jalan di luar pas jam kerja?" canda Pak Anto, namun ditelinga Caramel menjadi bahan ejekan baginya.
"Enak gundulmu a", jawab Caramel yang kemudian berdiri hendak beranjak dari duduknya.
Tangan Revan memegang lengan Caramel mencoba menghentikannya dan berharap Caramel segera duduk kembali. "Eh mau kemana?"
"Mau keluar. Males disini", Caramel menghempaskan tangan Revan dan berjalan keluar. Namun baru selangkah dia berjalan, suara Pak Anto menghentikan langkah kakinya.
"Halah mau bilang seneng aja gengsi. Lagian salah sendiri keluar gak mau ijin Revan, dimarahin kan jadinya", Pak Anto sepertinya menabuh genderang perang dengan Caramel.
Langkah kaki Caramel terhenti, Jari tangan Caramel terkepal, dia marah. Ingin rasanya dia balas semua ucapan Pak Anto yang menyudutkannya, namun pada saat di menoleh ke belakang, dia melihat bukan hanya mereka yang berada di sana, ada Chef yang tadi bertemu dengannya. Dia tidak mau di cap sebagai anak yang tidak hormat dengan orang yang lebih tua dengannya. Dia tidak mau membuat orang tuanya malu dan disalahkan atas perilakunya. Dihempaskan nafas panjangnya untuk mengeluarkan segala amarahnya, kemudian dia mengambil nafas dan mengeluarkannya, setelah itu dia kembali berjalan keluar kantor. Dia lebih memilih untuk tidak menanggapi ucapan dari Pak Anto yang selalu membuatnya sakit hati.
Raymond POV
Ku perhatikan lelaki yang baru masuk kantor itu, dan dia memanggil nama gadis itu.
Binggo...
Ternyata dia memang Caramel, gadis kebayaku yang semalam mencuri perhatian dan pikiranku. Dan tidak salah lagi kenapa aku sedari tadi tertarik dengan gadis yang ada di dalam kantor ini, gadis yang mampu membuatku tertawa dan mewarnai hariku saat ini, ternyata dia memang Caramel, gadis pujaanku.
Tapi tunggu, kenapa lelaki yang baru masuk ini selalu menyudutkannya dan seolah menghinanya? Ah ternyata dia Pak Anto yang membuat mood gadisku ambyar di pagi hari tadi, lelaki yang dengan seenaknya menyuruh - nyuruh gadisku untuk melakukan tugasnya sehingga dia merasa pipinya ternodai oleh seorang laki - laki genit yang sudah berumur.
Sialan memang Pak Anto ini, sesudah Caramel pergi dia malah membela dirinya dengan berbagai alasan dan menyudutkan serta menjelek - jelekkan Caramel, gadis yang namanya kini terukir indah di hatinya. Penilaianku terhadap Pak Anto jelek, aku memberi nilai negatif padanya. Terserah orang mau bilang karena aku membela Caramel, tapi sebenarnya memang Pak Anto tidak layak menduduki jabatannya sekarang ini. Harusnya dia menjadi karyawan biasa yang biasanya kerjaannya disuruh - suruh, biar tau rasanya dia disuruh - suruh, apalagi dengan tidak terhormat.
Raymond POV end
Raymond Xavier adalah anak dari pemilik tempat dimana Caramel bekerja. Dia satu - satunya penerus dari keluarga Xavier. Tidak ada yang tahu bahwa dia adalah CEO saat ini di tempat itu. Dia diberi kesempatan untuk memegang tempat tersebut karena dia baru pulang dari luar negeri. Raymond merupakan lulusan 'Le Cordon Bleu' yang berada di Paris. Dia menjadi salah satu yang terbaik diantara beberapa yang terbaik di angkatannya. Dan setelah kelulusannya dia direkomendasikan bekerja di sebuah restauran ternama di Paris selama satu tahun. Dunia pergaulan di sana sangat bebas, namun tak pernah dia berpikir untuk mau melakukan *** bebas sebelum menikah. Karena sebelum dia berangkat ke Paris, dia sudah berjanji pada kedua orang tuanya untuk tidak melakukan hal - hal yang dilarang. Bukan berarti dia tinggal jauh dari orang tuanya lantas dia bisa bebas di sana, justru dia selalu dipantau. Orang tuanya menugaskan seseorang untuk memata - matai dia di sana dan Raymond pun tahu hal itu. Oleh sebab itu dia tidak mau macam - macam, atau sangsinya dia bakalan dikeluarkan dari kartu keluarga Xavier dan tidak mendapatkan apapun. Jika hal itu terjadi, dunia Raymond pasti akan hancur. Bagaimana tidak, dia biasanya yang bergelimang harta dalam sekejap dia tidak punya apa - apa, dia tidak bisa meskipun hanya membayangkannya saja. Bisa saja dia bekerja di tempat lain atau membuka usahanya sendiri, namun sudah bisa dipastikan jika dibelahan dunia manapun Daddy nya pasti akan dengan mudah menghancurkan segalanya, pekerjaannya, usahanya, bahkan reputasinya. Memang benar Raymond sekarang ini sudah mempunyai usaha sendiri yang dia rintis selama berada di Paris, namun bisa dipastikan dengan mudahnya usaha itu hancur jika Raymond tidak lagi menjadi anak dari Daddy nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hadehhh.. Ray.. laper mata banget sih....
kemaren lihat cewek pake kebaya.
langsung terpesona N jatuh hati, ini lihat Caramel yg manis dan kocak juga langsung terpesona...🤦♀🤦♀.
2023-10-01
0
Lili
menuju seru nih kayaknya
2022-04-29
1